NovelToon NovelToon
Aku, Dia, Dan Sahabatku

Aku, Dia, Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:SPYxFAMILY / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Selvia Febri

"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Malam harinya, Lia berbaring di ranjang nya. Lia kemudian menghidupkan ponsel nya dan menatap nomor hp Angga Yunanda yang ia dapatkan hari ini. Ia merasa penasaran ingin menghubungi Angga. Lia berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengan Angga Yunanda.

Lia kemudian mengirim pesan pada Angga.

"Hai, Angga. Ini Lia. Kenal?" tulis Lia di pesan nya.

Lia kemudian menunggu balasan dari Angga. Ia merasa deg-degan menunggu balasan dari Angga. Lia berharap Angga akan membalas pesan nya.

Beberapa menit kemudian, ponsel Lia bergetar. Angga membalas pesan nya.

"Hai, Lia. Iya, aku kenal kamu," balas Angga. "Senang bisa kenal sama kamu."

Lia merasa bahagia mendapat balasan dari Angga. Ia langsung membalas pesan Angga.

"Aku juga senang bisa kenal sama kamu, Angga," balas Lia.

Mereka kemudian berbincang melalui pesan. Lia merasa bahagia bisa berbincang dengan Angga Yunanda. Angga terlihat ramah dan menarik. Lia berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengan Angga Yunanda.

Lia kemudian menutup ponsel nya dan menikmati istirahat nya. Ia berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengan Angga Yunanda.

Pagi hari yang cerah menyapa Lia. Sinar matahari menembus jendela kamar nya dan membuat Lia terbangun dari tidur nya.

Lia kemudian bangun dari ranjang nya dan bersiap-siap untuk menjalani hari baru nya. Ia menghidupkan ponsel nya dan melihat pesan dari Angga Yunanda.

"Pagi, Lia," tulis Angga di pesan nya. "Semoga hari mu menyenangkan."

Lia tersenyum lebar membaca pesan dari Angga. Ia langsung membalas pesan Angga.

"Pagi juga, Angga," balas Lia. "Hari ku pasti menyenangkan kalau ngobrol sama kamu."

Angga kemudian membalas pesan Lia. Mereka berbincang melalui pesan sambil menunggu waktu sarapan tiba.

Beberapa saat kemudian, Ibu Lia memanggil Lia untuk sarapan. Lia kemudian turun ke ruang makan dan menemukan keluarga nya sudah duduk di meja makan.

"Pagi, bapak iBu. Pagi, Kak adik ," sapa Lia dengan senyum yang manis.

"Pagi, Lia, pagi juga kakak" jawab Ibu dan bapaknya Lia beserta kakak nya, Dina dan adiknya Silvi.

Lia kemudian duduk di meja makan dan menikmati sarapan pagi nya. Keluarga Lia menikmati sarapan pagi bersama dengan suasana yang hangat dan menyenangkan.

Mereka berbincang tentang berbagai hal. Lia menceritakan pengalaman nya bertemu dengan Angga Yunanda kemarin. Ibu Lia dan Dina terkejut mendengar cerita Lia.

"Hah? Serius kamu, Lia?" tanya Ibu Lia dengan nada yang tak percaya.

"Iya, Bu. Beneran," jawab Lia. "Aku dapet no hp nya juga."

Ibu Lia menangguk mengerti. Ia menikmati cerita Lia tentang Angga Yunanda. Ia merasa bangga dengan Lia yang bisa bertemu dengan artis favorit nya.

"Lia, kamu bagus ya bisa bertemu dengan artis favorit mu," ujar Ibu Lia dengan senyum yang hangat. "Mama senang liat kamu bahagia."

Lia tersenyum lebar. Ia merasa bahagia mendapat dukungan dari Ibu nya.

Mereka kemudian terus menikmati sarapan pagi sambil berbincang tentang berbagai hal. Suasana dapur terasa hangat dan menyenangkan.

Setelah sarapan selesai, Lia bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Lia bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Saat Lia sampai di sekolah, ia langsung mencari Raya dan Clara. Ia ingin menceritakan pengalaman nya bertemu dengan Angga Yunanda kemarin.

"Ra, Cla," sapa Lia dengan senyum yang manis.

"Lia, lo udah sampai?" tanya Raya.

"Iya, Ra," jawab Lia. "Gue mau cerita nih tentang Angga Yunanda."

Lia kemudian menceritakan pengalaman nya bertemu dengan Angga Yunanda kemarin. Raya dan Clara terkejut mendengar cerita Lia.

"Hah? Serius lo, Lia?" tanya Raya dengan nada yang tak percaya.

"Iya, Ra. Beneran," jawab Lia. "Gue dapet no hp nya juga."

