NovelToon NovelToon
Sapu Pembunuh Naga

Sapu Pembunuh Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanto Trisno 2

Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.

Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.

Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.

Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Guru Bodoh

Hari larut malam, perut juga telah terisi dengan daging. Setelah selesai makan, Chu Zhan yang menyamar menjadi pria tua pun menyuruh Zhuo Yining tidur di dalam. Sementara dirinya berada di luar.

Meski awalnya Zhuo Yining menolak karena gubuk itu milik gurunya. Maka dia bisa istirahat di luar dan menggunakan api unggun untuk menghangatkan badan.

Chu Zhan mengatakan, "Guru ingin berkultivasi dan menyerap energi bulan. Namun kamu sudah melakukan perjalanan jauh ke sini. Kamu harus beristirahat. Lagipula kamu seorang perempuan. Tidak baik tidur di luar. Kultivasimu juga masih rendah. Tidak bisa membantuku menghalau para binatang buas itu."

Dengan perkataan Chu Zhan yang menyamar itulah, Zhuo Yining mengangguk setuju. Apalagi di dalam begitu hangat. Karena Chu Zhan sudah menyiapkan sebelum datang. Ia telah membeli perlengkapan untuk tidur dan itu masih baru.

Zhuo Yining bersyukur memiliki guru seperti Chu Yan. Dengan adanya sang guru, ia memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kuat. Namun demikian, ia tidak tahu jika mereka berpisah, kapan bisa bertemu lagi.

Sementara Zhuo Yining tidur di dalam, Chu Zhan di luar dan membuat api unggun. Ia sebenarnya merasa takut karena malam hari. Maka ia mengambil kain yang lebih besar untuk menutupi badannya. Ia duduk di depan api unggun dan bersender pada batu dan istirahat.

'Berkultivasi menyerap energi bulan? Hal aneh apa itu? Meskipun di novel-novel dan beberapa serial yang ku tonton memang ada, tetapi aku tidak tahu di dunia ini adalah yang melakukan itu atau tidak.'

Chu Zhan sudah sangat mengantuk dan lelah. Seharian ia telah menggunakan banyak jimat untuk melawan seekor harimau. Belum lagi ia harus cepat-cepat agar tidak tersusul oleh Zhuo Yining.

Ada banyak binatang buas yang dagingnya bisa dijual lain waktu. Juga bisa dijadikan makanan karena di keluarga Zhuo, ia tidak mendapatkan makanan yang layak. Menjadi seorang tukang sapu, memilik gaji yang kecil dan hanya bisa makan nasi dan garam. Terkadang hanya makan ubi rebus atau bakar.

"Uaahh! Dingin sekali di luar. Jika aku masuk ke dalam gubuk, seharusnya di sana sangat hangat. Sayangnya aku bukanlah pria yang akan memanfaatkan kesempatan. Ah, lupakan."

Semalaman Chu Zhan harus menahan dingin di luar gubuk. Sementara Zhuo Yining tidur dengan nyenyak di dalam dalam kehangatan. Saat Chu Zhan hampir terlelap, ada sekelompok serigala yang melolong dengan keras. Membuatnya terlonjak kaget dan segera bangun.

"Sial! Disaat seperti ini. Apakah aku masih punya jimat?" Chu Zhan mencari jimat untuk melindungi dirinya sendiri. Namun ketika tidak menemukan apa yang dicari, membuatnya panik. "Aahhh! Apakah aku akan mati malam ini?"

Kultivasinya sangat rendah dan tidak mungkin bisa melawan gerombolan serigala. Ia hanya memiliki beberapa jimat dan diperkirakan jumlah serigala ada puluhan ekor. Ketika ia dalam kebingungan, ia mendapatkan sebuah piringan berwarna emas.

"Piringan ini? Kalau tidak salah menebak, ini pasti alat untuk membuat formasi. Namun aku bukan ahli formasi. Bagaimana ini?" Chu Zhan asal menyentuh piringan emas tersebut.

Lolongan serigala semakin terdengar dekat. Semakin lama semakin terlihat banyak pasang mata yang bersinar dalam kegelapan. Itu sudah pasti mata serigala yang bersinar karena cahaya bulan. Sementara tubuh serigala di dalam kegelapan.

Tidak mudah hidup di dunia kultivasi. Jika ingin bertahan hidup, harus memiliki kekuatan. Jika tidak memiliki apapun, maka ia hanya akan menderita bahkan kematian di ujung tanduk. Seperti keadaan seperti ini. Bagaimana menghadapi situasi sulit untuk menyelamatkan nyawa kecilnya? Bukan hanya nyawanya yang menjadi tanggung jawab. Ada seorang nona muda yang sedang terlelap di sana. Jika tidak segera bertindak, akan memalukan jika tidak dapat mengatasi para serigala tersebut.

Awalnya ia hanya ingin memamerkan kekuatannya setelah membunuh banyak binatang buas. Piringan berwarna emas itu adalah sebuah artefak bagus. Namun jika tidak tahu cara penggunaannya, percuma saja.

