NovelToon NovelToon
Bangkitnya Arwah Penari Ronggeng

Bangkitnya Arwah Penari Ronggeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: JK Amelia

Novel ini merupakan lanjutan dari "susuk nyironggeng"

"Ampun Sari jangan,"Juragan Karta berlari keluar dari kamar,sedangkan perempuan yang bersama nya mengigil ketakutan,terlihat sosok penari ronggeng melayang mengejar Juragan Karta.
Sudah 10 tahun sejak peristiwa pembakaran yang menyebabkan kematian seorang penari ronggeng,kini desa itu sudah maju dan berganti nama menjadi desa sukamulya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penemuan mayat dipos ronda

"Tolong ada mayat,ada mayat...."dua orang warga berlari ketakutan,wajahnya pucat pasih tubuhnya gemetar,sepanjang jalan mereka berteriak.

Seorang Bapak-bapak yang akan kesawah menghentikan mereka,"tenang,ada apa?"warga itu mendekati kedua orang yang sedang gemetar.

"Ada mayat Mang,ada mayat,"karena shock kedua warga tersebut hanya bisa bicara seperti itu.

"Iya dimana coba,tenang dulu,warga yang tinggal deket situ keluar mendengar keributan dan mereka ikut menenangkan 2 warga tersebut memberikan mereka air minum.

"Coba sana kalian lapor sama pak kades,"kata salah satu warga pada yang lain.

Sementara dua warga yang tadi ketakutan dan berteriak mulai tenang mereka menceritakan tempat mereka menemukan mayat-mayat itu dan bagaimana keadaannya.

Akhirnya semua warga yang berkumpul menuju tempat mayat-mayat itu berada,mereka penasaran,benarkah apa yang diceritakan kedua orang tersebut.

Ketika sampai disana semua warga terkejut,"MasyaAllah,"para warga berteriak kaget,keempat tubuh tergeletak dengan keadaan yang mengenaskan,para warga tidak ada satupun yang berani menyentuhnya mereka menunggu kedatangan pak Kades.

Setelah beberapa saat pak Kades dan pak Komar mantan kades,mereka terkejut melihat kondisi mayat tersebut.

"Awas minggir pak Kades datang," warga yang tadi diminta memangil pak kades berteriak pada warga yang mengerumuni mayat-mayat itu.

Para warga mundur,mereka memberi ruang untuk pak kades dan pak Komar yang baru datang.

"MasyaAllah,kok bisa begini,kenapa bisa terbakar secara bersamaan,"Jana pak kades melihat kearah mertuanya.

"Laporkan saja kepolisi dulu,biarkan polisi menyelidikinya, ini tidak wajar,kita tunggu saja polisi dulu dan tadi malam bagian siapa saja yang ronda,"kata pak komar pada warga.

Salah satu warga maju,"Itu pak,Kang Jaya,kang Ikin,Kang Nano dan kang Rusin pak."

"Cepat salah satu dari kalian pergi kabari keluarga mereka,"Pak kades Jana memerintahkan satu orang untuk menghubungi keluarga para korban,sementara pak kades Jana sendiri pergi bersama salah seorang aparat desa melaporkan kejadian ke kecamatan.

Semakin siang semakin banyak warga berkerumun ingin mengetahui kondisi mayat,disana ada Kang Azam,kang Jejen juga.

Kang Azam bergidik melihat kondisi mayat,ia lalu berbisik pada Kang Jejen,"Kang kok aneh ya kematiannya,masa bisa empat-empatnya terbakar,aku tidak habis pikir bagaimana bisa begitu,mengerikan sekali."

"Iya Zam,aku juga merasa aneh,beberapa tahun ini desa kita aman,kok tiba-tiba ada kejadian begini,apa ada orang yang membunuh mereka,terus biar menghilangkan jejak,mereka semua dibakar ya,"ujar Kang Jejen.

"Bisa jadi Kang,eh Kang Jejen,tapi apa motifnya?kan tadi malam kita tidak mendengar ada warga yang kerampokan,"sahut kang Azam.

"Iya juga Zam,kita harus hati-hati Zam,sepertinya ada sesuatu yang janggal,aku merasa ini seperti permulaan saja,"sahut kang Jejen lagi.

"Kenapa Kang,apa kang Jejen mengetahui sesuatu,"kata kang Azam bingung dengan ucapan kang Jejen.

"Sudahlah,ayo kita pulang nanti dijalan kita lanjutkan pembicaraan kita,"Kang Jejen menarik kang Azam untuk segera pergi.

Ketika mereka hendak beranjak,Kang Azam melihat kearah perempuan tua yang sedari tadi menatapnya,"itu siapa sih kang Jejen,kang Jejen kenal enggak,kok liatin saya terus,kok matanya nakutin yah,"kata kang Azam sambil berbisik dan menunjuk dengan ekor matanya.

