Putri Yang Dibuang Menjadi Putri Luar Biasa

Hari hari berlalu begitu cepat, tidak terasa hari ini Rani mulai masuk sekolah.

Saat akan berangkat ia melihat Mila yang berwajah pucat.

"Kak apa kakak sakit, jika sakit cepat pergi kedokter dulu. Kak Lisa tolong antar kak Mila kedokter dulu" uja Rani khawatir.

"Tidak usah Ran biar kakak antar kamu dulu baru kedokter, hari ini adalah hari pertama kamu sekolah" ujar Mila

"Tidak kak tolong ini perintah, jika tidak mendengarkan Rani lebih baik besok Rani bilang Daddy untuk ganti saja Kaka dengan yang lain" ujar Rani marah.

"Eh jangan Rani... Baik baik kakak akan kedokter tapi bagaimana dengan kamu, begini saja biar Lisa yang antar kamu" ujar Mila

"Tidak Rani berangkat sendiri saja, cepat kak jangan banyak tanya nanti kakak sakitnya semakin parah, bukannya itu buat Rani tambah khawatir jadi tolong pergilah ke dokter. Kakak sudah sangat pucat" ujar Rani

"Mil ayo kedokter, kamu tau Rani adalah gadis luar biasa aku yakin dia baik baik saja, kita akan meminta yang lain mengantikan kita sementara untuk mengawasi dari jauh Rani" ujar Lisa

"Tapi Lis...?" ujar Mila

"Sudah jangan bandel nanti ini akan membuat Rani khawatir dan tidak tenang, Rani hati hati ya " ujar Lisa lalu membawa Mila ke rumah sakit.

Hari ini kebetulan sekali semua sudah pergi, Daddy pergi ke luar kota sedangkan Denis kekantor menggantikan Daddy nya, Dendi dan Dean pergi ke kampus pagi pagi sekali karena ada acara

Sedangkan mommy sedang mengantar Lino ke acara sekolah.

Setelah itu Rani pun melihat sekitar garasi dan disana ia melihat motor sport milik Dean dan yang menguntungkan adalah Dean tidak pernah mencabut kunci motornya.

Rani pun mendekati motor itu dan melihatnya, "aduh ini motor terlalu bagus untuk sekolah bisa bisa ketahuan jika aku anak Daddy"

Lalu ia melihat motor lainya dan pandangan nya jatuh di sebuah motor metik biasa.

"Nah ini dia, ini sederhana tapi sangat bagus aku suka" ujar Rani lalu melihat kuncinya pun ada di sana

Rani mulai menduduki motor itu dan ternyata masih hidup, "Alhamdulillah masih hidup"

Rani memundurkan motornya dan mulai keluar dari garasi, saat keluar dari garasi ia melihat security memandangi nya heran.

"Nona kenapa anda bawa motor, nanti tuan dan nyonya marah, sini biar saya saja yang mengantar anda" ujar security itu khawatir

"Gak usah pak, nanti Rani yang izin pada mommy bapak tenang saja, ayo pak buka pintunya keburu telat" ujar Rani

"Tapi nona bahaya pergi sendiri" ujar security itu

"Sudah gak papa pak, ayo cepat buka pak ini sudah keburu siang" ujar Rani

"Baik nona tapi hati hati" ujar security lalu membuka pintu gerbang dan denga cepat Rani pamit dan pergi.

Rani yang mendapatkan waktu berangkat sendiri pun sangat bahagia, tapi kebahagiaan itu tidak lama karena di depan terjadi kemacetan panjang disana.

Kemacetan panjang itu di akibatkan oleh kecelakaan tunggal yang di alami seseorang bersepeda motor.

Semua yang ada di dekat Korban terlihat cemas menunggu pertolongan dari ambulan.

Tidak seorangpun yang berani mendekati korban yang terlihat masih sadar dan juga sesak nafas, serta menahan sakit di lengan dan kakinya yang harus aja tertimpa sepeda motor miliknya.

"Kenapa lama sekali ambulan datang?" Tanya seseorang disana.

"Mungkin karena macet panjang ini jadi sulit bagi mereka mendekat" jawab orang lainya.

