NovelToon NovelToon
Baby Sitter Untuk Yayah

Baby Sitter Untuk Yayah

Status: tamat
Genre:Duda / Janda / Anak Genius / Selingkuh / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Plak!
" Percuma aku menikahi mu, tapi sampai sekarang kamu belum juga memiliki anak. Kamu sibuk dengan anak orang lain itu!"

" Itu pekerjaanku, Mas. Kamu tahu aku ini baby sitter. Memang mengurus anak orang lain adalah pekerjaanku."

Lagi dan lagi, Raina mendapatkan cap lima jari dari Rusman di pipinya. Dan yang dibahas adalah hal yang sama yakni kenapa dia tak kunjung bisa hamil padahal pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya.

Raina Puspita, usianya 25 tahun sekarang. Dia menikah dengan Rusman Pambudi, pria yang dulu lembut namun kini berubah setelah mereka menikah.

Pernikahan yang ia harap menjadi sebuah rumah baginya, nyatanya menjadi sebuah gubuk derita. Beruntung hari-harinya diwarnai oleh wajah lucu dan tingkah menggemaskan dari Chandran Akash Dwiangga.

" Sus, abis nanis ya? Janan sedih Sus, kalau ada yang nakal sama Sus, nanti Chan bilang ke Yayah. Bial Yayah yang ulus."

Bagaimana nasib pernikahan Raina kedepannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baby Sitter 26

Rizka benar-benar langsung pergi, bahkan dia tidak jadi makan. Tentu saja Bagus tidak mempermasalahkan akan hal itu. Dengan perginya Rizka, ia bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan Chan.

"Yayah, Chan nda suka sama Tante itu."

"Kenapa?"

"Nda tau, nda suka aja."

Bagus mengusap lembut kepala putranya. Anak kecil memang suka atau tidak suka memang tidak membutuhkan alasan. Mungkin feel Chan terhadap Rizka, orang yang baru pertama kali dia temui itu tidaklah bagus.

"Nah, makannya selesai, jadi ayo kita main!"

"Holee, kita maiiiin!"

Chan nampak sangat senang. Sudah lama memang dia tidak bermain keluar. Beberapa hal yang terjadi pada orang dewasa nyatanya berefek pada dia juga. Belum kemarin dia juga sakit sehingga ini adalah waktu keluar pertama setelah sakit dan membuatnya semakin bersemangat.

"Kamu istirahat dulu aja, Rai. Duduk di sana, aku yang akan ajak main Chan."

" Baik, Pak."

Bagus tahu sedari tadi Raina sudah cukup sibuk dalam menjaga Chan. Maka dari itu Bagus memberi waktu untuk Raina beristirahat.

Fyuuuh

Raina menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Dia merasa lega, kini semua hal yang mengganggu dirinya telah sirna.

Perpisahan dirinya dengan Rusman, lalu Rusman telah menikahi Suci secara sah, sungguh membuatnya merasa telah bebas dari segala tekanan dan keterikatan.

"Aku bersyukur pada-Mu ya Rabb atas jalan yang Kau berikan. Semoga kedepannya aku bisa lebih bahagia dari ini. Aamiin."

Raina mengusap lembut wajahnya, dan sebuah senyuman mengembang di bibirnya. Tidak ada penyesalan sedikitpun atas perpisahan yang ia alami karena itu merupakan sebuah jalan terang bagi perjalanan hidupnya ke depannya.

"Sus Aiiiii!"

Chan melambaikan tangannya ke arah Raina dengan wajah yang begitu cerah dan bahagia. Raina pun membalas lambaian tangan Chan. Hatinya selalu senang dan bahagia jika melihat wajah Chan yang seperti itu.

"Akankah suatu hari nanti aku juga bisa diberkahi anak selucu itu? Aah entahlah. Saat ini nggak usah mikir yang begituan dulu. Biar semua mengalir sesuai alirannya. Kalau Allah memberiku jodoh lagi, ya Alhadmulillah semoga jodohku ke depannya lebih segalanya ketimbang si Rusman brengsek itu."

