NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 03

Kylena Gabriella. Sesuai dengan bayangannya mengenai tokoh utama. Gaby gadis cantik dengan struktur wajah halus, anggun, dan lembut. Sekali melihat saja orang pasti tahu siapa tokoh utamanya, Gaby adalah gambaran wanita rapuh yang membuat siapa pun tergerak ingin melindungi ketika melihatnya.

Definisi cantik itu bermuka dua. Pikir Asa.

Gadis itu mendekat dengan mata berkaca-kaca, wajahnya yang putih bersih memerah menahan tangis.

"Maafin aku," suaranya sangat halus. "Gara-gara aku, Kak Zia jadi kayak gini, maafin aku, Kak. Aku, aku salah."

Gaby menundukkan kepala seraya terisak pelan. Maddy mendengus sebal, bukan iba ia malah muak melihat tingkah Gaby saat ini.

Sudah dibilang ia sangat membenci wajah-wajah polos seperti ini, karena menurutnya kerjaan gadis lemah seperti itu kalau tidak meminta perlindungan ya menangis menyebalkan seolah menjadi mahluk paling tersakiti di muka bumi.

Di tengah suana tegang, tiba-tiba dua orang memasuki ruangan, mereka adalah Damian dan Amanda, ibu kandung Gaby. Sepasang suami istri itu kaget melihat putri mereka sedang menangis.

Damian dengan rahang mengeras menghampiri mereka. "Zia, kamu ngelakuin apalagi sama adikmu?!"

"Mas," Amanda di sampingnya berusaha menenangkan suaminya.

Asa mengernyit kemudian mendengus. Ah, Asa sudah bilang di awala kalo ia sangat tidak menyukai karakter dua orang ini, manusia egois yang mengatasnamakan segalanya demi cinta.

"Kamu keterlaluan Zia! Belum puas kamu menganiaya adikmu, ha? Papi kecewa sama kamu, kenapa kamu bisa berperilaku seperti binatang yang gak punya akal?"

Ucapan kemarahan yang keluar dari mulut Damian membuat Asa meringis dan sedikit tidak terima. Di kehidupannya dulu ia tidak pernah dibentak atau diteriaki kasar seperti ini oleh keluarganya.

"Binatang? Mending Papi ngaca deh dari mana perilaku ini muncul." Sahut Asa acuh.

"Zia!" Bentakan kembali terdengar, namun Asa terlihat tak menghiraukannya.

Maddy yang sedari tadi diam sejak kehadiran Gaby, ia tahu sendiri kalo Zia jelas-jelas disalahkan tanpa alasan. Gaby yang tiba-tiba datang lalu menangis seolah habis dianiaya dan sekarang Damian malah menyalahkan Zia karena membuat putri mereka menangis, sangat tidak masuk akal.

"Om ini bukan salah Zia, Gaby yang tiba-tiba datang terus nangis begitu," seru Maddy berusaha membela.

"Maddy, Om tahu kamu berusaha melindungi Zia, tapi anak itu sudah keterlaluan. Kamu sebaiknya pulang, lagi pula ini urusan keluarga Om sebaiknya kamu tidak perlu ikut campur," sela Damian tegas.

Maddy ingin mengeluarkan suara, tapi bibirnya kembali tertaut ketika melihat gelengan samar dari Zia. Dengan berat hati Maddy keluar ruangan, sebelum keluar ia sempat melirik sinis ke arah Gabriella yang setia menunduk. Dalam hati Maddy menyumpahi supaya kepala gadis sok polos itu tidak bisa tegak kembali, sukur-sukur patah sekalian.

"Papi, yang Kak Maddy bilang benar. Bukan Kak Zia yang buat aku nangis, tapi..." Gaby mengangkat kepalanya melihat Damian dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku ngerasa bersalah, Pi. Gara-gara aku..."

Perkataan Gaby kembali tersendat karena isak tangisnya kembali terdengar.

Raut wajah tegas Damian melembut melihat kesedihan putrinya. "Bukan salah kamu, kamu gak salah. Papi yang salah karena nggak becus mendidik anak."