Sedangkan di antara banyak orang yang mengalami macet terlihat Rani yang sudah sangat gelisah karena takut terlambat untuk kesekolah.

"Sebenarnya ada apa ini, kenapa macet sepanjang ini aku ingin melihat nya tapi bagaimana dengan motor ku, jika sampai hilang bisa bisa aku jalan kaki ke sekolah" ujar Rani sembari menoleh sana sini.

Tepat saat menoleh ke kanan ia melihat mobil di sampingnya yang kaca mobilnya terbuka terlihat pria yang sangat tampan sedang duduk dengan wajah dingin dan kakunya.

Rani pun turun dari motornya, lalu mendekati mobil itu, " Tuan aku minta tolong sebentar, bisa tidak bisa harus bisa pokoknya, aku mau kedepan lihat ada apa disana jadi tolong jaga motor ku sebentar saja jangan sampai hilang, jika hilang aku akan mencari anda untuk belikan yang baru, jadi tolong jaga sebentar karena aku tidak bisa maju lagi tidak ada jalan" ujar Rani

Tanpa menunggu jawaban pria itu Rani pun pergi begitu saja dengan lari menuju jalan depan.

Sedangkan pria yang di ajak bicara gadis itu tersenyum kecil setelah tersadar dari kekagetannya, sang aspri Yang ada di depan sudah ketakutan jika bosnya akan marah.

Tapi saat melihat senyum kecil sang tuan ia sangat shock dan berujar dalam hati " sejak kapan tuan bisa tersenyum begitu, itu membuat ku semakin takut"

Sang tuan pun melihat kearah Aspri itu lalu berbicara yang membuat Aspri itu kaget, "Tidak usah heran begitu dan jangan berlebihan sampai takut begitu, aku tidak makan manusia"

Mendengar itu sangat Aspri pun cepat menjawab, "Tidak tuan, maafkan saya"

"Sudahlah, kau jaga sepeda motor itu dengan baik jangan sampai hilang" ujang sang bos

Mendengar perintah tuanya sang aspri sangat terkejut, "Ha.. Jaga motor itu tuan?"

"Iya kenapa, kau tidak mau?" Tanya sang bos

" Tidak berani tuan, baik saya akan menjaga motor itu" jawab Aspri sepat.

"Hem" hanya itu saja jawaban sang bos.

Sedangkan saat ini Rani yang sudah ada di kerumunan orang pun mulai mendekati tempat kejadian.

Saat melihat dan tau apa yang terjadi Rani pun kaget dan dengan cepat mendekati korban.

Rani langsung memeriksanya dengan teliti dan merasakan denyut nadi korban mulai melemah.

Melihat itu semua Rani dengan cepat membuka tasnya dan mengambil kotak kayu miliknya yang berbentuk kecil.

Dia membuka kotak itu dan mengambil jarum akupuntur miliknya, saat semua orang melihat itu pun menjerit melarang Rani agar tidak melakukan hal aneh aneh pada korban.

"He gadis kecil apa yang kau lakukan ini bukan saatnya main dokter Dokter, menyingkirlah jangan menambah penderitaan korban" seru seseorang disana dengan marah.

Mendengar ucapan itu Rani pun. tidak marah tapi matanya menyiratkan ketidak sukanya akan ucapan orang tadi,

"Lebih baik aku yang mencoba dengan apa yang aku bisa untuk menyelamatkan korban, sedangkan kalian yang sudah dewasa bahkan tua tidak ada yang simpatik sedikitpun pada korban" jawab Rani dengan tenang

"He... Apa maksudmu dengan berbicara begitu, dasar anak kecil tidak tau sopan santun" marah orang disana

"Aku tanya kenapa kalian tidak membantu korban justru malah membuat macet jalan dan mengerumuni korban tanpa melakukan apapun" Tanya Rani

"Kami sudah memanggil ambulan dari setengah jam yang lalu tapi belum juga datang jadi bukan salah kami, kau masih kecil tau apa" ucap seorang ibu ibu dengan sinis.

Mendengar ucapan itu itu Rani sangat kesal

Bersambung