Aiu Himmler harus menanggung semua atas apa yang dia lakukan di masa lampau. Tak punya belas kasih dan sombong waktu duduk di bangku sekolah berimbas pada kehidupannya setelah dia mulai bekerja.
Dulu ada seorang murid laki laki pindahan dari korea, penampilannya bisa di bilang di bawah rata rata. Gemuk sipit dan semua yang berbau bau aneh melekat pada dirinya. Kang Joong Woo, dia laki laki yang tak pernah mengenal rasa benci kepada sesama, penuh dengan belas kasih dan kebaikan.
Namun semua itu berubah karena perlakuan Aiu terhadapnya.
Dia di buly habis habisan setelah berani menyatakan perasaannya kepada Aiu.
Di situlah Joong Woo yang selalu menebar senyum, seketika tak pernah terlihat sama sekali.
Beberapa tahun kemudian Aiu di pertemukan kembali dengan Joong Woo yang sudah berubah.
Tetapi Aiu di tuntut untuk merubah penampilannya di depan Joong Woo.
"Kau pasti akan menyesal ketika tahu siapa perempuan ini sebenarnya"
Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMaeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flash Back
"Jadi bagaimana, kau akan menerima tawaran Ibu?" Nyonya Kang memandangnya dengan penuh harap.
Joong Woo sesaat terdiam kemudian dia mengalihkan pandangan ke arah Ibunya lalu menganggukkan kepalanya perlahan.
Tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh sekretaris Nyonya Kang yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam.
Nyonya Kang menatapnya dengan tajam kemudian berucap.
"Aku dengar tadi di bawah sempat ada keributan kenapa kau tidak menanganinya?"
Joong Woo berpikir sesaat apakah yang dimaksud Ibunya adalah perempuan yang tadi sempat diusir oleh satpam.
"Maaf presdir saya baru saja mendengar hal itu karena saya sibuk menyelesaikan agenda akhir bulan ini" ucap Min Joon sekretarisnya.
"Kau terlalu banyak alasan!" ekspresi wajahnya kemudian terpaku ketika dia teringat bahwa akan memindah tugaskan Min Joon ke kota X bersama dengan putranya Joong Woo.
"Oh ya, kau segera bereskan semua berkas-berkasmu karena minggu depan aku akan memindahkanmu ke kota X bersama dengan Putraku. Kau temani dia di sana."
Joong Woo langsung menoleh kearah Min Joon membuat laki-laki itu terkejut.
Min Joon yang terkejut terlihat sedikit ketakutan ketika menatap mata Joong Woo seolah ada sesuatu diantara mereka.
Joong Woo menghela nafas panjang setelahnya menarik tubuhnya ke belakang bersandar di kursi.
Nyonya Kang kemudian menekan tombol interkom menghubungi resepsionis.
"Jika besok perempuan itu datang lagi suruh dia menghadap dan datang rumahku!" ucapnya kemudian mematikan tombol intercom-nya.
Mendengar ucapan Ibunya seketika Joong woo teringat kejadian di lobi.
Dia berpikir ada apa hubungan perempuan itu dengan Ibunya sampai-sampai perempuan itu seolah marah besar terhadap Ibunya. Namun Joong Woo menganggap itu adalah hal yang biasa, maka dari itu dia tak mau memikirkannya lebih jauh.
***
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" ucap Joong Woo yang berdiri disebelah meja, sementara Min Joon duduk di kursi kerjanya.
Laki-laki itu terlihat sedang membereskan berkas-berkasnya ke dalam kardus.
"Apa kau lupa presdir?? beberapa hari yang lalu sempat ada kabar tentang kita bahkan presdir Kang sampai menyalahkanku karena gosip itu" ucap Min Joon dengan wajah cemberut.
"Presdir? kau memanggilku Presdir?" keningnya berkerut seakan Joong Woo tidak nyaman dengan panggilan itu karena setiap harinya mereka menghabiskan waktu bersama dan Min Joon lebih sering memanggilnya dengan sebutan Joong.
