Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 20
Dalam hati Devan berharap kakeknya akan mengajaknya ikut dalam acara makan siang bersama Az itu.
"Kalau kau tidak ada tujuan khusus atau janji untuk keluar, lebih baik kau ikut saja dengan kami untuk makan siang bersama dengan Samuel dan cucunya." saran tuan Gerald.
Devan berpura-pura berpikir untuk menimbang apakah akan ikut atau tidak sejenak. Padahal di dalam hatinya dia bersorak kegirangan karena mendapatkan ajakan tanpa harus meminta ikut ataupun membuntuti kakeknya lalu akan berpura-pura tidak sengaja bertemu di restoran yang sama dengan mereka.
"Baiklah kek. Lagi pula aku juga belum tahu mau pergi kemana. Aku hanya berencana untuk berputar-putar sekitar kota lalu mencari makan dan pulang." jawab Devan memasang wajah biasa saja padahal dalam hati tengah bersemangat.
Orang tua Devan telah keluar dari kamar mereka dengan penampilan yang lebih rapih.
"Apa kita akan berangkat sekarang?" tanya Devan.
"Kita? Apa itu artinya kau juga akan ikut dalam acara makan siang ini Devan?" bukannya menjawab tuan Darren malah balik bertanya.
"Kakek mengajak aku dan aku sedang tidak ada kegiatan lain. Maka tidak ada salahnya aku ikut." jawab Devan.
"Tumben sekali kau bersedia ikut acara makan siang bersama yang ada wanita single di dalam acaranya. Biasanya aku akan risih." ucap tuan Darren melirik putranya dengan senyum mengejek.
"Aku...., aku hanya ikut karena kakek Sam yang baik dan hebat itu juga ada dalam acara makan siang bersama itu." ucap Devan lega karena mendapatkan alasan yang tepat agar ayahnya tidak mengejeknya lebih lagi.
"Mengapa kau bersemangat untuk bertemu seorang pria tua? Apakah itu sungguh karena tuan Sam atau karena cucunya?" tanya tuan Darren.
"Tentu bukan. Aku hanya ingin lebih dekat dengan kakek Sam siapa tahu aku bisa belajar dari beliau bagaimana cara untuk menjadi sesukses beliau." kilah Devan.
"Sudah, sudah, kita berangkat sekarang saja karena aku ingin singgah di pusat perbelanjaan sebentar untuk memberikan hadiah perkenalan buat Az." ucap tuan Gerald.
"Ayah sangat bersemangat tentang gadis cantik ini." ucap Renata.
"Aku sudah lama ingin cucu perempuan dari kalian tapi tidak memilikinya hingga saat ini. Az adalah gadis yang manis dan sopan. Aku ingin agar lebih sering bertemu dengan dia dan menganggap bahwa dia adalah cucuku sendiri." ucap tuan Gerald.
"Dia mungkin akan menjadi cucu menantu untukmu kakek. Aku sudah tertarik padanya dan akan berusaha mendapatkan hatinya." batin Devan.
Mereka berangkat bersama dengan mobil terpisah karena Devan memilih mengendarai mobilnya sendiri. Tuan Gerald beserta anak dan menantunya naik mobil yang berbeda dengan diantar supir.
...----------------...
Di sebuah pusat perbelanjaan Az, Samuel dan beberapa orang pengawal tengah asik berbelanja. Samuel membelikan banyak pakaian dan juga aksesoris yang sesuai dengan gaya yang Az sukai.
Samuel hanya tahu bahwa cucunya adalah seorang wanita yang feminim sehingga dia menyediakan pakaian juga aksesoris untuk wanita feminim. Karena tahu Az lebih suka penampilan yang lebih santai dan Az hobi berolahraga Samuel memutuskan untuk membelikan kembali pakaian yang sesuai dengan gaya Az.
Samuel bahkan membeli peralatan olahraga dan berencana membuat ruangan khusus olahraga layaknya tempat gym untuk cucunya agar Az tidak jenuh berada di mansion.
"Apakah masih ada lagi yang kau butuhkan Az sayang?" tanya Samuel.
