bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Persidangan
"memang yaa, cinta itu membuat orang bodoh! Kamu ini contohnya, pantas aja mami dan papi mu menentang! Siapa juga yang mau anak perempuannya di perlakukan seperti itu di awal-awal, jelas di awal pernikahan kalian itu sudah tidak baik. Mana ada pernikahan yang delapan puluh persennya pihak wanita yang menghendel, ini malahan seratus persen kamu handel sendiri. Sama dia menginjak harga diri kamu!!" kata om darma yang juga di benarkan oleh tante sulis.
Andine pun menggaruk kepalanya yang tak gatal dan tertawa miris menertawai hidupnya.
"sudah-sudah sekarang mendingan kamu habiskan makan kamu, habis itu balik kekamar. Bukannya besok kamu harus datang kepersidangan?" tanya tante sulis membuat Andine membelalakan mata.
"emang iya om besok Andine udah bisa datang kepersidangan?" tanya Andine pada om darma yang hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"yaa,,, biar semua nya cepat selesai dan kamu bisa bebas lagi mempergunakan apa yang kamu punya, om ingin kamu membuat dia menyesel sangat sangat menyesal sudah menyia-nyiakan kan mu!" kata om darma.
"baiklah kalau begitu, Andine akan bersiap untuk besok. Lagi pula Andine yakin pengadilan akan menyetujui perceraian Andine!" jawab Andine sambil menghabiskan sisa makanan di piringnya.
"bagus kalau kamu sudah yakin, sudah sana. Sebaiknya kembali kekamar!" kata om darma di angguki oleh Andine.
Didalam kamarnya Andine banyak merenung, ia begitu menyesal telah tidak mendengarkan apa yang mami dan papi nya katakan. Sekarang, dia harus menuai atas apa yang dia lakukan.
Sementara itu dirumah bu Murni, ia kembali menghadapi Rudi yang tampaknya masih sangat kesal dengan ibu dan adiknya.
"Makan dulu Rud, sedari tadi kamu didalam kamar terus. ada yang mau ibu bicarakan dengan kamu!" kata bu Murni membuat Rudi memicingkan mata.
"bicara apalagi bu?!" kata Rudi dengan kesal sambil memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya.
"besok bukannya sidang perceraian kamu yang pertama?" tanya bu Murni membuat Rudi menghentikan makannya.
"Masa sih bu? Emang besok tanggal berapa!" tanya Rudi membuat bu Murni mendengus kesal.
"besok tanggal lima belas Rud, kamu ada agenda sidang mediasi sesuai sama surat panggilan sidang yang kemarin itu. Kan sudah ibu taruh suratnya di kamar kamu!!" kata bu Murni dengan kesal.
"oh yaaa,, lupa aku gak buka bu!" jawab Rudi dengan santai.
"kamu gak berniat datang kesana besok Rud?" tanya bu Murni yang melihat Rudi hanya santai.
"ngga ah bu, lagian kalau Rudi gak datang pasti batal perceraian itu. Jadi mendingan gak usah datang, biar aja status kami gantung seperti ini!" kata Rudi membuat bu Murni membelalakan mata.
"astaaagaa,, ajaran dari mana itu Rud? Kalau kamu gak datang justru proses perceraian kalian jadi lebih cepat, bahkan kamu juga bisa gak dapat apa-apa kalau kamu gak hadir!!" kata bu Murni dengan mata melotot.
"Masa sih bu? Tapi, kata temen Rudi sebaiknya gak usah datang biar proses perceraian itu batal karna salah satu pihaknya gak datang ke pengadilan!" kata Rudi membuat bu Murni menggeleng kan kepala.
"kamu itu jangan terlalu bodoh Rudi!! Justru kalau kamu gak datang kesana putusan sidang malah lebih cepat, apalagi kalau Andine punya bukti yang cukup! tapi kalau kamu datang kan kamu bisa membela diri dan menyanggah semua tuduhan itu, bahkan kamu juga bisa meminta harta gono-gini!!" kata bu Murni membuat Rudi menghentikan makannya.
"harta gono-gini?!" tanya Rudi membuat bu Murni dan Niken menganggukan kepala.
"bener apa kata ibu mas, seharusnya kamu itu datang. Kamu harus membela diri kamu sendiri, kamu juga harus mendapatkan gono-gino dari mbak Andine mas. Selama ini kan kamu yang memberikan dia nafkah!" kata Niken yang ikut bicara dan dibenarkan oleh bu Murni.
"harta gono-gini apa yang bisa aku tuntut, sementara Andine saja sudah bangkrut dan gak punya apa-apa lagi sekarang!!" kata Rudi mendesah panjang.
"Nah itu dia mas, sepertinya kita yang terlalu bodoh mempercayai kalau mbak Andine sudah bangkrut mas!" kata niken membuat Alis Rudi menyerit heran.