"Karena aku pikir sebentar lagi kau akan menjadi Presiden Direktur di perusahaan baru, jadi aku harus terbiasa dengan memanggilmu Presdir."
"Lalu gosip apa yang kau bicarakan barusan?"
"Kau terlalu sibuk dengan duniamu sendiri bahkan gosip tentang dirimu saja kau sampai tidak mendengar!" Min Joon kemudian mengambil ponsel dan membuka internet, ibu jarinya mengusap layar dengan cepat lalu setelah mendapatkan apa yang dia cari, Min Joon memberikan ponselnya kepada Joong Woo agar laki laki itu membaca sendiri berita tentang dirinya.
Dengan tatapan sinis Joong Woo meraih ponsel dari tangan Min Joon matanya langsung menatap ke arah layar ponsel yang ada di tangannya.
Di sana Joong Woo melihat sebuah artikel dengan judul yang terpampang jelas dan bertuliskan menggunakan huruf kapital.
'Skandal antara putra dari grup JW dengan sekretaris Min Joon' dan di bawah kata itu bertuliskan 3 huruf yang membuat Joong Woo terpaku.
'Gay'
Joong Woo kemudian terkekeh geli namun dengan gayanya yang elegan.
"Mereka menyebutku gay?" Joong Woo mengangkat alisnya menanyakan kebenarannya.
"Kau pikir saja sendiri skandal tentang kau dan aku mengatakan bahwa kita adalah seorang gay padahal mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu" ucap Min Joon dengan jengkel.
Tak menutup kemungkinan kalau masyarakat beropini demikian karena kedekatan Joong Woo dengan Min Joon melebihi seorang sepasang kekasih.
Bahkan mereka tak pernah melihat pewaris dari Grup JW itu bersama seorang perempuan, membuat opini masyarakat semakin kuat bahwa Joong Woo seorang Gay.
Semenjak Joong Woo kembali ke Korea Min Joon lah satu-satunya teman yang dia miliki kemana pun Joong Woo pergi akan selalu ada Min Joon disampingnya.
"Sejak kapan kau menghiraukan berita murahan seperti ini? lupakan, semuanya juga akan menghilang dengan sendirinya" ucap Joong Woo dengan santai.
Ini bukan kali pertamanya sebuah majalah internet memberitakan tentang kedekatan Joong Woo dengan seorang laki laki dan munculnya berita itu adalah karena Joong Woo yang selalu bersikap acuh membuat media terkadang geram karena laki-laki itu sama sekali tak terpancing emosinya.
***
Hari kedua di Korea Aiu pergi menemui Nyonya Kang di rumahnya sesuai dengan apa yang disampaikan resepsionis karena nyonya Kang sendiri yang meminta Aiu untuk datang ke rumahnya.
Aiu beranjak turun dari mobil ekspresi wajahnya terlihat kesal bahkan dia menatap sinis ke arah rumah Nyonya Kang.
Perlahan namun dengan pasti Aiu berjalan menuju ke pintu menekan tombol bel.
Ting ting tong ting tong ting tong ting tong ting tong!!!
Entah sengaja atau memang karena keisengan Aiu dia menekan tombol belnya berulang-ulang kali membuat pelayan rumah membuka pintu dan memamerkan wajah jengkelnya.
"Nona! Anda menekan tombol sekali saja saya sudah bisa mendengarnya jadi tidak perlu menekannya berkali-kali" ucap pelayan itu, dia kemudian mempersilahkan Aiu masuk ke dalam.
Dengan santai Aiu malah mengibaskan rambutnya menyombongkan diri.
"Nona silakan ikuti saya" pelayan itu mengeraskan suaranya karena Aiu masih berdiri di tempatnya.
"Iya tidak perlu berteriak juga kalii!" ucap Aiu dengan sinis.
Pelayan itu membawanya masuk ke dalam, di matanya rumah itu terlihat seperti istana besarnya bahkan dua kali lipat dari rumah Aiu.
Akan tetapi perempuan itu menatap setiap sudut ruangan dengan tatapan meremehkan.
