NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

"serius mas. mas Adnan benar-benar telah siap...?" tanya Zidan

"iya. aku sudah memikirkannya matang-matang" jawab ayah Adnan

"lalu bagaimana dengan istri mas...?"

"aku sudah berbicara dengannya. meskipun awalnya dia tidak setuju, namun aku berhasil membujuknya"

"syukurlah, aku senang keputusan mas tidak mengecewakanku" Zidan tersenyum senang

"tapi ada satu permintaanku"

"apa itu katakan saja, akan aku turuti" jawab Zidan mantap

"aku minta agar keluargaku disembunyikan identitas mereka. setelah aku menjadi pimpinan Sanjaya grup, aku ingin tidak ada seorangpun yang tau tentang keluargaku. istriku khawatir setelah aku mengambil alih perusahaan Burhan, orang yang membantai Burhan 4 tahun lalu akan mengincar keluargaku. cukup mereka tau siapa aku, jangan publikasikan sampai sejauh mereka tau siapa keluargaku. bilang saja bahwa aku adalah keluargamu, sepupu atau semacamnya" ayah Adnan menatap serius Zidan

"tenang saja mas, aku bisa mengatasi hal itu. untuk ke khawatiran istri mas, aku akan menyuruh pengawalku untuk menjaga mereka 24 jam dari jarak jauh. itu semua sudah aku perhitungkan sebaik mungkin. tentu saja aku tidak ingin kejadian yang dialami mas Burhan akan terulang lagi kepada mas Adnan. itu tidak akan aku biarkan" ucap Zidan bersungguh-sungguh

"terimakasih, sudah memikirkan itu untuk keluargaku"

"bukankah mas pernah bilang untuk menganggap mas sebagai keluarga, menganggap mas sebagai pengganti mas Burhan. kalau sudah yang namanya keluarga, sudah menjadi kewajiban untuk saling melindungi, dan itu sudah menjadi kewajibanku saat ini" Zidan tersenyum

ayah Adnan pun ikut tersenyum. anak kecil yang dulu sering mengajaknya bermain kini telah menjadi laki-laki tampan dan gagah serta kebaikan hatinya tidak pernah berubah.

Zidan yang dulu sering merengek ingin selalu ikut dimanapun Burhan dan ayah Adnan pergi, kini telah menjadi laki-laki yang dewasa dan tangguh.

"lalu apakah kamu sudah memeriksa di wilayah B itu...?"

"belum mas. aku sudah menyuruh pengawalku untuk menyelidikinya namun sepertinya kehidupan di sana biasa saja"

"jangan terkecoh. bisa saja itu memang sudah kehidupan di sana namun jangan sampai ada Dirga diantara rumah di sana"

"aku juga berpikir seperti itu. rencananya hari ini aku akan ke sana. oh ya mas, kapan mas akan siap untuk aku umumkan ke para karyawan Sanjaya grup...?"

"kapan saja aku siap. aku menunggu instruksi darimu"

"untuk hari ini iya, tapi kedepannya aku yang akan mengikuti instruksi dari mas"

"tetap saja kamu harus membimbingku terus. aku hanya sebagai pengganti saja namun tetap dalam pengawasanmu"

"iya mas, aku mengerti. aku akan selalu ada kapanpun mas butuh"

obrolan kecil mereka terus berlanjut, hingga akhirnya mereka kembali berpisah. ayah Adnan kembali ke tokonya dan Zidan, ia pergi ke Sanjaya grup untuk mengurus persiapan mengumumkan ayah Adnan sebagai pimpinan Sanjaya grup.

"siang pak Zidan" sapa para karyawan

"siang juga"

setiap yang bertemu dengannya, selalu menyapa bos mereka itu. kenapa demikian...? jelas karena Zidan orang yang selalu ramah kepada karyawannya, senyumnya selau tak lepas dari bibirnya setiap bertemu atau berpapasan dengan mereka. itulah mengapa mereka berani untuk menyapa bos mereka itu. sama seperti Burhan dulu, ia selalu memperhatikan setiap orang yang berada di naungan perusahaannya.

"Sisil, ke ruang ku sekarang" ucap Zidan kepada sekretarisnya

di perusahaan Sanjaya grup, Sisil sebagai sekretarisnya. namun di perusahaannya sendiri, Mita adalah sekretarisnya.

"baik pak" Sisil mengikuti Zidan di belakangnya masuk ke ruangannya

Zidan duduk di kursinya sedang Sisil berdiri di depannya dengan meja sebagai penghalang mereka.

