Hana Larasati Abraham, wanita cantik yang memiliki karir cemerlang. Dia salah satu penerus perusahaan keluarga Syahbana. Memiliki paras mempesona membuat dirinya diperebutkan para pria.
Kehadiran seorang pria yang ditugaskan menjadi sopir pribadinya menjadikan dirinya sosok wanita sombong dan angkuh. Apalagi dia tahu jika Dennis adalah bocah laki-laki tak disukainya dari kecil, rasa kebenciannya semakin besar dan berusaha membuat lelaki tersebut tidak betah.
Akankah Dennis Lim Kyo bertahan dengan sikap arogan Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Hana Dilarikan ke Rumah Sakit
Dennis mengantarkan Dayna ke kantornya Harsya, di perjalanan gadis itu mengatakan jika Hana dilarikan ke rumah sakit.
Dennis menoleh ke arah Dayna yang duduk di sebelahnya.
"Aku tahu kabarnya dari papa, tapi Kak Hana menolak untuk dijenguk," ucap Dayna.
"Memangnya Hana sakit apa?" tanya Dennis.
"Katanya dia pingsan di kamar mandi, itu pun karena ketahuan pelayan yang membersihkan kamarnya."
"Kenapa pingsan?" tanya Dennis.
"Aku juga tidak tahu."
Dennis ingat jika sikapnya terhadap Hana memang berlebihan tapi itu semuanya karena rasa kesal dan marahnya.
"Tapi, sakit Kak Hana kali ini tak mau dijenguk. Padahal sebelumnya dia itu sangat manja dan ingin diperhatikan. Kan, sungguh aneh," Dayna berceloteh.
"Lalu apa kata dokter?" tanya Dennis lagi.
"Papa tidak memberitahunya," jawab Dayna.
Sesampainya di kantor milik Harsya, Dennis ikut juga turun. Ia mencari keberadaan Biom untuk mencari tahu kebenarannya.
"Bagaimana kabar Nona Hana, Paman?"
"Sudah berangsur pulih namun tak ingin berbicara," jawab Biom.
"Kenapa dia pingsan?" pertanyaan yang sama dilontarkan Dennis.
"Paman juga tidak tahu, ketika ditemukan seluruh tubuhnya memucat."
"Paman tidak menjenguknya?"
"Hana menolaknya bahkan kedua orang tuanya dilarang untuk berlama-lama mengunjunginya," jawab Biom lagi.
"Kenapa begitu?"
"Entahlah, Paman tidak mengerti."
Selepas bertemu dengan Biom, Dennis berangkat menuju perusahaannya Darren.
Dennis bekerja seperti biasa, penjelasan dari Biom yang mengatakan jika Hana tak ingin bertemu siapapun pasti hanya akal-akalan wanita licik itu agar mendapatkan iba darinya.
Darrell keluar dari ruangan dan menghampiri Dennis. "Sudah dapat kabar dari Hana?"
"Kata Paman Biom mulai berangsur pulih," jelasnya.
"Syukurlah," ucap Darrell.
Dennis tersenyum tipis dan manggut-manggut.
"Paman rasa ada sesuatu yang disembunyikan Hana," tebak Darrell
"Sesuatu? Maksudnya bagaimana?" tanya Dennis terbata.
"Hana itu tak biasanya seperti ini, jika dia sakit ingin dijenguk. Mulutnya tidak berhenti mengoceh dan mengomel. Apalagi dia ditemukan pingsan dengan posisi memeluk lutut persis orang kedinginan di bawah kran air."
Dennis mencoba untuk tak mempercayai ucapan Darrel lagi-lagi dia beranggapan jika hanya rencana Hana. Bisa saja, wanita itu bekerja sama dengan pelayan rumahnya.
"Kamu tidak ke rumah sakit? Siapa tahu dia mau bertemu denganmu?"
"Tidak, Paman."
"Kenapa? Bukankah kalian sangat dekat?" tanya Darrell.
"Mungkin Nona Hana ingin sendirian dan introspeksi diri," jawab Dennis asal.
"Introspeksi?" Darrell mengernyitkan keningnya.
"Eh, maksudnya Nona Hana ingin diberi waktu untuk tenang dan beristirahat."
"Memang 'sih, tapi tak biasanya saja dia sangat tertutup," ujar Darrell.
-
Ketika makan siang...
Dennis menyeruput jus buah sirsaknya, penjelasan Darrell mengenai Hana yang tertutup membuatnya sangat membenci wanita itu.
"Rencana apa lagi yang dimainkannya? Memang pintar sekali dia bersandiwara."
Ponsel Dennis berdering tertera nama Dayna. Dia lalu menjawabnya, "Halo."
"Halo, Kak. Nanti sore kita jenguk Kak Hana, ya?" ajaknya.
"Kakak tidak bisa."
"Kenapa?"
"Mau ke bengkel motor," jawab Dennis asal.
"Baiklah, kalau begitu aku dengan Bryan saja."
"Titip salam saja dengan Nona Hana, semoga lekas sembuh," ucap Dennis.
"Baiklah, aku akan sampaikan," kata Dayna.
Dennis pulang ke rumah, pergi ke kamar mengganti pakaiannya. Arah matanya tertuju pada ranjang yang hampir membuatnya khilaf.
Bagaimana tidak? Dia hampir melecehkan Hana.
Dennis mendekati ranjang, liontin milik Hana terjatuh. Dia lalu mengambilnya dan memandanginya.
Dennis ingat jika kalung yang digenggamnya adalah pemberian dirinya 5 tahun lalu kepada Hana yang sedang berulang tahun.
"Dia memakainya," gumam Dennis.
Dennis mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menghubungi Alvan.
"Halo, Kak." Sapa seorang pemuda dari ujung telepon.
"Bagaimana kabar Nona Hana?"
"Belum ada kabar lagi, Kak. Katanya masih di rumah sakit."
"Apa kamu sudah menjenguknya?"
"Belum sempat, Kak. Katanya Kak Hana tak mau dijenguk," ucap Alvan.
ceritanya bagus lo,,
lanjut la thor sampai HANAN AMA NADIEN bersatu,,kan nanggung ceritanya
ya thor ya🙏🙏🙏
jangan berhenti dong...