Adeline adalah putri dari kerajaan kecil yang diabaikan, setelah di jodohkan ia malah melarikan diri dari pernikahan dengan Grand Duke Bahdrika yang terkenal dingin setelah bercerai dari istri pertamanya. Siapa sangka setelah semua itu ia malah terlibat dengan putra grand duke, menjadi pengasuh duke muda dan tinggal di dalam Kediaman
Bahdrika.
Akankah identitas asli Adeline terbongkar?
Bisakah Adeline bertahan tinggal di kediaman itu?
Nantikan alur ceritanya pada bab-bab yang akan datang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lasri Anariya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Aku adalah Olive mu
Bab 4
Kereta kuda Kaivan akhirnya sampai di kediaman Bahdrika, semua pelayan merasa sangat antusias menyambut ke datangan Kaivan kali ini.
Baru saja pintu kereta dibuka, para pelayan serempak berkata, "Selamat datang, grand duke."
Kaivan mengerutkan keningnya, ini bukan penyambutan yang tidak biasa mereka lakukan pikirnya. Begitu Kaivan turun tatapan mereka berbinar melihat kereta kuda. Namun setelah pintu ditutup kembali, nampak raut wajah kecewa mereka sambil mencari-cari sesuatu yang entah apa.
"Selamat datang, ayah." Ailee dan Alice melompat ke dalam pelukan Kaivan, Kaivan sigap menangkap keduanya dengan hati-hati.
"Ayah, sendirian?" tanya Ailee, ia sama seperti para pelayan mencari sesuatu di sekeliling rombongan, "Istri baru ayah mana?"
_Terbaik tuan muda,_ batin para pelayan yang juga mencari hal itu.
"Istri baru? apa yang kau tanyakan? ayah pergi bekerja dengan kaisar, lagi pula ayah punya kalian berdua jadi untuk apa istri baru. Jangan menanyakan hal-hal seperti itu lagi kedepannya, Ailee kan anak pintar," jawab Kaivan, ia tidak tahu bagaimana hal itu bisa sampai kepada putranya. Kaivan cukup menatap nyalang para pelayan sebagai peringatan agar tidak menyebarkan gosip aneh.
Penyambutan meriah untuk grand duchess gagal karena kabar tentang pernikahan Kaivan tidak benar, para pelayan kecewa berat padahal mereka ingin tuan mereka menemukan pasangan baru untuk melupakan cinta pertamanya.
"Ku bilang juga apa, ayah itu masih mencintai ibu. Menikah lagi tidak mungkin bagi ayah." Alice merasa bangga karena tindakannya menolak rumor itu ternyata benar.
"Cih! memangnya kakak tahu apa soal itu? ini hanya masalah waktu saja, ayah pasti akan menikah lagi," tegas Ailee tidak mendukung saudari kembarnya.
"Apa masalah mu dengan ibu sampai kau ingin ayah menikah lagi? sebagai anak kita harus membantu mereka bersama lagi seperti dulu."
"Kau saja yang melakukan hal itu, kalau aku tidak mau mengembalikan luka yang sudah sembuh, aku hanya ingin menghilangkan bekas lukanya. Aku juga tidak butuh ibu yang membuang anaknya."
"Ibu tidak membuang mu, saat itu ibu sedang sakit karena semua orang menyalahkan ibu. Menurut ku ibu hanya pergi ke rumah nenek untuk menenangkan diri."
"Kakak bodoh," ejek Ailee, ia tidak bisa menyelamatkan saudarinya dari obsesi pada ibu mereka. Saat ini ia harus melakukan hal lebih penting untuk ayahnya, maka dari itu ia akan mengutamakan sang ayah.
Alice mengamuk setelah Ailee pergi padahal sudah berani mengejeknya, Ailee berjalan ke kamarnya di sana ia berbaring sambil melihat pelayan eksklusif nya bekerja.
"Adrian, aku akan mencari pengasuh," ucap Ailee, Adrian yang sedang merapikan pakaian mengerutkan kening ke arah majikannya.
"Ini adalah bagian dari rencana ku untuk meletakan wanita di sisi ayah, jika aku punya pengasuh maka ayah akan berinteraksi dengan wanita selain Bibi Sachi. Bisa saja dia jatuh cinta pada pengasuh ku lalu menikah," lanjutnya.
Adrian menghela nafas dan menulis, "Anak berusia 5 tahun ada baiknya jangan ikut campur urusan orang dewasa, menikah bukan cara terbaik menghilangkan bekas luka. Duke tidak mudah jatuh cinta lagi setelah apa yang terjadi. Oleh karena itu, tuan muda lebih baik kerjakan tugas anda."
"Adrian sama saja dengan Alice," gerutu Ailee tidak mendapatkan dukungan. Adrian adalah adik dari sekertaris Kaivan, ia bisu sejak kecil dan telah merawat Ailee sejak bayi.
"Pengasuh untuk apa? bukankah pekerjaan ku sudah bisa di bilang pengasuh juga," batin Adrian memikirkan segalanya dari awal.
*****
"Kaisar sudah kembali?" tanya seorang wanita cantik pada pelayannya untuk memastikan lagi kabar itu.
"Benar, nona. Tapi belum ada kabar jika duke benar membawa seorang istri kembali atau tidak," jawabnya.
Wanita itu adalah Olive Margaret, wanita paling cantik di Kekaisaran Ashraf. Kecantikannya mampu menyihir pria agar mengikutinya, sudah beberapa penguasa menginginkan Olive sebagai istri mereka.
"Benarkah? maka baguslah. Aku akan menemui kakak dulu." Olive bangkit dari duduknya dan pergi ke dalam kediaman, pelayan itu sudah menduga jika majikannya sedang kesal karena setiap kesal ia akan pergi mencari saudari kembarnya yang buruk rupa untuk melampiaskan amarah.