"Maksud kamu?!" tanya Rudi.
"yaa maksud aku, aku yakin mbak Andine hanya membodohi kita dengan bilang kalau dia bangkrut padahal selama ini dia gak bangkrut seperti apa yang dia katakan!" kata Niken membuat mata Rudi membola.
"kenapa kamu punya fikiran seperti itu? Kan kamu aja tau sendiri kalau rumah yang kalian tempati itu sudah di ambil sama depkolektor dari bank. Kok sekarang jadi berubah begini, bingung Rudi!!" kata Rudi membuat Niken dan bu Murni berdecak kesal.
"itu lah kamu mas, terlalu bodoh jadi orang. Udah lah, sekarang saran aku lebih baik mas itu datang ke pengadilan agama besok. Kita lihat, mbak Andine beneran bangkrut atau ngga!" kata Niken.
"kenapa sih, kok jadi kamu yang menggebu. Lagian kapan kamu ketemu sama Andine, mas aja sampai sekarang gak pernah ketemu sama dia bahkan mas gatau dia tinggal dimana sekarang!" kata Rudi.
"Aku tuh ketemu mbak Andine tadi siang Mas, danas harus tau. penampilan, bahkan tas dan perhiasannya semuanya nempel di badan dia mas seperti sedia kala. Coba mas ingat-ingat, waktu pindah kesini dan mengaku bangkrut jangan kan tas bermerek anting-anting pun gak dia pakai. Ia gak? Dan sebelum pergi dari rumah ini, dia juga berpenampilan biasa aja kan? Tapi saat aku lihat kemarin, dia cantik mas bahkan bawa banyak belanjaan!!" kata Niken terus mengompori.
"ohyaaa,, kamu ketemu dia dengan siapa? palingan juga dia dibayarin salah satu keluarganya dan tinggal disana sekarang makanya dia bisa kembali seperti semula!" kata Rudi kembali membuat kedua perempuan itu berdecak kesal.
"ck,, mas mas kamu itu masih gak ngerti juga ya, kalau memang ada salah satu saudara mbak Andine di sini gak mungkin kan mereka membiarkan harta mbak Andine bangkrut begitu aja. Mereka pasti bantu, feelling niken nih ya mas. Antara mbak Andine pura-pura bangkrut atau kondisi keuangan perusahaannya sudah membaik karna bantuan dari saudara nya itu!" kata niken membuat Rudi terdiam.
"bener apa yang di bilang sama niken Rud, makanya besok kamu harus datang kepersidangan. Lagian besok kan masih mediasi, kamu bilang aja kalau kamu gak mau bercerai dengan Andine. Selesai deh!" kata Bu murni yang juga di angguki oleh Niken.
"bener mas, dengan begitu kita bisa lihat bagaimana penampilan mbak Andine saat kepersidangan dan juga mencari tahu mbak Andine beneran bangkrut atau ngga. Yaa kan kalau pun kamu gak bisa balik sama dia, setidaknya kamu bisa dapat harta gono-gini. Iyakan bu?" kata Niken yang langsung di angguki oleh bu Murni.
Rudi terdiam, sekilas dia membenarkan apa yang dikatakan oleh ibu dan adiknya tapi satu sisi ia juga tidak yakin dengan apa yang di katakan oleh Niken sial Andine. Karna selama ini, yang ia tau Andine tak pernah membohongi dirinya sebagai suami. Setelah percakapan itu, mereka pun masuk kedalam kamar masing-masing dengan pikiran yang berbeda di kepala mereka.
Keesokan pagi nya, Andine sudah bersiap untuk datang kepersidangan yang dijadwalkan pukul sembilan pagi. Ia tengah sarapan bersama dengan om dan tante nya.
"bagimana untuk hari ini, apakah kamu siap?" tanya om darma dengan tegas.
"tentu saja siap om, tante temenin aku kan?" tanya Andine pada tante sulis.
"iyaa tante temenin kamu!" jawabnya dengan senyuman setelah menatap sekilas kearah sang suami.
"Makasih yaa tante, nanti kalau semuanya sudah selesai dan pembalasan Andine juga sudah tuntas. Andine mau menyusul mami sama papi ke new zealand, Andine mau minta maaf karna Andine gak mengindahkan perkataan mereka waktu itu!" kata Andine dengan kepala tertunduk. Tante sulis dan om darma pun tersenyum dengan perkataan ponakannya itu.
"pergilah sayang, mami sama papi kamu pasti seneng kalau kamu datang kesana!" kata tante sulis tersenyum lembut pada Andine yang matanya sudah berkaca-kaca.
"iyaa tante, Andine menyesal sekali" jawabnya sambil menghapus air mata yang sudah mengalir ke pipinya.
"yasudah sekarang kamu sarapan dulu, habis itu kita berangkat kepengadilan sama-sama" kata om darma yang langsung di angguki oleh Andine.