Li Yuchen adalah seorang kaisar yang memiliki kekuatan yang kuat hingga melegenda di Daratan Wuzhou namun tanpa disadari Hukum Dunia datang yang mengakibatkan dirinya gagal dalam melakukan terobosan yang lebih tinggi lagi.
Bagaikan orang yang terjatuh lalu tertimpa tangga, Li Yuchen dikhianati dan dibunuh oleh selir dan musuhnya hanya demi sebuah Harta.
Li Yuchen yang mengira ini adalah akhir dari hidupnya tidak menyangka ternyata dirinya mendapatkan kesempatan kedua dan dapat terlahir kembali.
Li Yuchen yang tidak ingin mengalami hal yang serupa di masa lalu pun mencoba mengubah takdirnya.
Apakah Li Yuchen dapat berhasil dalam mewujudkan keinginannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. Rubah Ekor Tujuh
Li Yuchen yang telah menggunakan banyak energi untuk mengaktifkan Formasi Level Tiga baru merasakan kelelahan setelah beberapa menit kemudian.
"Sepertinya tubuh ini telah mencapai batasnya. Aku tidak bisa kembali ke Kota dalam kondisi seperti ini. Aku harus memulihkan tenagaku terlebih dahulu." ucap Li Yuchen dengan keringat yang terus mengalir sambil bersandar dengan satu tangan ke pohon yang ada di sampingnya.
Li Yuchen yang telah sangat kelelahan pun memilih untuk beristirahat di salah satu Goa yang dijumpainya.
Li Yuchen yang tidak menyadari apa yang ada di dalam Goa tersebut tidak menyangka saat dirinya sedang duduk dalam keadaan bersilah dan berkonsentrasi untuk pemulihannya. Li Yuchen tidak tau jika dirinya dapat bertemu seseorang yang menjadi tembok besar dalam hatinya.
"Yang Mulia, apa kau sudah bangun? Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu. Apa kau ingin mandi sekarang?" tanya seorang wanita yang sangat cantik dengan wajah dan suara yang telah sangat dikenal dan dirindukan Li Yuchen selama ratutan tahun.
"Qian'er!" teriak Li Yuchen dengan sangat keras dengan ekspresi wajah terkejut dan bahagia di saat bersamaan sambil memeluk erat tubuh Permaisurinya.
"Yang Mulia, anda kenapa? Tentu saja ini Qian'er, apa yang mulia bermimpi buruk?" tanya Permaisuri Qian'er dengan nada lembut sambil mengelus-elus rambut Li Yuchen dengan penuh pengertian.
Li Yuchen yang memeluk erat Permaisuri yang telah lama tidak dijumpainya karena kesalahan fatal yang telah dilakukannya di masa lalu tidak merasakan kehangatan sedikit pun.
Li Yuchen bahkan merasakan kehampaan di sudut hatinya saat melihat Permaisuri Qian'er yang ada di hadapannya.
"Yang Mulia, kau memeluk Qian'er dengan sangat erat apakah Yang Mulia ingin menghabiskan hari bersama Qian'er berdua saja di dalam kamar ini?" tanya Permaisuri Qian'er dengan wajah yang cantik dan pose yang sangat menggoda yang membuat pria manapu yang melihatnya tidak akan bisa bertahan dari naluri alamiahnya sebagai Pria Jantan.
"Tunggu! Qian'er apa yang terjadi padamu? Kau tidak pernah seperti ini." tanya Li Yuchen dengan polos sambil mencoba bertahan dari godaan Qian'er dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Yang Mulia, apakah kau membenci Qian'er sehingga kau tidak ingin menatap wajah Qian'er? Apakah Qian'er tidak cukup cantik sehingga Yang Mulia tidak ingin menyentuh Qian'er." ucap Permaisuri Qian'er dengan ekspresi wajah yang sedih yang siap menangis.
"Bu-bukan begitu, a-aku hanya merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat kita melakukan itu." ucap Li Yuchen dengan hati-hati agar tidak menyakiti Permaisuri Qian'er dengan kata-katanya meskipun dengan terbata-bata.
