Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bom Capung
"Atu yatin atan belhasil, lalu plogles tamu membuat bom belbentuk tapung badaimana?" Zara tersenyum
"Sudah don, atu sudah puas denan bentutnya. Sudah sempulna, tamu nau lihat?" Zayd mengangguk, Zara segera keluar dan tak lama ia kembali masuk dengan membawa tab miliknya.
Terlihat Zara sibuk mengotak-atik benda persegi panjang tersebut, dan duduk di sisi ranjang. Zayd menyudahi kegiatannya, ia berjalan mendekati sang kakak.
KLIK
"WAAAAAAHHHH... telen syetali, ini benelan milip denan tapung." Zara tersenyum bangga, ia menepuk dadanya bangga
"Tamu mau itut untut uji toba ladih?" Zayd mengangguk cepat
"Talo beditu, setelah matan tiang kita te belatan."
"Oteh"
Tanpa mereka ketahui, obrolan mereka terpantau oleh kedua orang tuanya. Bintang yang terkejut dan langsung memijat pelipisnya, sedangkan Laras tersenyum bangga. Kedua orang tuanya memasang CCTv di kamar kedua anaknya, bukan hanya kali ini saja melihat kehebatan dan kejeniusan anak-anaknya.
Namun sebelum-sebelumnya juga sudah, seperti kakak beradik itu yang fokus memporak porandakan jaringan mafia. Zara dan Zayd, menghancurkan pertemuan jual beli manusia. Dimana mereka juga menayangkan secara life transaksi tersebut, pada pihak kepolisian. Dan tentu saja, pihak kepolisian langsung bergerak mengepung tempat yang di jadikan markas pertemuan tersebut.
Bukan hanya 1 atau 2 orang, yang di jual belikan. Bahkan banyak anak-anak, yang hendak di jadikan budak. Dan juga ada para gadis di bawah umur, yang akan di jadikan pemuas oleh orang-orang tak berakal. Bintang sempat kalang kabut, karena ia takut bila kedua anaknya akan berurusan dengan para mafia sadis tersebut. Namun Laras menenangkan Bintang, bila kedua anaknya sudah memperkirakan semuanya.
Zara dan Zayd, tentu saja menyasarkan alamat IP nya. Takkan ada yang bisa melacak mereka, bahkan mereka akan langsung menghancurkan akunnya. Apabila ada yang mencoba masuk, dan mencari tau siapa mereka.
"Memang tidak bisa di ragukan lagi, bila mereka adalah anak-anakku." Bintang melirik tajam sang istri
"Kalau bukan anak-anakmu, anak siapa lagi? Bubun pikir, mereka lahir dari batu." balas Bintang, membuat Laras terkikik
"Tak usah di ambil pusing, otak genius mereka, menurun dari kedua orang tuanya. Selama tidak merugikan diri sendiri dan juga orang lain, biarkan saja." ucap Laras, seraya mendudukkan dirinya di pangkuan sang suami
"Ya.. jangan lupakan, darah Mafia yang juga menurun pada mereka. Dan darah itu benar-benar, melekat pada putri kita." Laras tersenyum, ia membenarkan ucapan sang suami.
Bahkan Zara, di usianya yang masih menginjak 3 tahun. Sudah bisa menguasai senjata api dan panahan, ayah mana yang tidak shock melihatnya. Padahal Zara hanya melihat sekali, saat sang ibu latihan di markasnya. Laras sengaja mengajak kedua anaknya, untuk melihat siapa yang lebih berminat dan berbakat.
Dan tebakannya benar, sang putri lah. Bahkan kini putrinya, bisa meracik bom sendiri. Entah kenapa darah mafia, menurun pada keturunan perempuan.
.
.
"Bubun, setelah matan atu dan Jay nau te belatan." ijin Zara, Laras mengangguk
"Apa bubun boleh ikut?" Zara dan Zayd saling tatap, Zayd mengangguk
"Boleh"
"Yayah juga" jawaban Bintang, tentu saja mengejutkan Zara dan Zayd.
"Tidak apa-apa, yayah tidak akan mengganggu kegiatan kalian. Kami hanya akan melihat saja, bolehkan?" Zara pun mengangguk
"Ya sudah makan dulu, biar ada tenaganya." titah sang ibu
Tanpa banyak protes, Zara memakan makanannya. Ia yang biasanya menolak sayuran, namun kini terlihat menurut dan menghabiskannya.
"Teletai.... ayo Jay" Zayd mengangguk, karena ia pun telah selesai memakan makan siangnya.
"Oke kalo gitu, kalian duluan ke belakang bersama yayah. Bubun mau cuci piring lebih dulu, ingat... jangan mulai sebelum bubun datang."