"bagaimana, apakah kamu sudah menyiapkan yang aku butuhkan...?" tanya Zidan

"sudah pak, semuanya sudah diatur. tinggal menunggu kesiapan pak Adnan seperti yang bapak bilang" ucap Sisil

"bagus. kamu memang bisa selalu diandalkan. kembali ke mejamu"

"baik pak. permisi"

Sisil keluar dari ruangan bosnya. Zidan segera mengerjakan pekerjaannya yang telah Sisil simpan di atas mejanya. beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangannya segera ia tanda tangani. setelah selesai, ia langsung pamit pulang lebih dulu kepada Sisil karena harus ada yang ia urus dan itu mengenai Dirga.

"sayang" Vania berlari ke arah Zidan saat laki-laki itu akan masuk ke dalam mobilnya

"sudah ku duga kamu pasti ada di sini. dimana lagi kamu berada kalau bukan di kantormu atau di sini" Sisil tersenyum manis mengapit lengan Zidan

"ada perlu apa ke sini...?" tanya Zidan

"memangnya aku harus punya perlu untuk bertemu calon suamiku...?"

"bukan begitu, tapi kamu datang diwaktu yang tidak tepat. aku harus ke suatu tempat sekarang"

"kalau begitu aku ikut"

"tidak bisa. maaf Vania, tapi aku tidak bisa membawamu ikut denganku"

"kenapa, aku janji tidak akan menggangu"

"tetap tidak bisa. sebaiknya kamu pulang saja" Zidan membuka pintu mobilnya namun Vania menahannya

"kenapa kamu selalu menghindariku Zidan, padahal aku calon istrimu"

"ini bukan urusan yang harus aku kaitkan denganmu. pulanglah, aku akan menghubungimu nanti"

"kamu tidak pernah menghubungiku, aku saja yang terus menghubungimu setiap hari. tidak bisakah kamu mulai membiasakan diri menerimaku" terlihat raut kesedihan di wajah cantiknya

Zidan menghela nafas panjang. setelah pertemuan mereka di restoran waktu itu untuk membicarakan kerja sama mereka dan Zidan menerima syarat dari kerjasama mereka, sejak saat itu tanpa memperjelas status, mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih.

Zidan memegang tangan Vania dan menggenggamnya. ia membawa Vania ke kursi samping kemudi

"masuklah" Zidan membuka pintu mobil untuk calon istrinya itu

Vania tersenyum senang, dengan segera ia masuk ke dalam mobil. setelah itu Zidan kembali memutari mobilnya dan masuk ke dalamnya.

"kita akan kemana...?" Vania melirik Zidan

"ke wilayah B" jawab Zidan

"oh"

seperti perkataannya, Vania tidak akan menggangu dalam artian ia tidak akan banyak bertanya dan hanya mengikuti kemana saja Zidan pergi.

sekitar 30 menit, mereka sampai di wilayah B. Zidan memarkirkan mobilnya dan keluar begitu juga dengan Vania.

(bagaimana caranya aku mencarinya) batin Zidan

"kamu akan bertemu seseorang...?"

belum sempat menjawab, pengawal Zidan datang menghampiri mereka.

"bos"

"Randi, kamu di sini rupanya. apakah sudah ada titik temunya...?"

"sudah bos. sekarang aku lagi memantau rumah yang sudah kami temukan"

"bagus. dimana rumahnya. kita sergap sekarang juga"

"bos, sebaiknya malam saja agar kita tidak mengundang perhatian orang-orang"

"kamu benar. tetap awasi rumah itu dan juga siapkan semua orang-orang mu untuk malam nanti"

"baik bos"

Randi kembali mengawasi rumah yang yang telah mereka temukan dimana Dirga ada di dalamnya.

"sepertinya kali ini kamu mengerjakan sesuatu yang berbahaya" ucap Vania

"hidupku memang penuh dengan bahaya. apa kamu masih mau juga bersama denganku...?" Zidan menatap Vania

"aku tidak melihat bahayanya, yang aku lihat hanyalah dirimu. meskipun kamu di tempat yang berbahaya aku akan terus melangkah untuk menuju padamu"

"kamu tidak takut akan terluka...?"

"bukankah ada kamu yang akan melindungiku...?" Vania tersenyum manis menatap Zidan

sedangkan Zidan, ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Vania mendekat dan menggenggam tangan kekasihnya itu, laki-laki yang selama ini ia suka sejak dulu.

"aku tau jika aku dalam bahaya, kamu pasti akan menggenggam erat tanganku seperti ini agar tidak lepas dari pengawasanmu"

"bagaimana kamu begitu yakin kalau aku peduli padamu...?"