"Lalu kenapa Yang Mulia? Apakah Yang Mulia memiliki wanita lain dan menginginkannya menjadi Selirmu?" tanya Permaisuri Qian'er dengan ekspresi wajah yang langsung berubah menjadi dingin.
Li Yuchen yang mendengar perkataan Permaisuri Qian'er merasa seperti sedang disambar Petir Terobosan, Petir Surga dan Neraka.
"Tidak! Aku tidak memiliki fikiran itu jadi jangan mengambil kesimpulan yang sembarangan." ucap Li Yuchen dengan wajah yang marah dan nada suara yang tinggi sambil mencoba terus meyakinkan Permaisuri Qian'er bahwa dirinya tidak memiliki niat akan mengambil wanita lain.
"Kalau begitu sentuh aku." ucap Permaisuri Qian'er menantang Li Yuchen dengan ekspresi dan pose yang sangat menggoda.
Li Yuchen yang tidak bisa terus-menerus ditantang kejantanannya pun menarik tangan Permaisuri Qian'er hingga Permaisuri Qian'er berada dipelukan Li Yuchen.
Li Yuchen yang tidak merasakan apapun saat bersama Permaisuri Qian'er tidak bisa melakukan hal itu hingga akhirnya Li Yuchen tidak melihat tanda bintang dibelakang leher Permaisuri Qian'er.
"Tidak ada tanda bintang! Tunggu! Permaisuriku bukanlah orang seperti ini dan dia tidak akan melakukan hal ini. Ini jelas bukan dirinya!" ucap Li Yuchen dalam hati dengan mata yang terbuk lebar karen terkejut dan dengan ekspresi marah Li Yuchen mendorong Permaisuri Qian"er menjauh darinya.
Li Yuchen yang tersadar akan semuanya mencoba keluar dari jeratan ilusi yang telah membelenggunya.
"Yang Mulia, apa yang kau lakukan? Kenapa Yang Mulia mendorong Qian'er?" tanya Permaisuri Qian'er dengan ekspresi wajah yang sedih lalu meneteskan air mata membuat Li Yuchen merasa tidak tega.
"Aku sangat benci jika ada yang mempermainkan ingatan dan keinginan terpendamku." teriak Li Yuchen dengan ekspresi wajah yang marah sambil memfokuskan kekuatan energi langit dan bumi ke tangannya lalu mengarahkan kekuatan itu ke wajah Permaisuri Qian'er.
Perlahan dunia yang ada di depan Li Yuchen menjadi retak dan hancur. Kesadaran Li Yuchen pun kembali ke dunia nyata.
Li Yuchen yang telah sadar pun menemukan bahwa yang telah menjebaknya dalam dunia ilusi adalah Hewan Mistik Rubah berekor tujuh.
"Dasar Rubah sialan! Beraninya kau menggunakan ingatan dan keinginan terbesarku yang ingin berjumpa dengan Permaisuriku untuk mengambil kultivasi dan esensi kehidupanku untuk menjadi Rubah Ekor Sembilan!"teriak Li Yuchen yang marah dengan wajah yang memerah dan tangan yang terkepal dengan erat.
"Aku tidak akan mengampunimu Rubah jelek!" teriak Li Yuchen sambil mengeluarkan sebuah jurus ke arah Rubah yang terluka itu dengan seluruh tenaga yang dimilikinya.
Kekuatan yang dikeluarkan Li Yuchen sangatlah kuat sehingga membuat Goa tersebut bergetar dan hancur.
"Aarrgghhh!" teriak Li Yuchen dengan sangat erat sambil meletakkan tangannya di atas kepala untuk melindungi kepalanya.
Li Yuchen yang telah kehabisan tenaga tidak menyangka jika Giok Naga Hijau Emas ternyata melindunginya dari reruntuhan Goa.
