seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. ingin jalan-jalan
Anara melihat ke arah meja lapuk di mana terdapat nasi yang sudah didinginkan itu dan juga bahan-bahan masak lainnya yang sudah Julia siapkan.
" Tidak apa-apa sayang. Lagi pula mengajarkan Adik sama Kakak cuma sebentar. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Setelah itu, baru ibu akan melanjutkan pekerjaan ibu. Kalau begitu ayo, lebih cepat lebih baik, dan sebelum matahari meninggi." Ujar anara lagi.
Akhirnya anara, Nakula dan Sadewa kembali ke kamar mandi. Sesampainya mereka di tempat pemandian, anara mulai memencet ujung dari botol sabun itu, kemudian keluarlah sabun cair itu dari dalam sana.
Nakula dan Sadewa yang melihat hal itu tentu saja terkejut. Lagi-lagi ini adalah hal yang pertama kali mereka lihat dan saksikan. Hanya tinggal pencet bisa mengeluarkan benda cair itu dari dalam botol. pikir mereka.
Kemudian anara langsung mengusapkan sabun itu ke seluruh tubuh anak-anaknya, tak lupa dirinya juga memakaikan shampo untuk keduanya. Setelah itu, ia mengajarkan cara menggosok gigi yang baik.
"Nah, semuanya sudah ibu ajarkan, tinggal Adik sama Kakak membilas aja lagi ya. Nanti besok-besok, kalau mau mandi pakai ini, Abang sama Adik sudah tahu urutannya oke. Sekarang ibu harus kembali melanjutkan pekerjaan ibu di dapur. Ingat mandinya Jangan lama-lama nanti kedinginan. Setelah mandi, gunakan pakaian yang Ibu belikan untuk kalian. Pemasangannya sama seperti pakaian yang kalian kenakan tadi. Dah, sekarang ibu keluar dulu ya..." Ujar anara kepada kedua anaknya.
Anara pun langsung meninggalkan kedua anaknya yang masih berada di kamar mandi. Mereka cukup senang dengan aroma yang diciptakan oleh benda cair itu. Sementara anara kini telah kembali ke dapur melanjutkan pekerjaannya.
***
Akhirnya dengan waktu yang singkat, anara menyelesaikan pekerjaannya dan kedua anak-anak itu juga telah selesai mengenakan pakaian baru mereka. Mereka berdua terlihat berseri-seri karena mendapatkan pakaian baru. Mereka berdua berjalan ke arah sang ibu untuk menunjukkannya.
"Ibu, lihatlah pakaian ini, sangat mewah dan sangat indah. Sadewa sangat suka mengenakannya.." ujar Sadewa kepada ibunya sambil berputar-putar untuk memperlihatkan pakaian yang ia kenakan. Sadewa juga tak mau kalah, Ia juga memperlihatkan pakaian itu kepada sang ibu.
(begitu tampilan gaya pakaian kedua anak kembar anara.)
"Ibu, Nakula juga sangat menyukai pakaian ini. Ini sangat nyaman dan mudah digunakan. Besok-besok Kalau Ibu mau membeli pakaian ibu beli pakaian yang seperti ini saja. Sederhana dan tidak terlalu menyusahkan." Ujar Nakula kepada ibunya. apalagi, kadang cuaca di tempat itu akan berubah menjadi sangat dingin.
Anara yang melihat tingkah laku kedua anaknya itu langsung tersenyum. Ia cukup senang, akhirnya kesan Ibu kejam yang pernah melekat dalam dirinya perlahan mulai memudar. Terbukti bahwa anak-anaknya tak lagi merasa takut kepadanya dan bahkan tanpa enggan mereka memperlihatkan dengan senang kebahagiaan mereka.
"Baguslah kalau Adik sama Kakak suka.. nanti besok-besok Ibu akan menjahit dan memesankan baju yang seperti ini lagi. Tapi sekarang, waktunya kita untuk sarapan pagi." Ujar anara kepada kedua anaknya.
"baik Bu."
Anara pun langsung mengajak kedua anaknya ke tempat yang biasa mereka gunakan untuk makan, sementara dirinya akan membawa tiga mangkuk sarapan untuk mereka itu. Setelah itu, mereka sarapan dengan nikmat, Bahkan tak henti-hentinya Nakula dan Sadewa mengoceh membicarakan rasa dari makanan itu.