Ya saat ini Raina ingin fokus dengan dirinya sendiri dan tentu saja dengan pekerjaannya. Pekerjaan yang sebenarnya tidak seperti pekerjaan, karena bersama Chan dia bisa merasa segala hal yang menyesakkan dada hilang begitu saja.

Kelegaan dan penerimaan Raina terhadap kehidupan barunya setelah perceraian tidak dirasakan oleh Rusman. Mantan suami Raina itu kini sedang sangat sibuk membentengi telinganya dari gunjingan para warga.

Bagaimana tidak, saat ini di rumah Suci tidak ada apapun. Sekedar makanan ringan dan minuman kemasan kecil pun tidak.

"Cih, kere! Kayak gitu mau sok-sokan punya selingkuhan."

"Bener, lagian heran si Suci, cakep-cakep tapi blo-on. Masa laki nggak ada modal begitu didemenin. Aneh emang."

Bukan hanya satu dua orang warga saja yang bicara demikian tentang kondisi pasangan pengantin baru ini. Tidak ada pesta, sekedar syukuran kecil-kecilan pun tidak.

"Baik, kami sudah melihat bukti dan saksi yang menyaksikan pernikahan kalian berdua. Selamat sudah menikah, kami harap dan khusunya saya pribadi berharap, tidak ada lagi kasus yang demikian terjadi di kampung ini. Mereka bisa kita jadikan contoh yang nyata tentang bagaimana menjaga sebuah hubungan rumah tangga. Syukuri apa yang dimilki, dan jangan pernah berpikir untuk 'ngicip' sesuatu yang haram bagi kita. Baiklah, mari kita bubar dan kembali ke rumah kita masin-masing. Jaga apa yang sudah kita miliki dengan baik."

Satu per satu orang meninggalkan tempat tersebut. Tidak ada yang memberi selamat untuk Rusman dan Suci, tatapan mereka tetap saja menusuk dan menunjukkan ekspresi jijik.

Tes!

Air mata Suci menetes. Rasanya sangat sakit sekali hatinya sekarang ini. Pernikahan yang ia harapkan dan impikan sirna sudah. Hanya meninggalkan sebuah impian semu yang entah kapan bisa terwujud.

"Kamu kenapa, Ci?"

"Kamu beneran nggak tahu apa pura-pura nggak tahu sih, Mas. Kamu merem apa cuma pura-pura merem. Lihat, nggak ada yang ngasih selamat sama kita. Semuanya acuh tak acuh dan ini semua gara-gara kamu Mas. Kamu nggak mikir gimana caranya buat menjamu tamu. kamu nggak ngasih duit ke aku buat sekedar bikin syukuran kecil-kecilan. Kamu bener-bener keterlaluan, Mas!"

drap drap drap

Braak!

Suci berlari masuk ke kamar dan melanjutkan tangisnya. Tidak pernah Suci duga bahwa semua akan jadi seperti ini.

Menyesal kah dia? entahlah, terlalu dini untuk melihat apakah dia menyesal atau tidak. Tapi yang pasti dia sangat kesal dan marah kepada Rusman.

Suci memang menginginkan Rusman menjadi suaminya tapi tidak begini caranya. Dia tidak ingin sepeti ini.

"Kenapa semua jadi gini? Semua sama sekali nggak sesuai sama yang aku mau!"

Suci berteriak kesal di marah, Rusman yang mendengarnya dari luar hanya diam saja. Dia juga tidak menyangka bahwa semua akan berakhir menjadi sangat buruk. Motor yang ditarik oleh dealer, tidak memegang usang sama sekali, bahkan setelah ini pun dia tidak tahu bagaimana harus memberi uang kepada istrinya untuk makan hingga mereka kembali bekerja.

"Kalau saja itu Raina, dia pasti punya uang simpenan. Haaah, Raina. Baru beberapa hari pisah sama dia, tadi dia kelihatan cantik banget. Pakaiannya emang longgar sih, nggak kelihatan sama sekali bentuk tubuhnya, tapi kok kelihatan cantik banget."

Rusman duduk termangu di sofa ruang tamu. Bukannya membujuk Suci yang tengah marah, dia malah sibuk membayangkan Raina, sang mantan istri. Dia juga kembali mengingat masa-masa sebelum bercerai dengan Raina.

