NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:61.1k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Emma tak pernah menyangka akan mengalami transmigrasi dan terjebak dalam tubuh istri yang tak diinginkan. Pernikahannya dengan Sergey hanya berlandaskan bisnis, hubungan mereka terasa dingin dan hampa.

Tak ingin terus terpuruk, Emma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa berharap pada suaminya. Namun, saat ia mulai bersinar dan menarik perhatian banyak orang, Sergey justru mulai terusik.

Apakah Emma akan memilih bertahan atau melangkah pergi dari pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Keheningan di antara keduanya berjalan cukup lama. Sergey menatap Eleanor lama, mencoba mencari secercah keraguan di mata istrinya. Namun, tidak ada. Hanya keteguhan dan kelelahan yang sudah terlalu lama terpendam.

"Leluconmu tidak lucu, Lea." Cetus Sergey mencoba mencairkan suasana, meski hatinya sendiri terasa tidak yakin.

Eleanor tidak tertawa. Ia bahkan tidak menunjukkan ekspresi sedikit pun. "Apa menurutmu aku sedang bercanda?"

Sergey menghela napas panjang, lalu melangkah lebih dekat. Tangannya ingin meraih Eleanor, tapi entah kenapa, ada jarak tak kasatmata yang terasa lebih dingin daripada udara malam di sekeliling mereka.

"Lea, dengarkan aku dulu," Sergey berkata pelan, berusaha menahan gejolak yang kini mulai merayapi dadanya. "Kamu tidak bisa mengambil keputusan seperti ini begitu saja. Kita bisa membicarakannya..."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan, Sergey." Eleanor memotongnya dengan suara yang tetap tenang, tetapi penuh ketegasan. "Aku sudah cukup lama bertahan dalam pernikahan ini, berharap ada sesuatu yang berubah. Tapi nyatanya, aku hanya membohongi diri sendiri."

Sergey menggeleng, rahangnya mengeras. "Jadi kamu memilih menyerah?"

Eleanor menatapnya dengan tatapan tajam. "Menyerah?" Ia tertawa kecil. "Sergey, aku sudah terlalu lama berjuang sendirian. Jika ada yang menyerah lebih dulu, itu adalah kamu."

Kata-kata itu menusuk Sergey lebih dalam daripada yang ia kira. Ia membuka mulut, ingin membantah, ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak ada kata yang cukup untuk melawan kenyataan yang Eleanor ungkapkan.

Malam semakin dingin, tetapi bukan udara yang membuat Sergey merasakan kehampaan merayap dalam dirinya. Itu adalah kesadaran bahwa kali ini, Eleanor benar-benar sudah melepaskan genggamannya.

Sergey mengusap wajahnya sendiri dengan kasar, "Kenapa mendadak kamu bicara seperti ini? kamu pikir mudah melakukan perceraian?"

"Aku tidak peduli, mau itu sulit atau mudah bagiku tidak ada bedanya."

Sergey menghela napas berat, frustrasi merayapi pikirannya. Ia menatap Eleanor, mencari celah, mungkin tanda bahwa wanita itu hanya terbawa emosi sesaat.

Tapi tidak. Eleanor tetap berdiri di sana dengan tenang, seakan keputusan ini bukan lagi sesuatu yang bisa diganggu gugat.

"Lea, dengarkan aku." Suaranya lebih rendah kali ini, nyaris seperti bisikan. "Kamu tahu aku tidak pernah ingin menyakitimu."

Eleanor tersenyum kecil, namun matanya tetap dingin. "Tapi kamu tetap melakukannya, kan?"

Sergey terdiam. Ia ingin membantah, ingin menyangkal, tetapi setiap kata terasa hambar di lidahnya. Ia tahu, istrinya sangat keras kepala dan sulit di bujuk jika sudah mengambil keputusan.

Eleanor menghela napas, lalu melanjutkan, "Aku tidak meminta banyak darimu, Sergey. Aku hanya ingin merasa di sayangi, merasa dicintai, merasa dihargai. Tapi yang kudapat hanyalah rahasia, kebohongan, dan jarak yang semakin melebar."

Sergey mengepalkan tangannya. "Aku melakukan semua ini untuk melindungimu."

"Melindungiku?" Eleanor menatapnya tajam. "Melindungiku dari apa? dari siapa? dari kenyataan bahwa suamiku masih terikat dengan masa lalunya dan… dengan dunia yang seharusnya tidak ada dalam hubungan ini?"

Sergey menutup matanya sejenak, menenangkan diri sebelum akhirnya berkata, "Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, Lea."

"Aku tahu." Eleanor mengangguk pelan. "Dan aku juga tahu bahwa aku tidak bisa terus hidup dalam bayanganmu, Sergey."

