Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedang Naga Bumi
"kalau Yuda tidak salah hitung sudah tujuh belas tahun eyang"ucap Yuda dan sang eyang manggut-manggut lalu berkata,"semua ilmu kesaktian sudah eyang wariskan kepada dirimu Yuda dan dirimu sekarang sudah menjadi pemuda sakti yang tidak sembarang orang bisa mengalahkanmu tapi satu yang harus kau ingat Yuda bahwa diatas langit masih ada langit jangan pernah engkau merasa sombong dan merasa sudah menjadi orang yang paling hebat diseluruh jagat raya karena diluar sana banyak sekali pendekar yang masih berada diatasmu. Satu lagi yang terpenting dimanapun engkau melangkah engkau harus menghormati tempat tersebut dan jaga sikap baik-baik. Apakah engkau mengerti edan?"tanya sang eyang karena dilihatnya Yuda hanya manggut-manggut saja seperti burung yang membuat sang eyang kesal.
"i...iya eyang Yuda mengerti apa yang eyang sampaikan"ucapnya tergagap yang membuat sang eyang menjadi tersenyum.
"Saat ini eyang akan menceritakan tentang dirimu bukankah hal ini yang senantiasa engkau tanyakan kepada eyang?"ucap eyang braja Sedeng.
Mendengar hal itu jantung Yuda berdetak kencang karena memang hal inilah yang selalu ditanyakannya tapi malah mendapat dampratan dari gurunya.
"Ketahuilah bahwa dirimu berasal dari desa Mulya Rimbun disebelah tenggara bukit tambun dan kedua orang tuamu..."ucap sang eyang yang tidak meneruskan perkataannya.
"kenapa dengan orang tuaku eyang"tanya Yuda.
"maafkan eyang Yuda kedua orang tuamu sudah meninggal karena dibunuh dan eyang telat memberikan pertolongan kepada mereka"ucap sang eyang.
Mendengar hal itu Yuda menjadi sangat marah dan tangannya menjadi keperakan sambil berkata,"siapa yang membunuh kedua orang tuaku eyang?"ucap Yuda dengan bibir tergetar.
"Mereka adalah gerombolan rampok karang lintang yang dipimpin oleh tiga orang saudara seperguruan yang bernama Warok Cakil sebagai pemimpin mereka, Warok Singkil dan Warok Kendil. Ayahmu dibunuh oleh warok singkil dalam pertarungan satu lawan satu dan terkena ajian kelabang biru yang mengandung racun ganas sedangkan ibumu diperkosa oleh warok kendil dan setelah itu kedua saudaranya ikut ambil andil dalam perkosaan tersebut. Ibumu dibakar dalam keadaan pingsan disamping jenazah ayahmu yang sudah lebih dahulu berpulang. Saat itu eyang sedang dalam perjalanan menuju ke gunung Bromo tempat ini dan mendengar tangisanmu. Terlambat sedikit saja palang balok yang dilamur api akan menimpa dirimu Yuda dan eyang melihat kedua orang tuamu sudah hangus terbakar api yang meratakan tempat tinggalmu. Maafkan eyang Yuda..."ucap eyang braja Sedeng sedih.
Tanpa terasa butiran air mata bening menetes dipipi Yuda tapi langsung dihapusnya.
"apakah eyang tahu siapa nama kedua orang tuaku?"tanya Yuda.
"ayahmu bernama Gatot Laksana sedangkan ibumu bernama Sekar dan eyang mengetahui tentang mereka setelah keesokan harinya eyang mendatangi tempat itu dan mendapat keterangan dari mereka"ucap eyang braja.
"eyang apakah kedua orang tuaku dikubur secara layak?"tanya Yuda lagi.
"iya anakku mereka dimakamkan di pekuburan desa karena ayahmu seorang kepala desa disana"ucap eyang braja.
Yuda menarik nafas dalam, ada rasa sesak yang menggerogoti relung hatinya tapi dia berusaha menguatkan hatinya.
"anakku Yuda hari ini adalah hari perpisahan untuk kita berdua. Kau harus menentukan langkah hidupmu sendiri sebagai seorang pendekar pembela kebenaran yang harus mengamalkan setiap kepandaian yang engkau punya untuk kebaikan sesama"ucap eyang braja.
"tapi eyang kalau Yuda pergi bagaimana dengan eyang?nanti siapa yang akan ambil air dan mengurus makan eyang?"tanya Yuda.