"Semua sudah lebih dari cukup kakek. Aku lihat kakek bukan lagi berbelanja tapi kakek hendak memindahkan semua toko ke mansion kita." jawab Az.
"Kakek hanya ingin semua yang kau butuhkan terpenuhi sayang." ucap Samuel.
"Aku tahu kakek. Aku menyayangi kakek." ucap Az lalu memeluk kakeknya.
"Kakek lebih menyayangimu sayang." ucap Samuel membalas pelukan cucunya sambil mengelus sayang rambut Az.
Lagi-lagi kebersamaan Az dengan kakeknya itu disaksikan oleh Elliot yang lagi-lagi salah paham dengan kebersamaan mereka.
"Cih, wanita licik itu masih juga nyaman bersama dengan orang tua itu dan dengan tidak malunya mereka malah bermesraan di tempat umum seperti ini." decih Elliot memandang hina ke arah Az.
"Sayang....!" panggil Jasmine pada Elliot membuat Elliot melangkah menuju tempat Jasmine sedang memilih perhiasan.
Karena merasa bersalah telah curiga dan bersikap tidak seperti biasanya pada Jasmine, Elliot membawa Jasmine berbelanja sesuka hati wanita yang dia cintai itu.
"Apa yang kau lihat di sana?" tanya Jasmine saat Elliot sudah berdiri di sebelahnya.
"Bukan apa-apa. Apakah kau sudah mendapatkan apa yang kau mau?" tanya Elliot.
"Aku ingin ini." jawab Jasmine menunjuk satu set perhiasan berlian.
"Bukankah itu hampir sama persis dengan perhiasan yang terakhir kau beli?" tanya Elliot.
"Beda sayang, aku menginginkan ini." jawab Jasmine.
Jasmine tidak perduli dengan bentuk perhiasan yang dia pilih yang penting baginya adalah harga yang paling mahal.
"Baiklah terserah, setelah ini kau kembali dengan taksi karena aku ada rapat dadakan." ucap Elliot.
Jasmine hanya mengangguk karena baginya pulang naik taksi juga tidak masalah yang terpenting adalah dia telah mendapatkan banyak dari saku Elliot hari ini.
"Yes, aku bisa keluar dengan teman-teman dan bersenang-senang dengan mereka setelah ini karena pria membosankan ini akan pergi rapat." batin Jasmine girang.
Elliot pergi setelah membayar belanjaan Jasmine tanpa menunggu Jasmine selesai mengumpulkan bag belanjanya.
Dia kembali kesal dan tidak ingin semakin kesal karena bosan menemani Jasmine belanja. Dia memilih untuk kembali ke kantor dan berkutat dengan pekerjaan untuk menghilangkan pikirannya tentang Az.
"Aku tampaknya sudah menjadi gila. Bagaimana aku memikirkan wanita itu terus padahal aku telah lihat kelakuan buruknya yang ternyata hanya seorang penggoda lelaki kaya." ucap Elliot kesal sambil membasuh wajahnya setelah dia sampai di kantor dan masuk ke dalam kamar mandi di kantornya.
"Sebaiknya aku bekerja saja dari pada semakin tidak jelas. Aku sudah memiliki Jasmine yang tulus mencintai aku. Aku tidak butuh wanita penggoda seperti dia." ucapnya lagi.
"Mengapa Henry tidak memberikan laporan tentang apa yang aku minta? Apakah terjadi sesuatu? Tidak biasanya dia se-lamban ini melakukan tugasnya." gumam Elliot yang ingat bahwa dia memberikan perintah pada bawahannya untuk mencari tahu tentang Az dan Jasmine.
"Ah aku lupa kalau setelah itu Henry mengalami kecelakaan dan tidak sadarkan diri hingga saat ini." gumamnya lagi.
"Sebaiknya aku menyuruh Anton saja untuk mencari tahu." gumamnya lagi.
"Akh untuk apa aku mencari tahu lagi sedangkan kebenarannya sudah ada di depan mataku. Wanita itu hanya sedang membodohi aku agar curiga pada Jasmine dan memandang dirinya sebagai wanita yang baik." gumam Elliot lagi lalu kembali fokus pada kerjaannya.
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila