Valerie terpaksa menikah dengan Davin karena permintaan terakhir papanya sebelum meninggal. Awalnya, Valerie tidak tahu-menahu tentang rencana pernikahan tersebut. Namun, ia akhirnya menerima perjodohan itu setelah mengetahui bahwa laki laki yang akan dijodohkan dengannya adalah kakak dari Jean, pria yang diam-diam ia kagumi sejak SMA dulu, meskipun Jean pernah menolaknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Curiga
Tok tok tok.
Davin membuka pintu kamarnya, laki laki itu menatap dilan yang tengah berdiri di depan ruangan miliknya.
"Enak ya bisa sekantor sama istri," ucap dilan.
"Jangan lupa habis ini meeting sama pak resta,"
"Nge charge dulu biar semangat meeting nya? " tanya dilan menaik turunkan alisnya menggoda temannya.
"Pergi sana,"
"Ngintip dikit boleh gak? "tanya laki laki itu.
"Gue hajar,"
"Ampun pak Davin,"
"Karyawan saya cepetan suruh keluar ya pak, ada dokumen yang perlu dia input,"
"Suruh orang lain buat input. Hari ini karyawan lo gue sewa dulu," ucap Davin.
"Ada tarif nya kalau mau nyewa karyawan gue," ucap dilan.
"Nanti gue transfer," davin menutup pintu kamar miliknya. tidak memperdulikan dilan yang masih berdiri dibalik pintu sana.
"Ganti baju sana," Davin memberikan baju kemeja kepada wanitanya itu.
"Mau saya bantuin? " Tanya davin yang seketika mendapat tatapan sinis dari Valerie.
"Davin.......Lo gak boleh ngintipin gue,"
"Malu sama saya," tanya Davin.
"Pakai nanya lagi,"
-
"Gue lama lama curiga deh. Lo curiga juga gak si?" tanya cezza kepada zira. salah satu karyawan di bagian keuangan.
"Apa yang perlu gue curigain,"
"Ishh, Lo gimana si,"
"Anak magang di ruangan Lo udah berkali kali dipanggil pak davin, dia bikin masalah apa sampai dipanggil berkali kali kayak gitu,"
"Pintu juga selalu dikunci kalau dia diomelin. Perasaan pak Davin gak pernah tuh ngunci pintu kalau ada karyawan yang masuk ke dalam," ucap cezza curiga.
"Mereka ada hubungan? "tanya cezza .
"Za, Lo percaya seleranya pak Davin itu Valerie?"
"Gak mungkin kalau sekelas anak magang ada hubungan sama pak davin,"ucap zira.
"Iya juga si, yakali tipe pak Davin serendah itu," sahut ceza.
"Mending sama gue. lebih mantep dan lebih sebanding,"
"Ngapain kamu diruangan saya? " tanya dilan dari belakang. laki laki itu sedari tadi mendengar obrolan ceza dan zira ternyata.
"Bapak nguping ya? "
"Saya denger semuanya," ucap dilan sembari mengambil duduk di kursi miliknya.
"Ngomongin Davin kan kalian," ucap dilan dengan santai nya.
"Pak, jangan dibilangin ke pak Davin," ceza memohon.
"Mau ngasih saya apa?"
"Apapun asal jangan dibilangin ke pak Davin,"
"Apapun? "dilan memastikan.
"cium kaki saya,"
"Pak, beneran saya pukul ya,"
"Katanya apapun,"
"Ya gak cium kaki bapak juga. Emang saya cewek apaan,"
"Sini pijitin kepala saya,"
Cezza menghela nafasnya panjang. daripada ia harus mengambil resiko berhadapan dengan Davin, mending ia mengikuti perintah dari laki laki sialan di depannya itu.
"Bapak gak mau nanya ke anak magang bapak gitu? " tanya cezza sembari memijat pelipis laki laki itu.
"Saya gak kepoan orang nya,"
"Yakin pak? kalau saya si gak percaya bapak gak kepoan,"
"Tapi beneran gak wajar tau pak. Selama saya kerja disini, saya gak pernah tuh lihat pak Davin manggil anak magang buat datang ke ruangannya,"
"Kalau memang anak magang bikin masalah, pak davin pasti negur lewat atasannya lebih dulu,"
"Bapak ini ah gak asik banget,"
"Gak biasanya deh bapak kayak gini. Biasanya kan bapak selalu kepoan orangnya kalau ada apa apa di kantor," celetuk cezza kesal.
"Apa jangan jangan bapak udah tau sesuatu ya,"
"Jangan ngarang kamu. Saya emang sekarang udah tobat, udah gak mau ngurusin hidup orang kantor lagi,"
"Gak yakin saya sama bapak,"
"Udah la pak, saya mau balik kerja dulu" ucap ceza hendak pergi.
Dilan mengeluarkan ponsel miliknya.
balikin karyawan gue.
Cezza udah mulai curiga sama Valerie.
Kalau gak mau kepergok anak kantor. buruan suruh Valerie balik ke ruangannya
••••
"Kamu habis ngapain sama pak davin di dalam tadi? " tanya cezza sembari menatap wanita yang baru saja keluar dari ruangan Davin.
"Ngobrolin apa? "
"Kamu godain pak Davin? " tanya cezza secara intimidasi.
"Sumpah, saya paling gak suka ya kalau ada anak magang yang ganjen dan kurang ajar kayak kamu,"
"Kamu disini kan niatnya cuma cari pengalaman. harusnya kamu fokus sama itu aja, gak usah pakai godain atasan segala,"
"Maksud mbak apa ya? " tanya valerie masih belum faham.
"Udah lebih dari tiga puluh menit kamu ada di dalam ruangan yang sama, sama pak davin,"
"Saya jadi curiga sama kamu kalau gini ceritanya,"
"Tapi saya juga masih positive thingking. Davin gak bakalan mau juga kan kalau sama perempuan modelan kamu,"
"Perempuan kayak saya saja dia anggurin, apalagi sama perempuan kayak kamu," ucap cezza.
"Oh ya? " valerie menaikkan alisnya menantang.
"Kamu berani sama saya? kamu nantangin saya?"
"Saya gak ada niatan buat nantangin mbak. Kalau mbak ngerasa tertantang, itu salah mbak sendiri,"
"Saya harus pergi sekarang. Pak dilan udah manggil saya, permisi," ucap Valerie