Hening kembali menyelimuti mereka.

Sergey merasa dadanya semakin sesak. "Jadi ini keputusanmu akhirnya?"

Eleanor menatapnya, kali ini dengan kelembutan yang samar. "Ya."

Sergey menunduk, merasakan kepedihan yang begitu dalam. Ia ingin meminta Eleanor untuk tetap tinggal, ingin menjanjikan perubahan. Tapi untuk pertama kalinya, Sergey sadar bahwa mungkin, kali ini, ia sudah sangat terlambat.

Sergey mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. "Tidak."

Eleanor mengerutkan kening, sedikit terkejut dengan nada tegas suaminya. "Apa maksudmu?"

Sergey menatapnya lurus, sorot matanya tajam dan penuh keyakinan. "Aku tidak akan menceraikanmu, Eleanor."

Eleanor terkekeh kecil, meski tanpa jejak humor. "Sergey, jangan membuat ini lebih sulit."

"Aku tidak sedang bercanda." Sergey melangkah mendekat, nadanya dingin namun tegas. "Aku tidak akan membiarkan kamu pergi begitu saja hanya karena kamu merasa lelah atau karena kamu mulai meragukanku."

"Meragukanmu?" Eleanor mendelik, nada suaranya meninggi. "Sergey, ini bukan tentang ragu! ini tentang kenyataan bahwa aku sudah terlalu lama bertahan sendirian dalam pernikahan ini! aku lelah terus bertanya-tanya di mana tempatku di hidupmu!"

Sergey menggelengkan kepala. "Dan kamu pikir meninggalkanku adalah jawaban?"

"Ya!" Eleanor berseru tanpa ragu. "Karena aku tahu, tidak peduli seberapa keras aku berusaha, aku tidak akan pernah benar-benar bisa menjadi bagian dari duniamu!"

Sergey menatapnya tajam. "Kalau itu masalahnya, maka aku akan mengubah segalanya."

Eleanor terdiam, menatap suaminya dengan tatapan tidak percaya. "Kamu bilang apa?"

"Aku akan berubah, Eleanor. Aku akan melakukan apa pun agar kamu tidak pergi." Sergey menarik napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya. "Aku tahu aku membuat banyak kesalahan. Aku tahu aku telah membuatmu merasa sendirian. Tapi aku tidak akan menyerah pada pernikahan ini. Aku tidak akan menyerah pada kita."

Eleanor terdiam sejenak, ia tidak percaya jika setelah pernikahan mereka yang berjalan selama tiga tahun baru sekarang Sergey berniat berubah?

Sergey mendekat, menangkup wajah Eleanor dengan kedua tangannya. "Aku tidak akan menceraikanmu. Tidak sekarang. Tidak selamanya."

"Berikan aku alasan yang masuk akal, kamu bahkan tidak mencintaiku? untuk apa kamu mempertahankan pernikahan ini?" tanya Eleanor dingin.

Sergey menghela napas berat, jemarinya masih bertumpu di wajah Eleanor, seakan takut wanita itu akan menghilang jika ia melepaskannya.

"Karena aku tidak bisa kehilangan kamu."

Eleanor tertawa kecil, getir. "Itu bukan cinta, Sergey. Itu hanya ketakutanmu akan kehilangan sesuatu yang sudah lama ada di sampingmu."

Sergey menggeleng, menatap Eleanor dengan intens. "Aku memang tidak pernah pandai menunjukkan perasaanku. Aku tahu aku sering membuatmu merasa tidak berarti, seolah kamu hanya bayangan dalam hidupku. Tapi kamu salah jika berpikir aku tidak peduli."

Eleanor menatap balik, sorot matanya penuh luka. "Peduli saja tidak cukup untuk membuat pernikahan bertahan, Sergey. Aku butuh lebih dari itu."

"Aku tahu." Suaranya lebih rendah kali ini, seperti pengakuan yang berat. "Aku tidak akan berjanji dengan kata-kata manis, karena aku tahu itu tidak ada gunanya untukmu. Tapi aku tidak bisa membiarkan kamu pergi."

Eleanor menghela napas, lalu dengan santai menyingkirkan tangan Sergey dari wajahnya. "Sergey… kalau kamu benar-benar peduli, seharusnya kamu sudah berusaha sejak dulu. Aku tidak bisa terus menunggu seseorang yang bahkan tidak yakin dengan perasaannya sendiri."

Sergey terdiam. Ia merasa takut... takut bahwa kali ini, tidak peduli seberapa keras ia berusaha, Eleanor mungkin benar-benar akan pergi.

