NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keiden
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

otak udang

Pagi hari tiba, Hana terbangun dari tidurnya dan mengerjapkan matanya. Ia melihat tubuhnya sudah berada di atas kasur, serta selimut hangat menyelimuti dirinya.

Terdengar lenguhan bangun tidur lalu meregangkan tubuhnya.

Ia mengedarkan pandanganya dan melihat tuan Li sudah rapih dengan kemejanya sedang bercermin merapikan rambut.

"Kau sudah bangun" ucap Li yang masih bercermin.

"Sejak kapan aku tidur di kasur?" tanya Hana yang masih mengumpulkan nyawa.

Li tersenyum, lalu menghampiri Hana dan duduk di sampingnya.

"Kau sangat pulas ya, sampai tidak sadar aku memindahkanmu semalam"

Cupp, kecupnya di dahi Hana dengan senyum nakal tuan Li, membuat Hana terkesiap seketika.

"Aku benar-benar tidak ingat" ia menyentuh pipinya karena merona setelah mendapat kecupan.

"Aku akan pergi bekerja" tuan Li mengusap kepala Hana dengan lembut.

"Kau akan pulang jam berapa ke Amerika?" Bisiknya sambil mengelus telinga Hana dengan hidungnya yang membuat Hana merasakan sensasi yang luar biasa.

Glekk.. Menelan liurnya.

"Aku, emm.. Mungkin nanti sore" Hana menaikan bahunya karena geli.

"Emm.. Bolehkah?" wajahnya makin nakal mendekati wajahnya.

"Apa ayah?" mereka saling pandang dengan lekat.

Tak menjawab lagi, tuan Li langsung mencium bibir Hana dengan lembut.

Hana menggigit bibirnya setelah dicium dan makin merona, jantungnya pun berdegup kencang.

Li tersenyum nakal melihat Hana yang malu-malu.

"Kau mau lagi ya?" coleknya pada dagu Hana.

Hana tersenyum malu dan menepuk dada tuan Li pelan.

"Kau yang mau! Main nyosor aja"

terdengar lugas dengan sedikit melotot.

"Tapi kau tidak keberatan bukan" meraih dagu Hana dan mendekat. Hana hanya terdiam dan menelan liurnya lagi.

Tuan Li kembali menciumi bibir Hana dengan lembut.

"Kabari aku jika sudah mau berangkat"

"Iya ayah" jantungnya meronta-ronta.

Kembali menciumi bibir itu.

"Aku mungkin akan sibuk dan tidak bisa mengantarmu ke bandara"

"Iya ayah, tidak masalah" Hana menatap wajah Li dan menyentuh kedua pipinya.

Sejenak Mereka saling tatap, kemudian Li mengalihkan pandangannya pada bibir Hana yang begitu indah menurutnya.

"Beri aku kenang-kenangan" Li kembali menciumi Hana dengan lembut dan Hana membalasnya, ia tidak bisa menolak. Semakin dalam dan mesra.

"enghh" Lenguhnya. Ciuman Li semakin ganas membuatnya tersengal.

"Enghh ayah..." Hana mendorong dada Li memberi sedikit jarak. Ia tidak bisa bernapas.

Tuan Li sedikit kecewa namun tersenyum, lagi enak-enaknya malah di dorong.

"Makannya bernafas!" Li kembali berciuman dengan nafas teratur dan lembut, mengimbangi ciuman Hana.

"Diam dan nikmati"

Hana mengangguk, ia tidak bisa menolaknya karena Hana juga menginginkannya.

Akan kubuat kau tidak bisa melupakan ciuman ini sayang. Batin Li.

Mereka terus berciuman sampai suara ketukan pintu dari luar kamar.

Tuk tuk tuk..

"Ayah.. Ibu.. Kami lapar!" suara Reino melengking.

"Ah.. Pengganggu" Li menghentikan ciumannya, mengelap bibirnya juga bibir hana kemudian merapikan pakaiannya sambil berdiri.

Sementara Hana tersenyum malu setelah adegan itu.

"Ibu segera masak sayang" teriaknya agar Reino mendengar.

Hana bangkit dari tempat tidur lalu memeluk Li.

"Ayah mau sarapan dulu?"

"Sepertinya akan telat Bu, aku sarapan nanti saja di rumah nona" membelai kepala Hana.

Hana cemberut mendengar ucapan Li.

"Kau tidak rindu masakanku?"

"Rindu, masaklah yang banyak ya, nanti aku akan memakannya saat pulang"

"hmm" Hana mendongak dan terlihat menyimpan kecemburuan.

"Kenapa hm? Mau tidur denganku? Ka merindukan tubuhku" godanya dengan senyum nakal.

Hana mengedutkan bibirnya, merasa sebal jadinya.

"Dasar mesum!"

Aku sedang cemburu tau!.

"Hahaha.." Li tertawa puas.

Hana melepas pelukannya lalu pergi ke arah kamar mandi.

