Pada pertengahan suatu kota terdapat rumah yang lumayan besar. Di sana di tempati oleh satu keluarga yang baru saja pindah dari suatu negara secara mendadak karena urusan pekerjaan ayahnya.
Dalam satu keluarga tersebut ada seorang gadis yang harus juga di pindahkan ke sekolah baru. hanya saja sewaktu pindah itu mendadak dan tanpa persiapan,Maka itu gadis tersebut belum dapat sekolah.
LAVINIA RYALISA
lalu pada saat pertama kali masuk sekolah baru, ternyata sekolah tersebut berbeda dengan sekolah pada umumnya. Bagaimana kisah selanjutnya,? yuk baca ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggelly queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 Erion mengirimkan mereka ke perbatasan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...****************...
......................
LAVINIA RYALISA
Lalu mereka berjalan di pinggir sungai secara perlahan lahan menuju perbatasan. Karena tujuan mereka adalah perbatasan agar bisa menemui kakak tiri dari Vio. Dan membantunya mengatasi suatu masalah disana
Saat mereka telah sampai di lokasi tenda. Vio mengkonfirmasikan kepada prajurit yang berjaga di depan untuk memberitaukan kehadirannya kepada sang kakak.
Prajurit itu langsung pergi menuju tenda Rana untuk mengkonfirmasikan.
Setelah itu prajurit itu keluar bersama dengan Rana.
" Akhirnya kau datang.. Datang hanya dengan satu pelayan? Dimana kereta kuda kamu?" Rana
" Kami di tahan oleh perampok!! Para pengawal dan kereta kuda masih ada di hutan dekat dengan sungai.." Vio
" Bagaimana bisa!! Lalu kamu kabur dengan nya? Di kereta kiriman Ayah... Ada barang yang sangat penting!! Bagaimana bisa kamu meninggalkannya begitu saja!! Apa ayah tidak memberitaumu?? " Rana
Tara menunjuk ke arah Lisa yang sedang menundukkan kepala.
" Iya kak. Pengawal pribadi ku sedang mengurus hal itu. Jadi aku dan pelayan pribadi ku di suruh pergi dulu agar aman. Aku tidak tau jika ada barang yang sangat penting untuk kakak. Ayah tidak memberitauku sebelumnya." Vio
" Baiklah. Kamu masuk dulu, aku sudah menyiapkan tenda untuk mu. Biar aku kirim beberapa prajurit untuk menolong kereta kudamu. Dan segera mengambil barangku!! " Rana
" Terimakasih kak. Maaf kak " Vio
Lalu Lisa sedikit membungkukkan badan lalu mengikuti langkah kaki Vio menuju tenda yang akan di tempati Vio.
DImana Calvin??? Mengapa dia lama sekali!! Nga mungkin kalau di terluka bukan?? Mungkin ini salah satu rencananya.
CALVIN
Calvin telah membantai semua perampok. Oh tidak!! Semua pengawal bahkan para pelayan yang mereka bawa juga di bunuh oleh Calvin.
Lalu Calvin mengecek kereta yang di isi semua barang barang yang di bawa. Salah satu peti yang ada di kereta terlihat sangat mewah.
Calvin membuka peti itu. Calvin terkejut dengan isi yang ada di dalam peti itu.
Peti itu berisi pakaian hitam dengan sulaman bunga plum, tidak hanya itu saja. Ada pedang sihir yang jika dilihat dari bentuk dan gejolak sihirnya. Ini adalah pedang yang sama seperti yang dimiliki oleh Rion dan Calvin.
Bagaimana bisa??? Ini milik siapa!! Lalu Calvin mengeluarkan pedang itu dari peti. Calvin menarik pedang itu dari sarungnya. Di pedang yang dimiliki Calvin memiliki nama mereka. Kemungkinan pedang ini juga memiliki nama sang pemilik.
VANO LEENART
Vano Leenart. Dulunya adalah seorang pengawal dewi pertama seperti dirinya. Bahkan kakaknya lebih hebat dari Calvin. Tapi suatu hari dewi pertama telah tiada tidak ada satupun kabar tentang kakaknya itu.
Saat itu Calvin masih berumur sekitar 7 tahunan.
INi!! Ini milik kakak!! Bagaimana bisa ada di sini? Apa yang terjadi!!!
Sebelum Calvin sempat berpikir. Calvin segera mengembalikan pedang itu dalam peti dan menutupnya kembali. Setelah itu Calvin berpura pura terluka dengan menggoreskan pedangnya di lengannya.