Untuk melatih menggunakan jimat, ia hanya melakukannya selama satu hari. Dengan membaca yang tertulis di dalam jimat, ia mengetahui namanya saja. Sementara ia tidak tahu cara menggunakannya sebelumnya.

"Keberuntungan. Keberuntungan. Keberuntungan, datanglah." Chu Zhan menggosok piringan emas itu dengan telapak tangannya. Berharap ada jin yang keluar dari sana untuk menyelamatkan nyawanya.

Tepat ketika jarak serigala-serigala lapar itu semakin dekat, Chu Zhan sudah tidak tahan lagi. Ia menyalurkan energi spiritual dan melemparkan piringan tersebut. Dengan dilemparnya piringan tersebut, muncul sebuah formasi perlindungan berwarna keemasan. Namun itu tidak berlangsung lama. Dan piringan tersebut terjatuh ke tanah.

"Apa yang terjadi? Aku pasti mati!" Chu Zhan gemetar dan tidak bisa bergerak lagi. Ia sudah pasrah karena ketidak berdayaannya. "Bagaimana ini? Aku pasti mati, pasti mati. Sebelum aku mati, aku ingin–"

"Guru! Apa yang terjadi?" Zhuo Yining telah keluar dari gubuk karena mendengar lolongan serigala. Lalu ia melihat gurunya berdiri dengan kaku.

Karena tidak tahu harus berbuat apa, nyawanya sudah diujung tanduk. Maka tidak ada jawaban yang diberikan oleh Chu Zhan. Ia hanya berdiri mematung di sana karena terlalu takut jika para serigala memakannya.

Pandangan Zhuo Yining tertuju pada sebuah piringan berwarna emas. "Ini seperti Cakram Formasi Emas. Guru, pasti kau sedang berkultivasi. Sehingga tidak sempat mengunakan ini, bukan?"

Zhuo Yining mengambil piringan berwarna emas itu. Lalu menyalurkan energi spiritual untuk mengaktifkannya. Setelah itu, aray keemasan tercipta dan melebar. Ia terus menyalurkan energi spiritual ketika Cakram Formasi Emas itu berada di udara.

'Oih, jadi begitu cara menggunakannya?' pikir Chu Zhan. Ia sudah bisa bergerak dengan bebas setelah melihat kemampuan muridnya. "Bahkan seperti itu tidak tahu, bodoh, bodoh," ungkapnya untuk dirinya sendiri.

"Guru? Apa yang kamu katakan? Maafkan saya karena murid ini bodoh," sahut Zhuo Yining. Karena perkataan gurunya, membuatnya salah sangka dan berpikir dirinya bodoh.

"Ah? Hahaha." Chu Zhan menunjukan wajah bodohnya. Padahal dia berkata untuk dirinya sendiri. "Tidak, tidak. Gurumu ini yang terlalu bodoh. Aku sudah mencoba berkultivasi di bawah sinar bulan. Tapi tidak juga menerobos ranah, hahaha. Bukankah gurumu ini sangat bodoh?"

"Tidak. Guru tidak bodoh sama sekali. Hanya saja, sepertinya aku tidak asing dengan artefak ini. Seharusnya keluarga Zhuo kami memilikinya?"

Benar saja, itu adalah benda yang berada di cincin ruang milik Zhuo Lao Tai. Tentu saja itu milik keluarga Zhuo. Bagaimana tidak, Chu Zhan mendapatkannya dari kamar orang tua kejam itu.

"Ah, seperti itu? Mungkin itu milik keluargamu? Tidak. Ini adalah benda yang kubuat lima ratus tahun yang lalu. Aku membuat beberapa. Mungkin salah satunya sampai ke keluargamu. Iya, mungkin seperti itu, hehehe."

Berbohong memang bukanlah hal yang baik. Namun demi harga dirinya, ia terpaksa melakukannya. Dalam benaknya, ia harus berpenampilan lebih baik lagi. Ia bersyukur formasi perlindungan telah diaktifkan. Sehingga para serigala itu tidak dapat masuk.

***

1
Arsyad Jabar
lanjutkan,chu zhan jangan diam saja kan bisa bantu lewat serangan jarak jauh dengan kekuatan yg besar kan disambit batu juga dah hancur musuh
Arsyad Jabar
pelatih selama seratus tahun selesai pelatihan tingkatan sudah seperti leluhur nih gak ada yang bisa mengalahkan
wawan jepara
Luar biasa
Arsyad Jabar
ceritanya lagi main petak umpet ya
Arsyad Jabar
okelah untuk saat ini
Arsyad Jabar
mantap lanjutkan
Aman 2016
Chu Zhan kenapa menyamar jadi kakek 2 . kenapa tidak terus terang saja
Aman 2016
lanjut terus Thor
Aman 2016
lanjut terus update nya
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat
Aman 2016
ditunggu updatenya Thor lanjut terus semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!