Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Arga berada di perusahaannya, ia berjalan dengan sangat santai. Setiap gerak-geriknya menjadi pusat perhatian semua karyawan wanita, banyak sapaan dari karyawan wanita pada Arga. Namun Arga hanya menjawabnya dengan gumaman saja.
Ia berjalan ke ruangannya, Bima yang melihat Arga langsung berjalan ke arahnya. "Siapkan kopi untuk ku." Ucap Arga pada Bima.
"Baik Pak." Jawab Bima, tapi Arga langsung menghentikan langkahnya.
"Kau suruh seseorang, aku ada suatu hal yang harus ku bicarakan dengan mu." Jelas Arga yang langsung masuk ke ruangannya.
Mendengar hal itu Bima langsung menghampiri Hani dan meminta wanita itu untuk menyiapkan kopi untuk Arga, lalu Bima langsung masuk ke ruangan Arga. Ia melihat sosok Arga tengah duduk dengan mata yang menatap ke arah lain, seakan ada suatu hal yang tengah menjadi beban pikiran untuk pria itu.
"Bagaimana, apa kau sudah menemukan orang itu?" Tanya Arga dengan wajah yang serius.
Bima hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Maaf Pak, saya belum menemukan informasi apapun." jelas Bima dengan wajah yang bingung.
"Sudah 5 tahun pembunuhan itu masih belum terungkap." Ucap Arga seraya bersandar di kursi kebesarannya.
"Tapi saya yakin jika pembunuh nya pasti akan ketemu, cepat atau lambat." jelas Bima dengan ekspresi wajah yang serius.
Arga menghela nafas kasar, ia menatap sebuah foto dirinya dengan seorang pria yang tidak berbeda jauh darinya.
...
Mawar berjalan-jalan bersama dengan Rangga, ia terus mengelilingi rumah sampai di sebuah taman yang di isi oleh 2 anak yang seumuran dengan Rangga.
Mawar tersenyum tipis, ia yakin jika Rangga pasti akan senang jika bermain bersama mereka. Mawar langsung berinisiatif untuk berjalan mendekati kedua anak itu, kedua anak yang tengah bermain pun langsung menatap ke arah Mawar.
"Pergi kau!" Ucap salah seorang anak dengan nada angkuh.
Mawar sedikit terkejut saat mendengar hal itu, anak sekecil ini tapi memiliki mulut yang cukup tajam.
"Bagaimana jika kalian mengajak anak ku untuk bermain juga, namanya Rangga." Ucap Mawar yang menarik Rangga ke depannya.
Kedua anak itu tertawa dan mengejek, "Kami tidak mau bermain dengan anak haram seperti itu, dan kamu juga! Wanita haram, jangan dekat-dekat." Ucap Dean dengan nada tinggi yang seakan menantang ke arah Mawar.
Mawar terkejut saat mendengar hal itu, "Hei! Kau itu masih kecil, siapa yang mengajarimu bersikap tidak sopan seperti itu." Ucap Mawar kesal.
Kedua langsung menangis dan berteriak dengan keras, Mawar terkejar saat melihat tingkah kedua anak itu.
"Apa yang terjadi?" Terdengar suara wanita yang berjalan ke arahnya, ia nampak panik dan marah saat melihat kedua anaknya tengah menangis.
Mawar ingat jika wanita itu juga ada di meja makan, namun ia sama sekali tidak mengetahui siapa nama wanita itu.
Wanita itu lalu berbalik dan menatap ke arah Mawar, "Apa yang kau lakukan kepada kedua anak ku?" Teriak Alysa kesal.
"Aku sama sekali tidak berbuat apapun, anak mu yang mulai duluan. Dia menyebut anak ku dengan sebutan tak pantas." Jelas Mawar dengan nada sedikit santai dan berusaha menjelaskan.
Alysa melihat anak yang ada di samping Mawar, ia tertawa mengejek. "Anak haram itu, memang pantas untuk di hina. Begitu juga kau! Wanita miskin yang berlagak seperti orang kaya. Meski kau menikah dengan Arga jangan pernah berharap untuk bisa menjadi bagian dari keluarga ini. Kami semua, tidak menerima orang miskin dan hina seperti mu." Maki Alysa dengan kalimat yang membuat Mawar langsung naik darah.
"Jaga mulutmu itu, kau boleh menghina ku tapi tidak dengan putra ku." Maki Mawar, ia melepaskan tangannya dari Rangga dan berjalan mendekati Alysa.