Terlihat Emaknya Sari melihat kearah Kang Azam dengan tatapan tajam,sorot matanya penuh dendam.

Ketika Kang Jejen melihat kearah Emaknya Sari,Emaknya sari sedang menuju kearah mereka,ia terlihat tersenyum pada kang Jejen dan kang Azam,senyum yang sulit diartikan menurut kang Jejen.

"Apa kabar Jen,Azam,aku dengar kamu tidak tinggal disini Azam?"Emaknya Sari menyapa kang Azam dan kang Jejen.

"Eh iya Mak,saya tinggal dikota,sekarang lagi liburan anak sekolah,sekalian nengokin Bapak."

"Oh,sudah senang rupanya hidupmu,harusnya Sari juga sudah menikah dan punya anak,tapi sayangnya anakku malah mati dengan cara mengenaskan,berbahagialah selagi masih bisa sebelum kebahagiaanmu direnggut darimu,"kemudian Emaknya Sari meninggalkan mereka.

Kang Azam dan kang Jejen terkejut dengan ucapan Emaknya Sari,Azam merasa ucapan Emaknya Sari seolah-olah kematian anaknya karena dirinya.

Kang Azam diam mematung melihat kepergian Emaknya Sari,hatinya berdebar-debar apakah ini sebuah ancaman,ia mulai khawatir dengan keselamatan keluarganya.

"Sudahlah enggak usah dipikirkan,kita pulang saja,"Kang Jejen menarik tangan kang azam untuk pergi dari tempat itu.

Setelah mereka jauh kang Jejen bertanya pada Kang Azam,"Zam kamu ingat tidak peristiwa 10 tahun silam."

"Peristiwa apa Kang?"kang azam semakin bingung dengan ucapan kang Jejen.

"Itu loh peristiwa malam Sari dibakar oleh warga?"

"Oh,kalau itu aku masih ingat, kenapa kang,kenapa kang Jejen tiba-tiba menanyakan itu."

"Kamu tahu tidak,keempat orang yang meninggal tadi,aku lihat mereka ikut dalam peristiwa itu,"sahut kang Jejen.

"Apa?Yang betul kang,Kalau begitu kita harus hati-hati,tapi kang Jejen apa sebelumnya Emaknya Sari tinggal disini,didesa ini?"

"Justru itu,sebelum kejadian ini aku tidak pernah melihatnya,kenapa aku curiga Zam,tapi kenapa baru sekarang, kita harus selidiki itu,tiba-tiba Emaknya Sari muncul terus ada kematian warga dan semua yang meninggal sekarang adalah orang yang ikut waktu peristiwa itu,"ujar kang Jejen lagi.

"Masuk akal sih kang,tapi apa mungkin dia membunuhnya,lihat fisiknya sepertinya tidak mungkin,apa nanti malam kita ikut ronda saja biar sekalian kita selidiki,"usul Kang Azam.

"Usul bagus Zam,kita coba bicarakan dengan pak ustadz, siapa tahu dia mau ikut."

Malamnya suasana desa sangat mencekam mereka takut untuk keluar rumah,warga menyakini kalau orang yang mati tidak wajar maka arwahnya akan gentayangan,warga yang kebagian untuk ronda tidak ada yang mau datang,mereka takut datang ke pos ronda,malam itu yang ronda hanya Kang Azam, kang Jejen dan Imran.

Sementara itu dirumah pak Komar,kades Jana sedang berbincang mengenai kematian keempat warga yang tidak wajar.

"Pak,menurut bapak kenapa keempat warga itu bisa meninggal dengan cara mengenaskan begitu?"

"Tidak tahu Jan,kita tunggu hasil dari kepolisian aja,lebih baik sekarang kita tidur,Jan Bapak kok merinding yah dari tadi."Pak komar memegang tengkuknya.

"Kok sama pak,kirain saya saja yang begitu,"ujar kades Jana.

Tiba-tiba diluar terdengar suara tangisan yang memilukan.

Tolongggg....,panas,sakit,hik hik hik...."

"Pak,itu siapa yang menangis,Mumun kan lagi tidur dikamar,"kata Jana sambil berdiri dan mengintip dari balik gorden jendela."

"Ada orang Jan?"Pak komar,sudah berdiri disamping kades Jana.

"Masya Allah,Pak nakutin aja,"kades Jana sampai hampir terjatuh karena terkejut.

"Maaf,bapak kira kamu tahu bapak disamping kamu,gimana?

"Itu pak dibawah pohon petai,lihat ada orang seperti perempuan tapi menghadap kesana,apa kita samperin pak?"

