NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Menghibur Adam

Nampak di depan Rini, sosok laki-laki kecil yang duduk di lantai beralas karpet dekat kasurnya. Sedikit demi-sedikit Rini melangkahkan kakinya untuk mendekatinya. Sementara Nyonya Bella keluar untuk memberi waktu dan tidak ingin mengganggu Rini.

Adam menoleh, merasa ada yang mendekatinya. Sekilas dia melihat Rini, namun kemudian dia mengalihkan kembali pandangannya pada jendela.

"Hai... Kamu Adam, kan?"

Adam tak menoleh ataupun menjawab.

"Perkenalkan, namaku kak Rini. Tante Bella bilang di dalam ini ada anak yang sedang murung dan malas diajak ngomong. Apa itu kamu?"

Adam tak menjawab namun ada sedikit reaksi yang di lihat Rini.

"Sepertinya dugaanku benar. Kamu sedang sedih? Mau bercerita?"

Adam sedikit menoleh meihat Rini.

"Kalau kamu tidak percaya padaku, aku tidak akan memaksamu. Huh... aku hanya ingin disini denganmu. Boleh, kan?" Rini menjeda sedikit ucapannya.

"Aku lagi kesepian, kalau aku pulang sekarang, tidak ada yang menyambutku. Jadi aku mau duduk disini saja, setidaknya aku tidak sendiri karena Adam ada disini. Benar, kan?"

Mendengar ucapan Rini, Adam mulai merespon "Apa kakak tidak punya teman di rumah?"

Rini tersenyum menyambut respon dari Adam. "Sayangnya aku tinggal sendiri, jadi tidak ada orang yang akan menyambutku saat pulang"

"Mengapa kakak sendiri? dimana orang tua kakak?"

"Orang tua kakak sudah di surga."

"Kakak tidak sedih?"

"Dulu kakak sedih, ah tidak, bukan sedih tapi sangat sedih sampai kakak tidak bisa berhenti menangis. Dan kamu tahu, mata kakak sampai merah seperti monster karena terlalu banya menangis" Rini memperagakan dengan gerakan monster dengan mata yang melotot.

Adam tersenyum karena merasa Rini lucu. Hal ini membuat Rini merasa lebih leluasa untuk mengajak Adam mengobrol.

"Kamu tahun? ada banyak anak-anak diluaran sana yang tidak punya orang tua seperti kakak. Bahkan ada anak yang sekecil kamu juga. Tapi mereka semua tidak sedih terlalu lama. Mereka juga suka mengajak anak-anak baik bermain bersama."

"Benarkah?"

"Benar, kalau kamu mau kenalan dengan mereka kakak bisa mengajakmu bermain ke tempat mereka. Kamu juga boleh berteman dan bermain bersama mereka. Itu kalau kamu mau."

"Apa kakak mau mengajakku kesana?"

"M... Boleh, tapi tidak hari ini, bagaimana kalau hari Minggu?"

"Adam mau, kak. Tapi apa Oma dan Papa akan mengizinkan."

"Kakak akan bantu berbicara dengan Oma, supaya nanti oma bantu meminta izin pada Papa. Tapi kakak punya syarat."

"Syarat apa kak?"

"Adam tidak boleh sedih sendirian. Kalau ada yang membuat Adam sedih Kakak akan bantu megusir monster yang buat Adam sedih"

"Adam Janji, Kak. Adam tidak akan sedih lagi. Tapi boleh kalau Adam tidak sekolah dulu?"

"Apa ada yang mengganggu Adam di sekolah?"

Adam hanya diam menunduk.

"Kamu ingat tadi yang kakak bilang, Kakak akan bantu Adam mengusir monster penggangu. Jadi Monster mana yang harus kakak usir?"

"hik.. hik... Adam mau seperti teman-teman" Adam menangis sambil menunduk. Rini merengkuh tubuh kecil itu. Mengusap punggunggnya untuk memberi ketenangan.

"Kenapa semua teman Adam diantar mamanya ke sekolah? Kenapa mama Adam tidak mau mengantar Adam? Apa mama tidak suka Adam? Apa Adam anak nakal? Adam sudah mau jadi anak baik. Kenapa mama tidak mau datang dan bermain bersama Adam?" Adam menangis dan menumpahkan semua yang membuatnya perasaannya sesak dalam pelukan Rini.

