NovelToon NovelToon
Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Dee

Magika dan Azzrafiq tak sengaja bertemu di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya.
Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka melakukan hal-hal gila yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka melakukannya atas dasar kesenangan belaka.
Keduanya berpikir tak akan pernah berjumpa lagi dan hanya malam ini saja mereka bertemu untuk yang pertama sekaligus yang terakhir.
Namun takdir berkata lain, Magika dan Azzrafiq dipertemukan lagi, karena mereka diterima di kampus yang sama dan lebih tak disangka lagi mereka satu jurusan, tapi keduanya tidak saling mengenali karena saat pertemuan malam itu, mereka dalam pengaruh alkohol yang membuat keduanya tak ingat apa yang telah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ku Terbiasa Tersenyum Tenang Walau Hatiku Menangis

Suara alarm dari ponsel Magika berbunyi, dan hari senin telah kembali menyapanya yang sangat malas untuk bangun dari tempat tidurnya.

Dia mengutuk suara alarm, mau tak mau Magika harus bangun, kakinya sudah tidak terasa sakit lagi, namun langkahnya terasa sangat berat, rasanya ingin kembali tidur. dia berusaha melawan rasa malasnya dan secepat mungkin bersiap-siap untuk pergi kuliah.

Selesai mandi Magika berkaca, dan melihat bayangannya di dalam cermin, matanya menghitam seperti mata panda, dan kantung mata masih terlihat jelas, Magika memakaikannya eye cream agar sedikit terlihat fresh, meskipun sama sekali tidak menutupinya.

Kemudian dia menyisir rambutnya yang panjang bergelombang seadanya, dan segera berangkat menuju kampus, seperti biasa setelah melesat keluar perumahan, macet panjang dan suara klakson menyapanya di pagi hari senin yang kacau ini.

Magika sampai di kampus, dia berkaca pada spion melihat bayangannya di sana tampak sangat kusut sekali wajahnya, merasa tidurnya masih kurang ditambah macet sepanjang jalan menuju kampus, wajah kusutnya tak dapat ditutupi lagi meskipun sudah memakai foundation, biasanya dia tak pernah memakai make up berat ke kampus, untuk hari ini saja agar menutupi wajah lelahnya, namun tetap saja tak berpengaruh karena macet tadi, dia jadinya berkeringat dan make up nya malah luntur.

"Ya ampun apalagi sih ini? Makin kayak dakocan aja muka aku." Kata Magika uring-uringan.

Magika segera berlari ke toilet untuk membersihkan make up gagal yang menempel di wajahnya. Di sana, dia mendapati Vanilla, Zea dan Alin yang sama-sama sedang berkaca meratapi nasib mata panda yang mereka alami, ternyata bukan Magika saja yang wajahnya berantakan hari ini tapi teman-temannya juga.

"Gee, untung ya kamu selamat, aku denger berita kemaren ada yang tenggelam juga di sungai itu, tapi gak selamat." Tukas Zea.

"Serius Ze?" Tanya Magika tak percaya.

"Beneran Gee, kemaren kata Kak Mochtar, katanya dikasih tahu warga sekitar jangan dulu ada yang ke sungai, waktu nunggu truk buat jemput kita." Tutur Zea.

"Lagian kita emang udah mau pulang juga, dan gak ada niatan buat ke sungai, walaupun aku penasaran, katanya airnya jernih banget ya." Seru Vanilla.

"Iya jernih banget, bikin pikiran jadi rileks, sebelumnya juga aku udah ke sana bareng Kak Randy dan Azzrafiq." Kata Magika.

"Untungnya Azzrafiq sigap ya tolongin kamu." Tukas Zea seraya mengelus bahu Magika.

"Iya, aku beruntung banget punya dia di hidup aku." Celetuk Magika.

Zea dan Vanilla saling bertatapan lalu mereka tertawa kecil mendengar ucapan Magika yang seolah-olah dirinya dan lelaki itu memiliki hubungan yang istimewa.

"Punya dia di hidup aku, dalem banget kayaknya maknanya." Sindir Vanilla menggoda Magika.

Magika berdecak kesal, lalu menatap Vanilla dengan tatapan dingin dari pantulan bayangan di cermin.

"Emang dalem banget kayak cinta dia ke aku." Kata Magika asal.

"Ciyeee hahaha, udah jadian nih?" Goda Zea.

"Tapi sebenernya kamu tuh sama Kak Randy atau Azzrafiq sih?" Tanya Vanilla bingung.

"Hah? Kok Kak Randy sih? Aku tim Azzrafiq selamanya selalu abadi!" Sela Zea.

Vanilla tertawa mendengar ucapan Zea."Kayak nama alay di FB aja."

Tak ingin menanggapi ucapan kedua temannya, Magika melanjutkan tujuannya ke toilet untuk menghapus make up, dia membersihkannya dengan tisu basah dilanjutkan dengan air di washtafel agar benar-benar bersih.

Wajahnya terasa dingin dan lebih rileks dibanding tadi, Magika mengeringkan wajahnya dengan tisu kering, dan memakai sunscreen juga eye cream untuk mata pandanya, dia juga melapisi bibirnya dengan lipbalm.

