Chen Niu seorang pembisnis besar yang mencapai prestasi besar diusia 40 tahun. Terlahir dalam keluarga yang miskin dan selalu bergerak maju untuk mencapai tujuannya.
Mempelajari Seni Beladiri Kuno dan menjadi seorang Grandmaster Beladiri yang disegani, membuat Kelompok besar dan menginjakan kakinya dengan kuat.
Status, Uang dan kehormatan semua sudah dia dapatkan. Namun bahkan saat kematian datang kepadanya masih banyak hal yang menjadi penyesalan.
Perlahan Chen Niu membuka matanya dan kembali kemasa lalu saat berumur 17 tahun yang merupakan seorang Siswa Sekolah Menengah yang menyelesaikan Ujian untuk masuk keperguruan tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Bukan Urusanku
Chen Niu adalah orang yang berpandangan luas dan tidak seperti mereka yang hanya bisa menggunakan otot dalam pertarungan. Terkadang menjadi terlalu berlebihan atau menonjol akan mengundang masalah bagi mereka.
"Seharusnya semua ini sudah cukup... Cao Zhen juga sudah menyiapkan tempat dan mengakuisisi salah satu Perusahaan disana. Orang-orangnya akan mengambil Giok ini nanti... sisanya aku serahkan kepadamu nanti untuk menanganinya !" Perintah Chen Niu dengan santai.
"Baik." Kata Bing Chu dengan patuh.
"Kalau begitu aku akan pulang saja... ada banyak hal yang harus aku siapkan sebelum pergi. Mungkin sewaktu-waktu aku bisa memanggil kalian untuk pergi kesana, jadi tetap siap dan lakukan tugas kalian dengan benar." Chen Niu berdiri dan Bing Chu berniat untuk mengantarnya pulang.
Mereka berdua segera berangkat menuju Rumah dan Chen Niu berniat untuk menghabiskan waktu bersama dengan Keluarganya sebelum berangkat ke Donghai. Sampainya dia disana terlihat teman sekelasnya yang bernama Meng Tian, mereka cukup berteman baik dan sering keluar bersama sewaktu di Sekolah.
"Hei... kawan dari mana saja kau... akhir-akhir ini sangat sulit untuk mencarimu !" Kata Meng Tian dengan santai.
"Aku hanya melakukan pekerjaan paruh waktu untuk mendapatkan sedikit uang lebih untuk kehidupanku nanti di Universitas. Kenapa juga kau mencariku ?" Tanya Chen Niu dengan santai.
"Oh... aku hanya ingin mengingatkanmu tentang sesuatu, Bis yang disiapkan oleh Pihak Sekolah ke Universitas Donghai akan berangkat seminggu dari sekarang. Jadi jangan sampai melupakannya dan tertinggal." Kata Meng Tian dengan jujur.
"Oke." Chen Niu tidak masalah dengan Jadwal keberangkatan dan semakin cepat maka semakin baik.
"Satu lagi... kemarin aku melihat Dewi Xue Rong berkencan dengan seorang Pria, aku sengaja menyelidikinya dan bertanya kepada teman-temannya. Pria itu berasal dari Donghai dan Ayahnya adalah seorang Polisi, sepertinya Keluarga mereka ingin menjalin hubungan yang dekat mengingat Ayah Xue Rong juga seorang Polisi."
Meng Tian menepuk pundak Chen Niu dan berkata, "Aku harap kau tidak depresi mengetahui hal ini, Dewi kita memang sangat cantik. Tapi masih banyak Wanita cantik lainya, jangan sampai kau bunuh diri karena kalah bersaing !"
"Apa yang terjadi kepada Xue Rong itu semua bukan urusanku. Sulit untuk mengurus diriku sendiri dan aku tidak memiliki tenaga untuk memikirkan hubungan orang lain." Kata Chen Niu dengan jujur.
Harus dia akui bahwa cinta pertamanya adalah Xue Rong, namun setelah masuk ke Universitas Donghai mereka jarang berinteraksi satu sama lain dan Chen Niu juga tidak terlalu peduli.
Bahkan sampai mereka lulus sekalipun Chen Niu tidak pernah bertemu dengan Xue Rong, apa yang dia rasakan saat ini hanyalah rasa kagum akan kecantikannya dan bukanlah cinta.
"Sudahlah... Rumahku baru saja selesai direnovasi dan sepertinya Kamarku sudah selesai. Dari pada kita mengobrol sesuatu yang tidak jelas lebih baik bermain game didalam !" Kata Chen Niu dengan santai.
"Kau benar... kau harus siap mental jika berhadapan denganku nanti." Mereka berdua masuk dan bersenang-senang.
Sore harinya Meng Tian pulang dengan perasaan kesal. Entah dari mana Chen Niu ini belajar dan skilnya dalam game bola meningkat dengan drastis, Chen Niu hanya tersenyum puas dan mengejek Meng Tian.
Chen Niu kembali untuk menemani kedua orang tuanya dan berbicara banyak hal. Mereka bertanya tentang bisnisnya dan Chen Niu menjawabnya dengan jujur.
Bahan Mentah Giok yang dimilikinya sangat banyak dan tidak akan habis untuk beberapa tahun kedepan. Jadi tidak ada yang perlu dia khawatirkan sama sekali.
Chen Fu tersenyum dan berkata, "Ayah tidak terbiasa dengan kehidupan seperti ini, apakah ada sesuatu yang bisa Ayah bantu seperti memotong Batu atau yang lainya ?"
"Ayah ingin bekerja ?" Tanya Chen Niu dengan santai.
"Ya... walaupun tubuh ini sudah tua tetapi masih kuat. Jika Ayah tidak bergerak untuk berolahraga maka mungkin Ayah akan sakit-sakitan, biarkan Ayah membantu sedikit." Kata Chen Fu dengan jujur.
Perubahan ini terlalu mendadak untuk Chen Fu dan Niu Lan. Mereka berdua hanyalah orang miskin yang menyambung hidup dengan bekerja, sekarang Anak mereka sudah menjadi orang yang dapat diandalkan dan memiliki banyak uang.
Setidaknya mereka juga ingin membantu Bisnis dari Anaknya. Bisnis ini tidak kecil dan mungkin butuh banyak tambahan tanaga.
"Selama Ayah tidak keberatan bekerja dengan orang-orang dari Wang Du itu bukan masalah, Wang Du memang sudah diusir dari tempat ini dan mereka sekarang merupakan bawahanku. Dari pada aku membiarkan mereka pergi lebih baik untuk menggunakan tenaga mereka dengan baik. Bagaimana... apakah Ayah mau ?" Tanya Chen Niu dengan sangai.
"Mereka sudah datang kesini dan meminta maaf dengan tulus. Semua ini pasti karena ulahmu dan kami tidak akan bertanya lebih, Ayahmu ini tidak keberatan dan kau bisa mengaturnya." Kata Chen Fu dengan tegas.
"Baik." Chen Niu mengangguk dan mematuhi perintah Ayahnya.