NovelToon NovelToon
Misteri Badik Punnawara'

Misteri Badik Punnawara'

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Romansa Fantasi / Dan budidaya abadi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Pendamping Sakti
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Miang tidak sengaja menemukan membuka kotak terlarang milik leluhurnya yang diusir oleh keluarga seratus tahun lalu. Kotak itu berisi badik keemasan yang bila disentuh oleh Miang bisa berkomunikasi dengan roh spirit yang terpenjara dalam badik itu.
Roh spirit ini membantu Miang dalam mengembangkan dirinya sebagai pendekar spiritual.
Untuk membalas budi, Miang ingin membantu Roh spirit itu mengembalikan ingatannya.
Siapa sebenarnya roh spirit itu? Bisakah Miang membantunya mengingat dirinya?Apakah keputusan Miang tidak mengundang bencana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak adil!

Melihat I Miang dan Hining ingin berkeliling mengunjungi temannya, dia bersikeras ikut.

“Ingat, kita mengunjungi orang untuk memberi selamat dan merayakan kebahagiaan. Harap jaga ucapanmu, jangan sampai mengundang perkelahian.” Hining mengultimatum I Rabia sebelum naik ke kereta.

“Kau terlalu bawel! I Miang saja tidak banyak nuntut.”

“Karena dia sudah pasrah.”

Rumah pertama yang dikunjungi tentu saja sahabatnya, Timang. Aroma makanan lezat menyambut mereka begitu memasuki halaman.

“Rumah mantan koki kerajaan memang sesuatu!.” I Miang menghirup aroma lezat dalam-dalam.

“Kurasa, Timang sedang bertempur di dapur.”

Mendengar itu, I Rabia hampir menjatuhkan air liurnya. Dia juga pecinta makanan.

Benar saja, begitu mendengar I Miang datang, Timang menemuinya dengan tangan masih memegang paha ayam dan mulutnya mengunyah makanan.

“Khamu…dhathang thepat whaktu. Mhaakaann… ayo mhakan…” Timang bicara dengan mulut penuh. I Miang sudah biasa dengan tingkahnya, hanya tertawa.

“Ugghh…” Timang menelan sepenuhnya. Hining membantu menepuk takut Timang tersedak.

Ibu dan ayah Timang mengikuti dari belakang begitu mendengar I Miang, sang juara satu sekota Leppa dan juara ketiga di seluruh kerajaan telah datang berkunjung.

“Kamu, anak tidak sopan!.” Ibu Timang sangat marah melihat sikap ceroboh anaknya.

“Aduhhh…maaf, ya.” Ibu Timang cepat membungkuk sopan meminta maaf.

Walaupun ibu dan ayah mertuanya pensiunan koki kerajaan. Mereka tetaplah rakyat biasa dan di depan mereka anak-anak bangsawan.

“Bibi… .” I Miang cepat membaca kegelisahan ibu Timang.

“Tidak perlu sopan. Aku dan Timang teman dekat di sekolah. Kami sudah biasa berbagi makanan. Tidak ada aib dia yang tidak aku ketahui. Saya sudah terbiasa.”

Mendengar itu, Ibu Timang menjadi tenang namun tetap melototi Timang.

“Kalau begitu, kalian tidak perlu sungkan. Kami kebetulan memasak banyak untuk memuaskan rakus kecil ini. Kalian bisa bergabung.” Kata ayah Timang dengan lugas.

“Tentu…. Tentu tidak perlu sungkan! Ayo…kita makan. Tidak sopan menolak rejeki.” I Rabia langsung menanggapi membuat Hining memutar matanya.

“Kamu ini nona bangsawan. Kenapa begitu blak-balakan?! Kamu tidak cukup makan di rumahmu?.” I Rabia hanya menyentuh ujung hidungnya diceramahi Hining.

“Cukup tapi aroma masakan koki dan pelayan di rumahku tidak seharum ini.”

“Nenek Timang masih mantan koki kerajaan.” Bisik I Miang membuat I Rabia tidak mampu membendung hasrat serakahnya.

“Benarkah?!.” Dia cepat menutup mulutnya agar air liurnya tidak menetes.

“Ayo… kalian harus makan dulu sebelum pergi. Kalian tidak akan menyesal, nenek dan ayahku membuat makanan yang biasa dihidangkan di kerajaan. Ada kue yang biasanya hanya dimakan ratu.” Timang menyombongkan kemampuan kakek neneknya.

