Korban Rahim Sewaan

Keesokan harinya Arsana benar-benar memanggil banyak wartawan di salah satu hotel ternama untuk konferensi pers mengumumkan kehamilan palsunya.

"Apa kau akan benar-benar mengumumkan kehamilan palsu ini pada publik sayang...tidakkah sebaiknya kau fikirkan dulu semua ini..."

kata Daniel berusaha membujuk Arsana untuk tidak membohongi publik dengan mengumumkan kehamilan palsunya.

Mereka saat ini sedang berada di ruang VIP menunggu jam konferensi pers yang sudah di jadwalkan. Arsana sendiri kini sedang memantaskan gaun yang di kenakannya untuk acara tersebut. Beberapa kali dia berdiri di depan cermin, berputar-putar melihat gaunnya, juga terlihat membubuhkan make up kembali ke wajahnya.

"Aku sudah memikirkannya sayang...dan inilah yang akan aku lakukan..."

jawab acuh Arsana masih fokus pada riasan di wajahnya, ia ingin terlihat cantik di depan kamera nanti.

"Lagi pula sudah banyak fans di sosial mediaku yang sering menanyakan tentang kehamilan padaku...aku ingin membungkam mulut mereka dengan konferensi pers ini..."

imbuh Arsana lagi.

Daniel mengusap wajahnya dengan satu tangan sambil menghela nafas dalam.

"Lalu bagaimama...jika mereka nanti malah mengetahui tentang kehamilan palsumu ini...mereka akan menghardikmu nanti.."

jawab Daniel dengan sedikit kesal karna Arsana yang tak pernah mendengarkan pendapatnya.

"Sayaang...tenang lah...tidak ada yang akan tau...semua ada di dalam kendaliku...percayalah.."

jawab Arsana ringan tanpa melihat ke arah Daniel.

"Baiklah semua terserah kau saja.."

jawab Daniel acuh.

Ya Daniel memang tak bisa berbuat apapun, selama menjadi suami Arsana . Istrinya itu selalu bertingkah semaunya, dia tak pernah mendengarkan Daniel dan semua keinginan maupun nasehat darinya.

Bukan tanpa sebab, semua ini karna Arsana lah yang mendominasi dalam keuangan keluarga kecilnya ini. Ya Arsana mewarisi perusahaan properti terbesar dari ayahnya, yang sekarang tengah di jalankan oleh Daniel. Sedangkan Arsana sendiri lebih memilih fokus pada dunia modelingnya.

Sebelum menikah dengan Arsana, Daniel berasal dari keluarga biasa, cukup kaya tapi tidak sekaya keluarga Arsana.

Daniel kuliah di sebuah fakultas yang cukup terkenal di kota jakarta dengan beasiswa yang dia dapatkan, karna dia adalah salah satu pria cerdas yang sering menjuarai segala mata pelajaran.

Sehingga dengan mudah Daniel mendapatkan beasiswa di fakultas tersebut dengan kecerdasannya.

Daniel kuliah di jurusan manajemen sedangkan Arsana kuliah di jurusan fasion.

Dari sanalah kisah cinta mereka mulai tumbuh, Arsana dan Daniel sering bertemu saat berkuliah di kampus yang sama. Meski berbeda jurusan namun keduanya sering bertemu di sela-sela jam kuliah mereka yang kosong,saat beristirahat atau pun saat pulang. Karna mereka ada di satu gedung yang sama.

Karna seringnya pertemuan mereka, tumbuhlah cinta di antara mereka. Mereka pun menjalin kasih, banyak yang iri dengan keduanya, mereka bahkan di juluki pasangan paling sempurna di kampus itu. karna kecantikan Arsana yang luar biasa dan ketampanan Daniel yang sangat menawan membuat mereka seperti pasangan romeo dan juliet di dunia nyata.

Lama menjalin kasih, akhirnya Daniel mengalah dan terpaksa melepaskan Arsana. Karna Daniel tau, dia tidak akan bisa menikahinya karna status Daniel yang bukan siapa-siapa di bandingkan dengan keluarga Arsana.

Daniel merasa takut jika dia tidak bisa menghidupi Arsana dengan segala kemewahannya nanti setelah dia menikahinya, mengingat dia hanyalah berasal dari keluarga biasa.

