Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ares bucin sama Ruby
Mereka baru sampai di jalan tol, dengan kecepatan sedang doni membela jalanan yang terlihat ramai dengan mobil besar yang lalu lalang menerobos jalan tol.
" Kak, nanti mau mampir kerumah tante dulu apa langsung balik lagi? " tanya Ruby sambil menyuapkan cemilan pada mulut sang kakak yang fokus melihat jalanan di depan.
" Langsung balik aja Gak usah mampir mampir Byy, kamu tau sendiri tante suka kepo dan ngomongin kita. Males gw "
" Iya juga si aku juga.... hugk____ Ruby langsung menghentikan ucapannya dan sepontan menutup mulutnya, ia benar benar merasa ingin muntah sekarang.
Doni melirik sesaat pada Ruby yang terlihat merunduk menahan mual " kamu kenapa Byy, tumben tumbenan kamu mabuk perjalanan." ujar Doni yang sedari tadi melirik ruby khawatir.
" gak tau enek.. hugk " Ruby melipat Snack yang sedari tadi ia pegang, perutnya benar benar merasa tidak enak sekarang. Ini juga kali pertama Ruby sampai mabuk perjalanan.
" Mau mampir di resarea dulu, kita istirahat dulu ya Byy "
" Gak usah kak, lagian udah Deket sama tujuan kan. To perut aku cuma enek doang gak sampai muntah jadi kita lanjut aja. " Ruby tetap kekeh tidak mau untuk istirahat walaupun Perutnya masi meras enek.
Cukup lama mereka mengendarai mobil sampai akhirnya mereka telah sampai di pemakaman orang tuanya, hanya butuh waktu 30 menit dan kini akhirnya mereka sampai di parkiran sebelah pemakan. Ruby dan doni pun turun dari mobil sambil membawa bunga yang sudah mereka beli.
" Byy, kamu gak papa?. Perut kamu masi mual? Kalo mual duduk aja dulu di dalam mobil baru kemakam. " Doni membuka lagi pintu mobilnya dan menyuruh sang adik untuk duduk di kursi mobil.
" Gak usah. udah mendingan kok. Kita kemakam aja yuk kak biar nanti pas pulang gak kemaleman " Ruby mengandeng tangan Doni membawanya pergi menuju Area pemakaman.
" Tapi kamu kalo masi mual bilang ya Byy, biar kita istirahat dulu. Aku kasian dari tadi liat kamu di mobil nahan mual."
" Udah gak papa, ayok cepet jalanya. " Ruby masih setia menarik tangan Kakaknya menuju makam kedua orang tuanya.
" Iya iya, sabar dong Byy "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ares terlihat masi Asik bermain game PS di layar televisi tepatnya di ruang tamu bersama sahabatnya rendi, Ia tidak pergi keluar ataupun pergi nongkrong bersama para teman temanya yang lain. Ia lebih memilih duduk diam di rumah bermain game bersama rendi yang baru saja datang di dalam kediamanya.
" Lu napa si res, sekarang sekarang udah susah banget di ajak keluar. Waktu lo, kalo gak di habiskan bareng Ruby ya main PS kayak gini. Mungkin kalo gw gak kesini lu masi beta kali sendirian main ps di sini." Rendi menatap Ares penuh keheranan karena Ares sudah dua Minggu ini tidak datang ke basecamp tempat mereka biasanya kumpul.
"Gak tau gw males aja ke basecamp, apa lagi kan bentar lagi ada ujian. " Tampa melihat kearah Rendi sahabatnya, ia tetap fokus menatap layar besar yang ada di depannya.
" Ck, biasanya lu kalo ada ujian ataupun ada praktek di sekolah tetapi ke basecamp. Sejak kapan lo yang pintar ini takut dengan hasil ujian"
" Sejak gw mengenal Ruby dan berniat untuk menikahinya. Lagian gw baru juga dua Minggu ini gak kesana udah di omongin aja ck."
Rendi jelas merasa kesal dengan omongan Ares. sejak Ares tidak datang ke basecamp lagi, Tempat itu lebih sepi dari biasanya bahkan terkadang hanya terisi 2 atau 3 orang yang datang. "Bucin banget lu anjing, lagian kalaupun kamu bodoh lu tetep bisa nafkahi ruby dengan kerja di perusahaan bokap lu. Terus yang bikin basecamp itu kan elu ege. Dan lu ketuanya. Masa ketua gak pernah datang ke basecamp ck" Rendi hanya bisa berdecak kesal dengan sahabatnya ini.
" Siapa yang lo sebut ketua, gw bukan ketuanya Cok." katanya dengan nada tinggi menatap sinis pada rendi yang ada di sampingnya.
Ares adalah perokok aktif dan pecandu alkohol, tapi ia tidak pernah sekalipun memperlihatkan hal itu di depan Ruby pacarnya, karena ia tidak mau asap dari rokok yang ia hisap dihirup oleh Ruby. Ia juga tidak mau memperlihatkan dirinya yang sedang sempoyongan di depan Ruby Sang kekasih.
Sejak satu bulan lalu Ares membuat janji kepada dirinya sendiri untuk mengurangi rokok dan juga alkohol yang sering ia konsumsi. Ia tidak mau ruby akan mendapatkan dampak dari Asap rokok atau prilaku yang akan ia timbulkan ketika dalam pengaruh Alkohol. Maka dari itu ia sudah jarang datang ke basecamp karena ia takut dengan dirinya sendiri yang bisa saja melanggar janjinya dan ikut minum bersama para sahabatnya di basecamp.
