Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEPERGIAN RATNA
"Hah ? Ma ... Maksudnya apa mbah? " Sari kebingungan".
"keperawanan mu akan di jadikan tumbal oleh sosok genderuwo itu, dan darah keperawanan temanmu akan dijadikan tumbal oleh sosok kuntilanak itu juga. Namun sayang sepertinya darah keperawanan temanmu sudah di dapati oleh kuntilanak itu. Dan karena genderuwo itu tidak dapat keperawanan mu maka Kinan lah sang pemilik genderuwo itu jadi korban tumbal selanjutnya. itu adalah hukum mutlak bila korban pesugihan gagal di tumbal kan".
Mendengar itu Sari mengerutkan dahi berusaha kembali mencerna dan mulai khawatir dengan Ratna.
"Tt.. Tapi teman saya masih bisa hidup kan mbah? ".
Dengan nafas yang berat dan mbah Siran pun menggelengkan kepalanya. " Sayangnya kali ini temanmu tidak tertolong".
Deg..
Jantung Sari terasa berhenti mendengar perkataan mbah Siran. Sari terlalu syok dan hanya bisa terdiam sambil bersandar ke dinding rumah Mbah Siran yang dingin.
Air mata yang tadi kering, perlahan mengalir kembali membasahi pipinya. Darah Ratna masih berbekas di tangan dan baju Sari namun kini Ratna tak bisa kembali lagi.
Namun seolah masih tidak percaya , Sari yang padahal masih lemah berusaha bangkit dan berlari menuju keluar dan akan menuju ke rumah Ratna kembali.
Namun baru saja langkah Sari keluar dari pintu rumah mbah Siran, tiba-tiba terdengar suara sirine ambulan , lalu mata Sari tertuju kepada 2 buah mobil ambulan yang menuju ke rumah Ratna.
Sari yang tengah berdiri menyaksikan itu lututnya menjadi lemah tak berdaya, ia terduduk lemas.
Sepertinya tidak ada harapan hidup untuk Ratna.
"assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, telah berpulang ke rahmatullah ananda Ratna Nur binti Supriyanto ...... " Terdengar suara pengumuman dari masjid.
Mendengar itu yang tadinya Sari hanya bisa mengeluarkan air mata lantaran syok kini tangisannya pun pecah.
Warga yang sedang berkerumun di depan rumah Ratna pun bisa mendengar jeritan kepedihan yang sangat menggema yang keluar dari mulut Sari.
Sungguh sangat singkat kejadian yang barusan ia lalui tiba-tiba ia mendapati temannya sudah tiada.
"Ratna.... Mana janji mu kita akan kembali ke kota bersama? Kenapa bisa kamu biarin aku sendirian kembali nanti Ratna".
Jeritan Sari makin kian nyaring , Sari bahkan sambil memukul-mukul dadanya untuk mengurangi sakit hati di tinggal sahabat terdekatnya.
Mbah Siran pun melihat tangisan Sari hanya bisa menenangkan Sari dengan sambil berkata sabar kepada Sari, sambil tak lupa mengelus-elus punggungnya untuk sedikit mengurangi kepedihannya.
Pada malam hari warga di desa berbondong-bodong menuju ke rumah Om yanto untuk melayat Ratna dan Tante kinan.
Di sini hanya keluarga saja yang menjadi tuan rumah. Om yanto entah kabur kemana, bagaimana ia bisa meninggalkan anak dan istrinya yang meninggal mengenaskan begitu saja.
Apa lagi dia sangat tega menumbalkan anak semata wayangnya yaitu Ratna sebagai tumbal pesugihan yang ia lakukan.
Demi keserakahan dan ke egoisnya ia rela melakukan itu semua.
Sari malam ini juga ikut melayat , di temani sang ibu, Sari yang masih tak percaya atas kepergian Ratna hanya berusaha tegar dan berdoa yang terbaik agar Ratna bisa tenang di sisi allah SWT.
Banyak orang silih berganti membacakan yasin untuk Ratna dan tante Kinan. Tak sedikit juga Sari mendengar gosip para ibu-ibu di belakang Sari menceritakan tentang kematian Ratna dan Tante Kinan yang tragis.
Tidak munafik berita tentang kematian Ratna dan tante Kinan karena jadi korban pesugihan sudah tersebar luas di desa, bahkan kabar ini sudah sampai di desa sebelah.
"pantesan ya dulu jualan bakso mereka rame, pasti juga banyak hantu di warung bakso itu" kata salah seorang warga yang melayat.
"iya aku juga kalau ingat pernah makan bakso di situ jadi pengen muntah dan nyesel pernah makan di situ!! "
Sari yang mendengar itu sangat geram , bisa-bisanya mereka bergosip tepat di depan jenazah tanpa rasa bersalah.
"maaf ya buk, kalau mau bercerita silahkan keluar nggak sopan membicarakan tentang keburukan seseorang tepat di depan jenazahnya sendiri".
"Hustt Nak jangan begitu. Maaf iya buk anak saya lagi sensitif karena kepergian Ratna" ucap ibu meminta maaf kepada pelayat yang di sindir anaknya.
Sari yang tidak mau tersulut emosi memilih diam tidak memperdulikan ucapan ibunya. Ia hanya terus menangis sambil terus menatap tatapan kosong ke arah Ratna yang tertutup kain putih.
*******
Pagi jam 8 pagi warga mulai bersiap akan memandikan jenasah Ratna lalu disusul oleh jenazah tante kinan.
Saat memandikan jenazah Ratna semua berjalan lancar namun saat memandikan jenazah tante kinan.
Salah seorang pemandi jenazah di kagetkan dengan banyaknya darah keluar dari kemaluan tante Kinan.
"aduhh gimana ya ini sedari tadi saya sudah bersihkan darahnya tapi darahnya masih terus mengalir keluar"