"OTE BUBUN" jawab Zara dan Zayd, mereka pun turun dari kursi dengan bantuan Bintang
"Yayah duluan ke belakang ya bun, apa bubun butuh bantuan yayah?" Laras menggelengkan kepalanya
"Yayah susul anak-anak saja, barangkali nanti mereka butuh bantuan. Walau bagaimana pun, mereka tetaplah anak-anak." Bintang mengangguk, ia mencium sekilas bibir Laras dan gegas menyusul kedua anak nya.
.
.
Bintang melihat Zara mengotak-atik tab miliknya, ia terpukau dengan kecepatan jari jemari sang putri.
"Jay, tolon telualtan benda itu dali totatnya." ucap Zara, tanpa melihat sang adik
Zayd melangkahkan kakinya, ke kotak hitam yang ukurannya tidak terlalu kecil, namun tidak terlalu besar juga.
"Butuh bantuan?" tanya Bintang, Zayd menggelengkan kepalanya
"Zay tuat yayah" Bintang mengangguk, ia pun membiarkan sang putra membawa kotak tersebut. Meski terlihat keberatan, namun Zayd tak buka suara untuk meminta bantuan sang ayah.
Zayd membuka kotak tersebut, lagi-lagi Bintang terkagum-kagum dengan kejeniusan sang putri. Bintang terkesima, ia benar-benar takjub dengan ada yang di hadapannya. Bila benar ini adalah sebuah bom, maka tak ada yang bisa mengiranya. Karena benda tersebut, benar-benar menyerupai serangga berekor panjang tersebut.
Zayd mengambil satu, di antara 4 capung yang ada dalam kotak.
"Om Deli, apa tudah meniaptan yan Zala pinta?" tanya Zara pada anak buah sang ibu
"Sudah nona muda, benda itu sudah ada di sana." jawab Deri, Zara tersenyum lebar. Saat melihat Deri menunjuk ke arah, yang cukup jauh dari jarak mereka.
"Telima tasyih, talo ada umul dan jodoh nati Zala nau nitak syama om Deli." celetuk Zara, yang langsung mendapat pelototan dari Bintang. Begitu kuga Deri, ia susah payah menelan salivanya.
'Neng Zara kalo ngomong jangan asal jeplak, bisa di gorok om Deri.'
Zara meminta Deri, untuk menyiapkan sebuah kotak, yang terbuat dari Grafena. Grafena merupakan bahan terkuat yang ditemukan pada tahun 2010 lalu. Diketahui grafena 200 kali lebih kuat dari baja dan 1.000 kali lebih ringan dari kertas. Grafena hanya terbuat dari satu lapisan atom karbon yang diposisikan dalam bentuk kisi segitiga.
Zara mendapatkan benda tersebut, dari lelang yang di adakan di pasar gelap tentunya. Ia menggunakan nama Deri, karena bila menggunakan nama dirinya akan sangat berbahaya. Bahkan dengan Deri pun, ia tetap harus memalsukan identitasnya. Dan tentu saja, hal tersebut dengan bantuan Zayd.
Dengan harga cukup fantastis, akhirnya benda itu jatuh ke tangannya. Laras tak keberatan tentunya, sekali lagi. Bila apa yang dilakukan kedua anaknya, tidak merugikan dan membahayakan dirinya sendiri, juga orang lain. Laras akan memberi ijin dan juga mendanai, apapun yang di buat oleh kedua anaknya.
Mungkin kalian akan protes, bila anak seusia anak-anak Laras tidak cocok untuk melakukan hal ini. Kembali lagi aku jelaskan ya, ini dunia halu ku. Tak ada yang tak mungkin dan tak ada larangan, ok. Kalo protes lagi, tapi ga masuk akal. Dimana ngehalu masuk akal?? Kalian aja pengen nikah sama army nya, padahal jelas-jelas ga bisa😊
Kini mereka sudah ada di alam terbuka, yang jauh dari tempat bermainnya hewan-hewan buas pelihara nya.
"Apa bubun terlambat?" tanya Laras yang baru saja bergabung, bahkan untuk sampai ke tempat tersebut saja. Laras dan yang lainnya, harus menggunakan buugy car. Kendaraan yang di gunakan orang-orang, untuk bermain golf. Bisa kalian bayangkan, jaraknya seberapa jauh bukan?
"Tidak, karena kami belum memulainya" jawab Bintang, ia pun menarik tangan sang istri untuk duduk di pangkuannya.
Melihat kemesraan kedua orang tuanya, Zara dan Zayd memutar malas kedua bola matanya.
"Yayah ducin syetali sama bubun" celetuk Zara
"Huss... tau darimana kamu bucin?" ucap Laras
"Dali om Ten, om Ten bilan.. talo om Ten, dutin tama istelina." Laras menggelengkan kepalanya, ia pun turun dari pangkuan Bintang dan duduk di sebelahnya.
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading...
laras aneh aneh aja🤣🤣🤣🤣🤣🤣