NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:254.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana untuk berubah

Makan malam menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh Anjani. Wanita itu makan dengan semangat, meminum obatnya dengan cepat, tanpa perlu bantuan pisang agar ia bisa menelan obat yang sering kali sulit masuk ke tenggorokannya.

Ia juga membuatkan kopi kesukaan Kelvin yang ia pelajari takarannya dari pelayan di rumah. Menempatkannya di atas meja ruang keluarga dan duduk dengan tenang menunggu Kelvin yang sedang mencuci tangan.

“Wah, udah ada kopi aja,” ucap Kelvin sambil mencium wangi arabica yang membuat pikirannya segar.

“Kamu akan bekerja keras malam ini, jadi aku harus ngasih kontribusi walaupun hanya sedikit,” timpal Anjani dengan semangat.

Laki-laki itu hanya tersenyum, walau tangan wanita itu belum sembuh benar, tetapi usahanya benar-benar maksimal. Tentu Kelvin tahu apa yang Anjani maksudkan. Ia segera mengambil tablet yang ada di atas meja, lantas menghampiri Anjani dan duduk bersebelahan.

“Okey, kita akan memulai pekerjaan kita.” Kelvin menyalakan layar tabletnya dan Anjani terlihat semakin bersemangat. “Aku udah nyiapin sebuah surat informed consent tentang rencana tindakan yang akan kita lakukan. Kamu baca dulu dan kalau setuju, silakan tanda tangani.” Kelvin memberikan tablet itu pada Anjani.

Anjani penasaran dengan isi surat pernyataan itu dan segera membacanya. Isinya kurang lebih tentang persetujuan prosedur tindakan yang akan dijalani oleh Anjani. “Aku setuju!” Wanita itu langsung membubuhkan tanda tangan.

“Kamu yakin? Cepet banget bacanya.” Kelvin setengah tidak percaya pada ucapan Anjani.

“Yakin lah. Kan aku juga yang minta supaya kamu operasi muka aku. Harusnya yang terpenting itu adalah berapa biaya yang harus aku siapin dan apa konsekuensinya kalau aku gak bayar,” timpal Anjani dengan lugas.

“Gak ada perjanjian semacam itu, bayaranku adalah kepercayaan yang kamu berikan.” Kelvin berujar dengan sungguh, membuat Anjani tersenyum bangga pada laki-laki itu.

“Itulah yang membuat aku percaya kalau tangan kamu itu membawa pertolongan, bukan untuk mencelakai orang lain. Okey, lanjut!” semangat wanita ini memang menggebu-gebu membuat Kelvin merasa semakin tertantang.

“Okey, sebelumnya aku mau tau dulu wajah kamu dulu seperti apa. Kamu punya fotonya?” Kelvin penasaran.

“Ada, di akun medsos aku. Cari aja Utsukushii Anjani,” Wanita menyebutkan nama akun media sosialnya dengan jelas.

“Kamu penyuka film jepang?” Kelvin penasaran dengan awalan nama pada akun medsos Anjani yang berarti cantik.

“Aku dulu pecinta detective conan, sebelum masalah hidupku lebih rumit dari kasus yang harus dipecahkan oleh Shinichi kudo,” sahut wanita itu dengan sejujurnya.

“Hahahaha…. “ Kelvin tertawa lebar mendengar ujaran Anjani. Ada saja kalimat absurb yang diucapkan wanita ini.

“Lalu apa sekarang kamu udah berubah haluan?” sambil mencari akun medsos itu, Kelvin terus bertanya.

“Ya, aku sekarang suka drakor. Aku memilih genre cerita yang pemeran utamanya itu wanita kuat, cantik, digilai banyak pria dan menemukan pasangan yang sempurna. Itu lebih menarik untuk aku yang kenyataan hidupnya jauh dari kesan bahagia.” Kali ini jawaban Anjani terdengar serius.

“Kok nggak ketawa Vin? Menurutku itu lucu loh.” Anjani protes karena Kelvin hanya diam. Padahal ia suka mendengar suara tawa Kelvin yang renyah.

“Aku tidak suka menertawakan masalah orang lain. Kalau tidak bisa membantunya, maka aku memilih diam.” Laki-laki itu berujar dengan serius.