Cahaya hijau pun keluar dari dalam tubuh Li Yuchen dan membentuk sebuah cangkang telur yang tembus pandang. Cahaya itu tidak hanya melindungi Li Yuchen dari reruntuhan tapi juga membuat Li Yuchen dapat bertahan hingga semuanya tenang kembali.
Li Yuchen yang telah selamat melihat kembali sisa reruntuhan dan menemukan Rubah Ekor Tujuh yang telah tewas dengan luka di seluruh tubuhnya.
"Akhirnya aku menemukanmu Rubah jelek! Aku akan mengambil Inti Kristalmu lalu menguliti bulumu, dan memakan dagingmu sebagai kompensasi untuk semua yang telan kau lakukan padaku." ucap Li Yuchen dengan tawa yang terlihat sangat menjijikkan sambil memindahkan bebatuan satu per satu yang menimpa Rubah Ekor Tujuh tersebut.
Li Yuchen yang tidak ingin ketahuan oleh banyak orang pun memasukkan mayat Hewan Mistis Rubah Ekor Tujuh ke dalam Giok Naga Hijau Emas dan bergegas pergi dari tempat tersebut.
Sementara itu, kehancuran Goa yang disebabkan Li Yuchen ternyata telah menarik perhatian dua Keluarga Besar di Kota Jinlin dan tidak terkecuali Walikota serta beberapa kekuatan yang ada di Kota Jinlin.
Semua orang yang mengetahui kejadian tersebut mengirim beberapa orangnya untuk mencari tau yang terjadi.
"Segera kirimkan orang ke Hutan dan cari tau apa yang terjadi!"
"Jika kejadian ini ada hubungannya dengan harta karun maka rebut harta itu dan jangan biarkan orang lain memilikinya!"
"Selidiki yang terjadi dan segera laporkan jika menemukan hal yang janggal!"
Kejadian itu menimbulkan gelombang panik pada semua orang kecuali Rombongan Keluarga Wei yang tidak ingin mencari tau apapun yang telah sampai di Kota dan beristirahat di salah satu Penginaman terbaik disana.
"Ketua Yin, apakah kita mencari tau apa yang terjadi di Hutan? Aku mendengar semua orang bahkan Keluarga Besar di Kota ini pun mengirim orang untuk mencari tau." ucap salah seorang pengawal dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Jika kau tidak sayang dengan nyawamu maka kau boleh pergi. Apa kau sudah lupa denga Tua Master Formasi yang telah membantu kita? Orang itu sepertinya tinggal di Hutan itu." ucap Pempimpin Rombongan Keluarga Wei dengan ekspresi wajah yang tidak bisa terbaca.
Semua orang yang mendengar pernyataan pemimpin mereka pun mengubah ekspresi wajahnya menjadi putih pucat karena ingatan tentang kejadian saat itu teringat kembali dengan jelas.
#Bersambung#
Jangan lupa tekan Love, Like dan Komen ya..
Terima kasih
membacanya cukup sampai disini....
(memang begitu😛)
justeru alur jadi bajing luncatt...😅😜👌
sendu = sikap yg terbawa dalam kesedihan.
senduh = ?????!
belum lagi bbrp kata yg tidak tepat sesuai kebutuhan kalimat dan ....
+ langkah = gerakan kaki saat berjalan.
+ langka = sesuatu yg jarang/sulit dicari.
+ kesiann mantan guru bahasanya......!!
sadarkah anda sudah mempermalukan guru bhs indonesia dari SD, SMP, SMA....? 9 thn itu dipelajari lho...!!🧐🤔🙈
yakinlah pembaca yg normal anda buat jijik....!
silakan thor.... silakan siram toiletnya bersih² lalu cebokan nanti setelah bersih barulah anda bab...😅😜
+ makan dulu baru mulai memasak.
+siram toilet dulu baru buang air
+ tulis berita dulu baru ke tkp
😂😴😂😴😂😴😂😴😂😴😜😜🙊🙈😇😇😅😇😅😅😅😅😇
takutnya penulis ini bila buang air, toilet disiram dulu baru buang air..😜🙊🙈😂😂😂