NovelToon NovelToon
Istriku Canduku 2

Istriku Canduku 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / badboy / cintamanis
Popularitas:43M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Seorang gadis mandiri yang bernama Permatasari Anindya atau biasa dipanggil Sari, selalu gagal dalam menjalin hubungan.

Namun saat, ia mantap dengan pilihannya, tiba-tiba malapetaka itu terjadi, persis di tengah keraguan pada kekasih pilihannya yang tertangkap basah tengah bersama wanita lain.

Malapetaka yang membawanya pada seorang pria brengsek, yang telah mengikatnya diam-diam. Pria brengsek yang mulai candu akan tubuh Sari.

Siapakah pria brengsek itu? Siapakah pria yang Sari pilih? dan apakah ia akan bahagia?

Simak lagi ya guys
"Istriku Canduku 2"
Part David Sari

sebelumnya "Istriku Canduku" Part Mario Inka.

Novel ini novel dewasa, mengandung unsur 21+
Mohon untuk bijak membacanya 🙏

Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya sahabat

“Sar, lagi ngapain lo?” Mila berdiri di pintu kamar Sari.

Seperti biasa, sepulang kerja, setelah bersih-bersih dan sholat isya, Sari langsung menaiki kasurnya sambil tengkurap memainkan ponsel.

“Ngga, ngapa-ngapain,”

“Tadi, lo pulang sama Rama?”

Sari menggeleng. “Ngga, katany dia ada urusan. Dia juga mau ke luar kota selama seminggu.”

“Lo percaya, dia pergi seminggu karena urursan pekerjaan?” Tanya Mila, yang sudah berada di kamar Sari.

Mereka duduk di bawah tempat tidur, sambil bersender pada kaki tempat tidur itu.

Sari menghelakan nafasnya kasar. “Mau gimana lagi, kalau gue cemburu, berarti membatasi dia untuk bergerak. Toh, dia juga ngebebasin gue buat kerja, Mil.”

“Iya sih.” Mila menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung untuk memulai menceritakan apa yang ia lihat dua hari yang lalu.

“Eh, lo jangan marah dulu ya, Sar! Gue mau nunjukin sesuatu.” Mila mengambil ponselnya dari dalam saku.

“Lo kenal cewek ini? Sorry ya Sar, gue foto tunangan lo lagi jalan berdua sama dia di hotel tempat gue kerja.”

Sari meraih ponsel yang sedang Mila pegang. Ia memegang ponsel itu untuk melihatnya dengan jarak dekat. Mengamati sosok itu dengan seksama.

“Oh, ini memang sahabatnya, Mil.” Jawab Sari, lalu menyerahkan kembali ponsel milik Mila.

“Lo ngga curiga, Sar?” Tanya Mila bingung dengan sikap santai Sari.

Sari menggeleng. “Gue kenal kok sama tuh cewek. Namanya Anita. Kami sering makan bareng.”

“Lo ngga marah?”

“Marah gimana? Kan emang dia temennya Rama, Mil. Masa iya gue harus ngga bolehin mereka berteman. Gue posesive banget ngga sih kalau kaya gitu.” Ucap Sari.

“Dulu gue pernah kaya gitu, Mil. Yang ada semua cowok mutusin gue karena gue yang terlalu posesive. Itu bikin ngga nyaman, Mil.” Sari menjelaskan lagi.

“Tapi, sekarang ini lo terlalu ngasih kepercayaan berlebihan, Sar. Emang sih kita ngga boleh ngekang pasangan, tapi juga jangan terlalu di lepas.” Sanggah Mila.

Walaupun hingga saat ini, Mila pun belum memiliki pacar atau tunangan. Tapi pengalaman Mila lebih banyak, karena dia selalu menjadi tempat sampah teman-temannya yang sering berkeluh kesah dengan pasangan mereka.

“Terus gue harus gimana?”

“Lo harus mau dateng ke hotel gue, kalau cewek itu check in lagi. Mudah-mudahan dugaan gue salah, atau malah sebaliknya, siapa tau malah dugaan gue bener.”

Sari mengangguk.

Pasalnya, memang Rama selalu cerita, kalau Anita sedang kesal atau ribut dengan orang tuanya, ia akan menginap di hotel dan Rama selalu menjadi orang yang akan menenangkannya. Parahnya, Sari percaya, karena ia pun pernah seperti ini, ketika teman dekat pria yang bekerja di butik Inka juga sedang ingin berkeluh kesah, ia akan menemaninya, tentu dengan izin dari Rama.

