Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.
Lalu bagaimana nasib Lingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Tubuh Lingga di balik oleh Diko dan kini mereka saling berhadapan. Tatapan Diko kini penuh damba dan perlakuannya pun sangat romantis sekali.
Rasa lelah di tubuh mereka berdua hilang begitu saja, karena rasa bahagia.
***
Siang itu tepat pukul sembilan pagi. Anggie mendatangi kantor Diko. Ia pikir, Diko seperti biasa ada di sana. Niat Anggie memberikan surprise dan emminta maaf kepada Diko.
Dengan santainya ia masuk ke dalam gedung perusahaan itu dan berjalan menuju pintu lift utuk mengantarkannya ke lantai tiga. Kebanyak orang memang sudah mengenal Anggie. Siapa yang tak kenal Anggie?
Model cantik dengan paras yang sungguh menawan dan tubuh yang mempesona bagi kaum adam yang melihatnya. Dres putih ketat dan pendek dengan sepatu high heel dengan tumit tinggi berukuran sebelas sentimeter. Dres tanpa lengan dengan kaca mata hitam dan topi bulat seoalh ia sedang berjalan di pantai.
Semua mata memnadang ke arah Anggie. Tapi ada beberapa pasang mata yang berbisik kurang mengenakkan tentang Anggie. Rahasia besarnya terbongkar perlahan dan perihal telah menyakiti serta membuat kecewa cucu pemilik perusahaan yang sempurna dan tak ekkurangan satu apapun. Anggie memnag bodoh!!
ceklek ...
Tanpa mengetuk pintu, Anggi masuk ke dalam ruangan Diko. Sekertaris yanga ada di depan pun sama sekali tak bertanya dan tak menghalangi Anggie untuk masuk ke dalam ruangan mantan calon suaminya itu.
Betapa terkejutnya Anggie saat menatap ke arah dalam setelah masuk ke ruangan tersebut. Ada Oma Anna yang juga terkejut dengan sikap kurang sopan Anggie.
"Tidak punya mulut? Untuk bilang permisi atau sapaan lain? Atau merasa ini ruangan milik kamu sendiri?" tanya Oma Anna dengan suara ketus.
Anggie yang gugup langsung bisa menguasai dirinya sendri lalu berjalan dengan santai tanpa dosa.
"Oma Anna sayang," ucap Anggie denga wajah sedihnya di tampakkan. Ia harus bisa mengambil hati Oma Anna untuk melancarkan semua aksinya.
Oma Anna hanya menatap Anggie dengan tatapan tajam.
"Belum puas membuat malu keluarga Oma? Mneinggalkan Hendiko tepat di hari pernikahannya hanay karena hamil. Memang sudah kamu gugurkan kandungan kamu dnegan sugar dadymu itu?" tuduh Oma Anna dengan sangat tepat sekali.
Anggie hanya melongo dan tehenyak kaget dengan ucapan Oma Anna yang tahu segalanya tentang Anggie.
"Kenapa? Kaget? Kenapa bisa tahu semuanya tentang kamu? Mata -mata Oma itu banyak. Oma memang tidak ingin salah pilih untuk menyandingkan seorang perempuan dengan Diko, cucu Oma. Oma hanya tidak ingin Diko di manfaatkan di tengah kesibukannya mengurus perusahaan," ucap Oma Anna semakin ketus dan ebgitu nyinyir. Wajah Oma Anna sama seklai tak bersahabat pada anggie.
"Oma ... Oma salah orang. Anggie sanagt emncintai Diko. Gak mungkin Anggie melakukan hal buruk untuk membuat Diko kecewa dan sakit hati," ucap Anggie mencoba memberikan alasannya.
"Ohh ya? Kamu pikir, meninggalkan Diko di tepat di hari pernikahan itu bukan sesuatu yang fatal? Mengakibatkan orang kecewa dan sakit hati yang bisa membuat orang itu benci melihat kamu, muak dengan sikap kamu, Anggie!! Oma salah satunya. Lebih baik kamu pergi dari sini, dan jangan pernah kembali lagi. Diko sudah bahagia dengan tambatan hatinya yang baru. Kini mereka tengah berbulan madu. Kalau hanya untuk mencari yang lebih baik dari kamu itu sangatlah mudah. Kamu hanya cantik dalam paras, tidak dengan hati, berbeda dengan gadis yang saat ini telah di nikahi oleh Diko. Gadis yang cantik, manis, ramah, lembut dan bis amengurus suami denagn baik," tegas Oma Anna.
Oma Anna menekan tombol yang langsung berdering di tempat pos satpam. Itu tandanya ebberapa satpam harus naik dan emngeluarkan secara paksa tamu yang saat ini ada di ruangan pemilik perusahaan itu.