Rini merasa sakit melihat bagaimana anak usia empat tahun yang umumnya menikmati momen bermain dan bermanja dengan orang tua justru tidak dengan Adam. Rini merasa Adam menyimpan sesuatu yang membuatnya lebih peka dengan hidupnya.

"Menangislah sampai kamu merasa lega." Adam masih terus menangis dipelukannya. Hingga sepuluh menit kemudian suara tangisan itu sudah mulai reda.

"Apa kamu lapar setelah menangis?" tanya Rini untuk sedikit menggoda Adam sambil mengusap pipinya yang basah.

"Kakak..." Adam memanyunkan bibirnya membuat Rini tertawa karena ia melihat sisi anak-anak pada Adam yang menurutnya lucu.

"Kamu kalau begini lucu banget, jadi gemes dan pengen makan pipi tembem kamu."

Adam semakin memanyunkan bibirnya membuat RIni semakin terkikik karena merasa lucu.

"Baiklah, kakak tidak akan menggodamu lagi. Sekarang kakak bantu cuci muka ya? setelah itu kita kebawah. Oma dari tadi sedih karena melihat kamu sedih. Memang kamu tega melihat Oma sedih?"

Adam menggelengkan kepalanya.

Rini tersenyum, ia segera membatu Adam untuk merapikan diri dan membawanya turun menemui sang Oma.

...****************...

Tante Bella yang sejak tadi menunggu kabar terkait cucunya dari Rini terus memandang ke arah tangga dari ruang tengah. Tak lama dilihatnya cucu satu-satunya turun dengan kondisi yang telah rapi dan segar meski terlihat sembab di wajahnya. Kelegaan terpancar dari wajah wanita paruh baya itu saat cucunya tersenyum padanya dan berlari kearahnya.

"Oma, maafkan Adam ya Oma..." Adam memeluk Omanya yang telah mensejajarkan tingginya dengan Adam.

"Kenapa Cucu kesayangan Oma minta maaf?"

"Maaf karena Adam buat Oma Sedih"

"Tidak sayang, Oma bahagia karena sekarang cucu Oma sudah mau senyum kepada Oma."

"Oma, kata kak RIni, Kak Rini mau jadi teman Adam dan bermain bersama Adam." terlihat raut antusias terpancar dimata kecil itu.

"Apa kamu senang?"

"Adam sangat senang, Oma."

"Kalau begitu kakak Rini akan menjadi teman bermain Adam. Benarkan, Rin?"

"Siap, Kak Rini akan jadi teman bermain Adam." Rini menghadap Adam sambil berlagak seperti tentara.

"Kruk Kruk" suara perut Adam membuat semua beralih menatap bocah itu.

"Apa kamu lapar?"

"Adam ingin makan Ayam Goreng. Apa boleh oma?"

"Tentu, sayang." Tante Bella lantas memanggil salah satu pembantu untuk membawa Adam makan sementara ia ingin berbicara dengan Rini.

Setelah Adam berlalu, Tante Bella meminta Rini untuk duduk.

"Rin, tante benar-benar berterimakasih kepadamu hari ini. Terimakasih telah membantu tante. Tante bingung harus bagaimana. Sudah tiga hari ini Papanya tugas keluar kota, pagi ini pulang tapi harus mampir ke kampus dulu. Tante sampai bingung dengan anak tante, dia terlalu sibuk sampai jarang terlihat di rumah."

"Rini senang kalau bisa membantu tante. Lagi pula Adam anak yang baik dan manis."

"Tante senang mendengarnya."

"Oh iya, maaf sebelumnya, tadi saya ada janji mau mengajak Adam keluar besok minggu. Tapi kalau tante ikut juga tidak apa-apa. Pasti adam juga senang."

"Rencananya mau kemana?"

"Rini mau ajak ke panti Asuhan, tante."

"Boleh, tante juga mau ikut kalau begitu. Nanti aku kabari Papanya Adam. Semoga dia juga bisa ikut supaya Adam lebih senang."

"Syukurlah kalau begitu"

"Ya sudah, kalau begitu kita susul Adam di tempat makan. Pasti dia senang kalau kamu temani makan."

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!