Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 Pergi Ke Bar
Binar memilih bersiap-siap, malam ini dia ingin jalan-jalan keluar bersama sahabatnya Risa. Binar lebih baik makan malam di luar daripada harus makan bersama keluarga penjilat. Setelah dirasa rapi, Binar pun keluar dari kamarnya dan segera menuruni anak tangga membuat semua orang menoleh ke arah Binar.
"Mana kunci mobilku," ucap Binar dengan mengulurkan tangannya kepada pengawalnya.
"Mau ke mana kamu, Binar?" tanya Papa Dewa.
"Mau keluar sebentar," sahut Binar.
"Sudah malam, Papa tidak mengizinkan kamu untuk keluar rumah," ucap Papa Dewa dingin.
"Binar sudah dewasa Pa, jadi Binar bisa jaga diri Binar sendiri," kesal Binar.
Binar kembali mengulurkan tangannya. "Mana kuncinya?" pintar Binar.
"Nona mau ke mana? biar saya yang antar," tanya Pak Suga.
"Tidak, malam ini aku mau bawa mobil sendiri," sahut Binar.
"Tapi Nona----" ucap Pak Suga sembari melirik ke arah Dewa.
"Pak Suga bekerja denganku di sini bukan dengan Papaku, apa Pak Suga sudah bosan bekerja denganku? mau aku pecat," geram Binar.
"Tidak Nona, maafkan saya," sahut Pak Suga dengan menundukkan kepalanya.
"Cepat, mana kuncinya!" bentak Binar.
Suga kembali menoleh ke arah Dewa dan Dewa menganggukkan kepalanya. Suga pun dengan cepat memberikan kunci mobilnya kepada Binar, lalu Binar langsung melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan rumahnya.
"Bawa mobil satu lagi, kalian harus mengikuti Binar. Bagaimana pun kalian jangan membiarkan Binar keluar sendirian," ucap Papa Dewa.
"Baik, Tuan."
Suga dan satu anak buahnya mengikuti Binar secara diam-diam. Suga sudah puluhan tahun bekerja kepada Dewa bahkan Suga sudah menjaga Binar sejak Binar masih kecil. Dewa mempercayakan Binar kepadanya karena hanya Suga yang Dewa percaya.
"Yaelah, lama banget sih," kesal Risa saat Binar sampai di depan rumahnya.
"Sorry, biasa aku harus berdebat dulu sama Papa dan para pengawal sialan itu," sahut Binar.
Risa pun segera masuk ke dalam mobil Binar, mereka akan pergi ke sebuah bar terkenal di kota itu. Binar dan Risa memang suka berfoya-foya dan pergi ke dunia malam, karena hanya itu tempat pelampiasan Binar selama ini. Binar merupakan seorang Presedir di sebuah perusahaan besar salah satu milik Papanya.
"Kita pergi ke bar biasa," ucap Binar.
"Let's go, sudah satu minggu aku gak pergi ke sana soalnya kamu pergi jalan-jalan ke Amerika gak ajak-ajak," kesal Risa.
"Sorry deh, kemarin-kemarin aku ingin menyendiri dulu gak mau diganggu sama siapa pun," sahut Binar.
"Apa kabar sama Atta, perasaan kamu sudah lama tidak jalan sama Atta," ucap Risa.
"Entahlah, kita sama-sama sibuk. Aku sibuk dengan perusahaan dan dia sibuk dengan rumah sakitnya. Tapi, kalau komunikasi setiap hari juga lancar kok dan aku juga percaya kalau Atta tidak akan mengkhianatiku," sahut Binar.
"Yakin? dari dulu kamu itu terlalu bucin sama si Atta, sampai-sampai dia melakukan kesalahan pun kamu selalu memaafkannya. Kalau aku jadi kamu, sudah sejak dulu aku putuskan. Kamu itu cantik, kaya raya, semua cowok banyak yang ngantri sama kamu ngapain masih mempertahankan cowok yang tidak gentle seperti Atta," kesal Risa.