" Terserah lu aja Res, semenjak lu kenal Ruby lu udah bener bener jadi orang sok baik yang bahkan udah gak mau ikut balapan lagi! " entah ini terlihat baik untuk Ares atau tidak, tapi yang jelas bagi rendi sahabat Ares ini gak terlalu baik buat dirinya.
" gw hanya mau Ruby melihat gw dengan versi terbaik dari diri gw. Gw gak mau Ren, kalo Ruby sampai liat gw dalam keadaan yang benar benar buruk. "
Pukkk
Rendi menepuk pelan bahu Ares sambil tersenyum getir menatap sahabatnya yang sudah benar benar terlihat buta akan cinta. "Gw harap lu gak terlalu berharap dengan seseorang res. Setiap orang pasti bisa berkhianat bahkan orang yang lu cintai sekalipun "
" Gw ngerti maksud lu ren, tapi gw gak akan pernah menyesal kalaupun Ruby berkhianat. yang jelas gw tulus menyukainya dan selalu berusaha untuk membahagiakannya. " Katanya dengan senyuman menatap sahabatnya Rendi.
" Ck, jijik banget gw kalo liat lu mode bucin kayak gini, Dahlan gw balik aja anjir. "
Greep
Ares menahan tangan rendi agar tidak pergi dari kediamannya " bentar dulu satu ronde lagi. Lagian lu kan baru datang santai aja dulu ren. "
" Ck " rendi hanya bisa berdecak dan mengambil lagi stil Ps yang tadi ia tatuh di samping, melanjutkan permainannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lucas baru saja sampai di perusahaan Erlangga milik bokapnya, walaupun ini hari Minggu Lucas tetaplah sibuk bergulat dengan dokumen dokumen ataupun pertemuan dewan yang akan di lakukan. Seperti sekarang Lucas datang di perusahaan Ayahnya untuk mengurus dokumen yang akan di serahkan pada saat pertemuan dewan besok lusa.
perusahaan ini terlihat sepi tampa ada para pegawa yang lalu lalang, dengan langkah lebar ia berjalan menuju ruangan Ayahnya yang ada di lantai lima. Ia segera memencet lift menunggu sampai lift itu terbuka.
Ting
Lift itu terbuka dan segera ia menaikinya, Lucas datang ke perusahaan ini sendiri tampa adanya Asisten yang biasa menemaninya. Tidak butuh waktu lama lift itu terbuka dan Lucas melangkah pergi menuju ruangan Ayahnya. Dengan langka lebar sambil membawa dokumen yang sedari tadi ia tenteng ia melenggang pergi.
" Lucas "
Mendengar ada yang memanggilnya ia sepontan menengok kebelakang dan ternyata itu adalah ibunya diana. Ia langsung berhenti menatap heran pada sang ibu yang ada di kantor ayah.
" Kamu mau ke ruangan papah, ayok bereng. Mama juga udah buatin bekal makan untuk kalian. Kita makan siang dulu Lucas. " ujar Diana menggandeng anaknya pergi membawanya menuju kantor sang suami.
" Mama ngapain si kesini tumben banget datang kekantor, biasanya juga ikut Arisan. " Lucas hanya pasrah di tarik oleh sang ibu yang terlihat senang.
" Mama sengaja datang kesini karena ayahmu sibuk setelah pulang dari luar negri. Mangkanya sebagai istri yang baik mama masakin makanan buat papah, eh taunya kamu juga datang kesini yaudah kita makan bareng aja. "
" Gak mau, ma aku mau makan sendiri aja. Lagian aku masi ada yang harus di urus" tolak Lucas sambil menarik tangannya yang sedari tadi dipegang ibunya.
" Sekali aja Cas, kamu selalu aja sibuk dengan pekerjaan kamu. Emang kamu gak bosen berkutik dengan kertas kertas itu."
Kini mereka sudah berada di dalam ruangan Ayahnya. Lucas hanya bisa menuruti permintaan ibunya dan ikut duduk di sofa makan bersama kedua orang tuannya.
" Kamu harus makan yang banyak Lucas, sejak kamu pindah ke apartemen kamu pasti jarang makan kan." Diana menaruh lauk pauk yang ia masak keatas piring anaknya.
Lucas mendengus kesal menatap piring makanya yang sudah menumpuk banyak akibat ulah orang tuannya.
"Di habiskan, mama udah bikin masakan itu dengan susah paya jadi hormati ibumu ini"
" Ehm." Deheman Lucas yang menandakan iya, jelas iya terlihat kesal dengan makanan yang ada di piringnya. Tapi ia hanya bisa pasrah dengan permintaan ibunya.
" Katanya kamu mau launching produk baru, udah sampai mana prosesnya?" tanya Toni Ayah dari Lucas sambil menatap anaknya yang ada di depannya.
" Baru sampai pemotretan pah, mungkin Minggu depan akan launching produknya. " Tampa melihat orang tuanya Lucas hanya fokus pada makanan di depannya.
" Ajak lah adikmu sekali kali, dia bentar lagi lulus dan harus belajar untuk mengurus perusahaan seperti kamu Cas. "
" Iya "