Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Baru
Setelah berganti baju Reyna segera turun menuju halaman belakang rumah, dimana kedua kakak dan ayahnya sudah siap disana.
Dengan langkah tenang dan pasti Reyna memasuki halaman dan segera menyiapkan diri untuk bertanding dengan Ronan kakak pertamanya
Ronan sudah ada di arena disusul Reyna yang ada di hadapannya, sebelum dimulai sang ayah berkata bahwa semua gerakan bebas asal tidak curang, Reyna menunduk memberikan salam pertandingan sedangkan Ronan hanya tersenyum Sinis meremehkan
Akhirnya pertandingan dua saudara kandung itu dimulai, awalnya Reyna hanya menghindar saat Ronan sang kakak menyerangnya, karena terus dengan keadaan terdesak dari Ronan, Reyna memutuskan untuk menyerang
Dengan tatapan elangnya Ronan berteriak " jangan menghindar saja Rey...ayoo serang aku dan segeraa kita buktikan siapa yang akan kalah"
Wajah tenang dan gerakan lihai dari Reyna seketika langsung berubah menjadi gerakan yang mengerikan
"Kau yang minta kak...jangan salahkan Rey..!" dengan tatapan tajam menusuk dan sedingin salju , Reyna langsung menyerang
Ronan yang awalnya tidak membayangkan ganasnya gerakan Reyna, langsung kelabakan bahkan dua pukulan telak membuat Ronan terkapar di tanah halaman itu, tak kalah terkejutnya dengan Revan yang melongo melihat kejadian itu
Bram langsung beranjak dan mengakhiri pertarungan itu, karena dilihatnya Ronan sudah tidak bisa berdiri lagi dengan benar
"Cukup Rey...ayah pegang janji ayah, kau boleh memakai hijabmu dan keluar dari rumah ini, dengan kata lain semua akses dari keluarga berupa apapun aku tutup" berharap Reyna membatalkan niatnya mendengar ancamannya.
"Terimakasih ayah...Rey mengerti, mulai hari ini Rey akan pergi hanya membawa diri Rey...tanpa apapun dari keluarga ini.. Rey tetap menyayangi ayah dan kakakku semua, maafkan Rey..!?"
Bram sangat terkejut mendengar kata-kata anak gadisnya yang tidak takut sama sekali dengan ancaman yang sudah diberikan "Bagaimana anak ini akan hidup tanpa uang dariku..??" Batin Bram.
Setelah memberesi semua baju yang dirasa perlu di bawa, Reyna segera keluar dari rumah itu dengan senyuman, jangan dikira Reyna akan kelaparan, secara.. si Reyna ini gadis yang jenius,tentu sudah memikirkan semuanya dengan matang, dan di dalam tabungan yang dirahasiakan dari keluarganya sudah ada sejumlah uang yang lumayan banyak 300 juta
Uang itu tentunya uang halalnya sendiri, hasil dari hadiah perlombaan yang diikuti dan menjual perhiasan almarhum bundanya yang di berikan ke Reyna.
Setelah meninggalkan rumahnya Reyna segera menuju alamat sang kyai yang sudah diberikan oleh ustadz Hanan.
Selama di tempat sang kyai, Reyna di tempa habis-habisan dengan ilmu bela diri dan pengendalian tenaga dalam yang diturunkan dari nenek moyangnya yang tanpa Reyna sadari.
Tentu saja Reyna juga masih melanjutkan sekolahnya yang sudah berpindah di dekat tempat sang kyai, karena tinggal satu tahun saja Reyna sudah tamat SMA,dan berencana melanjutkan kuliah di perguruan tinggi Jakarta atau UI
Satu tahun kemudian
Seorang wanita yang berjalan dengan semangat dan ceria dibalut dengan baju warna coklat muda dan hijab coklat tua menambah keanggunan serta memancarkan pesona kecantikan yang luar biasa.
"Mudah-mudahan semua urusan hari ini di lancarkan, aminn..." Gumam Reyna lirih,
Hari ini adalah dimana Reyna melakukan daftar ulang dan biaya administrasi karena di terima di perguruan tinggi Jakarta, tentu saja di jurusan desainer yang sudah di cita-citakan.
Setelah urusan selesai Reyna segera keluar dari area kampus untuk mencari tempat makan siangnya
Selagi Reyna berjalan... Samar-samar dia dengar suara seseorang berteriak kesakitan seperti menahan sebuah penyiksaan.
