NovelToon NovelToon
Bidadari Untuk Zayn

Bidadari Untuk Zayn

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:49.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Zahira Maswah, siswi SMA sederhana dari kampung kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, hidupnya berubah total saat ia harus menikah secara diam-diam dengan Zayn Rayyan — pria kota yang dingin, angkuh, anak orang kaya raya, dan terkenal bad boy di sekolahnya. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena keadaan yang memaksa.

Zahira dan Zayn harus merahasiakan pernikahan itu, sampai saatnya tiba Zayn akan menceraikan Zahira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5_Permintaan Terakhir Ibu Zahira

"Terlepas bagaimana pernikahan kalian berdua, tapi nyatanya sekarang kamu adalah suaminya anak ibu. Putri semata wayangnya ibu. Anak kesayangan ibu dan almarhum suami ibu," ujar Asiyah dengan suara lembut, seraya tersenyum tipis yang terlihat dipaksakan.

Zayn hanya menunduk. Bukan karena hormat, tapi lebih karena enggan menatap mata wanita paruh baya itu. Ingin rasanya ia membantah, ingin ia berkata bahwa semua ini hanya kesalahpahaman, fitnah, jebakan—apa pun istilahnya. Tapi melihat raut wajah Asiyah yang begitu lemah, tubuhnya yang terlihat mulai renta, ia memilih diam. Ini bukan waktu yang tepat.

"Enam belas tahun lamanya Zahira ini kami besarkan dengan kasih sayang, kami berikan ia pendidikan terbaik yang kami mampu, kami cintai ia sepenuh hati. Bahkan, kami tak rela jika seekor semut menggigit kulitnya..." suara Asiyah tercekat. Matanya berkaca-kaca, menatap jauh seolah sedang memutar kembali ingatan akan masa kecil Zahira.

Zayn mengangkat sedikit wajahnya. Ia menatap wanita itu. Ada sedikit rasa tak nyaman di dadanya. Tapi itu tak cukup untuk mengubah wajahnya yang tetap datar, dingin.

"Zahira itu anak yang baik. Ia tidak pernah mengecewakan kami. Ia benar-benar permata di keluarga ini. Dan sekarang... dia telah menjadi istrimu, Zayn. Itu berarti tanggung jawab kami selama ini—untuk menjaganya, melindunginya—telah berpindah ke tanganmu," suara Asiyah bergetar. Ia lalu menggerakkan tangan Zayn, meletakkannya di kedua telapak tangannya sendiri yang kurus namun hangat.

Zayn diam saja. Hatinya bergolak, tapi wajahnya tetap tenang. Tegar. Seolah tak ada yang masuk ke dalam hatinya.

"Pesan ibu cuma satu, Nak Zayn. Jaga dan sayangi Zahira... lebih dari kami menyayanginya. Bawa dia ke mana pun kamu mau, bahkan ke dalam sarang semut pun ibu ikhlas. Asal kamu jaga dia. Beri dia makan dari rezeki yang halal. Beri dia minum dari minuman yang halal. Dan jangan pernah sakiti dia—tidak dengan ucapan, tidak dengan perbuatan, tidak juga dengan tatapan," ujar Asiyah penuh harap, seraya menggenggam tangan Zayn lebih erat.

Zayn tidak membalas genggaman itu. Tangannya tetap diam, kaku. Ia membiarkan semua ini mengalir seperti air. Seperti jalan takdir yang tak pernah ia pilih sendiri.

"Kamu mau kan, Nak? Kamu mau penuhi permintaan ibu?" tanya Asiyah, matanya penuh pengharapan.

Zayn tak menjawab. Matanya hanya memandangi tikar lusuh di lantai. Kepalanya dipenuhi keinginan untuk segera pergi dari rumah ini, dari kampung ini, dari Zahira. Wanita yang menurutnya pembawa sial itu.