"Sayang, aku berangkat ya"

"Iya" jawabnya ketus, tak menoleh.

"Ingat jangan cemburu dengan nona, cuma kamu satu-satunya dihatiku oke"

Hana diam, tapi Li yakin Hana mendengarnya. Benar saja pipi Hana kian merona dibuatnya.

Hana masuk ke dalam kamar mandi lalu berdiri membelakangi pintu sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang.

Ya Tuhan.. Bahagia sekali hati Hana.

Tuan Li telah pergi dari sana, menemui anak-anaknya. Sementara Hana, ia bercermin di dekat wastafel. Melihat dirinya yang masih merona pipinya.

Namun terkejutnya saat melihat lehernya penuh tanda merah.

"Aaaaa" teriaknya. Namun ruangan itu kedap udara jadi tidak bisa terdengar keluar.

"Ayah!! Kapan dia melakukan ini!" pekiknya. Ia merasa kesal sekali, bagaimana jika nanti anak-anak melihatnya.

"Bisa bisanya aku tidak sadar!" Hana merutuki dirinya sendiri.

****

Di kediaman nona Avril, ia terbangun sendirian diatas kasur. Mencari sosok yang semalam menemaninya.

"Kei" Lirihnya. Seperti anak kecil yang mencari ibunya. Namun tidak ada jawaban dari sana.

Avril turun dari tempat tidur. Mencari Kei ke kamar mandi, tidak ada juga. Ia memutuskan untuk mencuci wajah di wastafel, lumayan merasa segar. Lalu setelah itu pergi keluar kamar mencari Kei ke lantai bawah.

Dibawah tangga, pak Alex sudah menunggu, ia tersenyum ramah pada nona yang dibalas senyum juga oleh nona.

"Nona" ucapnya saat Avril sampai di tangga terakhir.

"Apa Kei pulang? Pak Alex?"

"Tidak"

"Tuan Kei berada di kamarnya" tunjuknya dengan semua jari pada kamar dekat tangga.

"Oh iya, makasih pak Alex"

"sama-sama nona" menunduk pelan.

Avril berjalan menuju kamar Kei, ia membuka pedal pintu kemudian masuk.

"Kei.. kau di dalam?" tanyanya yang tidak ada jawaban pula. Namun terdengar gemericik air dari kamar mandi.

Oh mungkin Kei sedang mandi.pikirnya.

Avril kembali lagi ke ruang tengah yang masih berdiri pak Alex di sana, namun sudah membawa segelas air minum untuk nona.

"Nona, minumlah" pak Alex menyerahkan gelas berisi minuman itu.

Dengan senang hati nona menerimanya, tau saja pak Alex kalau nona lagi haus.

"Terimakasih pak Alex"

"sama sama nona"

Avril menghabiskan minumannya. Lalu memberikan gelasnya pada pak Alex.

"Nona sudah mau sarapan?"

"Nanti saja pak Alex"

"Baik nona"

Kemudian terdengar suara mobil berhenti di halaman, setelah itu tuan Li datang masuk kedalam rumah.

"Nona" sapanya dan menunduk pelan.

"Paman"

"Apa nona sudah baikan?"

"Belum. Badanku masih lemas"

"Berarti hari ini tidak masuk kantor?"

"Iya. Aku mau bicara" Nona Avril berjalan menuju ruang pribadi tuan Li. Dan diikuti oleh tuan Li sendiri.

Sepertinya nona akan mengintrogasi ku. Batinnya.

Sesampainya di ruangan Avril masih berdiri, ia enggan untuk duduk.

"Duduklah nona" Tuan Li menunjuk sofa dengan semua jarinya.

Avril tiba-tiba memeluk Tuan Li yang berdiri di sampingnya.

"Ada apa? Hm?" tanya Li, ia tidak membalas pelukan nona, hanya mengusap bahu Avril.

"Kau menyembunyikan penjahat di rumah ini selama empat tahun! kenapa tidak memberi tahuku?" nona Avril mendongakkan kepalanya dan mengernyitkan matanya bertanya dengan serius pada Li.

"Apa itu penting?"

"Tentu saja!" tegasnya. "Aku ketakutan setiap malam,ternyata karena benar ada penjahat yang dikurung dirumah ini"

"Tenanglah" mengusap kepala Avril.

Avril tersenyum.

"Tapi kamu hebat paman. Apa lagi yang tidak aku ketahui darimu?"

Tuan Li merasa bangga dengan dirinya.

"Tentu saja nona"

"Sebaiknya kau tidak perlu tau tentangku, karena bagi paman kebahagiaanmu adalah kebahagiaan paman"

Walau aku harus mengorbankan diriku juga keluargaku. Batinnya.

"Aaa.. Aku terharu" Namun Avril seperti meledeknya.

"Kau pastikan dia menderita bukan?" maksudnya si penjahat itu.

