NovelToon NovelToon
Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang adalah hal yang pribadi. Zea yang berumur 18 jatuh cinta pada Saga, seorang tentara yang tampan.
Terlepas dari perbedaan usia di antara keduanya, Zea adalah gadis yang paling berani dalam mengejar cinta, dia berharap usahanya dibalas.
Namun urusan cinta bukanlah bisa diputuskan personal. Saat Zea menyadari dia tidak dapat meluluhkan hati Saga, dia sudah bersiap untuk mengakhiri perasaan yang tak terbalaskan ini, namun Saga baru menyadari dirinya sudah lama jatuh cinta pada Zea.

Apakah sekarang terlambat untuk mengatakan "iya" ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MANUVER CINTA~PART 21

Jika ada tentara sakit mental, maka Sagaralah orangnya. Ia tengah cekikikan tanpa suara sendirian di meja kerjanya sambil menatap layar ponsel padahal yang lain sedang sibuk bekerja.

Bukan sedang melihat majalah play boy atau komik genre komedi, apalagi orang botak disambelin, melainkan membaca balasan pesan Zea.

Zea, apa kabar?

Kembali Sagara mengirimkan pesan pada Zea tanpa mencantumkan namanya.

Di lain tempat, Zea berdecak ketika pesan dari orang asing tak tersave kembali menyambangi ponselnya tanpa ijin.

"Ini siapa sih! Harusnya gue blokir aja nomor-nomor ngga dikenal nih!" ia mendengus kesal.

Ini siapa? Kirim Zea.

Bumi, balas Sagara.

Wajahnya langsung kecut, masih belum ngeuh kalo nama Sagara itu Teuku Bumi Sagara.

"Halah bumi--bumi. Gue Langit! Puas lo!" sengaknya melempar ponsel begitu saja, kesal merasa jika si pengirim hanya orang iseng saja, "pasti nih ya ujung-ujungnya kakak minta pulsa!" dengus Zea, alasan basi!

Kalo gitu gue Langit. Ketik jemari Zea dengan kilat.

Jakun Saga naik turun karena tertawa, "haduh. Katanya pinter!" cibir Saga, untuk kemudian ia mengetik kalimat pamungkasnya.

Syukur kamu baik-baik aja Ze, salam untuk keluarga di rumah.

Salam kenal, Teuku Bumi Sagara.

Sagara menonaktifkan ponsel dan menaruhnya di saku celana dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi, jika terus berpesan dengan Zea, ia tak yakin pekerjaannya akan cepat selesai.

Zea meneguk minuman softdrink dari kaleng yang sempat ia ambil tadi selepas melempar ponsel ke ranjang, matanya jatuh di ponsel yang ia lempar begitu saja tanpa dosa apapun yang dibuatnya, lalu menekan tanda power singkat, sebuah notifikasi kembali tersemat di atas bersama jam digital yang tertera di layar berwallpaperkan foto dirinya.

Penasaran, akhirnya Zea mengklik pesan berikut foto sang pengirim dan menemukan foto dadha bidang berseragam loreng dengan lencana penerbang.

"Eh tunggu deh. Ini siapa ya?" gumamnya dengan alis menyerngit.

"Teuku Bumi...." ejanya.

"**Bang Saga**a!!" ia hampir saja tersedak minuman bersoda yang tengah diteguknya.

*Abang*?

Bang Saga?

*Abang apa kabar*?

"Aaaa, keburu ngga aktif!" Zea kini kesal sendiri, ia bahkan menendang-nendang kaki ranjangnya sendiri saking merutuki kebo dohan diri sendiri.

"Bang Saga hubungin gue!" gemasnya berseru tertahan, giginya bahkan menggigiti bibir bawahnya, namun sejurus kemudian wajahnya berubah shock, "astaga! Tadi gue bilang, gue sales kavling lagi!" ia menggigiti kuku jarinya, "nyesel deh nyeseelll gue aduh!"

"Pokoknya gue harus samperin bang Saga, harus minta maaf!" angguknya cepat.

Jadilah sekarang ia mengendap-ngendap untuk kabur dari rumah tanpa sepengetahuan mama Rieke apalagi Bripka Maysa. Pikirnya, mumpung masih siang, tidak apa-apa, toh orang-orang masih banyak yang keluyuran di luar, kalaupun ada orang yang berniat jahat Zea masih bisa teriak minta tolong.

