Bianka Chrispeter gadis cerdas yang memiliki kemampuan bela diri yang tinggi, dia ahli dalam bidang teknologi bahkan kimia, Bianka juga salah satu siswa terbaik di Inggris.
Keluarga Chrispeter meminta Bianka kembali untuk menjalankan tugas, bersama girls Chrispeter yang juga memiliki kemampuan tidak kalah hebat dengan Bianka.
Seorang pria muda pemimpin mafia terkuat yang mempunyai kekuasaan, kekayaan, pengikut, dan kekejaman yang tidak kalah dengan keluarga Chrispeter.
Pengkhianatan dan kehilangan cinta membuat seorang pria muda berubah menjadi bringas dan kejam.
Pertemuan Bianka dan sang mafia yang sama mempunyai kekuasaan, dan pasukan yang seimbang.
Terjadi pernikahan antara Bianka dan Bara karena tujuan masing-masing, Bara yang ingin menghancurkan saudara tirinya yang mencintai Bianka, sedangkan Bianka membutuhkan sesuatu hasil penelitian Bara yang sudah lama menjadi incaran banyak orang. Pernikahan tanpa cinta, tapi menumbuhkan rasa sayang dan saling membutuhkan.
Bagaimana pernikahan keduanya? Kita ikuti bersama-sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vhia azaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RACUN
Jadwal masuk kuliah sudah ditetapkan, beberapa jam dikelas membuat Reva terlelap tidur, Rinda menarik bajunya tapi ditepis Reva lanjut tidur, suara ketukan meja membuat Reva kesal dan menepis tangan yang berada di meja nya, Reva menggakat wajahnya menantang dosen pengajar, mata melotot nya langsung menghilang dan tersenyum manis, garuk-garuk kepala, duduk kembali.
"Silahkan keluar,"
Reva dengan cepat mengambil tas nya dan bergegas keluar, tapi terhenti karena lemparan sebuah pulpen.
"Apa lagi pak?"
"Keluar ke lapangan, berdiam disana sampai jam saya habis."
"What? bapak bercanda ini zaman modern masih musim menjemur di bawah terik matahari, membersihkan WC, bapak kampungan."
"Kalau kamu tidak mau, jangan pernah masuk lagi di jam saya, dan nilai kamu E."
"Ais... dosen sialan, gue jauh lebih cerdas dari Lo, tunggu pembalasan gue." batin Reva.
Bi dan Rindu sudah keluar kelas mencari Lab. kimia, lama mereka berkeliling menyelusuri gedung tapi tidak menemukan apapun, dan mereka juga seperti dalam pengawasan.
"Minta Reva melacak keberadaan kita," ucap Bi.
"Reva dijemur di lapangan,"
"Reva bodoh,"
Bianka dan Rindu melihat pergerakan seseorang dan langsung sembunyi, penglihatan mereka langsung gelap, Bi langsung menahan nafas sambil menutup mulut Rindu menarik kuat tangan Rindu untuk berlari.
"kambing! racun apa yang mereka tebarkan." Teriak Rindu.
Mereka berdua saling pandang dan melangkah pergi kembali ke kelas, sambil melihat kearah lapangan. Reva dengan santainya berdiri disana dengan payung membuat Rindu tepok jidat.
Selesai kuliah semuanya kembali ke kamar masing-masing, Reva datang terakhir kali, mencari air minum. Dia sangat kehausan segelas air siap di minum tapi Rinda langsung datang dan membanting gelas Reva, membuat mata Reva memerah menahan amarahnya.
"Air minum kita beracun," tubuh Rinda langsung roboh dan cepat ditangkap Reva dengan wajah panik, Reva menggoyangkan tubuh Rinda yang sudah pingsan.
Keisya datang mendengar teriak Reva juga ikut kaget melihat Rinda yang sudah memucat, mereka berdua cepat menggakat tubuh Rinda ke kamarnya.
Kegaduhan juga terjadi di kamar Clori, Bi dan Rindu berada disana langsung kaget mendengar teriakkan Reva mencari mereka.
"Bi, Rinda pingsan dia juga terkena racun," Rindu langsung berlari ke kamar adiknya melihat keadaan Rinda yang sudah pucat tanpa darah.
Keadaan Rinda dan Clori memberikan gejala yang sama, Kei memasangkan infus, memberikan suntikan agar racun terhenti, Bi membuka mata Rinda yang juga memucat.
Rindu memberikan sebuah minuman ke mulut Rinda, sedikit memberikan reaksi membuat mata Rinda kembali, tapi tidak memberikan efek pada tubuhnya.
"Reva bergeraklah, Rindu kontrol keadaan Rinda, dan kamu Kei ikut ke kamar. Aku membutuhkan bantuamu.
Reva sibuk di layar nya mencari letak racun, efek samping, gejalanya. Setelah dapat info langsung mengirimkan nya ke Bi, Reva kembali ke kamar Rinda. Terpancar amarah di mata Rindu membuat Reva takut melihatnya.
