Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengantarkan Dompet
Selena merasa gelisah, libido nya yang sudah naik dan hasrat yang sudah ada di ubun-ubun membuat nya tidak bisa tidur, sepintas dirinya membayang kan yang sudah terjadi dengan Fajar hingga ada keinginan dalam dirinya untuk bertemu dnegan Fajar kembali.
Selena sangat kesal dengan Steven yang lagi-lagi mengutamakan Grace dari pada diri nya.
Emosi dan hasrat nya sudah tidak bisa di kontrol lagi, Selena pun memutuskan untuk pergi ke apartemen nya Fajar, tidak ada cara lain selain dirinya harus menemui Fajar sekarang juga.
Selena pergi dengan mengendarai mobil nya, dia rela keluar malam mengendarai mobil seorang diri hanya demi melepaskan hasrat yang sudah membelenggu dalam tubuh nya.
Selama ini dirinya jarang mengendarai mobil karena selalu ada Steven yang selalu siap mengantar nya, tapi untuk kali ini Selena harus mengendarai nya seorang diri.
Fajar yang sedang marah dengan Raya kini sedang menatap pekat nya langit yang hanya di taburi bintang di atas balkon.
"Aku cuma ingin merasakan bibir kamu saja kamu sampai menampar aku dengan keras seperti ini, hampir lima tahun kita pacaran tapi kamu tidak mengizinkan aku untuk mencium bibir kamu walaupun hanya sebentar saja." gumam Fajar sambil mengusap pipi yang kena tamparan Raya.
Sesekali Fajar menghembuskan asap rokok, hanya dengan merokok pikiran Fajar bisa tenang.
Terdengar suara bel membuat Fajar langsung membalikan tubuh nya dan menghampiri pintu.
"Siapa malam-malam begini datang ke apartemenku, ngga mungkin kalau ibu kan." gumam Fajar sambil membuka pintu nya.
Sungguh Fajar kaget melihat Selena sedang berdiri di depan pintu apartemen nya.
"Hai." ucap Selena lalu menerobos masuk ke dalam dan duduk di atas sofa.
"Angin apa yang membawa kamu kesini malam-malam?' tanya Fajar lalu ikut duduk di samping Selena.
"Angin kerinduan." jawab Selena asal.
"Lagi merindukan kehangatan aku ya." ucap Fajar sambil menarik tangan Selena hingga Selena duduk di pangkuan nya.
Selena menatap mata Fajar yang sedang menatap nya, dengan perlahan tangan Selena menyentuh pipi merah yang terkena tamparan Raya.
"Pipi kamu kenapa merah?" tanya Selena sambil mengelus pipi Fajar.
Sentuhan Selena membuat hasrat Fajar yang sudah mulai mereda kini kembali menegang.
"Tadi aku di tampar pacar aku." jawab Fajar jujur.
"Kok bisa kamu kena tampar? Memang nya apa yang sudah kamu lakukan hingga dia menampar kamu?"
"Aku cuma mencium bibir nya sebentar langsung aku di tampar nya."
"Ha, ha, ha, pacar kamu kuno ya? Mana ada di zaman sekarang pacaran tidak mencium bibir, ngga asik pacar kamu itu." ucap Selena sambil tertawa.
"Puas ya kamu tertawa nya? hem?" ucap Fajar sambil mencubit hidung Selena.
Selena hanya tersenyum sambil menatap wajah Fajar, Fajar menghentikan cubitan nya, tangan Fajar kini membelai pipi Selena tanpa melepaskan pandangan nya.
Dua mata yang saling menatap, dan dua jiwa yang sedang tinggi hasrat nya bertemu.
Selena me lu mat bibir Fajar dengan sangat rakus, hasrat yang tadi tertunda kini kembali datang dan meluapkan nya kepada Fajar.
Fajar yang memang sedang menginginkan nya menerima dan membalas ciuman Selena tidak kalah rakus nya.