“Mari silahkan…” Kedua orang tua Timang mengantarkan mereka ke ruang tengah dimana meja panjang penuh makanan berada.

Tanpa sungkan, I Rabia mengambil tempat.

“Oh… teman-teman Timang telah datang.” Kakek dan nenek Timang datang menyapa.

I Miang segera berdiri untuk menyambut mereka.

“Iya, saya dan Timang teman sekelas. Dia sering membagi bekalnya denganku. Katanya, itu masakan kakek neneknya. Itu sangat enak.”

“Sangat baik kalau kamu menyukainya. Selain memasak, kami tidak tahu melakukan apapun.” Kata si kakek merendah.

“Ini juga kemampuan yang luar biasa.”

“Kalau begitu, kami tidak akan mengganggu kalian.”

“Kenapa kakek nenek dan paman bibi tidak duduk untuk makan bersama.”

“Tidak, kami akan menyiapkan beberapa hidangan lagi sekalian mau membagi ke tetangga. Anak ini, kemampuannya sangat biasa. Biasa lulu itu berkahnya.”

Mendengar ucapan neneknya, mulut Timang mengerucut” Nenek, aku tidak tahu kamu sangat meragukan kemampuanku.”

“Kalian makan perlahan.” Ibu Timang berkata mengabaikan anaknya.

Keluarga Timang rumah tunggal tidak ada keluarga dan sanak saudara. Mereka tinggal disini karena raja dengan murah hati menyediakan rumah pensiun untuk kakek neneknya. Konon, kakek neneknya berasal dari desa terpencil di selatan sana. Timang saja belum perna berkunjung kesana.

Karena itu, sangat sedikit orang yang mengirim hadiah padanya selain teman dekat dan tetangga sekitar atau kenalan dekat orang tuanya. Kedua orang tua Timang membuka kedai makan di pasar untuk sarapan dan makan siang. Setelah tutup, ayahnya akan membuat beberapa jimat tingkat rendah untuk dibeli rakyat biasa seperti nelayan atau pemburu. Ini jimat sekali pakai untuk situasi darurat. Ibunya memiliki keterampilan menjahit dan menenun yang lumayan. Dia kadang menerima pesanan baju untuk pelayan keluarga besar dan orang kaya. Kehidupan mereka berkecukupan.

Dulu, kakek nenek Timang kadang menjemput Timang untuk tinggal beberapa hari di istana untuk melepas rindu. Timang telah dimanja sejak kecil terlebih setelah kakek neneknya datang. Rumah mereka dulunya di dekat pasar besar setelah kakek nenek pensiun, mereka pindah ke rumah cukup besar di kawasan rumah orang berkecukupan dan bisa dianggap orang kaya di kawasan ini. Meski begitu, mereka tetap rendah hati. Mereka memiliki dua kereta sederhana, satu agak besar yang bisa digunakan satu keluarga dan lainnya kecil untuk Timang pergi sekolah.

Keluarga Timang dengan antusias menjamu mereka. Mereka senang karena puteri kecil mereka yang biasa saja dan hanya tahu makan itu bisa berteman dekat dengan anak berbakat dari keluarga baik. Keluar dari rumah Timang dengan perut buncit, I Miang membawa mereka ke rumah wakil hakim kota untuk mengucapkan selamat pada La Bulla.

“Rencananya, libur sekolah aku akan tinggal di asrama murid keluarga La Wero. Ayahku akan keluar kota bekerja.”

Sebagai generasi muda keluarga La Wero, La Bulla memiliki hak akomodasi di keluarga walaupun telah tinggal di luar.

“Datang saja. Puang Dacong juga baru kembali kemarin. Sepertinya kita akan melanjutkan pelatihan pengelolaan tubuh.”

“Itu sangat bagus. Aku tidak mau tertinggal jauh di belakangmu. Setidaknya, aku harus bisa naik tingkat juga dalam pengelolaan tubuh.”

“Kenapa kamu begitu kompetitif? Tidak bisakah kamu membiarkanku sedikit lebih baik.”

“Tidak bisa. Aku ini pria, akan sangat memalukan berada di belakang perempuan. Apalagi, aku lebih tua darimu.”

