Kejadian pilu pun tak terduga menimpa Bjorn, para polisi menuduh dia sebagai kaki tangan seorang kriminal dan akhirnya ditembak mati secara tragis.
Bjorn yang tidak tahu alasannya mengapa dirinya harus mati pun terbangun dari kematiannya, tetapi ini bukanlah Akhirat.. Melainkan dunia Kayangan tempat berkumpulnya legenda-legenda mitologi dunia.
Walau sulit menerima kenyataan kalau dirinya telah mati dan berada di dunia yang berbeda, Bjorn mulai membiasakan hidup baru nya dirumah sederhana bersama orang-orang yang menerima nya dengan hangat. Mencoba melupakan masa lalunya sebagai seorang petarung.
Sampai saat desa yang ia tinggali, dibantai habis oleh tentara bezirah hitam misterius. Bjorn yang mengutuk tindakan tersebut menjadi menggila, dan memutuskan untuk berkelana memecahkan teka-teki dunia ini.
Perjalanan panjangnya pun dimulai ketika dia bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.
(REVISI BERLANJUT)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudha Lavera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Desa manusia buangan
"Aku? Aku Bjorn" jawabnya sambil memutar badan menghadap mereka.
Para warga tertawa menggeleng "kami tahu kau itu Bjorn, sudahlah. Desa kami sudah memiliki pahlawan" kemudian sorak penduduk desa mengitari dirinya, dan membuat mata Bjorn berbinar, selama hidupnya sorakan yang diberikan hanya untuk kemenangannya sendiri. Tapi sekarang sorakan mereka seolah, mereka senang memiliki dirinya, ini bukan lagi tentang pertarungan dalam arena. Arti dari kemenangan ini tidaklah dangkal.
Untuk pertama kalinya, Bjorn merasa bangga pada dirinya. Dia tahu dia tangkas dalam bertarung, tidak ada satupun manusia yang bisa mengalahkannya dalam beladiri, fisik, maupun insting bertarung.
Lalu seorang dari penduduk desa berkata "Kakek Pluto, monster itu bisa membuat desa kita makmur jika kita jual di serikat"
Jelas saja, singa jenis taring beruang adalah jenis monster yang langka dan sangat sulit untuk ditaklukan. Dan yang bisa menaklukan monster ini hanya beberapa pemimpin Ras dengan kapasitas bertarung hampir setara dengan keempat Naga.
Kakek Pluto memikirkan hal itu, dia takut untuk menjual monster ini, tetapi dia prihatin dengan finansial desa "Nak Bjorn, apa tidak masalah jika bangkai monster itu kami jual?"
"Tidak apa kek, aku juga tidak punya niatan untuk mengubur hewan itu" jawabnya.
"Baiklah, kami para warga desa akan mengangkatnya ke kereta kuda"
***
Saat tiba di dalam gedung serikat, kakek Pluto yang hanya datang seorang diri disapa oleh seorang pelayan resepsionis "Halo kek? Apa kamu ingin membeli benih jagung lagi di musim ini?"
"Kedatanganku kesini tidak hanya untuk benih jagung nak, aku menginginkan beberapa benih buah yang nikmat" balasnya.
"Oh? Pastikan kau membawa emas yang banyak kek" sambil tersenyum.
"Aku tidak membawa emas ataupun perak sama sekali, tapi aku membawa mayat Singa Beartooth"
Jawaban kakek itu membuat semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut "kalau aku boleh tahu, siapa yang melawan Singa itu, kek?"
"Hoho, Singa itu mati diladangku, tanpa aku tahu penyebabnya" Pluto berniat untuk menyembunyikan identitas Bjorn dari perserikatan agar dirinya tidak terlibat oleh para bangsawan licik.
"Baik kek, silahkan pilih benih dan peralatan yang ingin kau tukarkan, para pelayan lainnya akan menurunkan bangkai Singa itu"
....
Matahari menyingsing turun, Pluto kembali ke desa dengan gerobaknya yang penuh dengan barang berharga "Hoi, kakek! Kami menunggumu" ujar para penduduk desa yang menunggu kedatangan Pluto.
Bjorn merasakan kehangatan di desa ini, bahkan dirinya diperlakukan dengan baik sejak mereka belum mengenalnya.
Ketika duduk dimeja kayu lusuh mereka, sambil menunggu makan malam, Sveilla menyajikan beberapa hidangan spesial. Seperti daging sapi, ikan bakar dan ayam panggang.
"Hari ini kita tidak perlu memakan sup kentang. Setidaknya, makanlah dengan rasa syukur hidangan nikmat ini" ucap Sveilla.
"Aku mau daging sapinya, bu" pinta Neil.
"Hei, itu milik paman Bjorn" larang Sveilla sambil menepuk tangan Neil yang mencoba meraih daging tersebut.
Neil melipat bibirnya, dengan wajah murung, sambil mengelus-elus tangan yang Sveilla tepuk.
"Kamu boleh memakannya, kok. Makan yang banyak ya, supaya kamu cepat tumbuh besar dan kuat" ucap Bjorn sambil mengelus kepala Neil dengan senyum.
"Terimakasih, paman"
"Yasudah, sebentar lagi daging yang lainnya akan segera matang" sambung Sveilla sambil memutar daging di panggangan.
***
Sementara itu di dalam perserikatan..
"Aku dengar tadi siang ada seseorang yang menjual bangkai Singa beartooth" ucap Parley si kepala serikat di meja kerjanya.
"Benar, dan orang yang membawa monster itu berasal dari desa jelata"
Mereka semua sedang melakukan rapat mendadak karena datangnya monster tersebut, dan para pelayan serikat merasa ketakutan akan hal itu "Apakah ini pertanda kalau Ras iblis sudah bergerak?"
"Berhenti bicara seperti itu" potong Parley.
"Lalu ini ulah siapa? Saat di-otopsi kami melihat bekas luka di dagu nya, dan tidak ada luka lain selain luka itu. Ini terlihat jelas kalau monster ini mati dengan sekali serang. Aku berasumsi kalau monster ini menerima Palu dosa dari raja Iblis" (palu dosa adalah hantaman keras dari palu sang raja iblis)
Parley menjadi gelisah dan memanggil pelayan lain "Adry, tolong selidiki lagi kematian singa itu. Berhati-hatilah, jangan libatkan dirimu dalam bahaya" Parley dengan biji keringat di dahinya.
Tanpa mereka semua sadari, ada seseorang yang sedang menyelinap dan menguping pembicaraan mereka, dari sudut jendela luar, dan pergi setelah mendengar informasi tersebut.
Ternyata penyelinap itu ialah pelayan langsung dari raja iblis yang bernama Etos, "Yang mulia Asmadeus. Saya mendapatkan informasi dari manusia, bahwa anda diduga membunuh singa beartooth" laporan dari Etos dengan posisi menunduk merendahkan diri dihadapan raja-nya yang sedang duduk di singgasana.
Raja iblis Asmadeus itu mengangkat sebelah alis sambil memainkan jari-jarinya yang sedang menopang pipi "Huh? Aku bahkan hanya tertidur didalam istana ini seharian"
*(istana raja Asmadeus berada di puncak gunung, itu karena puncak gunung adalah tempat kesukaan para iblis)
"Saya hanya menyampaikan informasi yang saya terima" jawab Etos.
"Anak pintar, kalau begitu aku ingin kau segera menyelidiki desa jelata itu, dan bawa 100 pasukanmu. Pastikan kau tidak membakar sedikitpun desa itu"
"Baik yang mulia. Saya permisi"