NovelToon NovelToon
Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Desa Terkutuk. Buku Kedua (Detektif Astral)

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural
Popularitas:10.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ady Irawan

Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.

Prolog...

Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.

Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.

Dan, matilah aku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Kehebohan Di Sekolah

"Lu kenapa sih Din?" teriakku sambil berusaha untuk mengejar Udin yang tiba-tiba saja berlari ke arah rumahnya yang kebetulan tidak jauh dari kali Gimun ini. Lalu, sesampai nya dia di rumahnya, dia masuk melalui pintu belakang, masuk ke dalam rumahnya, lalu membanting pintu sekeras mungkin. "Heh! Kampret, Lu marah karena kita ketawain?" Tapi, dia tidak menjawab.

   "Kenapa tuh anak?" tanya Angga kepadaku.

   "Mungkin ngambek karena kita ketawain." jawabku.

   "Astaga, biasanya dia ga baper kayak gitu." sahut Dika.

   "Tapi, dia kayak habis lihat setan deh." kata Angga.

   "Hahaha. Mana mungkin boss." jawab Dika.

   Setelah itu, kami mencoba menggedor pintu belakang rumahnya Udin. Tapi, dia bergeming, tidak mau menjawab maupun membukakan pintu untuk kami. Jadi, dengan terpaksa kita pulang.

   "Jadi, nanti malam jadi ga?" tanya Angga?

   "Haa?" aku dan Dika keheranan karena tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Angga.

   "Sidak ke rumah tadi. Pake Handycam, penelusuran tempat angker!!!" jawab Angga penuh semangat.

   "Lebih baik jangan deh. Lihat si Udin, dia benar-benar ketakutan, kayaknya memang ada yang tidak beres di rumah itu." kataku. "Lebih baik, kita tanya Udin dulu, sebenarnya ada apa, dan mengapa dia sampai ketakutan kayaknya gitu."

   "Dia sama sekali ga mau menjawab panggilan kita!!" seru Dika penuh esmoni.

   "Besok, atau nanti malam saat ngaji ke masjid Al-Barkah, kita tanyakan ke dia." aku berkata sambil melongok sekali lagi ke arah rumahnya Udin. Dia terlihat sedang mengintip dari balik jendela ruang tamunya. "Oii!! Din!!" Tapi, ketika aku berteriak dan menghampiri Dia, dia malah menutup kordennya dan tidak menjawab panggilanku.

   "Sialan, kenapa sih dia?" kata Angga yang mengikuti ku ke depan teras rumahnya Udin.

   "Sudahlah, kita biarkan dia tenang dulu. Lebih baik kita bubar, hampir magrib." kata Dika.

Nex

   Dan ternyata, Udin tidak datang kepada masjid Al-Barkah untuk mengaji. Jadi, memang harus bertanya kepada dia besok pagi. Di masjid, aku Angga Dika, membicarakan tentang keadaan Udin tadi siang di kali Gimun. Dan, malam telah semakin larut, dan jam mengaji telah berakhir.

Nex

   "Dia bolos? Apa ijin?" tanya Angga ketika kami berpapasan di perempatan jalan keesokan paginya.

    "Entah, tadi saat aku mengetuk pintu rumahnya, ga ada yang menjawab maupun membukakan pintu." jawabku. "Dika mana?"

   "Belum kelihatan tuh." jawab Angga. "Sudah terlalu siang, apa kita berangkat dulu saja? Siapa tahu dia sudah berangkat lebih awal. Udin juga."

   "Yok. Gas Kuen."

Nex

   "Beneran!!! Aku sendiri melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!!!" Udin bercerita di sekolah dengan hebohnya. "Kuntilanak!!! Sampe sampe aku ga bisa tidur!! Kamu juga lihat kan, Dika?"

   "Maaf, aku sama sekali tidak melihatnya." jawab Dika.

   Saat ini, aku dan Angga memperhatikan mereka berdua sedang dei kerumuni oleh teman-teman sekelas. "Kayaknya, kita terlalu cemas terhadap Udin." kataku ke Angga.

    "Si bodoh itu membanggakan diri. Padahal kemarin dia ngacir ketakutan." jawab Angga.

   "Hahaha. Kita godain kah?"

   "Jangan, bikin repot aja. Takut dia baper lagi kayak kemarin." perbincangan ku dan Angga berakhir di sini, dan kami berdua menyimak cerita Udin dari jauh. Karena, si monyong itu kalau berbicara suaranya kenceng buanget.

   "Masa sih lu ga lihat?" tanya Udin kepada Dika. "Kan Elu juga melihat ke arah yang sama dengan Gua!"

   "Sori Din, tapi Gua memang ga melihat apa-apa kecuali buah nangka yang sudah masak di depan rumah itu."

