Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
nenek tau itu
"Ya sudah. Nenek kesini karena mengundang kalian minum teh di balkon sana" tempat dimana Arya minta maaf pada Vika tempo hari "sekalian ada yang ingin nenek bicarakan pada Vika"
"Baik lah aku mandi dulu" Rara menjawab sambil turun dari tempat tidurnya kemudian meraih handuk
"Kalau begitu nenek tunggu Disana"
"Ok princess"
Vika keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap milik Rara yang baru saja dipinjamnya tanpa izin
"Nenek undang kita minum teh di balkon" tiba-tiba Rara memberitahunya
"Ok"
"Dan..."
Vika melihat kearah Rara
"Dia bilang ada yang ingin di bicarakan sama kamu, katanya sangat penting" kemudian berbisik dengan nada horor
"Tentang apa?" Vika sedikit bingung
"Tentang perjodohan kamu sama kak Arya lah" Rara mengada-ada
"Haha gak mungkin," Vika tidak menanggapinya karena tau itu hanya hayalan Rara saja
"Aku serius" wajahnya dibuat seserius mungkin
"Udah cepat mandi sana, kalau gak aku tinggal"
"Aaa jangan, tunggu aku ya"
"Lebih dari tiga puluh menit aku tinggal"
"Ok" Rara segera lari ke kamar mandi mengunci pintunya dan tak lama terdengar suara air menandakan kalau dia memang sangat terburu-buru takut Vika tinggal, padahal untuk minum teh di balkon jaraknya tidak jauh melainkan hanya bagian luar sebrang kamarnya saja
***
Kedua gadis itu jalan menuju tempat dimana sudah ada Nek Rita, susternya dan tiga gelas teh serta beberapa cemilan pendamping.
Balkon rumah Mahesa di dekor seperti taman yang disekelilingnya dihiasi dengan tanaman-tanaman hias dan beberapa bunga juga banyak yang bermekaran, bahkan Disana terdapat ayunan rotan tempat Rara duduk santai di saat semuanya sedang kumpul, ada satu meja bulat yang lengkap dengan payung besar menutupinya, juga empat kursi besi pas dengan mereka
Udara sore hari begitu sejuk, angin yang berhembus perlahan sangat lengkap apalagi sambil menikmati sunset dari ujung barat.. membuat siapapun betah berlama-lama Disana
"Duduk nak" Nek Rita mempersilahkannya
Kemudian keduanya duduk
"Bagaimana keadaan mu sekarang?" Tanya Nek Rita pada Vika
"Udah gak apa-apa nek, sekarang tubuh aku jauh lebih segar" Vika tersenyum manis dengan riasan apa adanya
"Lain kali jangan terlalu memikirkan pekerjaan, meskipun itu dengan bayaran mahal, tapi percuma. Kalau kamu sakit sama saja, tidak bisa menikmati uangnya"
"Hehe, iya nek" Vika hanya mengangguk patuh sudah lama tidak ada yang menasehatinya seperti ini, perhatian Nek Rita sangat tulus sampai dia begitu bahagia mendengarnya
"Sekarang bagaimana dengan dekornya?"
"Hampir selesai nek"
"Mau setahun lagi juga gak akan pernah selesai nek, kalau setiap hari ada aja yang kurang dengan permintaan aneh-anehnya si cicak itu" celetuk Rara dengan sinis nya
"Kenapa?"
"Mana Vika tau, nenek tanya aja sama calon cucu menantu nenek" lagi-lagi Rara menjawab dengan jutek
"Hmm.. kalau sekiranya apa yang Chika mau sengaja mengada-ada, kamu tolak saja"
"Mana berani dia nolak, Vika tuh casing nya aja yang kuat, tapi hatinya lemah"
"Bukan begitu nek, Chef Arya kan bos aku, dan Chika adalah calon istrinya sekaligus menantu dirumah ini. Acara itu juga akan di gelar disini apalagi yang tunangan seorang Arya mahesa. menurutku apapun itu demi hasil yang bagus kenapa enggak, lagipula yang datang pasti banyak orang-orang terhormat. Jadi aku hanya ingin yang terbaik aja kok"
"Kamu memang gadis luar biasa, nenek bangga karena Rara pandai memilih teman, terima kasih untuk perhatiannya, tapi jangan semua yang Chika inginkan kamu turuti ya?"