Alysa yang merasa tertantang dan kesal pun langsung berjalan mendekati Mawar, ia langsung menampar Mawar dengan sangat keras.
"Tamparan ini untuk anak haram mu dan kau yang berani-beraninya datang ke rumah ini, dan membuat rumah ini sangat kotor." Ucap Alysa dengan senyuman bangga.
Mawar merasa sangat kesal, ia tersenyum dan langsung menerjang Alysa. Tanpa ragu Mawar memberikan tamparan beberapa kali ke wajah Alysa, teriakan Alysa terus terdengar di taman itu.
"Tamparan-tamparan ini untuk semua ucapan mu dan juga kedua putra mu, yang tidak tahu sopan santun itu." Maki Mawar kesal.
"Arhhhhh...."
Para pelayan dan juga orang-orang yang ada di rumah yang mendengar suara teriakan Alysa langsung berlarian ke taman, para pelayan langsung menarik Mawar agar menjauh dan melepaskan tubuh Alysa.
Ayu menatap pemandangan di depannya, ia menunjukkan kekesalannya pada Mawar yang sudah membuat kegaduhan di rumahnya.
"Apa yang kau lakukan? Sikap mu itu seperti wanita liar!" Maki Ayu kesal.
"Iya aku memang wanita liar, apalagi jika ada orang yang berani menghina putra ku." Jelas Mawar dengan tatapan marah, ia sama sekali tidak takut dengan Ayu meski wanita itu menatapnya dengan tatapan tajam.
"Apa yang dikatakan oleh Alysa, itu bukan suatu kesalahan. Itu sebuah kebenaran, dan kalian sebagai orang dari kaum rendahan. Kenapa harus marah?" Tanya Ayu dengan mata sedikit merendah.
Mawar tertawa mengejek saat mendengar hal itu, "Tak ku sangka, sistem kasta seperti itu masih ada? Kau memang orang yang kolot." Ejek Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Mendengar hal itu Ayu merasa tersinggung, "Sebaiknya kau meminta maaf pada Alysa, jika tidak.."
"Jika aku tidak mau, memangnya apa yang kau akan lakukan? Mau bagaimana pun aku adalah istrinya Arga. Jika kalian berani menyentuh ku, maka suami ku yang akan langsung turun tangan." Jelas Mawar.
Mendengar hal itu Ayu terdiam dengan tatapan tajam, Olivia yang berada di dekat Ayu langsung kesal.
"Apa kau tidak tahu malu berlindung di bawah nama Kak Arga?" Tanya Olivia kesal.
"Kenapa harus malu, dia adalah suami ku. Kecuali jika aku adalah wanita lajang yang masih berharap dan menggoda suami orang lain, itu baru malu." Jelas Mawar dengan kesal.
Olivia ingin sekali menjawab ucapan Mawar, tapi Ayu langsung menghentikannya.
"Alysa, kau kembali ke kamar mu dan bawa kedua anak mu. Kau bisa menyembuhkan luka mu di kamar." Jelas Ayu seraya berbalik.
"Ibu, apa kau tidak ingin memberikan keadilan untuk ku?" Tanya Alysa kesal.
Ayu hanya menoleh sedikit lalu ia kembali berbalik dan segera pergi meninggalkan taman itu, Mawar yang melihat Ayu pergi pun langsung ikut pergi. Ia lebih memilih kembali ke kamar dengan amarah yang masih meluap-luap.
Di dalam kamar, Rangga hanya duduk dengan wajah yang merasa bersalah.
"Mama, maaf karena Rangga Mama jadi di hina." Ucap Rangga dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca.
Mendengar hal itu Mawar terkejut, "Sayang, jangan bilang gitu. Mama enggak marah meski di hina oleh orang-orang itu, Mama hanya marah karena mereka mengatakan hal yang tidak baik tentang mu." Jelas Mawar yang menenangkan Rangga.
Rangga tersenyum tipis, "Mama, Rangga tidak apa-apa meski di hina. Karena mereka selalu seperti itu.." Ucap Rangga.
Mawar terkejut saat mendengar hal itu, ia kini tahu jika Rangga sudah di benci sangat lama oleh orang-orang di rumah ini. Tapi Mawar sama sekali tidak mengetahui apa penyebab Rangga tidak di sukai oleh orang-orang di rumah ini.