"Ibu percaya kamu laki-laki yang baik. Ibu tahu kamu terpaksa menikahi Zahira, dan kamu tidak mencintainya. Tapi... ibu yakin, kamu masih punya hati. Masih bisa menghargai sakralnya pernikahan," suara Asiyah mulai melemah.

Zayn menggigit bibir bawahnya. Kepalanya menunduk lebih dalam, seolah ingin tenggelam ke dalam dirinya sendiri. Ia tidak tahu kenapa dirinya ada di posisi seperti ini.

Zahira tiba-tiba keluar dari dalam kamar. Ia tertegun melihat ibunya sedang memegang tangan Zayn. Langkahnya pelan mendekati mereka.

"Ibu..." panggilnya lirih.

Asiyah menoleh dan tersenyum, "Zahira ini anak baik, penurut, sabar. Kamu tidak akan rugi memperistri dia," ujarnya lagi, masih menatap Zayn.

Zahira duduk di sisi ibunya. Ia merasa aneh. Ada yang tidak biasa dari ibunya hari ini. Ibunya tampak terlalu lemah... terlalu tenang.

"Ibu, sudah... jangan terlalu memaksanya," ucap Zahira, mencoba melepaskan tangan ibunya dari tangan Zayn.

Namun Asiyah menolak, "kamu ini, Zahira. Bagaimana bisa kamu melarang ibu bicara dengan menantu ibu sendiri?" senyumnya masih tersungging, meski kini matanya mulai sayu.

"Kamu mau ya, Nak Zayn? Ibu mohon..." tanya Asiyah lagi, kali ini dengan suara yang lebih pelan. Napasnya terdengar sedikit berat.

Zayn akhirnya mengangkat wajahnya. Ia menatap Zahira. Gadis itu menunduk malu, pipinya bersemu. Zayn ingin tertawa—sinis, getir. Tapi entah kenapa, sorot mata Zahira menusuknya. Ada ketulusan, ada harapan. Ia tidak tega.

"Baik, Bu... saya bersedia," ucap Zayn akhirnya, pelan dan nyaris tanpa emosi.

Asiyah tersenyum lebar, "terima kasih, Nak Zayn. Ibu ridho dengan pernikahan kalian. Ibu ridho kamu menjadi menantu ibu."

"Terima kasih, Bu," balas Zayn dingin. Tidak ada senyum di wajahnya. Tidak ada rona haru. Hanya ucapan formalitas.

Zahira masih menatap keduanya dengan campur aduk perasaan. Antara malu, bingung, dan tidak enak hati.

"Ibu lelah... ibu mau istirahat sebentar," ucap Asiyah, perlahan meluruskan kakinya di atas tikar.

Namun tangannya masih menggenggam tangan Zayn. Bahkan ketika tubuhnya mulai berbaring, ia tak mau melepaskan genggaman itu.

Zayn menatap tangan mereka yang saling terkait. Ada sesuatu yang terasa aneh. Tapi ia tidak mengatakan apa-apa.

Perlahan, mata Asiyah tertutup. Napasnya teratur. Damai.

Hening sejenak.

Namun detik berikutnya, genggaman tangan Asiyah melemas. Terlepas begitu saja.

Zayn merasakan sesuatu yang dingin merambat di tangannya. Ia menarik tangannya pelan, menatap wajah Asiyah yang kini benar-benar diam.

"Bu?" suara Zahira pelan, menyadari ada yang tidak beres. Ia segera menggoyang-goyang tubuh ibunya, "ibu...? Ibu..."

Zayn berdiri. Langkahnya mundur. Ia tak tahu kenapa jantungnya berdetak cepat, tapi ia menepis perasaan itu. Mungkin karena kaget.

Zahira panik, "ibu... bangun Bu... jangan bercanda, Bu..."

Ia menggoyang tubuh Asiyah lebih keras. Tapi ibunya tetap diam, tanpa suara.

Zayn menoleh. Matanya tajam menatap ke arah Zahira dan ibunya. Tapi hatinya tetap beku.

"Ibu... bangun, Bu!" jerit Zahira. Ia lalu bangkit, berlari ke pintu, membukanya lebar-lebar.