“Gue juga pernah seperti itu, Mil. Gue pernah nemenin si Bimo waktu dia berantem sama bapaknya.”

“Ya, kalau lo kan emang tulus bertemen sama Bimo.” Jawab Mila.

“Emang menurut lo, Rama sama Anita ngga beneran tulus berteman?”

“Ah, gue ngga tau deh, gue juga takut salah sih. Tapi gue juga ngga tega kalau lo di sakitin.” Ucap Mila, yang kemudian bangkit untuk kembali ke kamarnya.

“Banyak berdoa ajalah lo, Sar. Minta jodoh yang bener.” Ucap Mila lagi, sebelum ia mennutup pintu kamar Sari.

“Lu juga, berdoa yang bener, biar cepet dapat jodoh.”

“Belagu lu.” Cibir Mila.

Sari pun tertawa.

****

Satu minggu, dua minggu terlewatkan, dan selama itu pula sari tak bertemu Rama. Ia begitu sibuk, bahkan untuk berkomuikasi pun, selalu Sari yang memulai untuk menelepon atau memvideo call nya. Terakhir mereka bertemu, setelah nonton bioskop dengan berakhir Rama yang marah karena melihat Sari yang masih tak mau ia sentuh.

“Kamu sudah sampai Jakarta?” Tanya Sari melalui telepon.

“Sudah, tapi aku masih sibuk dan belum bisa menjemputmu. Nanti aku kabari kalau ingin menjemputmu.”

“Oh, begitu. Baiklah.” Jawab Sari.

Tut.. Tut.. Tut..

Setelah itu, nada sambung itu pun langsung terputus.

“Hey, Apa ada, Sar?” Tanya Bianca, salah satu teman Sari di butik milik Inka.

“Makan siang yuk!” Bianca menepuk pundak Sari untuk ikut dengannya.

Sari mengangguk.

“Yuk!” Inka pun sudah siap.

“Asyik, Miss Inka ikut juga, di traktir nih.” Ledek Sari.

“Dasar lo, maunya yang gretongan mele.” Celetuk Bianca.

“Iya. Iya, tenang. Aku traktir.” Jawab Inka tersenyum, sambil menggandeng lengan Sari.

“Asyik dah, kalau makan siang sama bos.” Sari pun melangkah keluar butik itu.

Bianca menyetir di temani Inka yang duduk di samping, sementara Sari duduk di bangku belakang.

“Oh iya, bagaimana persiapan pernikahanmu, Sar?” Tanya Inka yang masih berada di dalam mobil milik Bianca.

“So far, so good. Miss.”

“Kelamaan lo, nanti keduluan gue nih.” Ledek Bianca, yang memang sudah di lamar Dhani, asisten suami Inka.

“Kalau ngga ada halangan sih, dua bulan lagi. Tapi belum tau deh.” Jawab Sari ambigu. Perkataan Mila tempo hari masih terngiang dalam pikirannya.

“Lah, kok gitu. Lo masih ngga yakin sama tunangan lo?” Tanya Bianca bingung di sertai anggukan dari Inka.

“Bukannya begitu sih, tapi ngga tau deh, bingung jelasinnya.” Jawab Sari yang masih ambigu.

Setelah selesai makan siang. Inka megajak untuk membeli perlengkapan bayi yang akan ia hadiahkan ke seorang karyawannya yang baru saja melahirkan.

“Setelah ini, kita mampir dulu ke ruamah sakit XY ya, Bi. Kita jenguk Ameera yang baru lahiran dulu.” Kata Inka.

“Okay.” Jawab bianca dengan menampilkan ibu jarinya.

Bip.

Bianca memarkirkan mobilnay, setelah sampai di gedung rumah sakit XY. Inka, Bianca, dan Sari melaju ke lantai 4 sebagai ruang perawatan ibu kelas satu.

Sebelum sampai ke kamar ruang inap Ameera. Sari melihat sosok yang sudah dua minggu tak di temuinya. Sosok pria yang sudah menajdi tunangannya sekarang.

Ya, Rama baru saja masuk ke ruang rawat inap yang ia lihat, bersama dengan Anita. Ruang inap yang Rama masuki memang cukup jauh dari ruang perawatan Ameera.

Sari mulai gelisah, walau ia saat ini tengah berada bersama teman-temannya di ruang perawatan Ameera.

