HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Meminta Tanggung Jawab
Serena memasuki ruang devisi keuangan, dia memang selalu berangkat pagi bahkan lebih pagi dari staff nya.
Dia nampak lebih segar daripada kemarin, namun tampak lebih banyak melamun juga.
Serena membuka kotak bekalnya, kotak yang ini berisi sarapan. Dia membawa sarapan yang berisi makanan ringan, sedangkan untuk makan siang biasanya dia makan di kantin kantor atau makan di restoran luar jika sedang ada pertemuan.
Sebuah roti yang di beri isian sosis, sayur, dan telur, beserta saus di dalamnya. Serena memakannya sembari mulai menyalakan komputernya.
Sarapan telah selesai, satu persatu staff mulai berdatangan. Satu persatu staff keuangan juga mulai datang, namun Yuan dan Maudy belum datang.
Rama staff perbendaharaan, dan Sifa staff AP/AR. Mereka adalah pasangan juga, sama seperti Yuan dan Maudy, namun Yuan dan Maudy sama-sama sebagai staff akuntansi.
Serena yang menjadi atasan hanya mampu melihat kemesraan mereka saja, lagi pula dia tidak punya banyak waktu untuk sekedar melakukan hal-hal yang tidak berguna baginya.
Jam masuk kantor sudah terlewat sekitar lima menit, namun Yuan dan Maudy belum datang juga.
Serena memperhatikan jam tangannya, begitu juga dengan Rama dan Sifa. Serentak mereka langsung menatap ke arah pintu ruangan yang terbuka, seperti hafal akan sesuatu yang hampir menjadi rutinitas.
"Satu, dua, tiga, em-"
"Dimana dua orang itu, ada surat izin?" tanya seorang pria berkumis dan bertampang galak yang baru saja masuk ke ruang devisi keuangan.
"Tidak pak, mungkin terlambat." ucap Serena.
"Sudah tiga kali dalam seminggu mereka terlambat, saya sudah menegur mereka. Apa yang kau lakukan bu Serena, jika kau tidak menegur bawahanmu dan membiarkan mereka terus seperti ini, perusahaan kita akan roboh besok pagi." pria itu menegur Serena sebagai manajer yang harus bertanggung jawab atas kinerja bawahannya.
"Maaf pak Haris, saya akan lebih tegas lagi kepada mereka." ucap Serena sembali menunduk hormat.
Pria yang di panggil "Pak Haris" tadi meninggalkan ruangan itu tanpa berkata apapun lagi.
Serena menatap dua karyawannya yang terlihat ketakutan. Memang pak Haris terkenal dengan sifatnya yang tidak pandang bulu dan kejam, namun dengan sifatnya yang itu pula dia bisa menjadi HRD di perusahaan ini.
Serena kembali duduk, di ikuti oleh Sifa dan Rama yang sudah bernafas lega.
"Kenapa pake acara telat sih mereka berdua itu! Untung Bu Serena bisa nenangin Pak Haris, kalo engga udah di amuk semua orang disini," ucap Sifa.
"Lebih baik tegur deh bu, sebelum pak Haris makin ngamuk," kali ini Rama yang berbicara kepada Serena.
"Iya, nanti akan saya tegur. Sekarang kerjakan pekerjaan kalian dulu, tunggu mereka datang dan saya akan menegurnya."
Serena bisa dibilang sangat serius kalau menyangkut pekerjaan, sikapnya juga kaku dan formal karena tingkat profesionalismenya sangat tinggi.
*******
Pintu ruangan devisi keuangan terbuka, tampak Yuan dan Maudy datang bersamaan. Mereka langsung mengambil tempat duduk mereka yang memang bersebelahan.
Posisinya adalah Serena yang berada di meja paling luas dan terpisah dari lainnya, sedangkan staffnya memiliki meja kerja kolaborasi dengan posisi Yuan bersebelahan dengan Maudy dan Rama bersebelahan dengan Sifa.
"Habis ngapain sampai telat?" tanya Sifa dengan senyum ramah, dia memang selalu tersenyum dan full energi.
"Tadi macet," jawab Maudy dengan cuek.
Berbeda dengan Sifa, Maudy terkesan sangat ketus namun terkadang juga sok imut, semua tergantung mood nya dan juga suka-suka dia.
"Nanti istirahat kalian tetap di ruangan ini, ada hal yang perlu saya sampaikan," ucap Serena dengan tegas, wanita itu tampak serius dengan kacamata yang sudah bertengger apik di hidungnya, tanpa menoleh sedikitpun dari komputer ia berucap seperti tadi.