Raya dan Clara menangguk mengerti. Mereka menikmati cerita Lia tentang Angga Yunanda. Mereka merasa bangga dengan Lia yang bisa bertemu dengan artis favorit nya.

"Lia, lo keren banget sih," ujar Clara dengan nada yang kagum. "Nggak nyangka lo bisa dapet no hp Angga."

"Iya, Lia. Lo harus cerita detail ya," ujar Raya. "Gue penasaran mau liat bagaimana lo ngobrol sama Angga."

"Oke, nanti gue cerita detail setelah jam pelajaran selesai," jawab Lia. "Gue pengen cerita semua pengalaman gue hari ini ke kalian."

Mereka kemudian berbincang sambil menunggu jam pelajaran pertama mulai.

Namun, tiba-tiba Lia merasa pusing. Kepalanya berputar dan pandangan nya menjadi buram. Lia merasa lemah dan ingin pingsan.

"Lia, lo kenapa?" tanya Raya dengan wajah yang penuh keingintahuan.

"Gue pusing," jawab Lia dengan suara yang gemetar.

Lia kemudian terjatuh pingsan. Raya dan Clara terkejut melihat Lia pingsan. Mereka langsung mencari bantuan guru.

"Bu, Bu! Lia pingsan!" teriak Raya dengan nada yang panik.

Guru itu kemudian membawa Lia ke ruang UKS untuk mendapatkan pertolongan pertama. Raya dan Clara ikut menemani Lia ke ruang UKS. Mereka merasa khawatir dengan keadaan Lia.

Sementara itu, Pandu baru saja sampai di sekolah. Ia langsung mencari Lia untuk menanyakan kabar Lia. Pandu merasa khawatir dengan keadaan Lia setelah pertemuan mereka kemarin.

"Pandu, lo udah sampai?" tanya Raya yang berada di depan ruang UKS.

Pandu menangguk mengerti. "Iya, Ra. Lia mana?" tanya Pandu dengan nada yang penasaran.

"Lia lagi di dalam. Dia pingsan," jawab Raya dengan nada yang sedih.

Pandu terkejut mendengar perkataan Raya. Ia langsung berlari masuk ke ruang UKS. Pandu menemukan Lia terbaring di ranjang UKS. Lia terlihat lemah dan pucat.

"Lia, lo kenapa?" tanya Pandu dengan nada yang khawatir.

Pandu menatap Lia dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Ia merasa bersalah karena telah mengancam Lia kemarin. Pandu berharap Lia baik-baik saja.

"Gue nggak tau," jawab Lia dengan suara yang lemah. "Gue cuma merasa pusing dan lemah."

Pandu menangguk mengerti. Ia kemudian menanyakan kejadian pada Raya dan Clara. Raya dan Clara menceritakan kejadian yang baru saja terjadi.

"Lia baru datang ke sekolah terus tiba-tiba pingsan," ujar Raya.

"Iya, gue nggak tau kenapa dia bisa pingsan," ujar Clara.

Pandu menangguk mengerti. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

"Pandu, lo mau nganterin Lia ke rumah sakit nggak?" tanya Raya.

Pandu menangguk mengerti. "Iya, gue mau," jawab Pandu. "Gue khawatir sama Lia."

Pandu kemudian membantu Lia bangun dari ranjang UKS. Pandu menopang tubuh Lia dan membantunya berjalan keluar dari ruang UKS.

"Lia, lo tahan ya," ujar Pandu dengan nada yang lembut.

Lia menangguk mengerti. Ia merasa lemah dan pusing. Pandu kemudian membantu Lia masuk ke mobil. Pandu kemudian mengemudi mobil menuju rumah sakit.

"Lia, lo jangan mikirin apa-apa," ujar Pandu dengan nada yang lembut. "Gue bakal jagain lo."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa tenang mendapat perhatian dari Pandu. Lia berharap Pandu bisa menerima keputusan nya dan tidak lagi mengancam nya.

Pandu kemudian mengemudi mobil menuju rumah sakit dengan hati-hati. Ia berharap Lia cepat sembuh.

Pandu mengemudi mobil menuju rumah sakit dengan hati-hati. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Ia berharap Lia cepat sembuh.

Di dalam mobil, Lia terlihat lemah dan pucat. Ia merasa pusing dan ingin muntah. Pandu menatap Lia dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Ia merasa bersalah karena telah mengancam Lia kemarin. Pandu berharap Lia baik-baik saja.

"Lia, lo tahan ya," ujar Pandu dengan nada yang lembut. "Kita udah dekat sama rumah sakit."

Lia menangguk mengerti. Ia berusaha tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa takut nya pada Pandu.

"Pandu, makasih ya udah nganterin aku," ujar Lia dengan suara yang lemah.