Ia hanya berniat keluar sebentar menemui Sagara di markas militer tempat Sagara berada. Bukan hal sulit untuk Zea kabur dari rumah, ia adalah ahlinya dalam hal melarikan diri apalagi alasannya itu hal sepenting Sagara, akan sangat menyesal jika ia tak sampai bertemu hari ini juga.

Zea sudah siap dengan tas selempang kecilnya, gadis itu hanya memakai celana jeans panjang dan kaos saja, tadinya sih ia sempat kepikiran buat pake gaun pesta biar paripurna pas ketemu Saga, tapi mengingat jalan ninjanya bertemu Saga adalah *mlayu saka omah*, maka outfit inilah yang cocok untuknya.

Zea berjalan santai tak menunjukan gelagat mencurigakan di depan mama Rieke dan orang rumah yang lain, "papi pulang jam berapa sih, mi? Masa mau malem terus!" ocehnya basa basi.

"Situasi masih gini, kerjaan belum beres, numpuk banget. Papi pasti lembur..." jawab mama Rieke terpaksa arisan dari rumah lewat meeting zoom, seminim mungkin ia melakukan aktivitas di luar rumah macam orang kena virus mematikan dan menular, mengurangi mobilitas agar mengurangi resiko kejahatan atas keluarganya, meski tak sedikit pula mereka banjir dukungan dari satu negara.

"Oh," Zea mengambil gelas di dapur, lalu menuangkan air dingin ke dalamnya dan meneguknya sebagai bekal ia maraton sebentar lagi.

Kemudian gadis itu berjalan menuju pintu dapur memasuki halaman dan kolam renang, dimana alisnya mulai mengernyit menahan cahaya silau mentari menuju sore. Ia berjalan-jalan sebentar di area kolam renang menuju sisi bangku taman yang menempel di dinding tembok pagar tinggi rumahnya, yang memisahkan rumah dan jalanan komplek.

Hanya dalam waktu singkat, Zea sudah berhasil berada di atas tembok pagar nan tinggi. Masih seperti kemarin, ia begitu mudahnya turun dari sana, meski lututnya sempat mencium jalanan beraspal.

"Yes!" Seru Zea, ia berlari sekencangnya agar segera menjauh dari rumah.

"Zea pamit sebentar mih," kekehnya menyetop angkutan umum menuju pangkalan militer.

Zea menyerahkan sejumlah uang pada kernet angkutan umum dan menerima uang kembalian lecek, sedekil muka si mamang kernetnya yang narik seharian dari pagi ke sore lalu mengantonginya ke dalam saku celana.

Melihat prajurit berseragam loreng lengkap dengan senjata, ia tak gentar apalagi sampe pipis di celana.

"Sore om, mau ketemu letda Teuku Bumi Sagara..." ucapnya kaya minta janjian ketemu sama juragan odading.

Kedua tentara itu menoleh antusias, "adek siapa? Sudah ada janji?"

"Saya---"

Zea memutar bola mata kebingungan, harus sebut apa dirinya itu? Pacar, adik, calon pacar, kekasih gelap, cem-ceman, sodara, atau justru...fans?!

"Saya adik letda Sagara dari satuan penerbang skadron XX, " ujar Zea, sepertinya satu dunia perlu bertepuk tangan yang meriah untuk Zea karena ia berhasil melafalkan nama Sagara seperangkat dengan satuan dan regu dimana Saga bernaung.

Tak lupa Zea menyerahkan kartu identitasnya pada penjaga serambi yang sedang piket, tak ada gelagat atau barang mencurigakan mereka membiarkan Zea masuk, meski menahan kartu identitasnya. Seorang lain memanggil Sagara yang ternyata memang sudah selesai bekerja.

Zea masih ongkang-ongkang kaki duduk di pos depan berteman obrolan para prajurit dan suasana pangkalan, Zea menolak mencari Saga sendiri dengan alasan tak tau mes Saga dan Saga tak mengangkat panggilannya. Padahal ia hanya malas jika sampai melewati blok rumah Ankara.

Langkah tegap seseorang yang tak lagi memakai sepatu delta menghampiri Zea, alisnya cukup mengernyit melihat kaki-kaki besar itu dalam balutan sendal jepit rumahan yang terkesan murahan dan merakyat.

Zea mendongak dan melebarkan senyuman ketika wajah sehabis wudhu dan menunaikan solat itu tengah menatapnya dalam balutan baju pdh lapangan yang dilinting bagian lengannya.

