NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FRUSTASI DAN DEPRESI

Dengan cepat Seno membuka pintu tersebut, Aldi kaget seketika melihat kedatangan Seno di hadapannya.

"Seno.."

Ucap gugup Aldi Ia langsung terbangun dari duduknya.

"Brengsek Lo ya Aldi, apa yang mau Lo lakukan terhadap Anita"

"Gue... Seno Gue bisa jelaskan"

Seno melihat Anita setengah telanjang, seno sungguh tak terima dan tak segan-segan Seno menonjok wajah Aldi dengan sangat kuat.

"Seno tolong, Lo jangan seperti ini, Kita ini kan berteman Seno"

"Berteman Lo bilang, teman macam apa Lo hah.. yang mengambil kesempatan untuk berbuat bejat seperti ini"

Dan perkelahian pun terjadi, Seno terus memukuli Aldi hingga bonyok, Aldi yang tak mau mati sia-sia di pukuli Seno, kini membalas dengan berbagai pukulan.

Di saat perkelahian terus terjadi, obat bius yang di berikan pada Anita sepertinya sudah tidak bekerja lagi, Anita kini mulai sadar.

"Aduh kepala ku"

Lia yang melihat Anita sudah sadar kini mendekati Anita.

"Anita.. Lo gak apa-apa?"

Anita menatap wajah Lia, lalu saat tersadar Ia melihat tubuhnya yang sudah tak berpakaian.

"Lia.. Apa yang terjadi kenapa Gue gak pakai baju"

Lalu Anita melihat perkelahian antara Aldi dan Seno.

"Seno.. Aldi, Lia ini sebenarnya ada apa?"

"Sudah nanti saja jelasinnya, sekarang cepat pakai baju Lo, Kita harus pergi dari sini"

Anita pun segera memakai bajunya, lalu Lia menarik tangan Anita untuk keluar dari kamar, namun Anita menghentikan langkahnya, Ia tak mungkin meninggalkan Seno yang sedang berkelahi.

"Tunggu Lia, Seno harus keluar juga dari sini"

"Sudah Seno pasti akan menyelesaikan urusannya dengan Aldi, yang penting Kita keluar dulu"

Namun Anita enggan meninggalkan Seno, Ia memikirkan cara untuk membantu Seno, lalu Ia melihat sebuah patung hiasan di atas meja, dengan segara Ia mengambil patung itu, dan memukulkannya di kepala Aldi.

Aldi kaget dengan pukulan itu, Ia pun memegangi kepalanya dan mulai tersungkur jatuh sedikit darah bercucuran dari kepala Aldi, membuat Mereka semua tampak tegang.

"Sekali lagi Lo macam-macam dengan Anita, Lo akan terima akibatnya, dan ingat pertemanan Kita cukup sampai disini"

"Seno... Gue gak menyangka Lo bisa berbicara seperti itu hanya untuk wanita ini"

Ucap Aldi dengan suara terbata-bata karena menahan rasa sakit, mendengar ucapan Aldi Anita langsung menampar wajah Aldi dengan kuat.

"Dasar bajingan, jadi Kamu mau memperkosa Aku dengan cara yang menjijikan, Seno berhak tahu siapa Kamu sebenarnya, selama ini Aku gak pernah ceritakan keburukan Kamu kepada Seno, tapi makin lama Kamu semakin kurang ajar"

Setelah selesai memaki Aldi Anita kini mengajak Seno keluar segara dari hotel ini.

Mereka sudah di dalam mobil Seno, dan Anita kini menangis, merasa dirinya sudah ternodai oleh Aldi.

"Gak syaang, Aldi belum sempat apa-apain Kamu"

"Bagaimana Kamu tahu Seno, Kamu gak ada di kamar itu kan"

Lia ikut bersedih dengan apa yang baru saja terjadi, dan Ia hanya diam menyimak pembicaraan Mereka.

"Aku emang gak tahu saat di dalam Aldi sudah berbuat apa sama Kamu, tapi Aku yakin Aku datang tepat pada waktunya"

"Iya Anita, setelah Kamu dan Aldi di dalam kamar itu, gak lama Seno langsung datang selamatkan Kamu"

Ucap Lia membantu meluruskan keresahan Anita.

"Lia.. Makasih banyak ya, Kamu sudah melindungi Aku hari ini, kalau bukan Kamu yang lihat Aldi membawa Aku pergi, dan kalau Kamu gak bantu Aku, Aku gak tahu mungkin Aku sudah..."

"Anita.. Kita berteman, Kamu juga sering bantu Aku kan kalau Aku butuh bantuan, dan Aku gak mau Kamu kenapa-kenapa, Aku ingin lihat Kamu bahagia sama Seno"

Seno dan Anita terharu mendengar kata-kata Lia, Anita pun menggenggam tangan Lia dan tersenyum hangat padanya.