"anak edan sebelum engkau hadir disini eyang sudah terbiasa melakukan hal itu sendiri dan tidak usah kau pikirkan hal itu. Yuda perhatikan pedang di hadapanmu, pedang itu bernama pedang naga bumi dan digagangnya ada ukiran berbentuk kepala naga. Sekarang coba kau pegang pedang tersebut untuk mengetahui apakah dirimu berjodoh dengan pedang naga bumi yang senantiasa eyang bawa selama ini sehingga eyang dijuluki pendekar naga bumi"ucap eyang braja.
Yuda ragu untuk memegang pedang tersebut dan sang eyang yang melihat keraguan yang timbul dihati Yuda lalu berkata,"peganglah Yuda kita akan lihat apakah tanganmu akan terbakar saat memegangnya atau tidak?karena pedang ini hanya bisa disentuh oleh orang yang berjodoh dengannya"ucap eyang braja.
"tapi eyang kalau aku tidak berjodoh maka tanganku akan terbakar benar kan eyang?"tanya Yuda.
"iya benar Yuda dan tinggal eyang potong karena pedang ini mengandung racun jahat"ucap eyang braja dengan mimik yang serius.
Yuda benar-benar ragu untuk memegang pedang tersebut tapi pada akhirnya dia menguatkan hatinya untuk menuruti permintaan guru sekalian orang tua yang sudah merawatnya sejak dia bayi.
Perlahan tangan Yuda terulur untuk memegang gagang pedang yang berbentuk ukiran kepala naga dan saat tangan tersebut menyentuh gagang tersebut Yuda tersentak seperti ada aliran api yang menyengat ya tapi hanya sesaat berganti dengan kesejukan.
Yuda melihat pedang itu yang panjangnya hanya tiga jengkal saja lalu mulai membuka pedang tersebut dari warangkanya.
Yuda terkesima melihat cahaya kehijauan yang membungkus badan pedang dan sangat berkilau.
"Yuda sekarang kau alirkan tenaga dalammu ke badan pedang!"perintah sang eyang.
Saat Yuda menyalurkan tenaga dalamnya tiba-tiba pedang tersebut berubah menjadi api biru yang memaparkan hawa maha dahsyat.
"sekarang kau mainkan jurus demi jurus pedang sakti menghancurkan Angkara lalu arahkan ujung pedang tersebut ke pohon yang besar itu tahan nafasmu dan lepaskan!"perintah sang eyang.
Yuda mengikuti perintah sang eyang lalu dari ujung pedang membersit cahaya biru yang terang benderang menghantam batang pohon yang besarnya empat pelukan orang dewasa sehingga hancur bergemuruh menimbulkan ledakan yang dahsyat ditempat itu.
"sekarang sarungkan kembali pedang tersebut dan eyang akan menyatukan pedang tersebut dengan sukmamu seperti selama ini pedang tersebut menyatu dengan Sukma eyang"ucap eyang braja dan Yuda mengikuti perintah sang eyang.
"Pedang sakti naga bumi mulai hari ini engkau sudah mempunyai tuan yang baru dan akan menjagamu begitupun sebaliknya dirimu akan menjaganya dan menyatu didalam sukmanya"ucap eyang braja lalu mulutnya berkemak kemik dan menempelkan bagian gagang ke dada sang pemuda dan secara gaib pedang naga bumi menghilang lalu masuk kedalam Sukmanya.
Yuda hanya merasakan kehangatan dan kelembutan menyatu didalam tubuhnya dan dia merasa tubuhnya menjadi sangat enteng dan tenaga dalamnya berlipat lima kali dari sebelumnya sedangkan kelima panca inderanya bekerja lebih peka dari biasanya.
"saat engkau membutuhkan pedang naga bumi engkau tinggal katakan pedang naga bumi datanglah aku butuh bantuanmu dan saat engkau mengatakan itu maka pedang naga bumi akan ada ditanganmu, sekarang cobalah!!!"perintah sang eyang.
"pedang naga bumi datanglah aku butuh bantuanmu!"ucap Yuda tiba-tiba ditangannya sudah tergenggam pedang naga bumi berwarna hijau berkilauan.
"saat engkau ingin mengembalikannya kedalam tubuhmu engkau tinggal katakan pedang naga bumi kembalilah maka pedang naga bumi akan kembali ketubuhmu!"ucap sang eyang braja Sedeng.
Bersambung...