"Tolong... Ibuku! Tolong!!"

Suara teriakan Zahira menggema.

Beberapa warga yang masih berkumpul di luar langsung berlarian menuju rumah Asiyah.

"Ada apa?"

"Ibuku... ibuku..." isak Zahira tak terbendung. Ia kembali ke dalam rumah, menghampiri tubuh ibunya yang kini kaku.

Seorang ibu yang berprofesi sebagai bidan kampung mendekat, memeriksa nadi Asiyah. Sesaat kemudian, ia menghela napas panjang.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un..." ucapnya pelan, "Ibu Asiyah telah tiada."

Zahira menjerit, "tidak mungkin!! Tidak mungkin, Bu... jangan tinggalkan aku, Bu!"

Ia menggoyang tubuh ibunya, keras, putus asa. Para warga mulai masuk ke rumah, melihat kejadian memilukan itu.

Namun Zayn... berdiri di sudut ruangan. Menyandarkan tubuh ke dinding. Matanya menatap kosong ke arah jasad Asiyah. Hatinya aneh. Bingung. Tapi ia tak meneteskan air mata. Tak juga bergerak.

Semua ini... terlalu cepat. Terlalu absurd. Terlalu nyata untuk menjadi mimpi.

Ia mengusap wajahnya pelan. Lalu menatap tangannya sendiri—tangan yang tadi digenggam oleh wanita yang kini terbujur kaku.

Masih terasa hangat.

Zayn menghembuskan napas panjang. Ia membalikkan badan, meninggalkan kerumunan yang menangis dan berduka.

Semua ini bukan rencananya. Tapi... inilah yang terjadi. Ia rasanya ia menghilang saat ini juga.

1
Esti Purwanti Sajidin
hemmm bau2 nya ada ug mau jadian nich
Dzimar Rezkiansyah
berharap aldrich yg menang...biar Zyan terbakar cemburu& bisa jujur sma perasaannya ke Zahira... Aldrich psti ngelepas Zahira krna Zahira cintanya sma zyan
Astrid Kusuma Wardhani
Ceritanya keren🔥
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuuut smg ada pilihan yg trbsik ya zahira dan kamu bisa berubah jg
🌷💚SITI.R💚🌷
apa aldrich tau ya gmn zayn sm zahira...ya Allah smg zahira ga jd rebutan anak gabut
Mariani
kalau benar jadian ku rasa tidak Seperti pasangan PD umumnya malah terlihat seperti KK dan adik
Susi Akbarini
jreng3..

❤❤❤❤❤❤❤
Diana Dwiari
panas panas panas.....
Diana Dwiari
aldrich curiga nih ada sesuatu antara Zayn dan Zahira.....
Diana Dwiari
apanayah rayyan sengaja ya buat nguji mental Zahira.....
Diana Dwiari
ayah rayyan....ada apa dengan kamu
Diana Dwiari
maklum,masih remaja,pikirannya labil
Dzimar Rezkiansyah
thorrr lama up cm 1 episode kahh/Cry/
🌷💚SITI.R💚🌷
kadang kasian sm aldrich sebegituy orang tua mendidik anaky dengan arogan..padahal msh banyak cara mendidik anaky biar mandiri dan mulai dr awal..
Esti Purwanti Sajidin: didikan yg keras buat calon penerus biar tdk tergerus oleh keangkuhan anak model alderic
total 1 replies
Yasmin Natasya
double up dong thor...
Susi Akbarini
mulai pdkt...

lama2 bucin...
😀😀😀😀❤❤❤❤
Astrid Kusuma Wardhani
sedih banget jd Aldrich, hatinya kosong..
partini
makin gumussss deh mereka berdua,,untuk Zayn pending dulu toh Zahira nanti jg jodoh kamu so biarkan mereka berteman
Esti Purwanti Sajidin
tumben blm up thor
kalea rizuky
blg aja g boleh masuk bukan muhrim
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!