NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:77.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ganti Rugi

Tiba-tiba langit bergemuruh, seolah semesta ikut menjadi saksi. Beberapa pelayan ketakutan, sementara para pengawal menatap Qing Mei dengan hormat.

Qing Rong menatap putrinya dengan air mata berlinang. “Mei’er!” bisiknya dengan suara serak.

Qing Wei dan Qing Dao berdiri di samping sang adik, keduanya menunduk namun tersenyum bangga.

Tetua Qing terkejut besar, wajahnya berubah merah padam. “Kau! Bocah kurang ajar! Berani-beraninya kau—”

Tapi sebelum ia sempat melangkah, Jenderal Ying mengangkat tangan menghentikannya.

“Cukup, Tetua Qing! Nona Mei telah menggunakan plakat Kaisar untuk menyatakan sumpahnya. Itu berarti keputusan ini diakui oleh istana dan tak bisa diganggu gugat.”

Kasim Han menambahkan dengan nada dingin, “Mulai saat ini, nama Nona Mei akan dicatat sebagai nama sendiri di bawah perlindungan Kekaisaran Giok Surgawi.”

Kata-kata itu seperti cambukan bagi keluarga Qing. Qing Shan dan Qing Long hanya bisa menggertakkan gigi menahan amarah. Begitu juga dengan keluarga Qing lainnya.

Qing Mei menunduk sopan ke arah Jenderal Ying dan Kasim Han. “Terima kasih, Jenderal. Terima kasih, Kasim Han. Aku, ibuku, dan kedua kakakku akan mengingat budi baik kalian.”

Jenderal Ying tersenyum kecil. “Kau adalah gadis yang berani dan berhati bersih, Nona Mei. Aku yakin jalanmu di masa depan akan terang.”

Pria paruh baya itu tidak lagi memanggil nama dengan marga Qing. Mei tersenyum, ternyata Jenderal Ying serta Kasim Han orang baik.

Sedangkan yang lain, semua orang masih terpaku, belum sepenuhnya percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Jenderal Ying menghela napas berat, lalu berkta dingin, “Sekarang, berikan kepada Nona Mei ganti rugi atas hadiah-hadiah yang telah kalian sembunyikan.”

Ia menatap ke arah Tetua Qing. “Dan ingat baik-baik dua kali lipat dari jumlah aslinya.”

Seketika wajah Nyonya Lao, Qing Fu, Qing Rao, dan kedua putri mereka memucat. Nyonya Lao langsung menjerit, “T–tidak! Tidak boleh! Kami keberatan!”

Qing Fu ikut melangkah maju, suaranya panik, “Jenderal, ini tidak adil! Kami tidak mencurinya, bagaimana bisa—”

Tapi Jenderal Ying memotong dengan suara lantang yang menggema di seluruh halaman.

“Diam!”

Semua langsung terdiam, tubuh mereka bergetar hebat karena amarah yang tertahan.

Tatapan tajam Jenderal Ying menusuk seperti pedang. “Kalian berani membantah keputusan utusan Kekaisaran? Jika tidak mau mengganti rugi ....” ia menatap mereka satu per satu dengan dingin. “maka bersiaplah menerima hukuman dari Yang Mulia Kaisar.”

Kasim Han menimpali dengan nada tajam, “Dan kalian tahu, menolak keputusan itu sama dengan memberontak dan hukuman bagi pemberontak yang menentang keputusan istana adalah hukuman mati.”

Mata keluarga Qing langsung membulat lebar, wajah mereka seketika pucat pasi seperti kain putih. Nyonya Lao bahkan hampir jatuh pingsan, sementara Qing Rao menggigit bibirnya keras menahan amarahnya.

Tetua Qing mengepalkan tangan di balik jubahnya, urat-urat di lehernya menegang. Ia menahan amarah yang membara di dadanya. Tapi pada akhirnya, ia hanya bisa menunduk.

“Baik kami akan mengganti rugi dua kali lipat.” Suara pria tua itu serak dan penuh dendam.

Dengan berat hati, Tetua Qing memerintahkan para pengawal, “Keluarkan semua peti di ruang penyimpanan utara.”

Tak lama, beberapa pelngawal datang sambil memanggul peti-peti besar. Ketika dibuka, isinya membuat banyak orang ternganga emas batangan, giok murni, perhiasan berlian, bahkan kain sutra langka. Lima peti besar penuh harta diletakkan di hadapan semua orang.

Namun Jenderal Ying hanya melirik sekilas dan berkata datar, “Itu belum cukup.”

Wajah Tetua Qing memerah, urat di pelipisnya menonjol. “Belum cukup?! Tapi ini—”

“Masih kurang,” potong Kasim Han dengan cepat. “Kalian sendiri yang menimbulkan masalah ini. Tambahkan lagi,” perintahnya.

Nyonya Lao menatap suaminya dengan wajah ngeri. “Semuaku kita ... kita tidak bisa!”

Tetua Qing menatapnya dengan amarah yang ditahan. “Ambil harta kalian masing-masing! Cepat!”

Qing Fu, Qing Rao, dan bahkan Nyonya Lao serta dua putranya Qing Shan, Qing Long saling berpandangan dengan wajah tidak rela.