"Aku dan Rama juga kah, bu?" tanya Sifa.
"Yang merasa telat saja."
Sifa tersenyum puas dengan jawaban Serena, berbeda dengan Maudy yang terlihat sedang sangat badmood.
Yuan memperhatikan Serena yang sedang fokus dengan komputernya, benar-benar seperti tidak terjadi apa-apa diantar mereka berdua.
Lelaki itu menatap wanita yang pernah menjalin sebuah malam yang indah bersamanya. "Cantik" satu kata yang mendeskripsikan Serena saat ini. Perempuan itu menggunakan kacamata dengan wajah yang sangat serius, ia tidak rabun namun hanya menggunakan kacamata anti radiasi saja.
Yuan menggelengkan kepalanya tatkala ia menyadari perbuatannya yang telah menyebut malam indah serta mengagumi kecantikan Serena. Ia tidak seharusnya melakukan itu, cintanya hanya untuk Maudy, pikirnya.
*****
Jam istirahat telah tiba, sesuai perkataan Serena tadi, Yuan dan Maudy tetap tinggal di ruangan sedangkan Rama dan Sifa telah pergi menuju kantin yang ada di kantor.
Yuan dan Maudy mendekat ke arah meja Serena, mereka berdiri dan menunggu Serena yang masih fokus mengetik di depan komputernya.
"Ekhem," Serena berhenti mengetik dan meminum segelas air yang ada di mejanya.
Wanita itu beralih menatap sepasang kekasih yang berada di depannya, dengan tatapan datar dan kacamata yang ia lepaskan.
"Silahkan berikan alasan kenapa kalian terlambat."
Yuan dan Maudy bertatapan, tampak sekali Maudy memonyongkan bibirnya karena sedikit sebal, sedangkan Yuan kebingungan.
Serena yang melihat kedua orang itu hanya saling bertatapan pun memperhatikan jamnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Saya sudah tidak punya banyak waktu, istirahat tinggal sepuluh menit. Jika kalian mau mengulur waktu maka kalian tidak akan istirahat makan siang."
Mendengar perkataan Serena, Yuan dan Maudy pun kembali menatap wanita itu.
"Maaf bu, saya tadinya dijemput oleh Maudy seperti biasanya. Tapi karena saya kesiangan bangunya jadi kami agak terlambat, di tambah macet juga," ucap Yuan.
Meskipun Yuan lebih tua setahun dari Serena, ia harus memanggil Serena dengan "Bu" jika berada di kantor, karena posisinya lebih tinggi daripada Yuan.
Serena cepat dipromosikan karena kinerjanya yang bagus, padahal mereka masuk di tahun yang sama, namun usaha yang membicarakan hasilnya.
"Tidak ada pembenaran dalam tindakan kalian, saya peringatkan ini terakhir kalinya kalian terlambat. Jika kalian terlambat, maka saya tidak akan menahan pak Haris untuk menegur kalian dengan surat keramatnya," tegas Serena.
"Silahkan istirahat," tambahnya.
Yuan dan Maudy meninggalkan ruangan Serena. Tampak Maudy ngedumel tidak jelas den menyumpahi Serena.
"Awas aja dia, sok keras banget mentang-mentang jabatan tinggi," gumamnya.
"Kamu duluan aja ke kantin, aku mau ke toilet," ucap Yuan kepada Maudy.
"Aku masih ngambek loh ya, kalo kamu kelamaan aku makin ngambek."
"Ngga usah tunggu aku, kayaknya perutku sakit soalnya belum sarapan kan tadi," ucap Yuan.
"Hmm yaudah deh," akhirnya Maudy meninggalkan kekasihnya.
Setelah memastikan Maudy pergi, Yuan kembali masuk ke ruang devisi keuangan.
Lelaki itu hampir menabrak Serena jika mereka tidak saling menghindar.
"Ehh sorry," ucap Yuan.
Serena hanya ketus saja, ia hendak melewati Yuan namun tangannya di tahan oleh lelaki itu.
"Maaf, tolong beri aku waktu."
"Aku tidak memintanya dan aku tidak butuh, kau yang selalu banyak omong tentang tanggung jawab dan minta diberi waktu padahal aku tidak pernah memberi tanggat waktu atau bahkan meminta tanggung jawab darimu," ucap Serena dengan tatapan tajamnya.
Yuan tidak pernah melihat Serena segalak ini di luar jam kerja.
Bersambung