NovelToon NovelToon
Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Diam-Diam Cinta / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kutukan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.

Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.

Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Pengasingan ke Lembah Hutan

Hujan turun deras di halaman istana, seolah-olah langit pun berduka atas nasib seorang putri yang akan dibuang. Xiaolin berlutut di tengah lapangan batu yang dingin, tubuhnya masih berlumuran darah akibat hukuman cambuk yang baru saja diterimanya. Kaisar duduk di singgasana emasnya, menatapnya dengan tatapan penuh kekecewaan dan kebencian.

"Mulai hari ini, kau bukan lagi putriku," suara Kaisar bergema, dingin dan tanpa belas kasihan. "Bawa dia ke Lembah Hitam dan pastikan dia tidak kembali."

Para pengawal berbaris di sekelilingnya, siap menjalankan perintah. Xiaoyu berdiri tak jauh, wajahnya tampak penuh keprihatinan palsu, tetapi matanya bersinar penuh kemenangan. Xiaolin tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia tahu, tidak ada gunanya membela diri.

Tanpa membuang waktu, dua pengawal menarik Xiaolin berdiri dan menyeretnya keluar dari istana. Namun, perintah Kaisar tidak hanya sekadar membuangnya ke Lembah Hitam. Sebelum mencapai tempat pengasingannya, Kaisar telah memerintahkan para pengawal untuk memastikan Xiaolin tidak akan bertahan lama.

Di tengah hutan yang gelap, para pengawal melemparkan tubuh lemah Xiaolin ke tanah yang basah. Dia tersungkur, wajahnya mengenai lumpur dingin yang bercampur dengan darahnya sendiri.

"Maafkan kami, Putri," salah satu pengawal berbisik, suaranya terdengar ragu. "Kami hanya menjalankan perintah."

Xiaolin mencoba bangkit, tetapi tubuhnya tidak mau bekerja sama. Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, hawa dingin yang menusuk tulang tiba-tiba menyelimuti udara. Roh pelindung para pengawal muncul, mengambang di sekeliling mereka seperti bayangan kabur dengan cahaya redup yang berpendar dari tubuh spiritual mereka.

Serangan pertama datang dengan kilatan cahaya keemasan. Xiaolin tidak sempat menghindar. Cahaya itu menghantam dadanya dengan kekuatan yang luar biasa, membuat tubuhnya terlempar beberapa meter ke belakang sebelum menghantam batang pohon dengan keras. Rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Tulang rusuknya mungkin retak.

Namun, para pengawal tidak berhenti di situ. Roh-roh pelindung mereka mulai mengelilingi Xiaolin, membentuk lingkaran yang mengunci ruang geraknya. Serangan berikutnya datang dari berbagai arah—cakar roh yang tajam menebas lengannya, menciptakan luka yang dalam. Xiaolin berteriak, bukan hanya karena rasa sakit, tetapi juga karena energi spiritual yang mulai menyerap kekuatannya perlahan.

Tubuhnya bergetar saat hawa panas menyeruak dari luka-luka yang terus bertambah. Salah satu pengawal menghunuskan pedang spiritualnya, menebaskannya ke arah Xiaolin. Pedang itu bukanlah pedang biasa—bukan hanya melukai tubuh, tetapi juga merusak jiwa. Xiaolin hanya bisa memiringkan tubuhnya sedikit sebelum bilah itu menyayat bahunya. Darahnya muncrat ke tanah, bercampur dengan air hujan yang semakin deras.

Xiaolin mencoba bangkit, berpegangan pada dahan yang tumbang. Namun, roh pelindung lain melayangkan serangan ke arah kakinya. Tendangan tak kasatmata menghantam perutnya, membuatnya kembali terjerembab. Napasnya tersengal, dadanya naik turun dengan sulit.

"Cukup!" salah satu pengawal akhirnya bersuara, suaranya bergetar. "Jika kita terus menyerangnya, dia akan mati sebelum mencapai Lembah Hitam."

Beberapa pengawal lain tampak ragu, tetapi mereka akhirnya mengangguk. Mereka meninggalkan Xiaolin sendirian, tubuhnya tergeletak tanpa daya di tanah yang basah. Hujan semakin deras, membasahi luka-lukanya yang terbuka, tetapi Xiaolin tidak mengeluarkan suara. Dia hanya menatap langit, tubuhnya gemetar karena kesakitan dan kedinginan.

'Tidak… aku tidak akan mati di sini.'

Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Xiaolin menyeret tubuhnya yang terluka, berusaha berjalan menuju Lembah Hitam. Setiap langkah yang diambilnya penuh penderitaan, tetapi dia tidak akan menyerah.

Di kejauhan, suara auman binatang buas menggema, menandakan bahaya lain yang menunggunya di dalam hutan. Tetapi Xiaolin tidak peduli. Jika takdir menghendakinya mati, dia akan melawan sampai napas terakhir.

Dengan tatapan penuh tekad, Xiaolin melangkah masuk ke dalam kegelapan Lembah Hitam.

1
Sie
Terima kasih kak othor, semangat ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!