"Kak Rev, jaga adikku."
Reva hanya mengaguk....
"Dasar kembar aneh, lagi sakit baru panggil adik, kemarin main monyet-monyet."
"Rinda! kamu harus baik-baik saja."
Rindu mendatangi kamar Clori yang juga keasaanya masih lebih buruk dari Rinda, Rindu memberikan ramuan dan meminumkannya ke Clori.
"Siapapun yang menyakiti adikku, tidak akan hidup tenang sampai 7 turunan," ucap Rindu menatap tajam Bara yang menjaga Clori.
"Kami juga tidak akan tinggal diam, mereka harus membayar mahal karena berani melukai Clori."
Kris masuk ke kamar Clori dan menekan denyut nadinya, Rindu menatap cupu jelek yang mengecek keadaan Clori bukan lah orang sembarangan, Rindu langsung keluar kembali melihat Rinda yang sudah di kelilingi oleh Bi dan Kei. Perlahan tubuh Rinda mulai normal, nafas sudah teratur.
"Bagaimana keadaan Rinda?" tanya Rindu.
"Dia baik-baik saja, ini hanya peringatan untuk kita." jawab Bi.
"Berarti mereka mengetes kemampuan kita,"
"Ya, diluar asrama kita semuanya aman, yang beracun hanya air minum yang memasukkannya juga sudah ditemukan bunuh diri di dekat perbukitan." Jelas Reva.
"Dari mana kamu tahu!" tatap Rindu tajam.
"Wilayah sini sudah menjadi tempat bermainku, dengan mudah teknologi yang aku ciptakan bisa melacak tempat, juga informasi di kota ini."
"Maka lacak di mana letak pembuatan virus," ucap kesal Rindu.
"Tidak ada di kota ini, jika pun ada mereka berada dibawah tanah, Pertanyaan kita dimana pintu masuknya, lagian bukan hal yang mudah untuk masuk." Jelas Bi.
Perlahan Rinda mulai bangun dan mual, dia langsung menangis mencari Rindu, Rindu dengan cepat memeluk Rinda dan meminta maaf karena gagal melindunginya. Saat terluka Rinda pasti mencari Mami dan Papi pasti langsung memarahi Rindu tapi sekarang hanya Rindu tempat Rinda mengadu.
"Apa kamu yang sakit," tanya Rindu dengan tatapan khawatir dan penuh kasih sayang.
"Dada sesak kak,"
"Butuh oksigen bantuan,"
"kakak gila ya, memangnya aku sudah seperti Nenek yang sesak nafas, Rinda kuat."
Melihat Rinda yang sudah bisa bercanda lagi membuat semuanya tersenyum, berarti Rinda sudah pulih hanya butuh istirahat.
Bi melangkah mendekati kamar Clori membawakan suntikan penawaran racun, saat dia masuk Clori juga sudah sadar dan duduk di sandaran ranjang didampingi oleh Gerry dan Bara.
Clori melihat Bi membawa suntikan yang awalnya emosi langsung melemah, Karena orang yang menyelamatkannya pertama kali itu Bi.
"Aku sudah baik, akan aku balas kebaikan kamu."
"Tidak perlu, bertahan hiduplah disini. Aku tahu tujuan kalian ada disini."
"Kamu tahu siapa kami?"
"Ya, kalian anak asuh paman Austin, tapi jika kalian berpikir kami mengetahui keberadaan paman maka kalian salah besar."
"Apa tujuan kalian datang ke sini, jika tidak mendapatkan perintah menangkap ayah, dan menuduh ayah yang menyebarkan virus."
"Mungkin tujuan kita sama, kita bertarung diakhir pertemuan untuk sekarang temukan keberadaan mereka semuanya."
"Kami tidak berniat bekerja sama."
"Aku tahu yang memimpin si cupu, sampaikan padanya, Bianka ingin beradu kehebatan dengannya."
Bianka melangkah pergi sambil melemparkan suntikan ke arah tempat sampah.
***
Kristan sibuk mengamati pergerakan beberapa mafia yang mulai masuk ke kota, bibirnya menunjukkan senyum menyeringai.
"Bergeraklah,"
Kristan mengawasi pergerakan bayangannya karena keberadaan Bianka dan bayangan rahasianya cukup mengganggu Kristan.
"Setiap wanita memiliki sisi anggun dan cantik, tapi tidak dengan wanita ini. Dasar wanita psikopat."
Suara Bianka yang menantangnya untuk bertarung juga terdengar, Karena Kris memasang penyadap rahasia, dan hebatnya Bianka mengetahuinya. Clori saja sebagai pemilik kamar tidak tahu.
"Kita bertarung diakhir eps Bianka,"
Kristan tersenyum saat melihat bayangan menemukan pintu rahasia bawah tanah, tapi semua langsung berubah. Ada pengeboman yang merusak sistemnya.
Reva sama kesalnya Karena sistem yang dia luncurkan kehilangan keseimbangan dan merusak sistemnya.
***
ku kirim mawarny wlpun hanya setangkai