Bagaimana rasanya tinggal seatap dengan mantan istri, tapi dengan status yang berbeda?
Sisa trauma pengkhianatan sang Istri membawa Bara bertemu Rea, gadis yang menurutnya sangat manis dalam hal apapun. Namun, Bara harus kembali menelan kekesalan saat mamanya bersikeras kembali menjodohkannya?
SEASON 2
Pengkhianatan Galen di malam sebelum pernikahan membuat Alesya Damara Alnav trauma. Video 19 detik membuat geger dan menghantam habis cintanya, hingga seorang duda menawarkan diri menjadi pengantin pengganti Galen untuk Alesya.
Akankah pernikahan mereka bahagia? Bagaimana cara Abberico Reivander mengobati luka hati seorang Alesya? sedang sifat sama-sama dingin membuat keduanya tersekat jarak meski raga berdampingan.
Happy Reading💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Alex dan Neya menyambut ramah kehadiran Bara dan Tama. Namun, hal itu tak berselang lama saat Neya tiba-tiba mengangkat telepon dan panggilan itu berasal dari Revan.
"Ck!" ingin rasanya Bara berdecak, akan tetapi ia hanya bisa berharap dalam hati kalau-kalau ibunya Rea tak membocorkan kepulangan mereka pada laki-laki itu.
"Ini tumben sekali loh, Rea pulang ke Bandung tanpa kakaknya. Apa salah satu diantara kalian adalah kekasih Rea?" tanya Alex dengan muka penasaran.
"Ini, Om. Dia... Hya dia ini kekasihnya Rea." Tama menunjuk Bara lebih dulu hingga berhasil membuat Alex melayangkan pandangan pada Bara langsung, menelitinya dari atas sampai bawah.
"Kamu pacarnya Rea?" tanya Alex. Bara kebingungan harus mengiyakan atau tidak, ia menatap Rea seolah meminta kode akan tetapi gadis itu malah mengedikkan bahu dengan seringai tipis.
"Apa Rea sedang mengujiku?" batin Bara.
"Ehm, I-iya Om." Bara gugup, dan itu berhasil membuat Rea tergelak.
"Ouh!" Jawab Alex, kemudian terdiam.
Melihat respon Ayahnya Rea membuat jantung Bara berdetak kencang karena gelisah. Bagaimana kalau laki paruh baya itu menolaknya, tak merestuinya dengan Rea? Bara mendadak bisu dengan pandangan menunduk ke bawah. Dulu, saat pacaran dengan Eliza, ia belum pernah sekalipun bertemu dengan orang tuanya. Menikahi Najira, mereka menikah tepat disaat calon mertuanya hampir meregang nyawa dan kini? ini pertama kali bagi Bara dan rasanya sangat main stream.
"Yah," panggil Rea.
Alex menoleh, dan mendapati putrinya mengedip-ngedipkan mata sontak tersenyum tipis, sangat tipis nyaris tak terlihat.
"Kamu mencintai putriku?" tanya Alex tiba-tiba membuat Bara seketika mendongkak dan menatap Alex terkejut.
Rea tak kuasa menahan diri, meski begitu ia menutup bibirnya dengan telapak tangan agar tawanya tertahan.
"Mam pus kau, Bara! Bucin doang, di depan mertua mlempem wkwkwk." batin Tama bersorak melihat Bara mati kutu.
"Iya, Om. Saya sangat mencintai Rea." Bara berujar dengan tegas dan pas membuat Tama dan Rea saling berpandangan lalu diam-diam Tama mengacungkan jempol kepada Rea.
"Hah? dia sedang serius kah sekarang?" tanya Rea yang terkejut dengan pengakuan Bara yang terang-terangan di depan orang tuanya.
"Bagus, berapa umurmu?" tanya Alex dengan kesungguhan.
Rea membola, ini bukan bagian dari keinginannya kenapa malah sang Ayah berlanjut mengintrogasi?
"Tiga puluh, Om."
Kini giliran Alex menatap Rea lekat, suasana mendadak mencekam meski di siang hari.
"Kamu pacaran sama laki-laki yang lebih tua dari abangmu?" tanya Alex tak percaya.
"I-iya Yah, tapi kan sebuah hubungan itu perihal perasaan dan nyaman, untuk umur aku tak terlalu memikirkannya."
Alex menghela napas, ia melihat Bara dan Rea bergantian.