Putri tertua Marchioness Margaret, Ophelia Margaret sangat berbeda dengan semua wanita dari keluarga itu. Margaret di kenal sebagai keluarga bangsawan yang anak perempuan mereka berparas menawan. Namun untuk pertama kalinya lahir seorang anak buruk rupa, buruknya lagi ia adalah saudari kembar anak yang di katakan reinkarnasi seorang dewi yakni tidak lain adalah Olive.
Karena parasnya berbeda maka Ophelia mendapatkan julukan hukuman dari tuhan untuk Marchioness Margaret, sebab dia menikah dengan rakyat biasa meninggalkan keluarga Margaret walau pada akhirnya memohon untuk kembali lagi.
Brak!
Olive membuka pintu kamar Ophelia, saat itu sang kakak yang sedang membaca surat terkejut, spontan ia menyembunyikan suratnya.
"Ya ampun, surat apa itu kakak? apa seseorang melamar mu?" tanya Olive dengan nada mengejek.
"Tunjukan pada ku," lanjutnya seraya mengulurkan tangan, "Cepat!"
"Tidak usah," jawab Ophelia, "Ini bukan surat penting, aku akan membakarnya."
"Biarkan aku membacanya sekali, atau jangan-jangan kakak mencuri salah satu surat yang datang untuk ku. Kakak, mencuri itu tidak baik. Mana kembalikan!" Suara lembut Olive terselip perintah yang membuat Ophelia ketakutan.
"Tangan ku rasanya seperti mau patah, kakak tidak mungkin membiarkan tangan ku terulur terus 'kan?" desaknya. Namun Ophelia terlalu takut untuk memberikan surat itu, ia tidak mau Olive melihatnya.
Raut wajah Olive menjadi kesal, ia menurunkan tangannya lalu menarik bel untuk memanggil pelayan. Tidak lama 3 pelayan datang ke kamar.
"Kalian cepat juga yah. Tolong bantu aku meminjam surat kakak, tangan ku sudah sakit. Bisa kan?" tanya Olive tersenyum penuh makna.
Para pelayan itu langsung merebut paksa surat dari tangan Ophelia, mereka tidak merasa kasihan sama sekali harus bertindak kasar untuk memenuhi keinginan majikan yang mereka cintai.
"Silakan nona." Salah satu pelayan memberikan surat Ophelia pada Olive, Olive menerimanya lalu membaca isi surat tersebut.
Api amarah Olive langsung memuncak, nafasnya memburu membaca apa yang tertulis di sana. Seolah mengerti alasan dari amarah Olive, para pelayan dengan cepat memaksa Ophelia akan berlutut.
Olive juga ikut berlutut di depan Ophelia kemudian mencengkram wajahnya sekuat tenaga seraya bertanya, "Kakak, apa ini? kau mengkhianati aku. Keterlaluan sekali. Aku adalah Olive mu, kenapa kau tega seperti ini?"
Ophelia hanya menggeleng, ia tidak diberi kesempatan untuk menjawab sementara Olive malah semakin kesal. Ia berdiri lalu berjalan kesana kemari dalam ruangan itu, entah sekesal apa dia kemudian menendang kepala Ophelia.
"Kakak, kau berani tertukar surat tanpa sepengetahuan ku padahal kau sendiri tahu dia enggan menulis surat untuk ku. Kau bertukar surat dengan anak yang bahkan tidak pernah menulis surat untuk ibunya, 2 tahun lamanya putra ku tidak menulis untuk ku padahal dia membalas surat mu. Apa yang harus aku lakukan pada mu? kenapa kau diam saja menerima surat dari Ailee?" Nada suara Olive semakin meninggi di setiap kalimatnya.
"Ulurkan tangannya," perintah Olive kepada para pelayan, lalu dengan senang hati ia menginjak semua jari jemari Ophelia berkali-kali. Teriakan dari rasa sakit yang Ophelia rasakan harus tertahan karena ia tahu betul jika ia mengeluarkan suara maka semua akan semakin berat. Setelah semua jari Ophelia patah, para pelayan melepaskannya dan sisi manis Olive kembali lagi.
Olive sangat hati-hati membantu Ophelia agar duduk dengan baik, tidak lupa ia meninggalkan bisikan lembut untuk sang kakak, "Aku hanya perlu membuat jari kakak tidak bisa menulis lalu aku akan menggantikan kakak membalas surat dari Ailee. Kakak tidak masalah bukan, karena aku adalah Olive mu."
******
Bersambung ….
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘
Adeline adalah karakter yang kuat dan kompleks, mewakili banyak wanita yang berjuang melawan batasan sosial. Dalam perjuangannya, dia harus menghadapi berbagai tantangan dan mempertanyakan identitasnya sendiri. Hubungan yang dia jalin dengan tokoh lain menambah kedalaman cerita, menciptakan ketegangan yang menarik.
Gaya Penulisan:
Gaya penulisan Lasri Anariya sangat engaging, dengan narasi yang mengalir dan dialog yang natural. Pembaca akan mudah terhubung dengan emosi dan perjalanan karakter, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam.
Kesimpulan:
"Mirage of Love" adalah novel yang menarik dan relevan, memberikan pandangan mendalam tentang cinta, kebebasan, dan identitas. Dengan alur yang menegangkan dan karakter yang kuat, novel ini akan membuat pembaca terbawa dalam kisah perjalanan Adeline.
Rekomendasi:
Bagi penggemar cerita romantis dengan elemen drama dan konflik emosional, "Mirage of Love" adalah pilihan yang tepat. Ini adalah bacaan yang akan membuat pembaca merenungkan pilihan hidup dan arti sebenarnya dari cinta.
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/