"Mas," Ratih mengusap lembut lengan suaminya. "Kamu jangan terlalu keras sama Zia, dia masih anak-anak."

Damian menoleh ke arah istrinya, "Kamu selalu membelanya. Itulah mengapa dia jadi besar kepala."

"Mas, Zia anak kita. Jangan begitu, kasihan dia."

"Tapi dia sudah keterlaluan, tingkah Zia sudah nggak tertolong." Damian mengusap wajahnya frustrasi.

"Aku pusing, kalau kalian masih mau berdebat silakan keluar," ucap Asa letih mendengar drama keluarga ini.

Damian semakin tersulut mendengar ucapan tidak sopan putrinya. "Zia!"

"Apa?" Asa menyaut santai tanpa emosi. "Ada yang salah? Aku pasien, dibawa ke rumah sakit supaya sembuh bukan malah stres denger drama kalian. Yang satu datang terus nangis gak jelas, yang satunya lagi tiba-tiba marah bikin pusing tau gak. Kalau kalian datang cuman buat aku tambah pusing, aku benar-benar gak butuh kedatangan kalian."

Mata Damian berkilat mendengar rentetan kalimat kurang ajar putrinya. Ia ingin memarahi, namun terhalang oleh istrinya.

"Mas, benar apa kata Zia, sebaiknya kita keluar. Biarkan dia istirahat. Kamu juga butuh meredakan amarah, gak baik berbicara saat sedang dikuasai amarah." Damian menarik napas lalu keluar kamar dengan ekspresi kaku.

"Sebaiknya kamu istirahat." Usai mengatakan itu Amanda dan Gaby keluar kamar menyusul Damian.

Asa melihat pintu tertutup, kamar yang tadinya ramai mendadak sepi, tapi sangat melegakan untuknya.

Ia membuang napas kasar. Apakah dirinya akan sanggup menerima takdirnya sebagai Zia, gadis yang hidupnya penuh kesengsaraan.

***

Sudah seminggu sejak kepulangannya dari rumah sakit, kondisinya sudah sangat membaik dan hari ini hari pertama dia sekolah sebagai Zia. Cukup menyebalkan karena ia harus kembali menjadi anak SMA.

Ia adalah seorang mahasiswi hukum semester lima. Otaknya yang biasanya dipenuhi dengan pasal-pasal sekarang harus kembali mengulang pelajaran SMA.

Ah, sungguh membuang-buang waktu. Setelah selesai berpakaian Zia melangkah menuruni tangga untuk sarapan. Di sana sudah ada Damian, Amanda, dan Gaby yang sedang makan sambil berbincang hangat.

"Zia, ayo sarapan dulu. Mami masak nasi goreng kesukaan kamu," tawar Amanda tersenyum hangat.

Zia tidak menyaut dengan santai menarik kursi lalu mengambil roti dan mengoleskan selai cokelat di atas roti itu. Ia memang tidak terlalu suka sarapan pagi dengan nasi, ia lebih suka makanan yang tidak terlalu berat.

"Zia!"

"Mas," suara Damian terhenti karena melihat gelengan istrinya.

Ia melihat Zia yang tetap makan dengan santai seolah tidak melakukan kesalahan apa pun, kemudian barulah berpaling melihat istrinya.

Melihat Zia bahkan dilirik pun tidak. Damian tidak habis pikir dengan perilaku putrinya, hampir setiap hari Zia selalu membuatnya marah.

"Zia, kamu berangkat sama Pak Imam, biar Gaby bareng Papi," ucap Damian.

Ia memang sengaja tidak menyatukan mereka karena tidak mau ada hal buruk di perjalanan.

Zia mengambil tisu mengelap bibirnya. Ia mendongak melihat Damian. Tersenyum tipis, tanpa mengucapkan apa pun ia berdiri dari kursi dan berjalan dengan santai ke luar rumah.

Semakin lama hidup di dunia ini ia semakin menyadari mengapa Zia bisa menjadi manusia penuh kebencian. Segala tingkah laku orang-orang di sekitarnya tanpa sadar memang menyakitinya. Tidak disadari memang, tapi berjejak telak pada hatinya.