Lalu beberapa prajurit datang dan mengecek keadaan. Calvin meminta tolong kepada mereka untuk membantu Calvin. Lalu prajurit itu mendekat ke tempat Calvin.
" Siapa kau??" Prajurit
Calvin mengeluarkan suatu batu giok bertulisan Negri Nara. Dengan itu prajurit itu mengenali Calvin sebagai pengawal dari Vio yang akan dirampok.
Prajurit itu membawa Calvin ke kudanya. Yang lainnya membawa kereta kuda yang berisi barang dan kereta kuda yang di tumpangi oleh Vio.
Calvin akhirnya samapai di tenda perbatasan yang di tinggali oleh kakak Vio. Rana menunggu di luar. Di saat mereka sampai Rana langsung menghampiri mereka.
" Bagimana?" Rana
" Barang selamat Nona. Dan pengawal ini terluka. Yang lainnya sudah mati terbunuh" Prajurit
" Baiklah. Bawa pengawal itu untuk di obati. Lukanya cukup parah. Jika tidak segera diobati akan terinfeksi." Rana
Lalu Calvin mengikuti prajurit didepan nya menuju suatu tenda. Sebelum itu Calvin melewati tenda mliik Vio. Calvin melihat sekilas wajah Lisa yang sedang menbantu Vio merapikan kasurnya.
Baguss!! Dia terlihat tenang! Sesuai rencana ku!!
Calvin kini ada di dalam tenda. Lalu seorang lelaki tua datang menemuinya.
" Kau terluka sangat parah."
" Sepertinya sihir penyembuh tidak bisa memulihkan semuanya. Kamu mungkin akan membutuhkan banyak istirahat untuk memulihkan kekuatan mu."
" Tak perlu. Aku bisa memulihkan diri ku sendiri." Calvin
Lalu Calvin membuka pakaiannya dan memberi sedikit obat tabur di lukanya. Setelah memberi obat itu Calvin membalut lukanya.
Lelaki tua itu memandang ke arah Calvin dengan serius. Calvin merasa sedaritadi di lihat oleh pria tua itu.
" Ada apa? Mengapa melihatku? " Calvin
" Apa kau tidak merasa sakit?"
" Nga... " Calvin
" Sepertinya ada sesuatu yang kau sembunyikan"
" Apa yang kusembunyikan?" Calvin
Lalu pria tua itu beranjak dari duduknya dan melangkah keluar tenda. Tapi sebelum benar benar keluar.
" Aku tau rahasiamu. Aku tau kenapa kau disini. Aku mengenalmu CALVIN LEENARTH."
Calvin sedikit kebingungan dengan pria tua itu.
Bagaimanan dia tau?? Apa penyamaranku memudar karena aku terluka??
Sudah selesai menyelesaikan tugasnya. Lisa mendengar dari beberapa prajurit bahwa Calvin telah kembali, dan kini berada di tenda.
Lisa langsung menuju tenda yang ditempati oleh Calvin. Lisa berada di depan tenda Calvin.
" Calvin kau didalam?" Lisa
Setelah itu Calvin keluar dari tenda tanpa mengenakan pakaian dan hanya ada balutan di bagian lengannya.
" Kamu terluka?" Lisa
Lisa mendekat ke Calvin dan pandangannya mengarah ke luka yang telah di balut.
" Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?" Lisa
" Ada sesuatu yang ingin aku ceritakan kepada mu. Tapi tidak disini." Calvin
" Apa itu??" Lisa
" Ayo ikut aku!" Calvin
" Bisakah kamu pakai pakaian mu dulu? Nga mungkin juga kamu telanjang dada seperti ini bukan??" Lisa
" Aku lelaki. Yang pasti tidak apa apa lah." Calvin
Lisa memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan Calvin.
" Aku tau kamu laki-laki. Tapi jika ada perempuan kamu tidak boleh seperti ini. Harus pakai pakaian mu dulu...." Lisa
Calvin tersenyum mengejek ke arah Lisa. Setelah itu Calvin masuk ke tenda lagi untuk memakai pakaiannya. Lisa menunggu di depan tendanya.
Lalu Calvin keluar dari tenda dan menggandeng tangan Lisa menuju suatu daerah yang sedikit jauh dari kawasan tenda mereka.