"Kamu juga kan tahu kalau aku itu tipe wanita yang tidak gampang jatuh cinta. Aku sudah dua tahun loh pacaran sama dia, mana mungkin aku putuskan dia begitu saja. Selama kesalahannya tidak fatal, apa salahnya aku maafkan," sahut Binar dengan senyumannya.
"Kamu memang keras kepala, lagipula secara logika kalian itu sudah sama-sama dewasa dan Atta sudah mempunyai masa depan yang cerah dan pekerjaan yang sangat mapan juga jadi nunggu apa lagi, kalau dia memang benar-benar mencintaimu sudah sejak dulu dia nikahin kamu, tapi buktinya sekarang apa," cerocos Risa.
"Sudah ah, jangan buat mood jelek. Aku lagi semangat ini," sahut Binar.
Risa mendelikan matanya ke arah Binar dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Binar. Binar tahu kalau Risa itu mengkhawatirkannya, namun dia juga tidak bisa membohongi hatinya kalau dia tidak bisa kehilangan Atta. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya kedua gadis cantik itu pun sampai di sebuah bar langganan mereka.
Keduanya langsung memesan minuman non alkohol karena mereka datang ke bar tidak pernah minum, minuman beralkohol. "Dance yuk, Bi!" ajak Risa.
"Ayo!"
Kedua gadis cantik itu berbaur dengan yang lainnya, mulai meliuk-liukan tubuh mereka. Binar tidak memperhatikan sekitarnya saking asyiknya joged dan suara musik yang memekakan telinga itu. Banyak pria hidung belang yang ingin menghampiri Binar, namun belum juga sampai di dekat Binar, para pengawal Binar menariknya untuk menjauh.
Cukup lama kedua gadis itu berjoged, hingga Binar pun menghentikan kegiatannya. "Sudah tengah malam Bi, kamu harus pulang nanti Papa kamu marah," ucap Risa.
"Biarkan saja, dia tidak akan peduli sama aku yang dia khawatirkan hanya dua anak pelakor itu," sahut Binar cuek.
"Tapi besok kita harus bekerja Nona muda, ayo kita pulang. Lagipula, besok hari pertama aku bekerja dan aku gak mau sampai terlambat dihari pertama aku bekerja," ucap Risa.
"Iya-iya, bawel," kesal Binar.
Binar dan Risa pun memutuskan untuk pulang. Suga masih mengikuti Binar dari belakang, sebenarnya Suga merasa kasihan kepada anak bosnya itu. Binar butuh perhatian namun papanya justru memanjakan kedua anak tirinya membuat Binar menjadi anak yang pembangkang dan memberontak.
"Ris, kamu itu kenapa sih malah melamar ke perusahaan orang lain, padahal aku sudah menawarkan kamu bekerja di perusahaanku," ucap Binar.
"Bukannya aku tidak mau Bi, tapi kalau aku bekerja di perusahaanmu pasti kamu akan memperlakukanku secara istimewa jadi aku takut akan mengakibatkan kecemburuan sosial nantinya. Lagipula, aku ingin mandiri aku gak mau tergantung sama kamu terus, sudah cukup selama ini kamu membantu aku dan keluarga aku," sahut Risa.
"Memangnya kamu bekerja di mana?" tanya Binar.
"PT. BINTANG ENTERTAINMEN," sahut Risa.
"Hah, perusahaan apa? kok aku baru dengar?" tanya Binar.
"Itu perusahaan management artis, ratusan artis dinaungi sama perusahaan itu dan aku diterima sebagai asisten bosnya," sahut Risa.
"Hah, kok kamu bekerja di perusahaan seperti itu?" ucap Binar bingung.
"Cari suasana baru Bi, kali-kali bekerja di dunia hiburan 'kan lumayan setiap hari bisa bertemu dengan para artis terkenal," sahut Risa dengan senyumannya.
Binar hanya bisa geleng-geleng kepala, hingga tidak lama kemudian Binar pun menghentikan mobilnya di depan rumah Risa. "Kamu mau mampir dulu, Bi?" tawar Risa.
"Sudah larut malam, lain kali saja," sahut Binar.
"Ya sudah, kamu hati-hati di jalan," ucap Risa.
"Oke, bye." Binar pun segera meninggalkan rumah Risa.