NovelToon NovelToon
Suamiku Dokter Tampan

Suamiku Dokter Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Dokter Genius / Dokter Ajaib / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Icut Manis

"ABANG HATI-HATI!!!" teriak seorang anak kecil menarik tangan Arrazi yang berdiri diatas pagar jembatan. Hingga keduanya terjatuh di alas jembatan yang berbahan beton.
"Aduh!" rintih gadis kecil yang badannya tertindih oleh Arrazi yang ukuran badannya lebih besar dan berat dari badan kecilnya. Laki-laki itu langsung bangun dan membantu si gadis kecil untuk bangun.
Setelah keduanya berdiri, si gadis kecil malah mengomel.
"Jangan berdiri di sana Bang, bahaya! Abang emang mau jatuh ke sungai, terus di makan buaya? Kalo Abang mati gimana? Kasian Mami Papinya Abang, nanti mereka sedih." omel gadis kecil itu dengan khawatir.
Menghiraukan omelan gadis kecil di depannya, Arrazi menjatuhkan pantatnya di atas jembatan, lalu menangis dengan menekukan kedua kaki dan tangannya menutupi wajah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 3 : MALAIKAT KECIL

"*ABANG HATI-HATI!!!" teriak seorang anak kecil menarik tangan Arrazi yang berdiri diatas pagar jembatan. Hingga keduanya terjatuh di alas jembatan yang berbahan beton*.

"*Aduh!" rintih gadis kecil yang badannya tertindih oleh Arrazi yang ukuran badannya lebih besar dan berat dari badan kecilnya. Laki-laki itu langsung bangun dan membantu si gadis kecil untuk bangun*.

*Setelah keduanya berdiri, si gadis kecil malah mengomel*.

"*Jangan berdiri di sana Bang, bahaya! Abang emang mau jatuh ke sungai, terus di makan buaya? Kalo Abang mati gimana? Kasian Mami Papinya Abang, nanti mereka sedih." omel gadis kecil itu dengan khawatir*.

*Menghiraukan omelan gadis kecil di depannya, Arrazi menjatuhkan pantatnya di atas jembatan, lalu menangis dengan menekukan kedua kaki dan tangannya menutupi wajah*.

*Melihat itu, gadis kecil melepaskan tas yang di gendongnya di punggung. Lalu ia mengeluarkan sapu tangan berwarna pink dengan hiasan bordir bunga daisy berwarna biru disisi sebelah kanannya, kemudian memberikannya kepada Arrazi*.

"*Jangan nangis Bang. Semangat Abang udah gede. Abang hebat, Abang kuat. Don't give up, Abang." ucap gadis kecil itu. Mendengar kalimat yang diucapkannya, Arrazi mengangkat kepalanya melihat kearah gadis kecil yang masih berdiri sambil mengulurkan sapu tangan untuknya*.

*Arrazi tidak dapat melihat dengan jelas wajah gadis kecil itu. Karena kilau cahaya matahari, juga matanya yang basah. Namun, Arrazi melihat senyuman gadis kecil itu. Dua gigi atas yang tengahnya tidak ada, gadis kecil itu ompong*.

"*Jangan pergi." ucap Arrazi saat tubuh gadis kecil itu mulai menghilang dari pandangannya*.

"Jangan pergi."

"Razi? Woy, Arrazi bangun!" panggil Dhafir membagunkan Arrazi yang sedang tidur dan mengingau di sampingnya.

"Mimpi buruk lo, Zi?" tanya Dhafir dengan menautkan keningnya, melihat Arrazi yang sudah bangun dari tidurnya dengan posisi duduk, dan menyeka keringatnya.

"Ambil gue minum." pinta Arrazi, mengulurkan tangannya meminta minum yang ada di meja depan Dhafir.

Dhafir segera mengambilkan minum dan memberikan kepada Arrazi. Arrazi menerima air minum itu dan meneguknya hingga tandas.

"Haus lo, Zi? Apa doyan?"

Arrazi tak menjawab pertanyaan Dhafir.

"Malaikat kecil gue, Fir." gumam Arrazi.

Pandangannya lurus kedepan, sepasang mata hazel menatap kosong layar TV yang sedang menampilkan pertandingan bola yang sedang di tonton Dhafir.

"Lo kayaknya kalo udah mati bakal jadi arwah gentayangan, dah Zi." cibir Dhafir. Ia paham maksud ucapan Arrazi. Karena ini bukan pertama kali sepupunya itu menyebut gadis kecil yang menyelamatkan dia dari percobaan bunuh dirinya di masa lalu sebagai 'MALAIKAT KECIL'. Apalagi gadis kecil itu kerapkali datang di mimpinya.

"Fir, lo nggak bisa apa cariin dia buat gue? Secara kan lo........."

"Nggak bisa, Zi. Di Indonesia itu ada seratus juta lebih cewek. Mana bisa gue cari malaikat kecil lo itu yang nggak jelas ciri-cirinya, apalagi udah sepuluh tahun yang lalu. Dia juga udah lupa kali." ujar Dhafir menginterupsi perintah Arrazi.

Meskipun ia pengusaha berkedok hacker, mana bisa ia mencari gadis kecil yang cuma sekali di temui Arrazi dalam hidupnya di masa lalu, apalagi dengan penjabaran ciri-ciri yang tidak jelas mengenai gadis kecil itu dari Arrazi.

"Gelang bracelet sama sapu tangannya bisakan jadi petunjuk?" ujar Arrazi masih mencari cara untuk membujuk Dhafir agar mau membantunya.