"karena aku sudah lama mengenal seorang Zidan Sanjaya" Vania tanpa basa-basi langsung memeluk Zidan

Zidan tidak membalas pelukannya namun juga tidak melepaskan pelukan itu.

"Zidan" panggil seseorang

Vania segera melepaskan pelukannya dan melihat ke arah suara

"mas Rudi" ucap Zidan

Rudi tersenyum dan segera menghampiri Zidan

"kita bertemu lagi" ucap Rudi

"iya. mas mau darimana...?" tanya Zidan

"oh, aku tadi sedang bertemu seseorang di sekitar ini. kalau kamu, sedang apa kamu di sini...?" ucap Rudi melihat Vania

"aku juga ada urusan di sekitar sini" jawab Zidan

"kencan ya...?" goda Rudi

"yah, begitulah" jawab Zidan

"baiklah kalau begitu silahkan lanjutkan kencan kalian. oh ya, kapan-kapan datanglah ke rumah" ucap Rudi

"pasti. aku akan menghubungimu nanti" jawab Zidan

mobil berhenti di dekat mereka. itu adalah jemputan Rudi. setelah berbincang sedikit, Rudi pergi meninggalkan mereka berdua.

"aku antar kamu pulang" ucap Zidan dan Vania mengangguk.

"tapi kita singgah makan dulu ya, aku lapar"

"humm"

mereka berdua masuk ke dalam mobil dan meninggalkan wilayah B.

Zidan membawa Vania ke restoran terdekat. setelah makan, ia segera mengantar Vania pulang. hari sudah sore, jelas ia harus mengantar kekasihnya itu pulang karena dirinya harus bersiap untuk malam harinya.

"masuklah" kini mereka telah berada di depan pagar rumah Vania

""kamu tidak ingin mampir dulu...?"

"aku ada urusan. kapan-kapan saja"

cup.....satu kecupan mendarat di pipi Zidan. Vania melakukannya tiba-tiba membuat Zidan tersentak kaget.

"hati-hati"

dengan senyuman manisnya, Vania keluar dari mobil Zidan. sedangkan Zidan masih terpaku dengan perlakuan Vania. ia mengangkat tangannya dan memegang pipinya.

Zidan menyalakan mobilnya dan meninggalkan rumah Vania.

malam harinya Zidan sudah bersiap. dengan senjata yang telah ia siapkan, ia meluncur ke wilayah B, di sana dirinya sudah ditunggu oleh para pengawalnya.

"semua sudah siap...?" tanya Zidan

"sudah bos" jawab Randi

" benar rumah ini targetnya kan. Kalian sudah menyelidikinya kan...?"

"sudah bos. kami sengaja menyuruh orang untuk masuk ke dalam dengan alasan mencari pekerjaan sebagai ART"

"wanita...?"

"iya bos. dan beruntungnya ia diterima karena memang mereka sedang memerlukan ART lagi. dan menurut informasi darinya, memang ada seorang laki-laki yang terbaring lemah di ranjang tidak sadarkah diri dalam artian dia koma. posisinya ada di lantai dua"

"bagus. mari kita segera masuk dan menghabisi mereka" Zidan mengepalkan tangannya

tok...tok...tok...

ceklek

"siapa...?"

Dor....

laki-laki itu langsung di tembak Zidan tepat di kepalanya.

mendengar bunyi tembakan, yang lainnya segera muncul dan tentu saja pengawal Zidan segera membereskan mereka.

saling tembak-menembak pun terjadi. Zidan Randi sembunyi di balik sofa.

Dor....

Dor....

Dor....

Randi dan Zidan terus menembak mereka yang berusaha menembak mereka. di ruang tamu telah di bereskan. Zidan segera memberi instruksi untuk maju ke depan.

"itu mereka, tembak" teriak lawan

Dor....

"aaggghh...satu pengawal Zidan terkena tembakan di lengannya"

"Pram, kamu baik-baik saja...?" tanya Helmi

"lumayan sakit" jawab Pram. ia merobek bajunya dan mengikat lukanya agar darah tidak terus keluar

"Randi, lindungi aku. aku akan ke atas" ucap Zidan

"baik bos"

Zidan segera berlari menuju tangga. Randi terus menembak lawan agar mereka tidak dapat menembak Zidan.

di tangga tentu saja Zidan di serang. tidak semudah itu untuk bisa naik ke atas namun Zidan segera membereskan yang menghalanginya. ia dengan bringas menebak mereka satu persatu.

braaakkk.... Zidan menendang pintu hingga terbuka lebar.

