NovelToon NovelToon
Beautiful Accident

Beautiful Accident

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / One Night Stand / Persahabatan / Penyesalan Suami / Bad Boy
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: ZaranyaZayn12

Kejadian tak terduga di pesta ulang tahun sahabatnya membuat seorang gadis yang bernama Recia Zavira harus mengandung seorang anak dari Aaron Sanzio Raxanvi.

Aaro yang paling anti wanita selain ibunya itu, tiba-tiba harus belajar menjaga seorang gadis manja yang takut dengan dirinya, seorang gadis yang mengubah seluruh dunia Aaro hanya berpusat padanya.

Apakah dia bisa menjadi ayah yang baik untuk anaknya?
Apakah dia bisa membuat Cia agar tidak takut dengannya?
Dapatkan dia dan Cia menyatu?
Dapatkah Cia menghilangkan semua rasa takutnya pada Aaro?

Ayo baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZaranyaZayn12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga

"Gak! Cia gak mau deket-deket sama orang itu! Orang itu jahat!" Teriak Cia ketika dirinya di giring untuk masuk ke dalam ruangan yang menjadi tempat pernikahannya dan Aaro. Setelah tiga hari sejak kejadian itu, tiba-tiba saja tadi pagi Mamanya mendandaninya secara tiba-tiba.

"Tapi sayang, dia adalah suami kamu." Bujuk Ratih kepada anaknya itu.

"Cia gak mau Ma! Cia takut!" Teriak Cia dengan memberontak keras. Tamu-tamu undangan pun menatap mempelai wanita yang tengah berontak itu dengan heran.

"Mama! Cia gak mau!" Teriak Cia. Ratih pun akhirnya berhenti menyeret Cia ke arah Aaro.

Aaro disana tengah duduk di kursi pelaminan setelah mengucapkan ijab qobul.

Apakah Aaro terlihat semenakutkan itu dimata Cia? Kecewanya.

"Sayang? Hei? Dengar Mama! Nanti di dalam perut kamu bakalan ada dedek bayi nya sayang. Ayahnya adalah Aaro. Laki-laki yang sudah mengucapkan janji suci untuk kamu." Jelas Ratih sabar.

"Dedek Bayi? Cia bakalan punya dedek bayi?" Tanya Cia yang di angguki oleh Ratih.

"Kamu adalah Mamanya dan laki-laki itu..." Tunjuk Ratih pada Aaro.

"Laki-laki itu adalah suami kamu! Ayah dari bayi kamu." Ujar Ratih yang membuat Cia menatap ke arah Aaro dengan mata sembabnya.

"Hallo sayang... Nama Mama, Sana. Kamu bisa panggil dengan Mama Sana atau apapun itu yang kamu mau!" Ujar Sana memperkenalkan dirinya kepada Cia. Gadis yang telah di rusak oleh putranya. Awalnya, Sana merasa sangat terpukul akan hal itu. Bahkan dia sempat pingsan saat mendapatkan kabar itu.

Namun, karena kesalahan putranya, dia harus bisa mengambil hati menantunya yang sepertinya takut kepada Aaro, anaknya.

"Mama Sana?" Tanya Cia mengalihkan pandangannya kepada wanita cantik di depannya ini.

"Cia mau ya sayang kesana sebentar? Pasang cincin doang kok. Mama janji! Abis itu Cia boleh pergi lagi." Bujuk Sana yang membuat Cia berpikir sebentar.

"Kalo kamu mau nanti mama beliin permen yang banyak. Mau gak?" Tanya Ratih yang membuat kedua bola mata Cia berbinar ceria.

"Tapi Cia maunya Yupi, Mama," Saut Cia dengan mata polosnya.

"Iya, nanti kita beli yupi yang banyak ya. Kamu mau?" Tanya Sana dengan senyum lembutnya.

"Cia mau!" Teriak Cia.

Akhirnya mereka pun menghela nafasnya dengan lega.

"Tapi cuma pasang cincin aja ya Ma. Soalnya Cia takut sama orang itu." Ujar Cia sambil menunjuk Aaro.

"Iya sayang," Ujar Ratih dan Sana secara kompak.

Cia pun berjalan dengan diiringi oleh Sana dan Ratih di kiri dan kanannya.

Sesampainya di depan Aaro, Cia menundukkan kepalanya takut.

"Gue gak akan ngapa-ngapain lo!" Ujar Aaro dingin membuat Cia semakin menjauh darinya. Sana yang menyadari itu pun memelototi Aaro membuat orang yang di pelototi tersebut menghela nafasnya pelan.

"Ini cincinnya," Ujar Aaro kemudian memberikan sebuah cincin kepada Cia.

"Makasih," Gumam Cia yang di angguki oleh Aaro.

Aaro pun mengulurkan tangannya membuat Cia memasangkan cincin itu ke jari manis Aaro.

Kemudian Aaro mengulurkan tangannya membuat Cia memberikan tangannya walau pun dengan perlahan.

Prok prok prok

Riuh tepuk tangan menggema di ruangan itu ketika keduanya sudah saling memasangkan cincin satu sama lain.

Setelah Aaro memasangkan cincin di jari manis Cia, gadis itu pun segera berlari meninggalkan Aaro sendirian di tempat pelaminan.

"Mama? Yupi Cia Mana?" Tanya Cia menagih janji kepada Mamanya.

"Iya, nanti malam kita beli ya?" Tanya Ratih lembut yang dibalas anggukan kepala oleh Cia.

"Mama, Cia ngantuk!" Adu Cia sembari menguap lebar.

"Cia mau bobok?" Tanya Ratih dengan sabar.