“Miss, aku permisi mau keluar dulu, sepertinya tadi aku liat Rama.” Ucap Sari, ia penasaran ingin memastikan apa yang sedang ia lihat tadi.

Sari menuju ruang yang ia lihat Rama masuk di sana. Tepat saat sari akan memegang gagang pintu itu, tiba-tiba pintu itu terbuka.

“Sari?” Anita terkejut karena melihat Sari di hadapannya.

“Kak Anita? Sama mas Rama?” Sari seperti gadis bodoh. Ia tak tahu bahwa tunangannya sudah berada di kota ini. Bahkan dengan perempuan lain. Walau dalam keluarga Rama, Anita bukanlah orang lain.

“Iya, Rama baru sampai Jakarta, terus dia ngajak aku nemuin Kak Sisy yang baru lahiran.”

“Oh.” Sari terpaku. Ia bingung karena Rama tak mengabarkan apapun padanya.

“Sari?” Rama pun keluar dan menemukan Sari tepat di hadapannya.

Sari hendak pergi. Lalu tangan Rama dengan cepat menahan lengan Sari.

“Aku baru mau memberitahumu soal ini. Aku baru mau mengajakmu kesini. Kebetulan kak Sisy yang mengabarkan kelahiran anaknya pada Anita, dan kebetulan aku pun ingin menemui kak Sisy hari ini, lalu Anita pun juga, jadi kami ke sini bersama.” Jelas Rama, agar Sari tak marah.

Sari diam, dan mencoba menggoyangkan lengannya agar terlepas dari cengkraman Rama.

“Sar, please! Jangan kekanak-kanakan. Anita itu bukan orang lain dalam keluargaku. Kami hanya sahabat. Kamu tidak perlu cemburu padanya.” Rama terus meyakinkan Sari.

Namun entah mengapa, kali ini Sari tidak seratus persen mempercayainya lagi. Entah itu karena omongan Mila atau memang sudah ada keraguan dalam dirinya pada Rama, karena setelah percakapannya pada Mila, ia terus berdoa untuk memohon di berikan yang terbaik.

1
Khairul Azam
aku gak suka model cewek quen entah di nyata atau novel
Khairul Azam
aku gak suka ardi, masih ada dinda aja dia kasih harapan si nina
Khairul Azam
wah ternyata ardi gak konsisten dulu pas kakaknya cerita habis diperkosa marah tp setelah ketemu sama david malah biasa aja malah senang lagi, skrng udah punya dinda tp memperlakukan nina begitu 🙃🙃🙃
Khairul Azam
walah si melihat udah malak si david gak taunya anaknya si rama 😁😁
Khairul Azam
menurutku salah klo sari ngasi tas hadiah dr suami malah dikasih keorang lain apa lg depan suami, gak menghargai , klo mau bls ibu nya rama masih banyak cara lain.

jd lah orang yg bisa menghargai pemberian orang lain, e tah itu ber harga (mahal) atau nggak (murah)
Khairul Azam
sari itu bego apa gimana ze, bener david salah tp sari jg tau rama kek mana
Ridarni
Luar biasa
Emai
eh nntinklo dikiat orang lain gimana coba david. oasang cctv d kamar /Drowsy//Drowsy/
Emai
visa dan paspor mereka dah diurus belum vid????
Emai
kok gak berusaha cari bukti ya.. kan ad cctv mgkn
Emai
oramg tuane sari dan aedi bakal diboyong ke Singapura
Emai
favid malah kebeneran dideportasi kan bs ketemu sari di Singapura
Emai
katanya sahabat mario istri inka kok mau ngancurin istei sahabat nya sendiri?? lagian tatapan si david bukan cinta pak teguh, tapi ingin memiliki tibuh si sari lagi
Kichan Tae95
msh mending David sejak sama sari ga prnh nakal ke cewe lain lah rama?msh aja sama anita
Atma Inatun Nikhma
Luar biasa
Siti Sopiah
Nina kan dah SMA tak kan tak tahu bahasa inggris sedikitpun.
Siti Sopiah
baru sekarang q merasa lega bila Thor menyebut soal sholat.
Siti Sopiah
haduh. kau MMG cari naas lah Sari bodoh tau
Siti Sopiah
sari sari .gak tahu apa hari dh pagi.memang tak pernah sholat subuh ya.atau tak pernah sholat sama sekali?
Siti Sopiah
kebanyakan mimpi kamu Ram.memang dah siap mati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!