Dirga memang ada di dalam. tapi sayangnya, wanita yang mereka suruh untuk menjadi ART, menjadi tawanan laki-laki yang berada di dalam dengan pakaian serba hitam, mengenakan topi serta masker. pisau tajam sudah berada di leher wanita itu.

"t-tolong" wanita itu sangat ketakutan

"tidak ku sangka ternyata kamu tidak bisa diremehkan ya ternyata" ucap laki-laki misterius

"tidak sulit untuk menemukanmu bajingan" Zidan melangkah maju

"berani melangkah, aku habisi wanita ini" ucap laki-laki misterius

"lepaskan dia brengsek. lawan aku" ucap Zidan

"aku ingin sekali melawanmu, tapi sayangnya ini bukan waktu yang tepat"

Dor....

lampu di tembak olehnya hingga kamar itu gelap gulita. Zidan tidak dapat melihat dalam gelapnya kamar itu.

segera ia mengambil handphone dan menyalakan senternya. saat cahaya senter itu menyala, kamar telah kosong. hanya ada wanita tadi.

" kemana perginya...?" tanya Zidan

"dia kabur tuan. dia membawa anak itu" jawab wanita tadi

"kurang ajar"

Zidan keluar berlari cepat menuruni tangga.

"Randi, Helmi...kejar seseorang yang berpakaian hitam, memakai masker dan topi. dia membawa Dirga pergi" teriak Zidan

seluruh orang suruhan laki-laki misterius itu telah mereka habisi satu persatu.

"Pram...ikut aku. untuk yang lainnya tetap mencari ke segala arah"

"baik bos" jawab mereka

mereka keluar dari rumah yang di dalamnya telah porak-poranda. baru saja keluar, sebuah mobil menyala dan dengan kecepatan tinggi meninggalkan rumah itu.

"itu pasti dia, kejar" teriak Randi

Randi satu mobil dengan Helmi, sedangkan Zidan ia bersama Pram. ketiga lelaki itu adalah pengawal Zidan yang sangat ia percaya.

aksi kejar-kejaran pun terjadi. mobil putih yang mereka kejar terus mengemudi dengan kecepatan tinggi dan Zidan serta pengawalnya tentu tidak mau kalah.

ciiiiiiiit.... Zidan merem mobilnya secara mendadak. hampir saja ia menabrak pengendara motor. mobilnya berputar seperti gasing.

"Pram. apa aku menabrak mereka...?" tanya Zidan. mobil itu sudah berhenti berputar

"sepertinya tidak bos" jawab Pram

Zidan dan Pram keluar dari mobil dan menghampiri pengendara motor yang hampir ia tabrak. ternyata anak-anak muda.

"kalian tidak apa-apa...?" tanya Zidan

"paman Zidan" panggil mereka

mereka semua membuka helm. ternyata mereka adalah El, leo, vino dan starla serta Adam yang tentu saja tidak dapat dilihat oleh Zidan dan Pram.

"loh kalian. astaga, hampir saja paman menabrak kalian. apakah kalian terluka...?" tanya Zidan khawatir

"nggak paman. kami tidak di tabrak dan juga tidak terjatuh, jadi kami baik-baik saja" jawab El

"hanya kaget saja" timpal starla yang masih mengatur nafasnya karena kaget

"maafkan paman" ucap Zidan

"kenapa paman membawa mobil cepat sekali. kalau kecelakaan bagaimana...?" tanya Vino

"paman sedang mengejar mobil yang membawa kabur keponakan paman" jawab Zidan

"keponakan paman sudah ketemu...?" tanya Leo

"kami sudah menemukannya tapi dia berhasil dibawa kabur oleh yang menculiknya dan paman mengejarnya" jawab Zidan

"bos, sepertinya kita tidak bisa lagi mengejar mereka. mereka sudah terlalu jauh" ucap Pram

"kita tunggu saja kabar dari Randi dan Helmi" ucap Zidan

"kalian mau kemana...?" tanya Zidan

"kami mau ke rumah Leo paman, mau mengerjakan tugas kelompok" jawab El

"ya sudah. hati-hati ya. sekali lagi maafkan paman" ucap Zidan

"iya paman. nggak apa-apa. paman juga tidak sengaja" jawab Vino

Zidan dan Pram meninggalkan mereka semua. mereka berdua akan kembali ke wilayah B untuk mencari petunjuk di rumah tadi.

Adam yang dari tadi hanya menyimak, terus saja melihat Zidan bahkan sampai Zidan masuk ke dalam mobil dan pergi.

(seperti pernah melihatnya) batin Adam

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!