"Sama-sama, Lia," jawab Pandu dengan nada yang lembut. "Gue khawatir sama lo."

Pandu kemudian memarkirkan mobil di depan rumah sakit. Ia membantu Lia turun dari mobil. Pandu menopang tubuh Lia dan membantunya berjalan menuju pintu utama rumah sakit.

"Lia, lo tunggu di sini ya," ujar Pandu. "Gue mau panggil perawat."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa lemah dan pusing. Pandu kemudian berlari menuju meja informasi rumah sakit untuk memanggil perawat.

Beberapa menit kemudian, perawat datang mendekati Lia. Perawat itu memeriksa keadaan Lia.

"Maaf, Neng. Kita harus bawa Neng ke ruang periksa," ujar perawat itu. "Neng kayaknya kena demam berdarah."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa takut mendengar perkataan perawat itu. Lia berharap ia cepat sembuh.

"Pandu, lo tunggu di sini ya," ujar Lia. "Gue bakal diperiksa dulu."

Pandu menangguk mengerti. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

Perawat itu kemudian membawa Lia ke ruang periksa. Pandu menunggu Lia di ruang tunggu. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

Pandu menatap jam tangan nya. Ia merasa takut dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia baik-baik saja.

Beberapa saat kemudian, perawat itu keluar dari ruang periksa. Ia mendekati Pandu dan memberikan kabar pada Pandu.

"Lia kena demam berdarah," ujar perawat itu. "Lia harus dirawat di rumah sakit."

Pandu terkejut mendengar perkataan perawat itu. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

"Dokter akan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kondisi Lia," ujar perawat itu. "Pandu, silakan ikut saja ke ruang perawatan."

Pandu menangguk mengerti. Ia kemudian mengikuti perawat itu menuju ruang perawatan. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

Pandu menunggu Lia di ruang perawatan. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

Beberapa saat kemudian, dokter datang mendekati Pandu dan memberikan penjelasan tentang kondisi Lia.

"Lia kena demam berdarah," ujar dokter itu. "Keadaan Lia cukup serius. Lia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk mendapatkan perawatan intensif."

Pandu menangguk mengerti. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

"Dokter, apa yang harus saya lakukan?" tanya Pandu dengan nada yang khawatir.

"Pandu, kamu tinggal menunggu di sini saja," jawab dokter itu. "Kami akan memberikan perawatan terbaik untuk Lia."

Pandu menangguk mengerti. Ia kemudian menunggu Lia di ruang perawatan. Pandu merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

Pandu menatap Lia yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Lia terlihat pucat dan lemah. Pandu merasa bersalah karena telah mengancam Lia kemarin. Pandu berharap Lia baik-baik saja.

"Lia, gue minta maaf," ujar Pandu dengan nada yang sedih. "Gue nggak bermaksud ngomong kasar ke lo. Gue cuma khawatir sama lo."

Lia menatap Pandu dengan wajah yang lemah. Ia merasa sedikit terharu dengan perasaan Pandu.

"Pandu, gue nggak marah kok," jawab Lia dengan suara yang lemah. "Gue tau lo cuma khawatir sama gue."

Pandu menangguk mengerti. Ia merasa lega mendengar perkataan Lia.

"Lia, gue bakal jagain lo sampai lo sembuh," ujar Pandu dengan nada yang lembut.

Lia menangguk mengerti. Ia merasa tenang mendapat perhatian dari Pandu. Lia berharap Pandu bisa menerima keputusan nya dan tidak lagi mengancam nya.

Pandu kemudian duduk di samping ranjang Lia. Ia menatap Lia dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

Pandu kemudian mengambil tangan Lia dan memegang nya dengan erat. Ia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Pandu berharap Lia cepat sembuh.

"Lia, lo harus cepat sembuh," ujar Pandu dengan nada yang lembut.

Lia menangguk mengerti. Ia merasa tenang mendapat perhatian dari Pandu.

1
Lovenia aura Fortun
tolong dong min, jangan di ulang" ceritanya.
kyk"Lia menghela nafas dalam-dalam", "Jangan takut, pandu itu sebenarnya baik" kasih kyk cerita lai gt spy pembaca juga menikmatinya tdk hny kalimat itu" sj dr bab 1-5 Lia cerita k keluarganya, tmn" ny bhkn guru" nya di mohon dong jgn terlalu banyak cerita seperti itu! tolong berikan cerita yang lebih menarik lagi!
Bé tít
Bikin penasaran!
Selvia Febri: hehe iy yuk d pantau dan baca terus y
total 1 replies
Shogo Makishima
Kece banget!
Selvia Febri: terimakasih
total 1 replies
Renji Abarai
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Selvia Febri: sudah di update
untuk bab 24 nya lanjut hari besok ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!