"Ibu, makanan ini sangat enak dan lezat. Ibu memang hebat.." ujar Nakula sambil memperlihatkan dua jari jempolnya ke arah sang ibu.
Sementara Sadewa memutuskan untuk tidak lagi mengeluarkan kata-katanya, Ia malah fokus makan dan menghabiskan nasi goreng itu. Anara yang melihat anak bungsunya seperti itu langsung bersuara.
"Hati-hati makannya dek, pelan-pelan saja tidak akan ada yang meminta makanan Adik.. kalau Adik masih mau, ini masih ada lagi.." ujar anara pada anak bungsunya itu. Sadewa yang mendengar penuturan sang Ibu langsung tersenyum malu.
"Hehehe iya Bu maaf.. habisnya makanan yang ibu masak akhir-akhir ini sangat enak dan cocok di lidah Sadewa.." ujar Sadewa kepada ibunya. Anara pun tersenyum menanggapi penuturan sang anak. Akhirnya mereka melanjutkan sarapan pagi dengan diam dan menikmatinya.
Setelah merasa menikmati sarapan mereka, anara pun langsung bergegas membersihkan tempat tersebut. Dan dibantu dengan anak-anaknya.
"Ibu, kita bantu ya.." ujar Nakula dan Sadewa. Anara pun tersenyum dan tidak menolak permintaan kedua anaknya itu.
"Baiklah... Terimakasih atas bantuannya tuan muda." Ujar anara. Nakula dan Sadewa pun mengangguk dan tersenyum.
"Sama-sama ibu cantik... Oh ya Bu, setelah ini, ibu mau kemana lagi. Nakula dan Sadewa ikut ya Bu. Nakula dan Sadewa sudah bosan di rumah terus. Memang nya, ibu ngak kasihan sama kami.." ujar Nakula kepada ibunya. Anara pun langsung menghentikan aktivitasnya sejenak, dan memikirkan apa yang dikatakan oleh sang anak.
"Memangnya, kakak dan adek mau kemana..??" Tanya anara kepada kedua anaknya. Nakula yang mendengar penuturan sang ibu langsung bersorak. Tandanya, kalau sang ibu sudah berkata seperti itu, berarti ibu mereka akan mengajak mereka jalan-jalan.
"Kemana aja Bu. Yang penting jalan dan keluar rumah." Ujar Nakula lagi. Ia tidak berani mengatakan untuk pergi jalan-jalan ke pasar, walaupun ia sangat ingin. karena Nakula tau, kalau sang ibu pasti tidak punya uang untuk mengajak mereka kesana. Anara pun langsung berpikir sejenak.
"Baiklah, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke pasar terdekat saja. Ibu dengar, disana banyak jajanan enak. Gimana..?? Kakak sama adek setuju..??" Tanya anara balik kepada keduanya. Mendengar penuturan sang ibu, kedua anak itupun saling pandang. Mereka bukannya tidak mau, tapi itulah yang mereka pikirkan.
"Ibu, apa tidak sebaiknya kita jalan-jalan ke tempat lain saja. Kalau kita kepasar, nanti kita-" ucapan Nakula mengambang. Ia tidak berani meneruskan ucapannya. Anara pun langsung mengerti ketika melihat sikap dan gerak-gerik kedua anaknya.
"Hehehe.. adek dan kakak tidak perlu khawatir. Ibu punya uang kok. Dan nanti, ibu juga berencana untuk menemui orang yang paham dengan rancangan baju. Nanti, kakak sama adek bantu temani ibu pergi ya.." ujar anara Kepada kedua anaknya. Mendengar penuturan anara, akhirnya kedua anaknya itu pun setuju.
"Tapi, sebelum itu, ibu harus mandi terlebih dahulu. Biar nanti badan ibu segar. Kakak dan adek boleh main dulu ya.." ujar anara lagi. Kedua anak itu pun langsung menganggukkan kepalanya.
"Baik Bu. Kalau begitu, kami akan tunggu ibu selesai mandi." Ujar Nakula dan Sadewa secara bersamaan.
Setelah itu, kedua anak itupun langsung beranjak dari sana dan pergi untuk main di sudut ruangan yang lain sambil menunggu ibu mereka selesai mandi. Sementara itu, anara langsung bergegas membersihkan tempat itu dan langsung masuk ke tempat pemandian. Walaupun sebenarnya, anara Masuk kedalam ruang dimensi nya. Karena ia harus memastikan sesuatu.