   "Ah, terserah Lu dah."

   "Emangnya, ceritanya seperti apa sih?" tanya Dwi Yanuarizandi. Teman sekelas kami.

   "Seperti apa wajahnya?" tanya Putra Mulya Candra. Sang ketua kelas. Cowok paling ganteng di sekolah, di susul oleh Angga. Kalo aku mah, nomor buncit gantengnya. Wkwkkwwk

   "Jadi, kemarin saat aku, Angga, Riyono dan Dika pergi ke kali Gimun, disana saat aku berada di jembatan kayu, saat itu pandanganku tiba-tiba tertuju ke arah rumah tua yang ada di sana." Udin ambil posisi duduk di atas meja. Dan dia menari perhatian semua murid kelas kami. "Saat itulah ada sosok entah wanita atau laki-laki, aku kurang yakin. Dia mengintip dari balik jendela di lantai dua. Matanya full hitam semua, tidak ada bagian putihnya. Mulutnya tidak ada, dan karena sangat terkejut melihat pemandangan itu, aku terpeleset dan tercebur ke kali Gimun."

   "Terus?" tanya Levi. Oi, dia juga penasaran Tah? "Apa yang terjadi selanjutnya?"

   "Karena aku di ketawain sama mereka, aku jadi langsung kabur kerumah. Malu donk." jawab Udin.

   "Setelah itu?" Tanya Dwi Yanuarizandi, dia ambil posisi di samping Levi, dia berdempetan dengannya. Cih, awas lu Wi.

   "Ya aku langsung pulang, dan mandi deh." jawab Udin.

   "Ah, masa? Gitu aja?" gerutu Levi.

   "Ya iya lah. Niatnya, aku mau ngajak mereka explore kesana malam harinya. Tapi, setelah mandi, aku ketiduran, dan waktu bangun, hari sudah malam."

   "Kalo gitu, kenapa Elu watu di panggil Riyono dan Angga, Elu cuma ngintip dari jendela saja dan ga menyahut?" Protes Dika.

   "Haa? Ngintip?" jawab Udin sambil memasang wajah kebingungan. "Aku teriak dari dalam rumah kalau aku mau mandi dulu kok. Langsung ke kamar mandi kok, ga ngintip ngintip kok."

   "Serius?" Dika tidak percaya. "Yon!!" Dika memanggilku dari tempatnya duduk. "Sini-sini."

   Aku berjalan mendekati mereka. "Ya?"

   "Udin kemrin ngintip dari jendela ruang tamunya kan?" tanya Dika kepadaku. Dia juga menanyakan hal yang kepada Angga. "Ya kan?"

   Aku dan Angga mengangguk setuju. "Waktu itu Elu gau ajak bicara, Elu cuma menatap ke arahku doank."

   "Suer!! Gua langsung mandi!!" kata Udin.

   "Hahah.. Aneh." jawab Angga. "Sepertinya kuntilanak itu beneran ngikutin Elu deh, Din."

   "Selamat pagi anak-anak. Kumpulan tugas dan PR kalian kemarin." tanpa kami sadari, Pak Nur, wali kelas kami sudah duduk manis di bangkunya. Dan kami langsung kocar-kacir menuju bangku kami masing-masing. "Lalu, siapa saja yang tidak mengerjakan tugas dan PR. Silahkan maju kedepan."

   Udin dengan langkah gontai menuju arah yang dimaksud oleh Pak Nur. Di susul Denga dua anak lainnya. Satu cewek dan satu Cewok.

   'Cewok?' apaan tu bro?

   Cewek setengah Cowok bro. Alias cewek tomboi. Wkwkkw. Dah lah, lanjut jangan tanya tanya.

   Bentar, satu lagi. Kalo bencong?

   Ya jadi 'Cowek'. Dah. Lanjut!!

   Si cewek bernama Ine Febriyanti. Tingginya cuma seratus empat puluh centimeter an. Mirip bocah SD. Unyu unyu. Gemesin, pengen tak bungkus buat pajangan di lemari ruang tamu. Hehee.

   Si Cewok bernama Leny Anggraini. Potongan rambutnya emo. Pendiam, cool dan wajahnya cukup ganteng untuk ukuran cewek. Tapi, entah kenapa dia mempunyai aura tersendiri sehingga sangat menarik perhatian para cowok-cowok beken di sekolah ku ini.

   "Kenapa bisa tidak mengerjakan tugas anak-anak?" tanya Pak Nur kepada tiga mahluk tadi.

   "Kemarin kecapean pak. Habis jatuh ke sungai. Lalu ketiduran sampe tengah malam dan..." belum sempat Udin menyelesaikan kata-katanya, Pak Nur memotong perkataannya.