Bara dilema, bagaimana jika Ayah Rea tahu statusnya adalah duda? bagaimana? apakah ia akan menyerah sebelum perang.
"Ayah tidak masalah, hanya terkejut saja." Alex kemudian terkekeh memecah keheningan mereka.
Bara tersenyum lega, "makasih, Om."
Di sisi lain, Neya yang sedang mengobrol dengan Revan disambungan telepon pun terkejut.
"Kamu mau menikah, Nak? kalau begitu kapan kamu membawa calonmu ke rumah? Ibu ingin lihat."
"Nanti, Bu. Tapi, apa ibu bisa menerimanya?" tanya Revan yang membuat Neya mengkerut.
"Kenapa tidak? memangnya kenapa sayang?"
"Dia berstatus janda, Bu? Apa Ayah sama Ibu keberatan?"
Mata Neya langsung membola kemudian terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menghela napas sambil mengusap dadanya.
"Janda? apa disana tidak ada gadis, Revan?"
"Tidak ada, Bu! Kalaupun ada, mana mungkin mau sama Revan yang cuma staff biasa."
Seketika Neya pun menyadari satu hal, "apa dia sudah punya anak?" tanya Neya.
Ia bukan membenci status janda, hanya saja tiap melihat sinetron ikan terbang membuat Neya negatif thinking dengan wanita berstatus itu, ditambah jika janda itu sudah memiliki anak, mereka akan sering bertemu dengan mantan suami yang memicu keretakan karena cemburu buta atau masalah yang lain.
"Belum, Bu."
"Syukurlah." Neya menghela napas lega.
"Oh, ya. Rea pulang bersama pacarnya, kenapa kamu tak sekalian. Bukankah sudah lama kalian tak pulang ke Bandung?" tanya Neya.
Deg!
"Rea pulang?"
"Iya, Rea pulang bersama kekasihnya." Neya berujar penuh dengan semangat, sementara Revan di seberang sana memijat pelipisnya yang tiba-tiba pusing.
"Aku tutup dulu, Bu. Salam buat Ayah dan Rea."
***
Revan meletakkan ponselnya, ia kemudian menghampiri Najira yang menunggunya di ruang tamu.
"Na." panggil Revan dengan lesu.
"Kenapa, Mas? Kamu sakit?" tanya Najira khawatir.
Revan menggeleng, ia menghampiri Najira dengan tubuh lemas dan mata sayu.
"Kamu beneran cinta sama aku, Na?" tanya Revan yang membuat Najira menatapnya dengan tanda tanya.
"Iya, Mas. Kok tiba-tiba nanya kaya gitu?"
"Tidak apa, Honey. Aku hanya khawatir cintamu sama Bara belum usai, bagaimanapun Bara sekarang..." Revan menjeda ucapannya, ia menunduk.
"Ada apa dengan Mas Bara?"
"Bara sekarang dengan Rea, aku tak bisa mencegahnya, hubungan mereka ternyata sudah sangat jauh bahkan Rea sudah mengenalkan Bara dengan orang tua kami." Revan menunduk, ia pasrah menunggu jawaban Najira, bagaimanapun seseorang akan sulit hidup berdampingan dengan masa lalu.
Najira menghela napas, lalu tersenyum. Meski begitu, hatinya merasa getir dengan keadaan hubungan mereka. Kenapa Bara tidak dengan wanita lain saja? kenapa harus adiknya Revan?
"Kita tidak tahu takdir ke depannya seperti apa, kalau masalah itu aku serahin ke kamu. Kamu kakaknya Rea, kamu yang bisa menilai adikmu gimana-gimana dengan Mas Bara, Mas."
"Mas Bara sebegitu seriusnya dengan Rea, apa ia sengaja melakukannya?" tanya Najira.
"Entah, aku takut Bara hanya memanfaatkan Rea untuk membalas kita."
***
Kediaman Rea, sore itu juga Bara, Tama juga Rea pamit. Awalnya Rea masih ingin tinggal, akan tetapi ia teringat bahwa tujuan mereka hanya mampir bukan pulang. Bara akhinya membawa Rea dan Tama chek in di hotel dekat Mall baru Bandung.
Pke alesan krn di sayang ibunya bara, trs pa korelasinya? Dasar laki2 lemah yah gini..
Yah lampiasin lah ke binik kamu atau selingkuh an nya kok mlh ke orang lain..