"Aku mengerti, nenek tenang aja. Acara ini pasti akan berjalan dengan baik"
"Semoga begitu" Nek Rita tersenyum dengan meneguk tehnya "sebenarnya pembicaraan nenek meminta kalian kesini bukan itu"
Mata Vika langsung mengarah pada Rara, namun gadis itu pura-pura tidak melihatnya dan malah terus minum tanpa henti
"Ada apa nek?" Vika juga ikut meneguk minuman itu untuk menghilangkan rasa cemasnya
"Tentang hubungan kamu dan Arya"
"Uhuk.. uhuk" Vika langsung tersedak dan untung saja tidak sampai menyembur
"Vika!! Kenapa gak perlahan sih" Rara tidak sebenarnya perhatian dia malah senang karena akhirnya Nek Rita membahas itu
"Bukan gitu.. tapi.. " Vika melirik ke arah nek Rita, ingin menyalahkan kalau ini karena ulahnya tapi tidak berani
"Sudahlah, nenek tau apa yang Arya lakukan padamu belakangan ini"
Waduh, nenek tau apa antara aku dan Chef Arya. Gawat, mana dibahas depan Rara lagi
"Emang kak Arya pernah ngapain?" Rara yang tidak tau apa-apa berubah serius dan tertarik dengan cerita yang sama sekali dia tidak tau "Vi?.. kamu ada hubungan sama kak Arya?" Rara berusaha mencari jawaban dari sahabatnya
Kan, Rara nanya-nanya... Duuh bingung aku jawabnya
"Gak ada kok Nek. Aku sama Chef Arya murni hubungan antara bos dan karyawan" Vika sedikit canggung
"Nenek dengar dan lihat semua saat di dapur waktu itu, apa saja yang dia lakukan sama kamu nenek tau" pernyataan Rita benar-benar membuat Vika terkejut, apa lagi Rara.. otaknya masih terus berusaha menyambungkan kemana arah pembicaraan mereka. Yang bisa dicerna adalah antara sahabat dan kakaknya memang ada hubungan
"Chef Arya memang seperti itu, dia selalu jahil" Vika berusaha menjelaskan "tapi memang antara aku dan dia gak ada hubungan apa-apa kok"
"Vi!! Kamu gak cerita sama aku tentang ini?" Rara merajuk
"Karna ini bukan hal yang penting untuk kita bahas,"
"Vika!!!" Rara kesal
"Ok nanti aku ceritain" bisiknya pada Rara
"Lalu, malam sebelumnya sekitar pukul setengah dua, kamu dan Arya ada disini?"
Rara semakin terkejut lagi, dia menatap Vika dengan begitu sinis nya seolah ada ribuan pertanyaan yang nanti akan dia berikan padanya
"Oh itu, Chef Arya hanya minta maaf" Vika masih tenang untuk menjelaskannya
"Oh... minta Maaf karena emosi? Yang Waktu itu bertengkar dimeja makan, dia membawamu kesini dan kamu menggigit bibirnya?" jelas nek Rita
Sontak Vika terkejut bukan main, dia tidak menyangka kalau Nek Rita akan tau sedetail itu, darimana dia tau?. Vika mencari di sekeliling balkon
"Apakah ada cctv di sini?"
"Berarti bener kamu gigit bibir Kakak waktu itu?" Rara sangat terkejut bukan main, saat ingatannya kembali, ketika melihat bibir Arya yang terluka tempo hari
"Ini gak seperti yang kalian bayangin kok, jadi kejadiannya gak gitu.. duh aku bingung gak tau harus jelasin kaya gimana" Vika panik
"Di sini tidak ada cctv, tapi kebetulan dia melihat saat Arya menyandarkan kamu ke dinding" Nek Rita menunjuk pada susternya
"Apa!!" Vika menutupi wajah dengan kedua tangannya. Kemudian "kamu gak melebih-lebihkan kan?" Vika bertanya pada suster itu dengan perasaan malu setengah mati
"Gak kok saya bahkan tidak bicara sepatah kata pun sama nenek,"
"Terus gimana nenek tau" wajahnya sudah sangat merah
"Dari sini" suster itu mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya "maaf saya gak tau kalau mas Arya akan ngelakuin kaya gini, niatnya saya mau tolong kamu merekamnya, karena waktu itu dia emosi banget, saya takut kamu kenapa-napa,, eh malah kaya gini jadinya" jawab suster itu dengan polosnya