“Kalian terlalu serius.” Ujar I Rabia.

“Kita ini keluarga tertinggi dikota Leppa sekarang. Harus mempertahankan status kita dan juga memiliki tanggungjawab besar dibanding keluarga lainnya.”

“ La Bulla, kamu sudah seperti kakekku. Sangat serius itu menyebalkan!.” I Rabia mendengus. Setelah menuntaskan the manis yang disuguhkan, mereka melanjutkan kunjungan.

Di rumah walikota, I Rani sangat tersanjung karena dikunjungi sang juara. Dia mengemas banyak hal walaupun ibu walikota telah mengunjungi keluarga La Wero secara pribadi.

“ Tadi, aku pergi bersama ibuku ke rumah keluarga La Wero. Kata pelayan di rumahmu, kamu keluar mengunjungi teman.”

“Ya, aku mengunjungi teman-teman dekat di sekolah.”

Mereka tidak tinggal lama karena I Rabia yang kekenyangan merasa tidak enak badan.

“Cepat pulang. Aku mau buang air.” Katanya berkeringat dingin.

Di rumah panggung yang masih terbilang besar di kawasan kediaman keluarga La Wero. Barang pecah satu persatu terdengar.

“Ini tidak adil! Sangat tidak adil!.”

Ramalla melemparkan barang –barang dalam kamar. Dia kesal setelah tahu orang-orang bersenang-senang merayakan kelulusan ujian awal terutama mengetahui puang Wati yang mempermalukannya kemarin mendapat banyak hadiah. Bahkan Hining yang cuma orang luar dari keluarga La Wero juga mendapat banyak hadiah dan dapur kediaman secara khusus membuat makanan bergizi untuk rumah penatua pertama.

Kemarahan yang tidak bisa dibendung adalah hadiah yang diterima I Miang sangat banyak dan semua petinggi kota datang berkunjung untuk I Miang si udik desa.

Puang Tonggeng yang pulang karena kesal mendengar orang-orang menyanjung keluarga inti La Wero yang telah mengabaikannya beberapa waktu ini. Sampai di rumah dia malah mendengar kemarahan Ramalla.

“Mengamuk?! Apa yang membuatmu marah, Hha?!.”

“Petta, semua orang menerima hadiah kelulusan yang baik. Lihat rumah kita, aku hanya diberi beberapa hadiah tak bernilai.”

“Kalau kamu menginginkan hadiah besar, kenapa kamu tidak melakukan dengan baik? Lulus dengan nilai baik kamu juga akan mendapat hadiah yang baik.” Puang Tonggeng balik marah.

“Lihat anak orang-orang, mereka lulus dengan nilai yang baik. Semua orang datang menyanjung. Jangankan anak, bahkan orang tua mereka mendapat hadiah. Kamu?! Orang tidak menghormati ku karena punya puteri tak berbakat sepertimu.”

Di masa lalu, Ramalla selalu berpikir bahwa sebagai nona dari keluarga bangsawan terhormat, dia tidak perlu bekerja keras untuk meningkatkan spiritualnya karena ketika dia menjadi istri pejabat atau istri bangsawan dia akan memiliki pengawal pribadi dan memiliki hak istimewa dari rakyat biasa. Terpenting sebagai nona muda adalah tampil sebagai nona bangsawan, berpendidikan dan berbudi luhur serta menjaga hubungan social dengan keluarga bangsawan dan pejabat.

Ramalla bekerja keras belajar sastra, melukis, menyulam yang menurutnya adalah modal menjadi menantu idaman para nyonya pejabat atau nyonya bangsawan. Menjaga penampilan merupakan hal penting untuk menarik perhatian tuan muda.

Dia memandang rendah nyonya besar keluarga La Wero karena menganggap tidak mencerminkan sikap nona bangsawan yang harus terlihat berwibawa dan menjaga jarak dengan rakyat biasa. Sedangkan puang Sori yang diketahui hanya keluarga sederhana dari kota kecil dan sangat dekat dengan warga sipil karena sering terlibat langsung dengan kegiatan pengobatan gratis yang dilakukan rumah sakit tabib Tarima. Selain itu, puang sori selalu berpenampilan sederhana yang hanya memakai hiasan di rambutnya.