Sergey merasa dadanya semakin sesak. Eleanor benar jika ia benar-benar peduli, seharusnya ia sudah berusaha sejak lama. Tapi sekarang, di saat semuanya hampir runtuh, hanya ada satu hal yang bisa ia lakukan.

Ia meraih tangan Eleanor, menggenggamnya erat seolah tak ingin kehilangan kehangatan itu.

"Beri aku satu kesempatan lagi, Lea." Suaranya terdengar lebih lembut, dan putus asa. "Aku akan berubah. Aku janji."

Eleanor menatap Sergey dengan mata penuh keraguan. "Sudah terlambat untuk janji seperti itu, Sergey."

"Tidak, belum." Sergey menggeleng dengan tegas. "Aku tahu aku sudah mengecewakanmu, aku tahu aku membuatmu merasa sendirian dalam pernikahan ini. Tapi aku bersumpah, Eleanor, aku akan memperbaikinya. Aku tidak akan membiarkan kita berakhir seperti ini."

Eleanor menarik napas panjang, lalu mengalihkan pandangannya. Hatinya bimbang. Luka yang telah ia rasakan selama ini sudah terlalu dalam.

"Bagaimana aku bisa yakin kalau kamu benar-benar akan berubah?" tanyanya lirih.

Sergey menggenggam tangannya lebih erat. "Aku tidak akan memintamu percaya begitu saja." Napasnya berat, suaranya terdengar mantap. "Aku akan membuktikannya."

Hening. Hanya suara angin malam yang menemani mereka. Eleanor menatap Sergey, mencoba membaca kesungguhan di matanya.

Apakah ia benar-benar akan berubah? ataukah ini hanya janji lain yang akan berakhir seperti sebelumnya?

Eleanor menutup matanya sejenak, lalu mengembuskan napas perlahan. "Aku tidan tahu, Sergey."

Sergey menahan napas, menunggu kelanjutan kata-kata Eleanor.

"Aku akan memberimu satu kesempatan." Eleanor menatapnya dalam-dalam. "Tapi ini yang terakhir. Jika kamu mengecewakanku lagi, aku tidak akan menoleh ke belakang atau mendengar permohonanmu seperti sekarang."

Sergey mengangguk cepat, seolah tidak ingin menyia-nyiakan peluang itu. "Aku tidak akan menyia-nyiakan ini, Lea. Aku janji."

Eleanor tidak menjawab. Ia hanya menatap Sergey untuk beberapa detik sebelum akhirnya berbalik, meninggalkan pria itu dalam kesunyian malam yang masih menyelimuti mereka.

1
Noveni Lawasti Munte
aduhhhh lu duluan Sergey yg bersikap dingin ke lea giliran dibalas ga terima dasar kutu kupret
Aretha Shanum
jangan bertele2 Thor alurnya nih bosen
Uthie
sering up 🙏🙏
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
up
merry
hncur gk hrga dri sarge tu ditukar dgn tanah sm Lea wkkkkk
Muhammad Kevin
udh kn
Muhammad Kevin
hey anjing 🐶 jawa buat lagi ya kn anjing itu nurut klo di kasih tulang ups 🤣maaf sengaja ni ku kasih
Muhammad Kevin
jalang Jawa mati di kubur massal satu tumbuh seribu jalang Jawaaaaaaaaaaaa aw aw .........🤣🤣🤣🤣🤣
Muhammad Kevin
jalang Jawa aaaaaaa 🤣🤣🤣🤣mati kuburan massal satu tumbuh seribu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 taubat lah sobat sebelum tempat mu kena bencana 🤭
Muhammad Kevin
jalang Jawa hilang satu tumbuh seribu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Uthie
bukannya dengan bantuan Sergey jadi lebih bisa membantu kamu menemukan pembunuh kedua orang tua mu, Ele 🤨
🍏A↪(Jabar)📍
bukanya Aria sendiri ya yang minta bertemu Eleanor🤔
Noveni Lawasti Munte
waduhhhhh Sergey sainganmu udah muncul
Uthie
Wahhhh... parah banget itu mahhhh 😌😏😏😏
Uthie
sy memnag sudah suka sedari awal mampir nya.. dan menurut ku memang bagus banget cerita nya 👍
Soo.... jangan lupa up tiap hari.. tiap waktu yaa Thor 👍😘😁😍😍
Rossy Annabelle
pengen ku tendang sih😬
🍏A↪(Jabar)📍
Ohh,, ini masalahnya toh
ievy
pantes Sergey nggak respect sama adiknya ternyata oh ternyata
Wahyuningsih
Makin sru thor mantap d tnggu upnya kmbli yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutn lkau lma upnya 😁😁 sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeemaaaangaaaaaaaaat thor 😋😋😋
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!