"Iya Mama." Ujar Cia dengan menganggukkan kepalanya pelan.

"Yaudah sayang, Ayo kita ke kamar." Ajak Ratih yang diikuti oleh Cia.

"Tapi Mama peluk Cia Ya? Kemarin Cia gak bisa tidur karena gak di peluk Mama." Adu Cia.

"Kenapa gak bisa tidur Hmm?" Tanya Ratih yang membuat Cia diam seribu bahasa.

"Nanti anak kalian mau di kasih nama apa Sayang?" Tanya Ratih yang mendapatkan gelengan kepala oleh Cia.

"Cia gak tau Ma," Ujar Cia sembari menguap lebar.

"Emangnya dedeknya udah ada ya?" Tanya Cia bingung.

"Belum sayang, tapi akan ada." Ujar Ratih sembari mengusap rambut Cia sayang.

Ceklek!

Ruangan dengan nuansa berwarna Baby Pink menyambut mereka pertama kali. Cia menaiki kasurnya, kemudian mulai berbaring dengan memeluk Ratih.

"Selamat tidur Ma," Ujar Cia yang mendapatkan anggukan kepala dari Ratih.

"Selamat tidur juga sayang!" Ujar Ratih, kemudian mereka pun pergi ke alam mimpi.

\~\~\~

"Sayang? Ayo bangun yuk!" Ajak Ratih yang berusaha membangunkan Cia yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"Nanti Ma, Cia ngantuk banget Ma!" Ujar Cia kembali mengambil guling yang berada di depannya. Memeluk guling itu erat.

"Memangnya kamu gak mau sekolah hmm?" Tanya Ratih.

"Cia mau sekolah Ma," Ujar Cia kemudian mulai bangun dari tempat tidurnya dan bergegas untuk mandi.

"Pagi Ma, Pagi Pa?" Ujar Cia yang turun dari tangga kemudian langsung menghampiri kedua orang tuanya yang sudah berada di depan meja makan. Mengecup pipi keduanya dengan sayang.

"Pagi sayang," Kompak keduanya.

"Sini! Kamu mau sarapan apa?" Tanya Ratih kepada putri satu-satunya itu.

"Cia mau roti selai coklat satu sama selai strawberi satu ya Ma," Cengirnya.

"Siap laksanakan bu boss!" Ujar Ratih kemudian mulai menyiapkan apa yang Cia mau dan menyerahkannya pada gadis itu.

"Cia, Sayang, nanti kamu berangkat sekolahnya sama Aaro ya Nak?" Tanya Ratih kepada Cia membuat yang punya nama menghentikan kunyahannya kemudian, menatap Ratih dengan pandangan takutnya.

"Cia gak mau Ma, Pa! Cia gak mau! Kakak itu jahat... Cia takut!" Lirih Cia.

"Tapi Sayang, Nanti kamu pasti bakalan tinggal berdua sama Aaro nak, dia sekarang adalah suami kamu!" Ujar Natan. Papanya Cia.

"Cia gak mau Pa! Cia takut!" Gigih Cia yang membuat kedua orang tua itu hanya bisa menghela nafasnya pasrah.

Tok tok tok

"Bentar ya, Mama mau bukan pintu dulu!" Ujar Ratih kemudian berjalan ke arah ruang tamu.

"Loh? Aaro?" Tanya Ratih dengan heran ketika mendapati Aaro yang berada di depan pintu rumahnya.

"Cianya belum berangkat kan Ma?" Tanya Aaro yang mendapatkan gelengan kepala oleh Ratih.

"Dia masih di dalam. Tadi Mama sama Papa udah bujukin dia supaya mau pergi sama kamu, tapi dia gak mau." Ujar Ratih menjelaskan.

"Gak apa-apa Ma, Aaro bakalan ikutin Cia dari belakang aja. Nanti Cia berangkatnya sama sopir Aaro aja." Ujar Aaro kepada Ratih.

"Kamu seriusan? Kamu kenapa pucat banget?" Tanya Ratih yang mendapatkan gelengan kepala oleh Aaro.

"Kurang tidur Ma kayaknya. Oh iya Ma, tolong kasih kalung ini sama Istrinya Aaro ya Ma?" Tanya Aaro kemudian menyerahkan sebuah kalung sederhana yang berbentuk huruf A.

"Iya sayang. Makasih ya kamu sudah mau ngerti. Mama sama Papa bakalan berusaha buat terus bujuk Cia semampu kami." Ujar Mama Ratih.

"Iya Ma, makasih banyak ya Ma, Aaro pamit dulu Ma." Pamit Aaro kemudian mencium tangan Ratih

"Kamu hati-hati ya Sayang!" Ujar Ratih yang membuat Aaro menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan rumah Istrinya itu.

Kenapa mereka tidak tinggal di satu rumah padahal dirinya dan Cia sudah menikah? Alasannya adalah, karena Cia yang terus menjerit dan menangis ketika melihat wajah Aaro. Dia terus memberontak hingga pingsan membuat Aaro tidak tega untuk memaksa Cia agar ikut bersama Aaro.

Bantuan dari Mama Ratih dan Papa Natan pun sangat membantu untuk Aaro. Awalnya Papa Natan langsung meninju wajahnya saat dia berkunjung ke rumah Cia untuk pertama kalinya. Tapi entah karena apa, Papa Natan pun juga turut Andil dalam membujuk istrinya itu agar mau tinggal bersamanaya.

Aaro pun masuk ke dalam mobilnya kemudian menunggu istrinya itu untuk keluar dari rumah dan segera masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan olehnya.

1
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!