Aku benar benar menjadi gadis gila karena mencintai laki laki sampai termehek mehek meski dia doyan nenteng cewek, dia adalah arnav tetangga sebelah rumahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s.tari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Arnav datang menghampiriku yang sedang berdiri di pintu kelasnya.
"Ada apa Lia ?"
"Maaf ya ar apa aku mengganggu mu ?"
"Tidak sama sekali, ada apa hmm ?"
Aku sempat menatap perempuan yang tadi duduk bersama Arnav, aku tau namanya Desy karna kami satu angkatan. Desi menatapku tanpa berkedip tapi aku tidak perduli.
"Sebenarnya mau minta tolong sihh, kami ada praktek biologi tapi aku lupa membawa bahannya bisa tolong tangkapkan katak tidak ?"
"Baik, kamu kembali saja ke kelas nanti kataknya aku antar"
"Terima kasih"
Aku kembali ke kelas karna merasa bahan praktekku sudah aman.
Dua jam berlalu akhirnya prakteknya selesai juga, aku hanya tertawa melihat teman teman yang lain merasa jijik saat melihat kataknya dibelah.
"Ayo ke kamar mandi bersih bersih" ajak Aida.
"Li, kok bisa sih kamu tidak ada takut takutnya sama katak ?"
"Aku juga tidak tau kenapa ai, malah aku merasa tertantang lagi" jawabku senyum namun Aida bergidik ngeri, dan kami pun sama sama tertawa.
"Wah wah... Bahagia sekali ya bisa menjadi p****r".
Ternyata ada Desy dan dua orang lagi temannya.
"Maksutmu apa ?" Jawabku
"Sudahlah jangan berlagak polos. Jelas jelas tadi kamu lihat Arnav sedang berdua dengan Desy tapi malah kamu ganggu, senang ya jadi plakor" ujar Vika teman Desy
"Suka ya menjilat pacar teman sendiri ?"
"Jaga ucapanmu Vika" jawabku langsung emosi.
"Ucapan yang mana yang harus kujaga hah ?? Beritahu aku ucapan yang mana ?"
" Aku dan Arnav tidak punya hubungan apa apa kami hanya teman"
"Teman tidur maksutmu"
"Kalian kelewatan tau gak, Lia itu lebih dulu mengenal Arnav dari pada kalian, apa kalian tidak malu membuli Lia begini ? Apa kalian tidak takut ketahuan guru membuli teman sendiri? Lagian kamu Desy, apa kamu pacaran dengan Arnav hah atau kamu saja yang menganggap dia pacarmu sementara dia tidak. Jangan membuat malu dirimu sendiri" jawab Aida tak mau kalah.
"Aku takut ? Tentu saja tidak, kalian tau papi ku itu Kapten. Jadi aku sama sekali tidak takut apa apa" jawab Desy dengan sombong nya
" Waoo luar biasa ya... Kapten...dengan bangganya kamu mengatakan papimu seorang Kapten namun ternyata dengan sedikit menyesal kukatakan itu masih bawahan papaku. Kamu mau perang bintang denganku yang anak jendral ??" Jawab Aida. Aku sedikit terkejut mendengarnya.
"Sudah sudah jangan bertengkar lagi ai, maaf ya Desy kalau kehadiranku tadi mengganggumu dan Arnav lain kali aku tidak akan menganggu kalian lagi, ayo ai"
"Nah begitu dong, dari tadi kek"
Tak kuperdulikan lagi ucapan teman temannya Desy, aku menarik Aida dari sana.
"Li kenapa sih narik narik aku, aku belum puas tadi"
"Sudah ai lagian tadi memang salah ku kok makanya aku minta maaf"
"Tapi mereka sudah bilang kamu p****r Li "
"Biarkan saja, oh iyaa aku teringat kamu benaran anak jendral ?"
"Iya kenapa, kamu ini lain ditanya lain jawabannya"
"Kok kamu tidak pernah cerita sih ?"
"Untuk apa coba, tadi itu kebetulan lidahku tergelincir makanya kukatakan, geram aku liat dia bawa bawa pangkat"
Aku tertawa mendengarnya.
"Ya ampun ai,, berarti mulai sekarang aku harus baik baikin kamu dong ?"