"Kamu saja,Bapak enggak berani."

"Ya sama pak,aku juga enggak berani,kita keluar berdua,siapa tahu itu warga yang sedang kesusahan,mau kesini takut mengganggu."

"Terserah kamulah,ayo,"Pak komar akhirnya setuju dengan usulan Jana menantunya.

Mereka perlahan membuka pintu dan mendekati sosok perempuan yang sedang duduk sambil menangis.

"Punten,ceceu,Eneng,Teteh(maaf,mba,panggilan anak perempuan,kakak perempuan),kenapa duduk disini dan menangis,ada apa?"Kades Jana coba mendekati dan bertanya sementara pak Komar hanya berdiri agak jauh.

"Sakit kang,tolong,"sosok perempuan itu masih menangis dan membelakangi Kades Jana.

"Iya,apa yang bisa saya tolong?"sahut Kades Jana.

Sosok itu berbalik wajahnya meleleh bau busuk dan gosong tiba-tiba muncul sangat menyengat,sosok itu melotot dan menatap tajam pada keduanya.

"Se se setannnn...,"kades Jana hendak berlari,tapi tiba-tiba tubuhnya kaku matanya melotot kearah sosok perempuan didepannya.

Sementara pak Komar mertuanya terkejut,ia gemetar,"Sariii.."hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Sosok Sari mendatangi pak komar,"Aku sakit Mang,kenapa Mamang tidak mau menolongku,Mamang membiarkan mereka membawaku."

Pak komar terkejut,selendang Sari telah dikalungkan dilehernya,matanya melotot ia tidak bisa bergerak dan bernafas.

"Hek hek hek....,tangan pak Komar memegang selendang yang melilit dilehernya.

Kades Jana hanya menatap mertuanya tidak berdaya,tubuhnya pun tidak bisa digerakkan.

"Tong tong tong tong...,"terdengar suara kentongan para peronda.

Seketika lilitan leher pak Komar terlepas,dan tubuh Jana pun mulai bisa digerakkan.

"Heh heh heh heh...."pak Komar memegang lehernya yang sakit sambil menarik nafas berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya.

"Bapak enggak apa-apa?"Pak Kades Jana memeriksa keadaan mertuanya.

"Enggak,ayo masuk sebelum warga yang ronda melihat kita,Bapak masih bingung bagaimana menjelaskannya."

Mereka bergegas masuk kerumah,tanpa mereka tahu di balik gorden Emaknya Sari melihat semua kejadian diluar,dia hanya tersenyum sinis,kemudian ia bergegas masuk kedalam kamar melihat pak Komar dan menantunya masuk rumah.

1
neng ade
Alhamdulillah.. pak Ustadz Salim dan Akhmad akhir nya sampai dengan selamat di rumah abah Harun..
MasWan
ceritanya kampung sedap malam berada dimana?
awal aku ngebayangin daerah karawang, kan daerah penari.
lalu kalau jalur tempuh tengah malam bisa nyampe Banten, berarti deket, antara Bogor atau Sukabumi.
ah jadi lieur kumaha othor wae lah hehehe
up
up
up
MasWan
jaga maharani dengan baik zam
MasWan
sari sari.. jurigh sia
Amelia: he eh si Sari mah jadi manusia sifat kawas jurig,ayena jd jurig kawas naon nya...
total 1 replies
MasWan
Alhamdulillah ada yg nyelametin ica
MasWan
boa² si imran jeung guru penolong na
MasWan
saha nya?
MasWan
heuh emak jeung anak sarua wae kelakuan teh... nyalawading
Amelia: teu aya walungan kang...ayana sumur...
MasWan: nya thor... lelepkeun we ka walungan hahahaha
total 3 replies
MasWan
geng sugeng... modyar kowe
MasWan
keburukan akan selalu terbongkar
MasWan
nya si euceu mah, bikin gaduh wae da
MasWan
huh dasar si nini lebih parah dari nyi ronggeng ini mah, nyi ronggeng versi manusia nya
MasWan
wah sudah dimulai dendam arwah nyai sari
MasWan
wah sdh 10 atau 11 tahun terlewati nih sejak kejadian sari meninggal
MasWan
eh, nenek ipak dan mbah jarwo sdh mendiang?
MasWan
waw ini kelanjutan nya ya... asyik
Arsy Rhesy
Luar biasa
tundra mahkota
susah nih
FiaNasa
susah klau ngajak orang penakut,,bukannya perjalanan lancar malah begini jadinya
neng ade
mereka sengaja mengganggu perjalanan ustadz Salim dan Akhmad agar. tak busa sampai ke rumah abah Harun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!