"Apa dia memang secantik itu dari dulu?"

Rusman jadi ingat kata-kata rekan kerjanya tentang Raina. Raina yang cantik, dan Raina yang bahkan rekan-rekan kerjanya yang jika ditawari menikah dengan Raina tidak akan menolak.

Brak!

Rusman menggebrak meja secara tiba-tiba. Tidak tahu mengapa, mengingat semua yang dikatakan rekan kerjanya tentang Raina waktu itu membuat Rusman kesal.

Sungguh lucu bukan, barus sekarang dia merasakan bahwa semua yang pernah dia dengar itu benar adanya.

"Mas! Aku laper. Beli makanan sana! Apa kamu nggak laper. Ini udah siang juga!"

"Ya sama, aku laper. Tapi, aku sama sekali nggak megang duit, Ci. Duit terakhir udah aku pakai buat sewa mobil tadi dari rumah ke KUA."

"Apa? Yang benera aja, Mas. Huh, sialan. Kepalaku jadi pusing gini. Kamu serius nggak punya duit?"

Rusman mengangguk cepat, memang saat ini dia sama sekali tidak memiliki uang .

"Gila, ini beneran gila. Arghhhh!!! Aku beneran bisa gila kalau kayak gini. Mas, aku nggak mau tau ya. KIta sama-sama di skors. Nah kamu harus nyari kerjaan apapun itu buat kita bisa makan. Jangan pikir aku juga punya duit sekarang. LIhat, aku cuma punya ini. Kamu lihat ini berapa, selembar seratus ribuan. Ya aku cuma punya ini. Jadi, setelah ini habis, kita nggak akan bisa makan. Pikirkan sekarang buat nyari kerjaan apapun itu. Aku nggak mau tau."

Doeeenggg

TBC

1
eema
suka heran sama pembaca tuh, kalo ga suka jangan dibaca gpp tapi jangan komen yang nyakitin gitu loh, kasian penulis nya, mikir per bab nya ber jam2 bacanya cuman 1 menit 😩
eema
selalu suka sama karya author IAS, apalagi kalau ada karakter anak kecil model chan bikin gemes
Ananda Muthaharoh
km bilang kenapa.. karna km punya sipat iri sm org lain, itulah hsil sikap iri dengkimu terhdap org lain, karma dibayar tunai,hahahaha
Bagus harus tegas dgn segala tindakan. jgn cpt percaya pada rubah yg Cuba rosakkan family
kembar namira ya
Chu Shoyanie
kenapa ada mertua yg susah ngertiin menantunya ya....
Aku MH mau JD mertua yg bela mantu nnti ah....sama2 perempuan
Yati Susilawati
enak dipenjara mba lira, pak robi.. tiap hari bisa makan gratis.. 🤣🤣
EembuL
yaaa aampyyuuunn , mendingan hidup sebatang kara dari pada hidup sama benalu2 😠😤👊👊
Sulfia Nuriawati
nikal g ada keikhlasan mending jomblo lah drpd nyiksa hati nyiksa diri ujung²nya d tggal aelingkuh jg, mending cerai
Fadilah Asnah
emang ya wanita itu cukup sabar
Sulfia Nuriawati
bs pny penghadilan sendiri y udah pisah aja apa lg alasan anak, drpd makan hati lbh bgs mkan roti y, bgs mandiri jd g merasa merepotkan org lain
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
mampus kau Rusman!!! rese lu
Family toxic ningsih 😒
Maria Mebanua
tanyakan pada rumput yg bergoyang
Donna Martina
Lumayan
Arin
/Heart/
Sintia Dewi
auuhh otak dijempol gini nih..gk konek sm perasaan klok udh ngetik..minimal mikir dulu kalik kalok mau komen..mangt aja thour jangan hiraukan tu orang. MANGATTT/Angry//Angry//Angry//Heart/
Sintia Dewi
idih..siapa jg yg mau lakik lu suci...raina aja ngebuang, ambil nohh ambil blom tau aja lu nantik idup sama laki2 mekondo
Sintia Dewi
yaudh lu keluar aja gk ush kuliah kerja aja dpt dh lu main sm temen, idup pas pasan gaya sok kaya ida2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!