Dia juga berpikir kalau La Guritcie menjaga puang Sori sebagai istri sah untuk mengambil keuntungan menjadi sumber pil untuk keluarga besar La Wero. Puang Sori bekerja keras menjadi alkemis untuk mempertahankan posisinya sebagai istri sah. Baginya, pil hasil penyulingan puang Sori adalah milik keluaraga La Wero termasuk dia dan sudah kewajiban bagi Puang Sori dan rumah tabib Tarima menyiapkan pil dan ramuan untuk keluarga La Wero dan sebagai nona dari keluarga La Wero dia punya ha katas pil dan ramuan itu.

Karena membiarkan istrinya bekerja keras dan membawa anaknya ke desa, Ramalla mengira kalau La Guritcie tidak memiliki cinta pada istri dan anak perempuannya. Mereka berdua hanya alat untuk mendapatkan keuntungan seperti sikap ayahnya.

Tentu saja, pikiran bengkok Ramalla tidak bisa disalahkan sepenuhnya pada diri Ramalla. Dia tumbuh dan besar dibawa kata-kata orang tuanya, terutama ayahnya tentang dia nona bangsawan yang harus berwibawa dan bermartabat agar nanti bisa menikah dengan keluarga pejabat atau bangsawan. Pikiran ini ditanamkan oleh ayahnya berdasarkan pengalaman hidupnya. Meskipun ayahnya hanya kerabat jauh kepala keluarga waktu itu, ayah puang Tonggeng mendapat hak istimewa dalam keluarga La Wero. Punya kediaman dan tanah pertanian sendiri. Kedua adik perempuannya menikah dengan keluarga pejabat dan keluarga bangsawan. Hanya saja puang Tonggeng melupakan hal penting kalau ayahnya saat itu orang kepercayaan yang jujur dan setia pada kepala keluarga. Selain itu, kedua saudarinya adalah anak istri sah. Ibu kedua saudarinya masih kerabat pejabat kota yang punya nama baik. Dia lupa kalau dia lahir dari ibu seorang pelayan yang menjebak tuannya.

“Petta, kamu tidak bisa menyalahkan saya sepenuhnya. Sebelum ujian, saya dihukum oleh puang Murni tidak diberi pil dan senjata. Ujian kali ini, nilai tertinggi diambil dari sesi pertempuran. Energiku cepat kewalahan karena tidak mendapat pil baik. Saya hanya dikasi pil yang digunakan para pelayan kediaman. Senjataku juga tidak layak menghadapi serangan senior penguji. Itu senjata using yang sudah dipakai tahun-tahun lalu. Tahun ini, aku tidak diizinkan mengambil senjata di gudang keluarga.”Ramalla merangkai sejuta alasan dari kegagalannya.

“lagipula, aku bukannya tidak lulus. Aku hanya lulus dengan nilai buruk karena tidak diberi persiapan yang layak.”

“I Miang melakukannya dengan baik karena dia puteri sah dari kepala keluarga. Dia diberi segala hal baik dari keluarga La Wero. Kalau aku mendapat, bahkan jika itu hanya setengahnya, aku juga bisa melakukannya.”

Puang Tonggeng hanya diam. Tidak membantah pernyataan anaknya lagi.

“Petta, ini sangat tidak adil! Bahkan kalau aku bukan anak berbakat, aku masih anak dari petta dan cucu dari puang kakekku. Meski tidak menghitung kerja ibu, Kamu dan kakek telah bekerja keras melayani keluarga ini sejak dulu. Dari kakek muda dan ayah masih remaja. Tapi mereka mengabaikan kita sekarang.”

“Berhenti membuat kekacauan dan tidur lebih awal.” Nada puang Tonggeng melembut dan Ramalla tahu kalau kata-katanya telah menyentuh nurani ayahnya. Lebih tepatnya, itu menyentuh titik sakit puang Tonggeng dan membangkitkan rasa iri masa mudanya pada anak-anak keluarga inti.

“ Ya, ini tidak adil.” Hati puang Tonggeng menyuarakan itu saat pria itu berdiri di lego-lego memandang langit.

1
Irul Munawirul
calabai=banci🤪😆 semangat daeng
Mia Lamakkara: terimakasih dukungannya
total 1 replies
kutu
Luar biasa
Mia Lamakkara: terima kasih supportnya
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
ladia120
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Suzanne Milla
Gemes deh!
Mưa buồn
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!