"Kenapa ?"
"Takut juga aku ditembak sama anak jendral "
Kami berdua tertawa bersama lalu masuk kelas.
Jam pulang sekolah telah berlalu, saat pulang aku sengaja naik angkot lebih awal karna menghindari Arnav. Padahal aku tau kalau dia pasti akan menungguku diparkiran.
Sedangkan Aida dia biasa pulang naik motor sendiri.
Sampai rumah aku bergegas makan siang dan ganti baju lalu ke resto, karna aku malas harus berhadapan dengan Arnav karna aku tau pasti dia akan mencari ku kerumah setelah tadi dia kutinggalkan pulang duluan.
"Loh sayang tumben kesini ?" Tanya mama saat aku sampai resto.
"Malas di rumah sendiri ma"
"Biasanya juga sendiri, kenapa kali ini malas ??"
"Gak ada apa apa loh mamaku sayang"
"Kenapa tidak keluar dengan Arnav ?"
"Ihhh mama ahhh nanya terus dari tadi, Lia mau ke depan dulu ya bantu bantu"
"Iya sayang yang rajin ya"
Setelah mengecup pipi mama aku langsung bantu bantu di depan.
Tak terasa sudah jam sembilan malam rupanya, pantas badanku sudah mulai lengket karna belum mandi tapi resto masih ramai saja. Berbeda dengan mama yang sudah mandi dan ganti baju karna memang mama selalu membawa persediaan.
"Mah Lia pulang dulu ya sudah gerah soalnya lengket semua"
"Tidak tunggu papa saja sayang, papa bentar lagi juga sudah mau sampai"
"Gak deh ma Lia naik gojek saja"
"Ya sudah kamu hati hati ya"
Aku berlalu saat gojek langgananku tiba. Saat aku menghidupkan ponsel terdapat banyak panggilan dan chat dari arnav, karena tadi aku sengaja mematikan ponsel biar fokus di resto.
Selesai mandi kudengar ada yang mengetuk pintu aku yakin itu pasti Arnav.
Kubiarkan saja karena aku masih siap siap selesai mandi. Namun ya bukan Arnav namanya kalau menyerah.
"Ada apa" tanyaku langsung saat membuka pintu.
"Ya ampun hon ternyata kamu masih hidup ?" Ucapnya memegang pipiku kiri kanan
"Apa sihh lepas ahh, senang kamu aku mati ?"
"Galak bangat dah, tentu saja aku takut kalau kamu mati. Lagian kamu satu harian kemana sih hon ? Tega kamu hon membiarkan aku menunggu diparkiran bukannya bilang kalau pulang duluan, dan ya kamu tidak menyuruhku masuk hon ? Hampir naik betis aku di depan pintu ini"
"Aku capek Ar ngantuk juga, seharian aku bantu mama di resto."
"Kamu mengusirku hon ??"
"Aku ngantuk Ar"ucapku pura pura lemas.
"Ya sudah sana tidur, aku balik ya kalau ada apa apa langsung call ya."
Aku langsung menutup pintu dan kekamar setelah arnav pulang. Kubuka buku pelajaran fisika lalu mengerjakan tugas sekolah.
Selesai mengerjakan tugas aku bukan tidur tapi malah main ponsel.
Ting..
'katanya ngantuk mau bobok, kok malah online?' isi chat Arnav ku abaikan tapi malah ditelpon.
"Ada apa sih"
"Kamu bilang ngantuk mau tidur tapi malah online."
"Ya ini mau tidur"
"Apa Tante sama om chinese sudah pulang ?"
"Sudah"
"Keluar yuk cari lontong malam"
"Malas"
"Ayolah honey masih jam sembilan lewat, ayam saja belum tidur."
"Malas lohh aku ngantuk"
"Ayolah Li masak sih kamu tega membiarkan aku keluar sendirian ?"
"Ajak saja pacarmu itu si Desy"
"Desy kan jauh hon kan kamu yang dekat"
"Sudahlah aku capek mau tidur"
Ponselnya langsung kunonaktifkan begitu saja dan langsung menutup mata. Berabe nanti kalau aku masih mendengarkan dia bicara bisa bisa aku nanti malah terhipnotis dan lupa diri lagi.