"Tentu saja"

"Bagaimana kau menyiksanya?"

"Kau mau lihat tempat dia dikurung?"

Glekk..

"Apa menyeramkan?" Avril sedikit merinding.

"Tidak" bohongnya.

"Ish aku yakin tempat itu gelap kan?" Avril menghentakkan kakinya.

"Ayo saya antar ke tempat itu"

"Tidak mau!"

"Yasudah jangan banyak bertanya "

"Tapi aku penasaran bagaimana keadaan dia selama ini?"

"Nona, yang pasti dia tidak baik-baik saja"Li malas sekali untuk menjelaskannya.

"Memangnya apa yang kau lakukan padanya?"

"Sudahlah.. Kau tidak perlu tau"

"Ish.. Andai aku tau dia disini, aku mau menyiksanya setiap hari"

"Untuk itulah aku tidak memberitahumu,kau hanya akan membuang waktu untuk itu"

"Mhehe.."

"Paman, kapan kau menangkap orang itu?"

"Saat satu Minggu setelah meninggalnya Tuan"

"Kau hebat sekali ternyata, pantas saja setiap kali aku bertanya tentang sudah tertangkap apa belum, kau terlihat santai sekali. Aku benar-benar seperti orang bodoh karena tidak diberi tahu"

"Iya maaf nona"

"Bagaimana kau menangkapnya?"

"Aksesku luas, anak buahku banyak. Jadi bukan hal sulit untuk menemukan satu orang saja"

"Hmm.. Kau hebat" Avril tersenyum genit. Li hanya memutar bola matanya.

"Iya, aku memang hebat" berbangga diri.

"Iya iya.. hehe" terlihat senyum mencurigakan.

"Sampai kapan mau memelukku?" menyadari kecurigaan itu.

"Aku mau bicara serius"

"Baiklah katakan"

"Aku mau menikah"

"Apa nona serius?" sedikit terkejut

"Aku serius"

"Bagaimana dengan Kei?"

"Dia sudah setuju"

Tuan Li berfikir sejenak.

"Kapan nona mau menikahnya?"

"Minggu ini, aku mau secepatnya" ucapnya dengan serius.

"Nona, Hari kamis nanti adalah.."

"Kenapa?"

"Upacara peringatan meninggalnya tuan"

Avril tersenyum.

"Iya, aku mau menikah dulu, aku mau bawa suamiku saat menemui ayah, kakak, juga ibu"

Li terlihat lega, nona Avril tidak bersedih saat ini. Biasanya saat memperingati hari meninggal itu, Avril selalu murung dan mengurung diri.

"Baiklah, paman akan urus semuanya"

"Tetapi nona harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, bagaimanapun juga nona masih sangat muda untuk menikah"

"Baik, siapkan jadwalnya"

"Baik nona, Sekarang istirahatlah. Kau harus benar-benar sehat" tuan Li membawa Avril keluar dari ruangan itu.

"Iya paman, aku mau mandi air hangat"

"Iya"

Tuan Li meminta pak Alex supaya memanggilkan pelayan pribadi nona untuk membantu nona membersihkan badan. Lalu ia membawa nona dengan menggunakan Lift menuju kamarnya.

Saat menuruni tangga, Tuan Li melihat Kei keluar dari kamarnya.

"Tuan Kei" sapanya.

"Iya sekretaris Li?"

"Ikut keruangan saya" Li berjalan menuju ruang pribadinya.

"Baik sekretaris Li, apa nona sudah bangun?" Kei mengikutinya.

"Iya, sedang mandi"

"Oh.. Syukurlah"

"Duduk" tunjuknya pada sofa saat sudah di dalam ruangan.

"Iya" Kei duduk dan mengedarkan pandangannya melihat sekeliling.

Tak kalah mewah dengan kamar nona Avril. Pikirnya.

"Tuan Li, kakak saya berada di mana?"

"Kau masih peduli padanya?"

"Bagaimanapun juga, dia kakak saya. Saya harus tau"

"Yang pasti tidak di negara ini"

"Lalu di mana?"

"Kakakmu dikirim ke luar negeri menjadi penambang batu bara seumur hidup" jelasnya.

"Apa? Jangan becanda tuan Li" Kei nampak terkejut.

"Apa kau lihat aku sedang becanda?"

"Hehe.. Tidak tidak" Kei memikirkan bagaimana kakaknya dijadikan penambang batu bara.

"Itu sudah hukuman paling ringan, tuan Kei"

"Baik, sekretaris Li. Tapi bukankah saya sudah dijadikan sebagai tebusan? Kenapa kak Roy masih dihukum?"

"Otakmu ternyata hanya sebesar otak udang ya!"

"Apa maksudnya?"

1
qyurezz
pembuatan cerita dengan sepenuh hati
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Dwi Winarni Wina: lam kenal jg kak..
qyurezz: terimakasih sudah antusias membaca kak. salam kenal ya...
total 2 replies
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!