"Bukannya kamu jago renang ya, kok bisa-bisanya tenggelam, mau cari perhatian Azzrafiq ya biar dikasih nafas buatan? Oops bukan deh biar dapet ciuman ya?" Ucap Alin dengan nada menyindir.

Vanilla dan Zea, menatap Alin dari cermin, mereka berdua tak menyangka, Alin bisa berbicara itu pada Magika, padahal karenanya juga Magika hampir hanyut terbawa arus sungai.

"Helloooo Lalinda Faustine, kurang tidur sampe buat hati dan pikiran kamu jadi kotor ya? Gila jahat banget ya kamu." Pekik Vanilla.

"Padahal Magika hampir kebawa arus juga gara-gara kamu, gak ada niatan sekecil apapun buat minta maaf?" Timpal Zea yang turut kesal mendengar perkataan Alin.

Alin menggelengkan kepalanya, tak pernah dia sangka teman-temannya lebih berpihak pada Magika dibanding dirinya.

"Apaan sih kalian? Lagian tuh anak capernya kebangetan, so so an lemah di depan Azzrafiq." Protes Alin.

Magika menghela nafasnya, mendengar ucapan Alin memang membuat darahnya naik namun dia berusaha tenang.

"Kalo mau dicium sama Azzrafiq, aku sih gampang ya tinggal bilang aja, dia pasti langsung kasih." Kata Magika menjeda ucapannya sejenak, lalu dia berdecak dan menoleh ke arah Alin.

"Gak harus se effort itu, untuk cari perhatiannya, apalagi so pura-pura baik dan manis." Kata Magika sinis.

Kali ini Magika berani melayani kata-kata Alin, istilahnya 'lo jual gue beli' rasanya kalo diam saja akan membuat mood nya semakin berantakan, terlebih tidak baik untuk kesehatan mentalnya juga.

Alin tertawa menghina mendengar perkataan Magika yang begitu percaya diri.

"Ngaca Gee, secantik apa kamu sampe bisa bilang gitu? Dengan PD nya lagi." Ejek Alin merendahkan Magika.

Magika tersenyum tenang lalu menatap Alin dengan percaya diri.

"Aku gak perlu cantik kayak kamu Lalinda, karena Azzrafiq suka sama aku apa adanya, emangnya kamu udah berusaha cantik, cari perhatiannya sampe setengah mati tapi sama sekali gak dilirik Azzrafiq, malah yang ada dia illfeel, kasian." Celetuk Magika seraya keluar toilet meninggalkan teman-temannya.

Magika tak habis pikir dengan Alin, bisa-bisanya menghina dirinya seperti itu, hanya karena satu orang cowok, rasanya gak worth it banget berantem sama teman gara-gara hal itu, tapi Alin memang sudah sangat keterlaluan, selain menyinggung dengan kata-kata, Alin juga sudah mencelakai dirinya.

Mood Magika sangat berantakan pagi ini, ponselnya yang disimpan di saku celana jeansnya terasa bergetar, dia mengambilnya dan melihat ada panggilan dari nomor yang tak dikenal.

"Siapa lagi ini? Hallo!!" Jawab Magika dengan nada yang ketus.

"Kayaknya ada yang lagi bad mood hari ini." Kata seseorang dari telepon, suaranya sudah tak asing ditelinga Magika.

"Kak Randy?"

"Coba kamu lihat ke arah jarum jam sembilan." Tutur Randy.

Magika menoleh ke kiri dan mendapati Randy yang sedang berjalan ke arahnya.

Randy menutup teleponnya seraya mendekati adik tingkatnya yang tampak cemberut, sambil menenteng satu cup starbucks yang ada ditangannya.

"Minum dulu biar gak kusut mukanya." Seru Randy seraya memberikan minuman itu pada adik tingkatnya.

Magika menerimanya dengan senang hati. "Waaa, makasih."

"Kalo dilihat-lihat, kayaknya ada yang bikin kamu kesel pagi ini." Tukas Randy.

"Banyak banget yang bikin aku kesel pagi ini." Kata Magika lirih.

Randy tersenyum dan coba menenangkan adik tingkatnya itu dengan mengelus kepalanya. "Itu pasti karena kamu kurang tidur, jadinya apapun yang ada di hadapan kamu terasa menyebalkan."

Sikap Randy yang perhatian dan hangat, membuat mood Magika merasa jauh lebih baik dari sebelumnya ditambah dengan minuman yang diberikannya.

"Ini enak banget loh Kak, rasa baru ya kayaknya cranberry white chocolate mocha."

"Cieilah tahu banget rasa-rasa minuman di starbuck, tadi kata kasirnya ada tiga rasa baru, ya aku beli aja, terus aku inget kamu, syukur deh kalo kamu suka."

"Makasih banget loh Kak Randy, minumannya bener-bener bikin mood aku jadi lebih baik." Ucap Magika sambil tersenyum riang.

"Minumannya bikin muka kamu jadi lebih ok, atau emang perasaan aku aja ya karena emang suka sama orangnya." Celetuk Randy menggoda Magika.