Arsana yang mempunyai cinta yang amat besar kepada Daniel dan sangat tergila-gila dengan ketampanannya tidak ingin Daniel jatuh dalam pelukan wanita lain.

Melihat Daniel yang menyerah akan statusnya membuat Arsana memiliki sebuah ide gila yaitu melamar Daniel sebagai suaminya. Tentu ide itu selalu di iyakan oleh papanya karna dia tak mau putrinya satu-satunya bersedih karna cintanya yang tak bisa ia miliki.

Saat itu Daniel pun ingin menolak lamarannya dan memilih untuk melupakan Arsana, karna ia pikir percuma saja ia menikahi Arsana ia juga tak akan bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan Arsana yang serba mewah itu.

Akhirnya Arthur pun memberikan salah satu perusahaan property nya kepada Daniel untuk di pimpinnya, untuk memenuhi kebutuhan mereka setelah menikah kelak.

Dengan begitu Daniel tak mampu lagi mengelak, dia juga dengan senang hati menerima lamaran dan juga perusahaan Arthur untuk di pimpinnya. Daniel berfikir dia sudah di berikan takdir untuk hidup dengan Arsana karna semua kemudahan yang di berikan oleh orangtuanya secara cuma-cuma. Tanpa dia sadari sifat dan sikap Arsana yang sesungguhnya.

Setelah menikah barulah Daniel tau sifat sebenarnya Arsana yang sombong dan angkuh. Arsana bahkan tak pernah mempertimbangkan keputusan Daniel sebagai kepala keluarga, Arsana selalu mementingkan keinginannya sendiri.

Termasuk sekarang tentang program rahim sewaan ini, semua atas kemauan Arsana yang dengan angkuhnya selalu mendewakan uang bisa mengatur segala dalam hidupnya. Termasuk menyewa rahim untuk mengandung anaknya dan Daniel untuk mempermudah hidupnya.

Acara konferensi pers pun di mulai, dengan santainya Arsana benar-benar mengumumkan kehamilan palsunya, bahkan dia mempertegas segala cerita palsu tentang kehamilannya dengan menitikkan air mata. Seakan yang keluar dari matanya adalah air mata haru dan bahagia, padahal semua itu adalah palsu.

Hanya untuk mengelabui publik bahwa berita yang ia sampaikan adalah benar. Arsana juga membawa hasil tes darah Eva yang sudah di ganti dengan namanya. Beberapa kali dia juga berakting mengelus perutnya lembut di depan kamera.

Daniel pun hanya bisa mengiyakan sambil tersenyum di setiap penuturan Arsana. Dia berfikir jika ini dapat membuatnya bahagia maka Daniel akan dengan patuh menuruti kemauan wanita yang di cintainya ini.

Konferensi pers yang di adakan Arsana ini juga di siarkan secara live di TV.

Eva yang masih berada di rumah sakit untuk menjalani test darah lanjutan, melihat acara di TV yang sedang menayangkan tentang konferensi pers tersebut.

Entah kenapa rasanya Eva tak menyetujui tindakan Arsana yang membohongi publik dengan kehamilannya.

Tapi apalah daya, Eva juga tau diri dia hanyalah wanita sewaan untuk mengandung anak mereka.

Dan Eva juga tak begitu memikirkannya karna dia sendiri sekarang sedang di liputi oleh rasa bahagia karna program kehamilannya berhasil.

Bahkan semalaman Eva bermimpi bahwa ia memiliki rumah sendiri dengan uang yang berlimpah, dia juga melihat orangtuanya dalam mimpi itu tengah tersenyum bahagia. Dan mimpi itu cukup membuat mood Eva baik hari ini, hingga dia tak memperdulikan lagi acara di TV.

Berbeda dengan Toni, dia merasa kasihan dengan Eva yang menatap layar TV dengan expresi wajah yang tak dapat di artikan. Matanya sesekali menangkap tangan Eva yang mengelus lembut perutnya.

Toni merasa jika peran Eva disini sangatlah penting untuk melahirkan keturunan Daniel dan Arsana, tapi dengan santainya mereka seperti tak menganggap Eva ada dalam hidupnya dan terkesan tidak menghargai Eva sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya calon bayi mereka.

Bersambung....