" Ada apa? Kenapa kita sangat jauh dari kawasan tenda?" Lisa
" Lisa aku menemukan jejak baru." Calvin
" Apa itu?" Lisa
" Aku menduga bahwa orang yang membunuh pak Nova adalah kakak dari Vio. Karena saat aku benar benar sendiri di hutan. Aku tidak sengaja melihat semua barang barang yang di bawa untuk perbatasan. Lalu aku menemukan peti yang isinya adalah baju hitam yang sama seperti yang kamu temukan. Aku juga menemukan sebuah pedang yang aku kenali pemiliknya. Pemilik pedang itu adalah kakak ku Lisa. Tapi sejak Dewi pertama meninggal kakak tidak pernah ada bahkan tidak tau ada dimana. Dulu kakak ku adalah pengawal Dewi pertama seperti ku. Bahkan pedang itu mirip dengan pedang yang kamu berikan kepada ku Lisa." Calvin
" Bagaimana bisa!! Atau kakakmu ada di sini Calvin?? Apa kamu menemukannya?" Lisa
" Tidak Lisa. Aku hanya menemukan pedang itu di dalam peti. Aku tidak tau dimana kakakku!!! " Calvin
" Tenanglah! Setelah menyelesaikan kasus pembunuhan pak Nova. Aku akan bantu kamu menemukan kakak mu itu." Lisa
" Benarkah? Terimakasih Lisa" Calvin
" Ya. Tidak apa. Kakakmu pasti sangat dekat dengan bibi ku dulu." Lisa
" Ya.. Karena kakak ku adalah pengawalnya. Yah, walaupun hanya sebentar saja." Calvin
Lisa menghela nafas nya perlahan. Lisa memandang hamparan rumput hijau dan beberapa bunga yang tumbuh.
" Tempat apa ini?" Lisa
" Aku tidak tau. " Calvin
" Kamu yang membawa ku kesini.." Lisa
" Aku hanya membawa mu ketempat yang lebih tenang dan sepi. " Calvin
Lalu Lisa duduk dibawah pohon yang sangat besar. Lisa merasa udara disini sangatlah segar. Suara burung berkicau di atas pohon menambah suasana didalam nya.
Kini matahari mulai tenggelam. Dan terlihatlah awan senja yang indah. Burung burung berterbangan untuk kembali ke sarang mereka dan menjaga keluarganya.
Lisa sedikit teringat dengan keluarganya. Bahkan saat Lisa memutuskan akan menyelidiki kasus. Lisa sama sekali tidak terpikir dengan dengan keluarganya.
Betapa rindu nya Lisa dengan mama nya yang cerewet itu.
Calvin melihat Lisa melamun dengan wajah yang tenang.
" Kamu rindu mama kamu?" Calvin
Calvin bertanya seperti dia tau isi dari pikiran Lisa. Lisa yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Calvin yang duduk di sampingnya sambil memainkan bunga yang telah dia petik.
" Ya.. Ntah mengapa sekarang aku rindu rumah. Rindu saat mama marahin aku kalau pulang kesorean, bahkan kalau tidak izin. Bisa bisa aku di suruh dirumah seharian membantu mama" Lisa
Lisa kembali melihat awan senja di langit.
" Setelah semuanya selesai. Kamu akan segera kembali Lisa " Calvin
" Hmm " Lisa
" Ayo kembali. Ini sudah sore. Takutnya mereka mencari kita dan mencurigai kita nantinya " Calvin
" Ya.. Ayo"
Calvin dan Lisa bangkit dari duduknya dan berjalan menunju kawasan tenda yang kini akan menjadi tempat mereka tinggal sementara.
Saat sampai di kawasan tenda.
" Nia!! " Vio
Vio berlari mendekati Lisa dengan terburu buru.
" Iya nona? Ada apa... Kenapa nona berlari lari seperti itu.... " Lisa
" Kamu darimana saja..? Aku mencarimu" Vio
" Maaf nona. Aku tadi membantu suami saya membalut luka." Lisa
Vio menoleh ke arah Calvin
" Enart? Kamu selamat?" Vio
" Syukur nona. Saya selamat dari para pemburu." Calvin
" Apa yang terluka? Apa itu parah?" Vio
" Tidak apa nona." Calvin
" Baiklah. Kalau begitu aku bawa pergi Nia ya.." Vio
Setelah itu Lisa dan Vio pergi ke tenda. Lisa menyiapkan air untuk Vio mandi. Karena ini sudah sore dan beberapa menit lagi akan malam. Jika mandi di malam hari itu sangat tidak baik.
Malam harinya Lisa mengikuti Vio untuk makan bersama dengan kakaknya di tenda Rana. Lisa berdiri samping belakang Vio.
Dimana Calvin... Mengapa aku belum melihatnya!! Apa dia sedang melakukan suatu rencana? Tapi mengapa tidak memberitau ku terlebih dahulu.