Aprita Narumi Pramaisyuri adalah gadis tunggal yang hidupnya sebatang kara semenjak ayah satu-satunya meninggal karena sebuah ledakan. sementara ibunya meninggalkan dia sejak ia lahir demi laki-laki lain.
kini dia hidup bersama paman dari keluarga ayahnya.
Pamannya sendiri sudah dianggap seperti ayah sendiri, namun siapa sangka justru pamannyalah yang tau semua penyebab kehidupannya hancur, termasuk kematian ayahnya. namun dia rahasiakan semuanya demi kebaikan Aprita,
hingga waktu dan usia Aprita sudah cukup untuk menerima semua kenyataan itu.
dalam perjalanan hidupnya mencari jati diri dan penyebab kematian ayahnya, Aprita bertemu dengan sosok Reyn. laki-laki yang secara kebetulan selalu menolongnya disaat dia menghadapi kesulitan. kehadiran Reyn membuat warna baru di hidup Aprita, hingga Aprita berhasil menemukan sosok penyebab kematian ayahnya.
siapakah sosok itu sebenarnya? dan bagaimana kisah cinta Aprita dengan Reyn ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Willsky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Selly lagi
Esok harinya Reyn pergi dan meninggalkan Markas itu lalu pulang ke apartemennya.
Sekarang Reyn mempunyai misi baru, yaitu membuat supaya Aprita mencari-cari dirinya. Seperti apa yang dikatakan Jordi, bahwa dirinya harus menghilang beberapa saat.
" Jangan temui Aprita dulu untuk beberapa waktu, paling lama tiga minggu. Biarkan dia menjalankan aktivitas seperti biasanya. Tapi kabari dia dulu kalau lu sedang ada urusan penting. lama-lama, dia akan merasakan kesepian karena ketidakhadiran lu, lalu di akan menghubungi lu dan mencari-cari keberadaan lu. jangan angkat telfon dia, cukup balas pesan singkat saja. paham kan?" ucap Jordi.
Reyn masih mengingat jelas saran dari Jordi saat di Markas.
Reyn lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur dan membuka ponselnya, melihat kabar di media sosialnya. Sudah lama sekali dia tidak update postingan terbaru di akun media sosialnya. Baru saja membuka ponselnya, dia melihat notifikasi dari akun media sosialnya Selly.
Selly memposting foto terbarunya disebuah ruangan kantor, dengan pemandangan rak buku dan kertas-kertas diatas meja, dengan caption
^ kantor baru, kerjaan baru. Tapi masih sendiri.^
Seperti itu captionnya. Reyn tidak terlalu mempedulikan captionnya, dia hanya terdiam dan terpaku memandangi wajah cantik Selly yang sedang tersenyum melihat ke arah kamera. Matanya berbinar-binar dan hatinya merasakan sesak. Reyn kembali teringat apa yang sudah dilakukan Selly kepadanya, rasanya ingin sekali membuat perhitungan kepada Selly dan membalas dendam atas perbuatannya dulu. Namun Reyn tahu, jika itu dia lakukan justru hanya akan menghambat misi utamanya sekarang.
Reyn beralih ke topik lain, dia membuka galeri ponselnya yang berisi foto-foto Aprita yang dia foto diam-diam tanpa sepengetahuan Aprita.
Reyn kemudian tersenyum senang ketika wajah cemberut Aprita berhasil dia abadikan dalam foto itu. Dan ada banyak sekali foto Aprita yang Reyn simpan diam-diam.
Memang benar jika dibandingkan, Selly jauh lebih cantik, anggun dan seksi dibandingkan Aprita. Namun, entah mengapa rasanya ada daya tarik tersendiri dari dalam diri Aprita. Seperti ada sesuatu yang membuatnya terpesona, jika tidak mengapa Reyn sampai tidak bisa menahan diri ketika di apartemen waktu itu hingga tidak bisa dikendalikan.
" Tunggu saja my beloved, aku akan membuktikan ucapanku." ucap Reyn sembari mengusap-usap lembut foto Aprita di ponselnya.
Hari berlalu begitu cepat, Reyn merasa kebosanan karena tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali memandangi foto-foto Aprita setiap hari.
***
Hingga lima hari sudah berlalu, Aprita sedang melamun di kantor.
" Sudah lima hari sejak dia mengabariku kalau dia sedang ada urusan di luar kota. Bilangnya cuma tiga hari, tapi ini sudah lima hari tapi belum mengabariku lagi. Apa urusannya diperpanjang?!" gumam Aprita dalam pikirannya.
Hana yang melihatnya sedari tadi menjadi khawatir.
" Ya ampun, Aprita ... Kamu ini sedang memikirkan apa? Bisa-bisanya kamu memikirkan pria brengsek itu? Harusnya kamu senang karena dia tidak mengganggumu lagi." ucapnya pada diri sendiri dalam hatinya.
Hana menyadarkan lamunan Aprita.
" Hey, Aprita, are you okay? What's happen? Dari tadi kamu bengong aja... Kamu tuh nggak fokus kerja. kamu kenapa sih? Apa yang lagi kamu pikirin?" tanya Hana.
" Eh ... Nggak ada sih Han, aku cuma kepikiran belum bayar listrik di kontrakan baru aku." ucap Aprita membohongi Hana.