   "Alasan. Kamu di hukum menulis kata-kata 'Saya tidak mengerjakan PR' dua halaman penuh buku, dan pulang sebentar kerumah minta tandatangan bapakmu. Cepat!!" ujar Pak Nur penuh ketegasan. "Kamu Ine Febriyanti?"

   "Maaf pak, saya absen seminggu kemarin karena opname." jawabnya kalem.

   "Oh, iya. Lupa. Kamu langsung duduk sana. Tak maafkan." Ujar Pak Nur kalem. "Lenny?"

   "Kemarin saya sibuk bekerja pak. Saya yatim piatu, cari uang buat makan. Makan lebih penting daripada belajar." jawab Lenny dengan nada datar. Pak Nur pun langsung kelimpungan mendengar jawabannya barusan.

   "Besok-besok, jangan di ulangi. Dan kalau bisa kerjakan PR mu di sela-sela pekerjaanmu." Kata Pak Nur pada akhirnya.

   "Saya kerja sebagai koki pak. Jadi itu sangat mustahil. Seandainya nanti saya ga lulus sekolah, juga ga papa pak. Saya bisa langsung kerja saja. Capek pak, bapak ga pernah menjalani kehidupan yatim piatu sejak kecil seperti saya sih." Kata Lenny Anggraini penuh esmoni di dalam kata-katanya walaupun dia berusaha berbicara se cool mungkin. Dan Pak Nur semai kembang kempis dibuatnya.

   "Halah, sudah duduk sana!!" kata Pak Nur ketus. "Murid kok mawali ae."

   "Kalo aku pak?" tanya Udin.

   "Sudah selesai membuat tulisan yang bapak suruh tadi?" Udin menggeleng cepat. "Selesaikan secepatnya!! Dan jangan lupa tandatangan nya buapakmu!"

   "Wah, Pak Nur ga adil!!" teriak Udin. Dan Pak Nur pun langsung berdiri, mengambil penggaris papan tulis terbuat dari kayu yang berukuran besar dan langsung memukul bokong semok nya Udin tanpa ba-bi-bu lagi. Dan seisi kelas langsung tertawa terbahak bahak melihat kejadian itu.

1
Ruri
dasar si udin/Speechless/
Green Force
ini maksute opo cak?
Ady Irawan: wkwkwk. wes tak bener no kang...
total 1 replies
Green Force
Mbot. coba gae cerita seng serius sitik mbot.
Ady Irawan: lha iku kan wes serius cak...
total 1 replies
Vivi Olivia
kok ada cerita yang terlewat cukup jauh bang?
Ady Irawan: ehh. lhoo? benar tak cek e
total 1 replies
Vivi Olivia
Nex!! Macam Nessy judge aja.
Emma Shania
Gaya penulisannya beda. ga pernah serius, dan selalu di selipkan humor. untuk buku ke dua, horornya di tambahin lagi dong.
Ady Irawan: hehee. siap siap.. 😁😁
total 1 replies
Neo Kun
Dasar Pak buang!! buangsaaaatt!!/Curse/
Ady Irawan: 😭😭😭😭 kabur ah.
total 1 replies
Ruri
cover bukunya ganti. itu Riyono? ganteng bet.
Ruri: lho d ganti beneran /Sob/
Ady Irawan: Wkwkwk. Iya, itu gambarane Riyono Harianto. 😂😂😂 terlalu ganteng a? tak nerf yak? 😂😂
total 2 replies
Ruri
lhoo. lhoooo. lhoooooo... /Scream//Scream//Scream//Scream//Scream//Scream//Panic//Panic//Panic/
Ruri
kalo belum selesai, namanya bukan case close dong /Smug/
Ady Irawan: wkwkwkw. iya ya.. 😂😂😂
total 1 replies
Neo Kun
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Neo Kun
riyono sok detektif banget
Ady Irawan: 😭😭😭😭 jangan di ketawain, nanti Riyono nya ngambek lho. 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
Neo Kun
horor nya kurang, ga kaya di buku pertama nya.
Ady Irawan: hehehee.. masih belum kak... tunggu ya... 😁😁
total 1 replies
Ruri
nokimen. 😭😭😭😭
Ady Irawan: wkwkw.. Nokia mbak ... 😂😂😂
total 1 replies
Andy Hartono
menarik.
Neo Kun
ini temanya tahun berapa sih?
Neo Kun
jiyaaah Naya nya nikah sama kakek kakek. /Facepalm/
Neo Kun
ini Naya yang ada di novel sebelumnya kah?/Grievance/
Ady Irawan: Bukan lah. wkwkwkw
total 1 replies
Neo Kun
/Toasted/
Neo Kun
ayu yang ini jangan sampe mati seperti ayu sebelumnya ya? dia masih kecil, kasihan /Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!