Di perjalanan menuju sekolah Zia membuka ponsel yang baru dia temui semalam di kolong tempat tidur. Zia membuka setiap chat yang kebanyakan dari grup kelas dan Maddy. Kemudian membuka chat yang bertuliskan nama Arza dengan emoji hati di belakang namanya.

Zia mendengus, dari hampir puluhan bahkan ratusan chat tidak ada yang dibalas bahkan dibaca pun tidak. Bahkan chat terakhir pun hanya bertanda centang satu yang berarti diblokir.

Zia menghapus semua chat itu sekalian memorinya, tidak penting untuk disimpan. Dia kemudian membuka galeri dan menemukan sebuah folder dengan nama Arza Love.

Zia membuka folder itu dan kembali meringis melihat isinya terdapat banyak sekali foto lelaki yang ternyata juga fotonya di kamar Zia. Zia menghapus folder itu tanpa beban, kemudian kembali mengunci ponselnya ketika mobil mulai memasuki gerbang sekolah yang bertuliskan Bintang High School.

Zia turun setelah Pak Imam membukakan pintu mobil. Ia menarik napas pelan menegadahkan pandangannya pada gedung sekolah. Saat ini yang Zia bingungkan adalah keberadaan kelasnya, di dalam novel itu dituliskan Zia di kelas 12 IPS 3 sekelas dengan Maddy dan Arza, tapi ia tidak tahu di mana kelas itu. Ingin bertanya, tapi takut menimbulkan kecurigaan.

Beberapa saat kemudian dia akhirnya mendesah lega ketika melihat ada Maddy di ujung koridor sedang melambaikan tangan padanya, segera Zia menghampiri gadis itu. Maddy langsung merangkulnya.

"Gue kira lo masih betah di rumah," ucap Maddy, mereka berjalan beriringan menuju kelas sambil berbincang satu arah.

Bukan tidak menyadari ketika menginjakkan kaki di sekolah ini beberapa kali Zia menangkap pandangan takut dan segan di sekelilingnya, bahkan Zia melihat tidak hanya sekali siswa yang memilih putar arah daripada berpapasan dengannya.

Tokoh Zia memang terkenal dengan julukan iblis berparas malaikat. Mempunyai wajah cantik, tapi tidak dengan hati dan kelakuannya.

Sampai di kelas, Zia duduk di bangku paling pojok. Di belakangnya ada satu bangku kosong yang ia tidak tahu siapa pemiliknya sementara di depannya tempat duduk Maddy.

"Males banget gue ngulang pelajaran mulu," gumamnya jenuh. "Tahu gini, usaha keras gue kayak nggak ad artinya."

1
kriwil
jalang maruk🤣 semau laki mau di embat
Rossy Annabelle
no coment 🤧huhu
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: bsk² yak hehe
total 1 replies
Murni Dewita
👣👣
Wahyuningsih
kpn thor zia bahagia 🤔🤔kan kasihan q jdi males mau baca soalnya zia d tindas mulu haaaaaaaaaah
Zee✨: sabar belum jg pertengahan kak😄
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Dewiendahsetiowati
part yang bikin nyesek
Wahyuningsih
thor buat mereka yg menyakiti zia menyesal d buat segan matipun tk mau n buat gaby terpuruk n menderita oran g kok manipulatif gedek q sebel banget d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪
Heni Mulyani
lanjut
Wahyuningsih
thor perasaan novel author yg lain blm pd tamat trus anda jga jrng up kk udah ada novel bru yg lma gimna d tamti dlu lah thor jgn d gantung syg klau gk d lanjutin 🤔🤔🤔🤔
Zee✨: itu udh tamat kak, sengaja di bikin gantung buat season 2 nanti hehe
total 3 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up yg bnyak thor💪💪💪💪
Zee✨: Siappp, tungguin yakk
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Zee✨: okeee
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut 💪
Heni Mulyani
lanjut
Heni Mulyani
lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!