"Aku yakin kok Aldi belum sempat ngapa-ngapain Kamu"

Ucap lagi Lia berkata untuk meyakinkan Anita, jika dirinya memang tidak ternodai, Anita hanya terdiam merasa belum yakin akan ucapan Lia.

"Anita, Kita harus pulang Sena pasti tunggu Kamu di rumah"

"Iya Seno"

Setelah mengantar Lia pulang kerumahnya kini Seno akan pulang mengantar Anita.

"Anita, sudah jangan Kamu pikirkan ya masalah tadi"

Anita tak menjawab Ia hanya tersenyum bingung, menganggukkan kepalanya.

Di sepanjang jalan Anita masih memikirkan dirinya yang tadi setengah telanjang, dan Ia membayangkan apa saja yang sudah di lakukan Aldi pada tubuhnya itu.

"Gak... Gak... Aku masih Suci kan?"

Anita menangis kecil membuat Seno mengentikan mobilnya.

"Sayang, sudah dong jangan seperti ini"

"Aku gak tahu apa yang di lakukan Aldi saat Aku pingsan Seno, apakah benar Kamu datang tepat waktu Kita gak tahu itu"

Anita mulai tantrum tidak bisa tenang, lalu Seno mendekap Anita dan berkata,

"Gak sayang, Kamu gak tersentuh sama Dia Aku yakin, please Kamu jangan seperti ini, lagi pula Aku gak perduli Kamu mau suci atau gak, Aku akan tetap menikahi Kamu dan selalu mencintai Kamu"

Anita terdiam dan menatap mata Seno begitu dalam.

"Kamu yakin Kamu bisa terima Aku?"

"Aku yakin dan sangat yakin, jadi tolong please berhenti memikirkan kejadian itu"

Seno memeluk Anita lagi dengan erat, dan membelai rambut Anita.

"Bajingan Kamu Aldi, apa ini yang memang Kamu rencanakan membuat hati Anita gelisah dan tidak percaya pada dirinya sendiri, yang akhirnya akan merusak hubungannya denganku"

Dari kejadian tadi, Seno kini sangat membenci Aldi, walau dalam hati Seno sebenarnya Ia juga merasa bertanya-tanya apakah Anita sudah tersentuh oleh Aldi atau belum, namun dengan keyakinan dan rasa cinta yang kuat, Seno menghilangkan perasaan itu dan terus meyakinkan Anita bahwa dirinya tidak pernah ternodai.

Setelah kembali pulang ke rumah, Anita terlihat berbeda, Ia bicara sekedarnya, dan tak tersenyum pada orang rumah, hingga Tante Risma bertanya-tanya ada apa dengan Anita.

"Aku gak apa-apa kok Tante"

"Kamu yakin, Kamu kalau sakit berobat Anita"

"Anita gak apa-apa kok Tante, mungkin Dia capek seharian kerja"

Ucap Seno menyahuti pertanyaan Tante Risma.

"Ya sudah Kalian makan dulu ya"

"Gak perlu Tante, Aku mau mengajak Anita ke rumah Mamah Aku dulu, nanti Kita akan makan di luar"

"Lalu Sena mau Kalian ajak atau gak?"

"Sena Kami ajak Tante, lagi pula Mamah sudah tahu yang sebenarnya, bahwa Sena Anak Aku, jadi biar Sena mengenali Omanya"

Anita kini mandi membersihkan tubuhnya, Ia menangis tanpa suara, walaupun memang belum tentu Aldi memperkosanya, tapi Ia merasa jijik dengan dirinya, Ia pun mencuci setiap inci tubuhnya dengan busa yang melimpah, dan Ia terus menggosok gosok bersih bibirnya.

"Apa bibir ini Dia sentuh?"

Anita berkata sambil menangis kecil.

"Aku benci Kamu Aldi, Aku benar-benar membenci Kamu, dasar laki-laki bejat"

Ucapnya berkata dengan suara bersedih.

Satu jam sudah Seno menunggu Anita, namun Anita tak kunjung keluar dari kamarnya.

"Tante Anita sudah selesai belum ya, kok lama sekali"

"Gak tahu ya Seno, Tante lihat dulu sebentar deh"

"Anita"

Tante Risma kaget saat melihat Anita memotong rambutnya dengah acak.

"Apa yang Kamu lakukan?"

"Aku..."

Anita tak dapat menjawab pertanyaan Tante Risma, Ia hanya bisa menangis sambil memegangi gunting yang tajam.

Seno segera mendekati kamar Anita, dan Ia juga terkejut melihat rambut Anita yang berserakan di lantai.

"Sayang Kamu sedang apa?"

Anita tak dapat menjawab, matanya memerah sembab karena menangis terus, lalu Ia melemah tersungkur jatuh ke lantai.