Laki-laki itu menoleh Anjani dan wanita itu hanya mengangguk. “Kamu orang baik, Vin,” puji Anjani dengan setulus hati.

Kelvin hanya tersenyum kecil, bukan pada pujian Anjani tapi pada wajah manis yang baru saja ia temukan. Wajah Anjani di masa muda. Bentuk wajahnya oval, alisnya sangat tebal, hidungnya memang standar asia, tidak terlalu tinggi, tetapi senyumnya sangat manis.

“Itu foto aku waktu SMA. Sebelum aku tau kalau realitas hidup itu sangat kejam. Yang aku pikirkan hanya bagaimana caranya agar mendapat uang jajan lebih dan mempertahankan nilai supaya bisa terus dapat beasiswa. Lalu yang ini,” Anjani menggeser layar tablet Kelvin yang menunjukkan wajahnya setelah ia mengalami keguguran. “Ini wajah penuh duka karena calon bayiku meninggal.” Di foto itu tubuh Anjani memang sudah tambun, sama dengan ukuran tubuhnya saat pertama kali Kelvin temukan.

“Okey, referensi yang bagus. Kita akan coba seperti apa wajah yang cocok untuk Anjani yang baru.” Kelvin tidak lagi membahas kesedihan Anjani, ia tidak mau wanita ini mengingat kembali lukanya.

“Pertama-tama seperti apa?” Anjani segera menghadap Kelvin dan menunjukkan wajahnya yang dipenuhi luka.

“Kita buka dulu verbannya.” Kelvin mulai melepas satu per satu sisa perban yang masih menutup luka Anjani. Sesekali wanita itu meringis saat sisa kasa masih menempel di lukanya yang mulai mengering.

"Boleh di tiup-tiup gak sih Vin, agak perih soalnya." Anjani mengipas-ngipasi wajahnya, tetapi tidak terasa.

"Gak boleh di tiup, dari mulut itu ada bakterinya, kalau kumannya ikut terbang dan nempel di muka kamu, nanti muka kamu bisa infeksi." Penjelasan seorang dokter memang berbeda.

"Heemm, okeey, aku tahan aja deh." Anjani memejamkan matanya sambil berpegangan pada sisi sofa. Sesekali ia meringis saat sisa kasa yang menempel di lukanya tercabut dan sedikit perih. Kelvin melepas satu per satu perban dengan hati-hati dan setelah beberapa saat plesterpun terlepas seluruhnya.

"Okey, selesai." Entah untuk alasan apa yang jelas Kelvin pun menahan napas cukup lama. Mereka sama-sama menghembuskan napasnya lega setelah semua perban terlepas. Kelvin memandangi wajah Anjani yang rusak dan dipenuhi luka, lantas tersenyum kecil.

"Apa aku boleh liat wajahku, Vin?" tanya Anjani. Ia penasaran karena Kelvin tidak bergidik ngeri melihat wajahnya. Apa wajahnya tidak seburuk itu?

"Boleh," Kelvin mengeluarkan ponselnya dan menyalakan kamera.

Anjani menggunakan ponsel itu untuk melihat wajahnya. Wanita itu sempat tercenung beberapa saat, tetapi kemudian tersenyum kelu. "Kamu gak takut Vin, liat muka aku yang hancur gini?" Mata Anjani sampai berkaca-kaca melihat wajahnya yang sangat rusak. Ia saja takut dan tidak berani melihatnya. Tidak terlalu yakin kalau luka-luka ini akan menghilang dari wajahnya. Tidak ada kulit sehat yang tersisa sedikitpun.

"Aku lebih takut pada orang yang berwajah mulus, tapi hatinya busuk," jawab Kelvin spontan.

"Apa kamu sedang menghiburku?" Tangis Anjani tiba-tiba berhenti dan berubah jadi tawa hambar. Kelvin memberikan selembar tisue pada Anjani.

"Aku gak menghibur siapa pun, yang aku katakan itu kenyataan. Zaman sekarang, kita tidak bisa menilai seseorang dari tampilan fisik, lebih dari itu, hati dan pikirannya yang lebih penting," tegas Kelvin.