"Sales kavling makam?" tanya Sagara membuat Zea menyemburkan tawanya.

Zea mengangguk, "betul pak." Sagara terkekeh menggelengkan kepalanya, "tapi sayangnya abang masih ingin hidup."

"Biar bisa bales cinta Zea?" tembak Zea berdiri semakin mendekatkan jarak keduanya. Saga kembali tertawa.

"Nomor abang tadi langsung ngga aktif." adunya.

"Iya. Abang kerja, biar fokus." jawab Saga.

"Sekarang udah free dong, udah selesai kan jam kantornya? Mau dong kalo Zea ajak jalan?" alisnya naik turun. Saga menatap kedua penjaga serambi yang sesekali memperhatikan keduanya.

"Ikut abang...." ajaknya mengeluarkan tangan dari saku dan mengajak Zea lembut.

"Asikkk!" balasnya membuat Saga kembali melemparkan tawanya, "asik. Kalo abang bawa kamu ke neraka masih asik?" tanya Sagara.

Zea mengangguk, "asal sama abang. Zea mah asik-asik aja," jawab si budak micin.

"Naudzubillah. Jangan sampe!" ucap Saga.

"Abang bawa motor dulu sebentar, kamu tunggu disini." Saga membawa Zea berteduh di bawah rindangnya pohon kiara payung yang tumbuh menaungi tepian jalan pangkalan militer ini, begitu sejuk manakala angin membawa serta perasaan bahagia.

"Tapi abang balik lagi kan?" tanya Zea diangguki Saga, "iya."

"Oke," angguk Zea layaknya boneka.

Gadis itu menatap dengan penuh suka cita, mimpi apa ia semalam bisa ketiban durian musang king satu kebon. Ia menyenderkan badannya di batang pohon besar itu, ahhhh! Biarlah untuk saat ini ia bersandar pada pohon tapi besok ia akan menyandarkan beban hidupnya pada Saga, aseeekkk!

Diantara senyum lebar bahagianya, tiba-tiba pundaknya seperti dijatuhi sesuatu dari atas dan itu cukup basah terasa.

Zea menoleh pada pundaknya dan menjiwir kaosnya, "apaan sih ini?"

Matanya membelalak, "an jirrrrrr! Woyyy burung saravvvv! Anjrit lo bokerrr di gue!" umpatnya langsung murka, dunia mendadak gelap gulita dipenuhi petir bergemuruh.

"Si alan! Muka gue emang mirip we seeee gitu!" Zea bahkan melepas sepatu yang dipakainya dan melempar itu ke atas dengan refleks saking geramnya, plukk! Dedaunan bergemerisik terlempar sepatu, sang burung kecil yang abis bok3r tersentak kaget dan pergi dengan bebasnya.

"Yah, nyangkut!"

"Aarrghhhh! Si al banget gueeee!"

"Huwaakkk, ini gimana!" teriaknya merengek.

.

.

.

.

.

.

1
Ani
😂😂😂😂😂😂senjata makan tuan niat hati pengen ngerjain malah dikerjain
Mmh Alfatih
berasa nonton film barat deh tegang banget
Christine Liq
Luar biasa
Bilqis Nabilla
ceritanya bagus sekali
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Fidelia Jika
sangat baik dan menarik untuk di baca, boleh jadi drama filem pendek
Fidelia Jika
tunggu karya kamu lagi Thor
Ujung Harapan
Luar biasa
Dewi Kasinji
astaghfirullah 😅😅
Dewi Kasinji
berasa ikut di adegan ini
..deg degan banget
Dewi Kasinji
ankara ... ckckck...segitu gak percaya dirinya dia.
Dewi Kasinji
bayangin tarian zea dkk kyk e wuahhhh banget....
Dewi Kasinji
Luar biasa
As Ngadah
aku mau doong bang saga diikat
Dewi Kasinji
anjirrrr ...
Dewi Kasinji
Jian ngakak puollll
As Ngadah
abang saya love you pulll
Dewi Kasinji
bahasanya bikin ngakak
Dewi Kasinji
ijin baca kak ... janji baca dari awal sampai akhir no skip2 ,😘 tapi maaf aku baca saat karyanya sdh tamat , karna aku gak bisa konsekuen baca tepat waktu , takut malah bikin retensi jelek 🙏
Lilik Purwanti
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!