Seno ikut sedih melihat hal itu, Ia pun mendekati Anita dan memeluk Anita dengan penuh kasih sayang.

"Aku... gak bisa lupakan kejadian itu Seno, Aku gak tahu Aku sudah di ternodai atau tidak"

Anita berbicara dengan suara menangis tersedu-sedu.

"Aku mau potong rambut Aku, Aku mau hilangkan rasa jijik pada diri ini Seno"

Seno semakin bersedih melihat Anita yang mulai depresi, begitu pun Tante Risma Ia ikut bersedih walau sebenarnya Ia tak tahu apa yang sedang terjadi pada Anita.

"Mamah..."

Tiba-tiba Sena masuk ke kamar Anita, dan Ia melihat pemandangan yang berantakan di dalam kamar, potongan baju yang berhamburan, rambut yang berserakan di lantai membuat Sena bertanya-tanya.

"Mamah kok berantakan kamarnya"

"Sena Sayang, sini Nak"

Ajak Anita kepada putrinya.

Lalu Anita langsung memeluk Sena dengan erat, Anita menangis sesenggukan hingga air mata jatuh menetes di pipi Sena.

"Mamah nangis, Mamah kenapa?, apa om papah yang buat Mamah nangis?"

"Gak Syaang, bukan Om Papah, Om papah sangat sayang sama Mamah, Mamah cuma capek badan Mamah sakit jadi Mamah nangis"

"Beneran Mah?"

Tanya Sena dengan raut wajah bersedih.

"Sena, sini Nak sama Tante, Mamah butuh waktu untuk ngobrol sama Om Papah"

Lalu Seno mengatakan pada Sena, jika dirinya sangat sayang dengan Anita dan tidak akan mungkin menyakiti Anita.

"Sena harus percaya ya sama Om Papah"

"Iya Mah, iya Om Papah"

Sena pun pergi mengikuti Tante Risma ke ruang depan.

Untuk menghentikan keresahan hatinya, juga depresi Anita, Seno mengatakan sesuatu.

"Lakukan sesuka hati Kamu, jika itu membuat Kamu yakin gak pernah terjadi apapun di hotel itu, Kamu mau Kita potong rambut Aku akan turuti, Kamu mau Kita beli baju yang banyak Aku akan belikan Anita, dan Kamu bisa membuang semua baju yang membuat Kamu jijik"

Anita masih menangis mendengarkan ucapan Seno, lalu Ia memeluk lagi Seno dengan erat, kemudian menjawab,

"Aku minta maaf, Seharusnya Aku bersyukur dapat lelaki seperti Kamu, Kamu mencintai Aku apa adanya Seno, Aku janji gak akan mau mengingat hal ini lagi, Aku janji"

Seno pun tersenyum bahagia mendengar Anita berkata seperti itu.

"Kamu harus janji oke, Aku ingin Anita yang ceria, yang bahagia, bukan Anita yang seperti ini"

Anita kini menghapus air matanya, lalu Ia mulai tersenyum walau tangisnya masih tersisa namun Ia berusaha untuk tetap tegar.

"Makasih sayang, Kamu selalu support Aku, dan bantu Aku di saat Aku membutuhkan Kamu"

Seno semakin mencintai kekasihnya, seandainya dulu tak pernah terjadi perjodohan itu, mungkin dirinya dan Anita masih terus saling memiliki hingga kini.

"Ya sudah, sekarang Kita ke salon sebentar, Kita benarkan rambut Kamu"

Setelah masalah teratasi, Anita pun bersiap pergi menuju Rumah Bu Riana.

"Anita Kamu baik-baik saja kan?"

"Aku baik Tante, maaf ya tadi sudah membuat Tante jadi khawatir"

"Apapun masalah Kamu, Tante mohon Kamu harus ingat ada Sena yang harus Kamu pikirkan"

"Iya Tante, Aku dan Sena pamit pergi dulu ya, doakan ya Tante semoga Mamahnya Seno, mau menerima Aku sebagai menantunya"

"Pasti Anita, Tante doakan dari sini, semoga sukses ya"

Di rumah Aldi mengompres bekas luka lebam di wajahnya akibat tonjokan Seno.

"Sialan Seno, Lo sekarang sudah gak mau berteman ya sama Gue, gak masalah.. Tanpa Lo Gue masih bisa berdiri"

Ucap Aldi merasa dirinya paling kuat.

"Anita... Gue gagal lagi dapatkan Lo, suatu saat nanti Gue akan buat rencana yang lebih matang, supaya Seno gak datang tiba-tiba seperti tadi, dan Lia cewek itu, brengsek... lihat... kalian berdua akan di pecat dari pekerjaan Kalian"

Aldi kini akan melakukan hal yang membuat Lia juga Anita kehilangan pekerjaannya.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!