Anjani tidak menimpali, ia malah menangis lagi mendengar ucapan Kelvin. Entah itu penghiburan atau bukan, yang jelas ia merasa sangat tersentuh. Merasakan air matanya yang berlinang, Anjani segera mengusap air matanya, "Awh," ia mengaduh karena sapuan tisue mengenai luka yang blum terlalu kering.

"Hati-hati, biar aku bantu," Kelvin mengambil tisue baru dan mengelap air mata Anjani dengan hati-hati. Mereka bertatapan beberapa saat dan saling melempar senyum.

"Terima kasih," ucap gadis itu.

"Kembali kasih. Jangan bersedih lagi, ayo kita mulai pekerjaan kita," timpal laki-laki itu seraya mengusap bahu Anjani, upaya untuk menyemangati wanita itu.

"Okey, ayo kita mulai bekerja." Anjani menimpali dengan semangat sambil mengepalkan tangan.

Malam itu, Kelvin memulai pekerjaannya untuk rekontruksi ulang wajah Anjani. Ia menggambar sketsa wajah Anjani dan mulai mengukur beberapa area di wajah Anjani. Semua mereka kerjakan hingga sampai jam sembilan malam.

"Untuk sekarang sudah cukup, kita lanjutkan besok. Kamu memerlukan istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisimu," pinta Kelvin yang masih sibuk dengan gambarnya.

"Kamu sendiri gak istirahat?" Anjani masih memperhatikan Kelvin yang sedang melanjutkan sketsanya.

"Aku akan menyelesaikan ini dulu. Kamu bisa duluan."

"Okey, selamat malam Vin. Jangan tidur terlalu larut." Anjani beranjak dari tempatnya dan melambaikan tangan sebelum menghilang di balik pintu kamarnya. Kelvin membalasnya dengan senyuman dan membiarkan Anjani masuk lebih dulu ke kamarnya.

Di balik pintu kamarnya, Anjani menyandarkan tubuhnya. Entah mengapa bayangan wajah Kelvin begitu jelas di pelupuk matanya. "Dia laki-laki yang baik," gumam Anjani, seraya tersenyum kecil.

Sementara di luar sana, Kelvin pun bergumam lirih. "Dia wanita yang manis dan pekerja keras." Di tangannya ia masih memandangi satu per satu foto Anjani di laman media sosialnya. Foto Anjani sejak SMA dan baru mengenal media sosial. Gayanya pun sedikit alay dan unik. Ada beberapa foto saat gadis itu sedang berada di ladang membantu ibunya, hingga foto terakhirnya adalah foto saat ia menikah dengan Andrew. Setelah itu, tidak ada lagi foto yang ia post, selain foto saat ia kehilangan putrinya. Itupun karena ia ditandai dalam foto itu oleh akun bernama Carissa.

"Hah, rupanya ini laki-laki yang membuatmu hancur, Jani," ujar Kelvin yang berlanjut pada mengecek berita tentang laki-laki yang menjadi suami Anjani. Ternyata saat ini laki-laki itu sudah menikah dan istrinya sedang hamil besar.

"Apa jadinya kalau kamu tau?" Kelvin bertanya pada foto polos Anjani. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Anjani kemudian. Haruskah ia memberitahunya?

*****

1
Mama Gezkara
ya ampun kak othor .. keren banget eksekusinya... aku gak nyangka kl Anjani bakalan speak up di acara Cheryl... keren kaak
Eka Aditiya
.
Mama Gezkara
Luar biasa
Dewa Rana
apa bayi umur 6 bulan udah bisa panggil mama...?
Dewa Rana
apa suaranya jharna berubah ya sehingga ibunya tidak kenal melalui suara
Dewa Rana
tanda2nya....😀😀
Dewa Rana
Kelvin masih praktek gak, bisa daftar...?/Facepalm//Facepalm/
Dewa Rana
Luar biasa
Dewa Rana
jangan lemah Anjani
Dewa Rana
dasar Andrew buaya
Dewa Rana
dasar Andrew matre
Dewa Rana
mungkin kalau mereka cerai Andrew gak dapat warisan
Dewa Rana
kamu harus kuat, Anjani 💪
Dewa Rana
apa isi martabaknya, racun?
Dewa Rana
obat tidur kali ya
Dewa Rana
waduh, anjani memang baik apa oon sih?
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!