Kedua insan yang sedang merasakan hasrat nya yang sudah di ubun-ubun terus mencurahkan segala rasa lewat ciuman nya.
Tangan mereka berdua tidak tinggal diam, tangan mereka saling menyentuh dan meremas apa yang mereka inginkan dan yang ingin mereka sentuh.
Sentuhan demi sentuhan mereka dapatkan hingga tanpa terasa tubuh mereka berdua sudah tidak tertutup sehelai benang pun.
Mereka tidak perduli dengan keberadaan mereka saat ini, mereka terus saling memberikan kenikmatan satu sama lain nya.
Suasana ruang tamu yang rapih dan sepi kini berubah menjadi berantakan dan sedikit berisik dengan suara-suara laknat mereka.
*
*
Setelah kepergian Fajar, Raya hanya diam dan memikirkan apa yang sudah terjadi barusan.
"Kamu kenapa jadi mesum seperti itu mas, kenapa kamu tidak bisa mengontrol diri kamu, tunggu kita sah dulu, jangan kan cuma ciuman di bibr, ciuman di seluruh tubuh ku pun akan aku berikan setiap saat." gumam Raya sambil mengusap lembut wajah nya.
Raya tidak habis pikir dengan kelakuan Fajar barusan, Raya mengenal Fajar sudah lama dan apa yang sudah dilakukan Fajar barusan membuat Raya kaget dan sedikit shock.
Raya berniat ingin bangun dari duduk nya dan masuk ke dalam kamar, tapi begitu dirinya berdiri, tangan nya menyentuh suatu benda yang ada di atas sofa.
"Ini kan dompet mas Fajar?" gumam Raya sambil membuka dompet nya.
Di sana ada berbagai kartu serta sim dan yang lain nya.
"Mas Fajar pasti mencari dompet nya, kalau nunggu besok pasti mas Fajar di buat bingung, dan juga ada sim nya, pasti mas Fajar membutuhkan nya." gumam Raya sambil menutup kembali dompet Fajar.
Raya masuk ke dalam kamar nya, dia mengambil kardigan untuk menutupi kulit nya dari dingin nya malam dan tidak lupa Raya juga mengambil kunci mobil nya.
"Aku harus mengantar kan nya dan sekaligus aku harus minta maaf atas kelakuan aku tadi." Raya menggenggam dompet Fajar lalu pergi keluar dan masuk ke dalam mobil nya.
"Untung pak Hendrik memberikan mobil ini, jadi aku mudah untuk pergi kemana pun." gumam Raya sambil terus melajukan mobil nya.
Jalanan di malam hari tidak seperti siang hari, malam hari suasana jalanan kosong dan hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang.
Raya terus melajkan mobil nya hingga masuk ke pelataran parklir apartemen nya Fajar.
Dengan perasaan yang biasa saja Raya terus berjalan menuju apartemen yang di tempati Fajar.
Kini Raya sudah berada di depan apartemen Fajar, dia tidak perlu mengetuk atau menekan bel lagi, karena no pin untuk membuka pintu nya sudah dia hapal.
Dengan perlahan dan pasti jari-jari nya menekan satu persatu angka yang sudah sia hapal hingga pintu itu terbuka.
Betapa kaget nya Raya melihat Fajar yang dia cintai dan dia sayangi selama ini sedang bersetubuh dengan seorang wanita.
"Mas." sungguh kaget Raya melihat dan mendengar suara laknat yang di keluarkan si wanita yang ada di bawah nya Fajar.
Fajar yang sedang berada di atas tubuh Selena seketika menatap ke arah suara dan menghentikan gerakan nya dengan gerak cepat Fajar meraih celana boxer nya dan menghampiri Raya yang sedang berdiri di depan pintu dengan deraian air mata.
"Sayang." ucap Fajar sambil sibuk memakai celana boxer nya.
Raya hanya melihat kaki wanita itu dan mendengar suara laknat nya, tapi tidak melihat wajah nya.