Tapi tatapan dingin Jenderal Ying membuat mereka tak berani menolak. Akhirnya, satu per satu mereka masuk ke kamar masing-masing dan kembali membawa perhiasan, kantong uang, dan giok langka yang mereka simpan bertahun-tahun.

Wajah mereka semua dipenuhi ketidakrelaan. Air mata menetes di pipi Qing Rao ketika menyerahkan kalung giok pusaka miliknya.

“Aku tak percaya kita harus memberikan semua ini hanya karena gadis itu!”

Qing Fu menggertakkan gigi. “Dia pembawa sial!”

Tetua Qing memalingkan wajah, menahan amarah yang hampir meledak. Tapi ia tahu, melawan sekarang hanya akan memperburuk keadaan.

Setelah semua peti terkumpul di hadapan Jenderal Ying, Kasim Han mengangguk puas.

“Sekarang, berikan semuanya kepada Nona Mei.”

Jenderal Ying lalu menoleh ke arah gadis muda yang berdiri tegak di samping ibunya. “Nona Mei, silakan ambil.”

Qing Mei, yang kini namamya berganti dengan Mei, menatap semua peti itu tanpa ekspresi. Ia lalu mengangkat tangannya perlahan, dan dengan satu kibasan lembut, seluruh peti berisi harta itu menghilang, terserap ke dalam cincin penyimpanan ruang di jarinya.

Semua orang ternganga, mereka baru sadar, gadis itu memiliki ruang penyimpanan tingkat tinggi!

Nyonya Lao langsung berteriak histeris, matanya merah menatap tajam ke arah Qing Rong. “Qing Rong! Kau tega melakukan ini pada keluargamu sendiri?! Bahkan kau tidak menghentikan putrimu! Ingat, kami orang tuamu! Kami keluargamu!”

Qing Rong menatap wanita itu dengan mata berair oenuh kekecewaan. “Maaf, Nyonya Lao.”

Suasana langsung hening.

“Mulai hari ini kami bukan lagi keluarga. Aku, Rong, bukan lagi bagian dari keluarga Qing. Dan anak-anakku pun tidak.”

Air mata jatuh di pipinya, namun suaranya tidak bergetar sedikit pun. “Apa yang kalian lakukan selama ini terlalu keterlaluan. Kami sudah memaafkan berkali-kali, tapi kalian tidak pernah berhenti merendahkan kami.”

Qing Mei menatap ibunya dengan lembut, lalu menunduk ke arah Jenderal Ying dan Kasim Han.

“Terima kasih atas keadilan yang telah kalian berikan.”

Jenderal Ying mengangguk hormat. “Langit tidak akan membiarkan ketidakadilan berlangsung selamanya. Pergilah, Nona Mei.”

Dengan langkah tenang, Mei menggandeng ibunya. Kedua kakaknya, Wei dan Dao, berjalan di sisi mereka. Mereka meninggalkan kediaman keluarga Qing tanpa menoleh lagi.

Jenderal Ying, Kasim Han, dan para utusan istana juga berbalik pergi, meninggalkan keluarga Qing dalam eadaan marah yang menggelegak.

Begitu semua tamu pergi, suasana rumah itu berubah kelam. Tetua Qing memukul pot bunga dari tanah liat hingga hancur, suaranya menggelegar memenuhi ruangan.

“Keparat! Semua harta yang kita kumpulkan selama puluhan tahun hilang begitu saja!”

Dengan mata merah menyala, ia menendang peti kosong di depannya. “Pengawal bodoh! Kalian biarkan hal ini terjadi!”

Dalam amarah membabi buta, Tetua Qing menebas salah satu pengawal dengan pedang spiritualnya. Darah memercik di lantai, membuat semua orang berteriak ketakutan.

Nyonya Lao menjerit, “Tidak! Semua harta kita! Semuanya lenyap!” Tubuhnya bergetar hebat, dan dalam sekejap wanita itu pingsan di tempat.

Qing Fu dan Qing Rao hanya bisa berdiri lemas, mata kosong seperti kehilangan jiwa.

1
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
ratu
maaf tambah lagi Thor 🥺
vj'z tri
persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu ahay🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ariska26
ikut emosi boleh gk si,,pngen ngebantai tu kluarga rasanya
Fransiska Husun: sampe ke ubun2 emosi q
total 1 replies
mama_im
gilaaaaaaa 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
bunda kk
keren
Yuni Alyssa
nanggung Thor lg donk biar ga penasaran 😂😂
Zea Rahmat
gregetannnnnnnnnnn🤬🤬🤬🤬🤬
Zea Rahmat
si peaaaaa🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Nurhayati Nurhayati
bikin penasaran 👍
Chauli Maulidiah
walah... lanjut po o Thor..
Tiara Bella
okey lanjut
ratu
penasaran Thor tambah lagi dong please
Zea Rahmat
penasaran karna nya apa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Flashbacknya agak panjang dkit kak. Biar dapet feelnyaa 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
wah enak ada bestie didunia kuno bisa ngerumpi bareng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Fkpg
tiga sahabat sejati dipertemukan didunia kuno
Ririn Santi
oh syukurlah ternyata bestiannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!