" Oh ya, kontrakan baru kamu gimana? nyaman nggak? nanti kapan-kapan aku main ke kontrakan baru kamu ya?" ucap Hana.
" Eh iya Hana, boleh kok." jawab Aprita sembari tersenyum kepada Hana.
" Ya sudah, kamu lebih baik fokus dulu sama kerjaan kamu Prit. kalo kamu kepikiran terus, yang ada nanti kamu pusing, terus sakit, terus nanti gaji kamu dipotong." ucap Hana.
Memang ada benarnya juga apa yang diucapkan Hana. Lagipula itu tidak terlalu penting sekarang, yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana dia memberikan penjelasan kepada kak Zeevan mengenai perpindahan ke kontrakan barunya. Selama lima hari ini dia belum memberi kabar ke Zeevan. Karena biasanya Zeevan yang menghubungi duluan, tapi kali ini mungkin Zeevan sedang sibuk bertugas.
Detik demi detik, jam demi jam Aprita masih memandangi ponselnya berharap ada notifikasi masuk. Mau sepandai apapun Aprita mengalihkan perhatiannya, dia tetap tidak bisa fokus bekerja, yang ada dipikirannya adalah kemana Reyn pergi. Mungkin dia sudah merasakan rindu, tapi dia belum menyadarinya.
Aprita berusaha menenangkan pikirannya dan menyeduh teh hangat.
" Kenapa aku ini? kenapa aku terus memikirkan Reyn? sebenarnya kemana dia? Apa dia pergi? Apa dia meninggalkanku begitu saja? Padahal kemarin baru berjanji akan menebus kesalahannya, tapi sekarang malah menghilang. memang benar, pria seperti dia tidak perlu diharapkan lagi." gerutu Aprita dalam hatinya.
Sembari meminum secangkir teh hangat dan merilekaskan kepalanya sambil memijat-mijat kepalanya.
***
Malam hari telah tiba. Reyn sedang berada di club malam. Dia mencari hiburan supaya tidak terlalu memikirkan Aprita. Padahal baru lima hari tidak bertemu dengan Aprita, namun dia sudah merasakan frustasi karena rindu dengan Aprita. Reyn mulai meminum satu botol wine, bersama teman-temannya yang lain.
Musik DJ bergemuruh memenuhi ruangan club itu. Banyak wanita-wanita dengan pakaian mini dan seksi berjalan kesana kemari sambil bergoyang-goyang. Menggoda para pria dan saling bercumbu ria. Tidak ada yang peduli dengan hal itu, termasuk Reyn.
Rupanya tanpa sadar Reyn sudah meminum enam botol wine dalam sekejap. Kesadarannya mulai goyah. Tiba-tiba seorang wanita datang dan memeluk Reyn
" Reyn ..." Ucap wanita itu sambil memeluk Reyn.
Pakaiannya tidak terlalu mini, tapi belahan dadanya sangat terlihat jelas dan sedikit menerawang. Reyn mencoba mengenali suara dan wajah wanita itu.
Wajahnya tampak tidak asing baginya, dengan riasan makeup tebal dan bau parfum yang sangat dikenalinya.
" Reyn, ini aku Selly. I miss you so much." Ucap wanita itu.
Rupanya wanita itu adalah Selly, mantan pacarnya Reyn yang sudah mengkhianatinya empat tahun lalu. Reyn mencoba melepaskan pelukan Selly.
" Selly ? ... Kamu disini? Em ... Tolong lepaskan." ucap Reyn sembari menepis pelukan Selly dengan kasar.
Selly terkejut dengan perlakuan Reyn yang kasar itu.
" Reyn, kamu kenapa sekarang mabuk-mabukan gini? Apa karena aku, kamu jadi begini? Reyn, i miss you so much. Aku tahu aku salah, sangat bersalah. Aku minta maaf Reyn." ucap Selly sembari memeluk Reyn lagi.
Tepi Reyn langsung melepaskan pelukan Selly.
" Selly? Kenapa kamu disini? mana pacar baru kamu? dan tolong, jangan peluk-peluk aku!" ucap Reyn sembari meminum segelas wine lagi.
Kesadarannya semakin goyah, dan tubuhnya mulai sempoyongan. Namun dia masih bisa mengendalikan.
" I dont have. Aku udah selesai sama dia, aku udah putus sama dia. Sekarang aku sendirian Reyn. Dan aku sangat merindukan kamu." ucap Selly dengan wajah berbinar-binar.
" Sekarang kamu berhenti minum-minum ya. Dan ayo aku antar kamu pulang." ucap Selly.
" No! Jangan campuri urusan saya. lagipula hubungan kita juga udah selesai empat tahun lalu. Jadi sekarang, kamu adalah orang asing bagi saya. Haha..." jawab Reyn dengan tawa yang mengejek.
" Reyn, sepertinya kamu mulai mabuk." ucap Selly.
" No, no, saya masih sadar, masih sangat sadar. sekarang kamu pergi, jangan dekati saya lagi, saya sudah punya calon pacar ! Oh sorry, tapi calon istri !" ucap Reyn.
Mata Reyan sudah sayup-sayup, dan tubuhnya mulai sempoyongan tidak karuan. Sepertinya dia sudah mabuk. Dan disaat bersamaan Zeevan melihat dari kejauhan, dia sedang berada di club malam itu juga.