Magika memutarkan kedua matanya sambil menahan senyum. "Apaan sih Kak Randy, gak jelas banget."

"Ciyeee malu-malu gitu, senyum aja sih lepasin, gak usah gengsi." Ejek Randy yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Magika.

"Iihh Kak Randy." Protes Magika seraya mencubit perut Randy.

"Aww, nikmatnya dicubit Princess." Randy meringis, merasakan sakitnya cubitan Magika.

"Ngeledek mulu nih, tapi termaafkan karena udah ngasih aku minuman yang enak." Seru Magika sambil menyeruput minumannya.

"Abisin ya, supaya moodnya makin baik." Ujar Randy.

Magika melihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul 09.03 sudah lewat jam masuk kelasnya. "Kalo gitu aku masuk kelas dulu ya kak."

"Ok, nanti kabarin aku ya kalo kuliahnya udah selesai, jangan lupa di save nomornya." Ujar Randy.

"Iya, bye Kak Randy."

"Jangan lupa senyum."

Magika tersenyum lalu meninggalkan Randy untuk masuk kelas, di lobby dia berpapasan dengan Azzrafiq.

"Hey Azz." Sapa Magika.

"Hey Gee." Azzrafiq membalas sapaan Magika.

Azzrafiq tampak sangat senang bertemu dengan wanita pujaannya, rindu yang semalam dia rasakan akhirnya terobati, mereka melakukan ritual adu tos saat berjumpa.

"Semalem kemana nih, maen kabur aja." Tanya Magika.

"Batrenya abis, aku lupa gak cek, maaf ya."

"Iya gak apa-apa, aku juga udah bales bm kamu." Tukas Magika.

"Oh ya? Aku belum sempet lihat hp lagi." Kata Azzrafiq seraya mengambil ponselnya di ransel.

"Iya, giliran dicariin balik so pura-pura jual mahal gitu." Sahut Magika sambil tertawa.

Azzrafiq tersenyum ketika membacanya."Yess dapet kiss, tapi aku mau yang real dong."

"Nanti aja di tempat sepi." Celetuk Magika yang mulai terbiasa dengan candaan Azzrafiq.

Azzrafiq terkekeh lalu memperhatikan wajah Magika yang terlihat sangat lelah. "Kayaknya ada yang masih kurang tidur nih."

Magika mengelus matanya."Iya nih pasti kelihatan banget ya?"

Azzrafiq mengangguk sambil tersenyum."Oh ya kaki kamu gimana udah baikkan?"

"Udah lebih baik dong."

"Syukur kalo gitu."

Magika tersenyum dan tampak heran memperhatikan wajah Azzrafiq yang terlihat segar bugar. "Kok cowok bisa sih, walaupun kurang tidur tapi gak kelihatan mata panda?"

Azzrafiq membungkuk untuk membisiki Magika. "Mau tahu gak rahasianya apa?"

"Apaan emang?" Magika balas berbisik.

"Air wudhu."

Mendengar jawaban dari Azzrafiq membuat Magika tertawa, moodnya semakin membaik lagi, aura Magika juga semakin terpancar dan tak muram seperti pertama kali dia sampai di Kampus.

"Gitu dong ketawa, satu lagi karena cewek ini juga makanya aku keliahatan fresh." Seru Azzrafiq sambil mencubit hidung Magika.

"Aww kamu, oh ya Azz kemeja kamu yang item belum aku cuci, nanti kalo udah dicuci baru deh aku balikin ya."

"Santai aja Gee, tapi aku boleh request gak?"

"Request apaan?"

"Kemejanya nanti semprotin parfum aroma baby powder yang biasa kamu pakai." Pinta Azzrafiq yang memang sudah menyukai wangi itu.

"Nanti deh aku kasi di botol kecil, supaya kamu terus inget sama aku kapanpun." Seru Magika sambil tersenyum jahil.

"Tanpa parfum itu juga kamu udah terus ada di pikiran aku." Ucap Azzrafiq.

Magika memutar matanya mendengar gombalan Azzrafiq yang terasa garing."Ya udah deh aku mau masuk kelas dulu."

Sebelum masuk Magika melihat Alin yang berjalan menuju kelas, dia ingin membuat Alin makin cemburu dan kesal padanya.

Magika berjinjit lalu mencium pipi Azzrafiq."Sorry ya Azz, nanti aku jelasin, bye."

Magika langsung berlari ke dalam kelas, Azzrafiq sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Magika, namun dia juga sangat bahagia mendapatkan kecupan dari wanita itu, bisa-bisa dia tersenyum seharian.

Lalu Alin muncul di hadapannya dan langsung mengerti dengan sikap Magika yang tiba-tiba menciumnya.

"Jadi kalian udah resmi pacaran? Apa yang kamu lihat dari Magika sih?" Tanya Alin tak terima.

Azzrafiq tak menanggapi pertanyaan Alin, lelaki itu langsung meninggalkannya tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

1
Cevineine
luar biasa👍
rizki fadhilah
ayo thor lanjut/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!