"Eh kupret, gelang sama sapu tangan kek gitu mah banyak yang produksi, muka kek lo aja ada 7 kembarannya di dunia, apalagi barang buatan manusia, bisa di tiru dan banyak yang punya, coy."

Arrazi terdiam. Benar juga kata Dhafir. Tidak akan mudah menemukan gadis kecil penyelamatannya. Apalagi hal itu sudah 10 tahun yang lalu. Entah kemana gadis kecil yang sudah tumbuh menjadi dewasa itu. Apakah ia sudah meninggal atau masih hidup. Apakah dia masih tinggal di dalam negeri atau sudah di luar negeri.

Semenjak penyelamatan gadis kecil itu kepada Arrazi yang hampir mati konyol, Arrazi tidak pernah bertemu dengan gadis kecil itu lagi. Namun gadis kecil itu meninggalkan barang miliknya yang menjadi kenangan bagi Arrazi.

Selembar sapu tangan dengan bordir bunga Daisy berwarna biru di sisi kanannya dan gelang bracelet berwarna peach dengan hiasan inisial nama 'D' dan juga bunga berbahan emas. Arrazi berharap suatu hari nanti ia akan menemukan 'MALAIKAT KECILNYA' iu. Bagaimana pun situasi dan kondisinya.

Ia akan berterimakasih kepadanya, karena kalimat yang di ucapkan oleh mulut kecilnya bisa membuat Arrazi bertahan sampai sekarang.

"*Jangan nangis Bang. Semangat. Abang udah gede, Abang hebat, Abang kuat. Don't give up, Abang*...."

Kalimat itu menjadi motivasi bagi Arrazi yang saat itu sedang di timpa ujian yang sangat berat. Ia harus menerima kepahitan dalam hidup dua kali ketika berusia 17 tahun. Yaitu, Arrazi menyaksikan sendiri perselingkuhan Papinya di rumah dengan sekretaris kantornya, dan kepergian sang Mami dari rumah yang tidak ada kabar sama sekali, bahkan sampai saat ini.

Disaat itulah Arrazi berpikir untuk mengakhiri hidupnya, karena ia tak memiliki rumah untuk pulang. Namun tak lama dari kejadian itu, ia di bawa Kakek dan Neneknya untuk tinggal di Singapura. Arrazi sekolah di sana sampai kuliah di jurusan kedokteran.

Setelah lulus kuliah, ia kembali ke Indonesia dan mendedikasikan dirinya di RS Harapan Keluarga milik Kakeknya. Saat itu juga Arrazi memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen. Namun Dhafir sering datang untuk menginap di apartemennya. Apalagi kalau bukan untuk merecoki ketenangan Arrazi.

"Zi, lo serius mau nambahin jon sama waktu kerja ke mahasiswi koas bimbingan lo itu?" tanya Dhafir teringat cerita Arrazi tadi sore mengenai mahasiswai koas yang memakinya di ruang IGD. Ia mengabaikan Arrazi yang masih memikirkan tentang 'MALAIKAT KECILNYA.'

"Nggak usah nanya kalo lo udah tau jawabannya." ujar Arrazi dengan ketus.

"Elah Zi. Gue cuma mau mastiin lagi aja. Jangan baper jadi orang Zi. Lo nggak kasian apa sama dia? Lo itu lagi ngebimbing Zi bukan ngospek."

"......"

"Ck. Kalo emang lo beneran ngelakuin itu, gue setuju sih sama cewek itu. Kalo nama lo di ganti aja sama Arrazong bukan Arrazi lagi. Orangnya emosian, temperamen, mulutnya pedes kek seblak level 30." cibir Dhafir.

Sepupunya ini memang rupawan dan idaman bagi para cewek-cewek yang cuma liat cowok dari ketampanannya saja. Bahkan sempat ada yang menyamakan wajah Dhafir dengan aktor bernama Mike D Angelo yang jadi pemeran utama di film Full House versi Thailand, remake dari film Full House Korea yang di bintangi oleh Mas Rain dan Mbak Song Hye Kyo. Tapi kalau ngomong, doi suka ceplas-ceplos mirip kek netizen.

"Berisik!"

"Pantesan lo jomblo sampe sekarang. Meskipun tampang lo cakep kek blasteran nirwana sama dunia. Tapi, kalo cocot lo itu masih pedes, sikap lo masih dingin dan galak kek beruang kutub, cewek mana yang mau pacaran sama lo. Deket lo aja ogah kali mereka....."

"Fir diem lo."

Mengabaikan perintah Arrazi agar dirinya diam, Dhafir malah melanjutkan kembali kalimat yang sempat diinterupsi Arrazi sebelumnya.

"Gue penasaran, siapa ya cewek yang bisa membuat Arrazi Dabith Dzakir bisa luluh hatinya dan jadi bucin setengah mampus........."

"Dhafir, sekali lo ngomong, gue bogem lo."

"Nah kan, mulai keluar kegarongannya."

"DHAFIR!"

1
Sri Murtini
arogan krn blm menyetuh sang istri, ntar klu sudah pasti jd suami takut istri .
ha..ha...ha
Sri Murtini
Daniah sanggup menerima hukuman dr tantangan suami?
Sri Murtini
ntar cinta Nia ...jgn nyumpahi dr Arrazi lho
Sri Murtini
ompong ngangeni bisa bercandakan turuni tensi lho
Atik R@hma
itu malaikat kecilmu, si daniah😀😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!