Ketika melewati sebuah ruangan, Aiu dikejutkan dengan foto seorang laki laki yang nampak tak asing di matanya. Aiu kemudian mendekat dan mengambil bingkai foto yang ada di atas bifet.
Pandangannya nampak menyelidik ke arah foto anak laki laki gendut dengan mata yang sangat sipit sampai hampir tak bisa dibuka matanya.
Aiu memiringkan kepala seolah sedang berusaha keras mengingat ingat wajah bocah di foto itu.
"Aku seperti pernah melihatnya, tapi di mana ya?"
Aiu menganga, matanya membulat saat mengingat siapa laki laki itu.
Flash back on.
Pagi itu guru mengumumkan di kelas 2a SMP Bakti Ibu, dia mengatakan kepada murid bahwa hari itu akan kedatangan murid laki laki pindahan dari Korea.
Sontak semua murid girang senang karena mendengar nama Korea di sebut pasti di bayangan mereka bahwa murid laki laki itu akan kelihatan cool tampan dan modis.
Tapi pada kenyataannya mereka semua kecewa saat melihat murid pindahan itu masuk ke dalam kelas.
Hening seketika membentang di kelas itu mereka semua melihat kenyataan bahwa murid pindahan dari Korea terlihat gendut bahkan matanya terlihat sangat sipit kedua pipinya sangat penuh hingga terlihat seperti bakpao.
"Iiuuuhhh" para murid bergumam dengan malas mereka sangat kecewa, ternyata apa yang mereka lihat tak seindah ekspektasi terlebih lagi Aiu, dia menatapnya dengan tatapan jijik.
Ketika bel istirahat semua anak berhamburan keluar dari kelas ada yang pergi ke kantin ada yang pergi bermain basket namun ada juga yang selalu tebar pesona yaitu Aiu dan salah satu temannya.
Semua murid di sekolah bahkan tunduk kepada Aiu. Jelas, itu karena kekayaannya. Kekayaan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya namun untuk teman dekat dia hanya memiliki satu orang yaitu bernama Cindy.
Aiu selalu menjaga image di depan teman-temannya namun ketika dia sudah muak dengan sikap salah satu teman yang membuatnya jengkel Aiu tak segan-segan memperlihatkan perilaku buruk di depan umum.
Ketika mereka berdua sedang berbincang sambil melihat anak laki-laki bermain basket tak sengaja Aiu melihat murid pindahan itu berjalan dari arah kantin menuju ke kelas.
"Hei" ucap Cindy, dia menyenggol lengan Aiu dengan sikunya.
"Kenapa?"
"Aku perhatikan sejak di dalam kelas kau terus melihat ke arah Joong Woo."
"Joong Woo?" keningnya berkerut halus seakan dia terlihat bingung ketika mendengar nama itu.
"Iya, itu nama murid pindahan" ucap Cindy.
"oh" Aiu kemudian melirik ke arah Joong Woo, laki-laki itu selalu menyendiri karena tak ada seorang pun yang mau mendekatinya.
Hari berganti hari Aiu pun mulai penasaran dengan Joong Woo, dia kemudian mencoba mendekati laki-laki itu.
Karena Joong Woo yang tidak terlalu banyak tingkah membuat Aiu suka dengan anak itu dia bahkan bersikap baik kepada Aiu setiap hari.
Joong Woo selalu membantu Aiu membawakan buku bahkan tas miliknya.
Joong Woo selalu menunggu Aiu di depan pintu gerbang sebelum perempuan itu datang, dan ketika Aiu sampai di sokolah Joong Woo sudah stand bay untuk membantu membawakan tasnya.
"Sejak kapan kau berteman dengannya?" ucap Cindy ketika dia merasa heran dengan kedekatan Aiu dan Joong Woo. Aiu menatap ke arah Cindy dengan tatapan malas kemudian dia berucap.
"Sejak saat kau tak sadar ketika aku sudah berteman dengannya."
Aiu kemudian memutar matanya malas.
Semangat dan sehat sllu..
dia berkorban lagi untuk Joong woo
ayo Joong woo kejar Aiu ke jakarta...