Reyna berjalan kearah sumber suara itu, kemudian langsung melihat apa yang terjadi, dimana ada sekelompok laki-laki yang sedang menghajar seseorang yang sudah tidak berdaya
"Maaf kalau saya mengganggu..tapi apa sudah kalian lakukan..ini masih di area kampus...kejadian seperti ini bisa saya laporkan ke pihak berwajib" kata Reyna dengan sedikit penekanan
Seseorang yang kelihatanya ketua dari kelompok itu menoleh dan tersenyum miring " heh...cantik...kenapa ha...mau ikutan bergabung ..!?"
Sementara si korban menoleh ke arah Reyna " Nona tolong segera pergi... jangan ikut campur urusan ini...cepat menjauh nona..!!!"
Rey bukannya menjauh malah melangkah tenang mendekati si korban untuk membantunya
Semua orang-orang dari kelompok itupun akhirnya berdiri siaga, siap mengambil tindakan untuk menyergap Reyna, tapi belum sempat salah satu tangan dari kelompok itu menjamah Reyna, dengan gerakan tangan dan kecepatan tubuh Rey yang hampir tidak terlihat oleh mata, berhasil menyentuh titik-titik syaraf dari semua orang dari kelompok itu,dan membuat semuanya tidak bisa bergerak sama sekali
"Sial...kurang ajar...apa yang kamu lakukan pada kami hah...!!" Salah satu dari kelompok itu teriak ke arah Reyna
Sementara Reyna sudah berjongkok di depan korban dan berusaha memapah orang itu tanpa memperdulikan teriakan dari sekelompok orang yang sudah di buat diam tidak bisa bergerak.
"Paman..ayoo kita pergi dari sini.." sambil memapah pelan si korban Rey berjalan menjauh
"Sepuluh menit lagi kalian akan bisa bergerak kembali dan maafkan saya.."
Kata Rey sedikit kencang ke arah kelompok orang yang masih kaku berdiri.
Rey membawa paman itu ke sebuah klinik,setelah memastikan di tangani dengan baik, Rey segera meninggalkannya tanpa pamit, karena Rey tau..tidak harus ikut campur urusan orang lain, seperti yang selalu di wejangkan guru sepuh yaitu Kyai Rahmat yang sudah membimbingnya selama setahun ini.
Setelah hampir satu jam Rey berjalan akhirnya menemukan tempat makan dan duduk di tempat paling pojok, selagi menunggu pesanan datang Rey fokus dengan online hpnya untuk mencari tempat kontrakan atau kost yang dekat dengan kampusnya
Sementara tepat di sebuah meja yang ada di depannya.
" Eh lihat-lihat gays...ada cewek beningnya kayak porselen tuhh.." kata laki-laki yang ngomong ke ketiga temannya dan kebetulan posisi mejanya di depan meja Reyna.
"Ya Allah... cantiknya nauzubillah ya wan...itu turunan bidadari dari mana sihh..??"
Kata laki-laki yang satunya lagi
"Ish...kebiasaan deh ya...kalau ada yang bening-bening itu mata kalap banget.. dasar bang sat..hahaha" kata salah satu cewek yg ada di meja itu
"Eh gila ya...cewek kok kasar banget ngomongnya.." kata satria
"Lah kan bener nama lu Satria...di tambah panggilan sayang..kan jadi bang sat...hahaha" ketawa Ira tambah membahana
"Iya nih ra...lagian ,emang kayak tau aja kalau bidadari bisa punya keturunan..??" Sahut Sinta cewek satunya lagi
"Ya tau lah...kan aku pernah ngasih keturunan sama bidadari..." Kata satria sambil mengerlingkan satu matanya genit
"Halah...tu bidadari belum lu jamah...udah mual muntah lihat wajah penuh dosa lu.."kata ira
"Kecuali bidadari yang turunnya dari bemo...baru mau tu sama lu..hihihi" suara cekikikan Iwan bahagia
"Enak aja...itu kan neng Surti yang pulang belanja dari pasar subuh naik bemo..." Sebel satria
"Ishh... sudah-sudah.. Gimana kalau kita kenalan saja, gue suka lihat ni bocah...adem banget lihatnya.." kata Iwan menyahut
"Setuju sih...gue seneng juga ngelihatnya" kata Sinta
"Yuk kita pindah meja aja...sekalian menyapa dan kenalan.." Ira berdiri dengan semangat
Disusul dengan ketiga temannya yang ikutan berdiri untuk pindah ke meja Reyna tak kalah semangatnya dari Ira.
Jadi ini kelompok genk kocak,nama anggotanya Iwan,satria,Ira dan Sinta, catat ya gaes
Bersambung
LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE
KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN
HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH
VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE