Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat, sudah satu minggu Shafia berada di pesantren ini.
Ia pun sudah mulai terbiasa dengan suasana dan aturan aturan yang ada di pesantren ini.
Shafia juga sudah mulai di sibukkan depan kegiatan kegiatan yang ada di pesantren.
Seperti hari ini, semua santri di haruskan untuk ikut Muroja'ah atau menghafal Alquran.
Shafia yang sejak kecil menempuh pendidikan umum, bukan pendidikan di bangku madrasah membuat nya sedikit tertinggal.
Untuk Muroja'ah hafalan para santri di beri kebebasan oleh pihak pesantren dan di berit tempat pilihan untuk santri santri nya asal masih di wilayah pesantren.
Beberapa tempat di pesantren menjadi tempat favorit bagi para santri untuk menghafal atau Muroja'ah Al Quran.
Shafia bersama teman teman nya memilih menghafal di gazebo, di pesantren itu terdapat taman yang lumayan luas dan di sediakan beberapa gazebo untuk para santri.
Berbeda dengan ketiga teman nya, jika yang lain sudah menghafal sampai juz kesekian bahkan ada juga yang hampir sampai juz 30. maka Shafia yang memang masih baru, Ia baru akan mulai menghafal jus pertama nya.
Mereka pun mulai fokus ber Muroja'ah bersama santri santri yang lain nya juga.
Menjelang sore, waktu istirahat bagi para santri sambil menunggu waktu sholat maghrib.
Shafia merasa mata nya sudah mengantuk ingin tidur sebentar, tapi saat hendak memejamkan mata nya ia ingat jika cucian nya sudah mengunung.
"Nin.. anterin aku ke laundry yuk"? ajak Shafia pada Nindi.
" Sekarang "?
"Besok! ya sekarang lah"
"Iya ya, ayo!
Setelah Shafia selesai merapikan pakaian yang ingin di laundry, mereka pun berjalan menuju tempat laundry.
Di pesantren ini, termasuk pesantren Modern. Dimana pesantren ini menyediakan jasa laundry bagi para santri nya, dan di sediakan juga mesin cuci untuk para santri yang ingin mencuci sendiri pakaian nya untuk menghemat biaya.
Sepulang dari laundry Shafia dan juga Nindi merebahkan tubuh nya di atas ranjang asrama nya sambil nunggu waktu sholat.
Tiara dan juga Via sudah tertidur, begitu pun dengan Nindi yang langsung ikut tidur.
Hanya Shafia lah yang entah kenapa tidak bisa tidur, padahal tadi sebelum ke laundry mata nya sudah begitu mengantuk.
Bayangan kedua orang tua nya terlintas di ingatan nya, mengingat masa masa mereka bertiga selalu bersama sama kemana mana. tak terasa bulir bening menetes membasahi pipi nya yang putih.
Ia berjalan ke luar kamar, Shafia merasa butuh menyendiri untuk saat ini.
Shafia berjalan menuju gazebo yang ada di paling ujung pesantren itu.
Ia menumpahkan kesedihan nya saat mengingat pertengkaran kedua orang tua nya saat itu.
Sunguh pertengkaran orang tua adalah kesedihan yang paling menyakitkan bagi seorang anak.
Mental dan hati nya benar-benar harus di pertaruhkan.
Namun Shafia beruntung, setidaknya saat itu Ia tak hancur seperti kebanyakan anak korban Broken home di luaran sana.
Sungguh tak ada yang menginginkan keadaan seperti itu, namun jika sudah takdir yang menetap kan maka tak yang bisa ia lakukan selain menerima dan menjalani nya.
Langit terlihat sudah mulai gelap, pertanda sebentar lagi akan masuk waktu magrib.
Meski begitu, entah kenapa Shafia engan untuk beranjak dari gazebo itu.
Ia berasa begitu tenang dan bisa menumpahkan segala kesedihan nya di tempat itu.
Tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras nya, saat Shafia hendak kembali ke asrama.
dengan terpaksa Shafia menunggu di gazebo sampai hujan reda.
Di taman itu terlihat begitu sepi, karena memang saat ini para santri sedah pada berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat magrib.
Dari kejauhan seoarang pria bersorban putih berjalan keluar dari aula, mungkin seorang staf yang di tugaskan untuk mengecek aula dan sekitarnya.
Karena aturan di dalam pesantren ini, setiap santri diwakilkan untuk mengikuti sholat berjamaah jika sudah waktu nya sholat.
Jika ketahuan bolos akan di kenalan hukuman dari staf yang di tugaskan untuk mendisiplinkan para santri.
Walaupun langit begitu gelam di tambah mendung dan hujan lebat, tak membuat penglihatan pria itu berkurang.
Ia menajamkan lagi penglihatan nya dan melihat seorang wanita tengah duduk sendirian di gazebo, dan seperti nya dia sedang bersedih.
"Astaghfirullah, siapa dia? apa yang dia lakukan, bukankah waktu sholat sebentar lagi"? Batin nya.
"Kenapa dia terlihat seperti sedang bersedih? apa dia santri baru dan merasa tak betah disini"? batin nya lagi bertanya tanya.
Khawatir melihat wanita itu hanya sendirian sedangkan waktu semakin gelap, Ia berinisiatif mendekat berjalan ke arah gazebo.
untuk memastikan apakah wanita itu benar-benar sedang bersedih atau hanya alasan untuk bolos sholat berjamaah saja.
Pria bersorban itu terus berjalan menuju ke gazebo ia tidak memperdulikan pakaian nya yang akan basah karena air hujan.
"Assalamu'alaikum" pria itu memberi salam setelah sampai di hadapan gadis itu.
Gadis itu terlihat terkejut atas kehadiran nya, meski ia sempat melihat seorang pria keluar dari gazebo, tapi ia tidak menyangka jika pria itu akan menghampiri nya.
"Wa- Wa'alaikumussalam" jawab Shafia terbata.
Shafia merasa terkejut saat mengetahui pria yang tengah berdiri di hadapan nya saat ini adalah gus Faizal, yang tak lain adalah anak dari pemilik pesantren ini yang sempat kepergok ia tatap waktu itu.
Gus Faizal pun sama kaget nya saat menyadari teryata gadis yang ada dihadapan nya adalah gadis yang ia lihat di aula waktu itu.
Gadis yang menarik perhatian nya, dan membuat nya tak tahan untuk tidak melirik dan mengagumi nya.
Bagaimana tidak, Shafia memang memiliki yang cantik alami dan bibir tipis merah alami.
"Kamu ngapain sendirian di sini? kenapa belum ke masjid"?
Tanya Gus Faizal, sambil menatap ke arah lain nya Karena ia harus menjaga pandangan nya.
" Eemm... itu...." Shafia merasa gugup.
"Nama mu siapa"?
Tanya nya yang merasa semakin penasaran dan tidak tahan menahan rasa ingin tau nya tentang gadis yang ada di hadapan nya saat ini.
Shafia menatap Gus Faizal sebentar lalu menundukan kembali pandangan nya.
" Na-nama saya Shafia Gus"
Gus Faizal terlihat mengangguk.
"Tidak baik seorang gadis berada di sini sendirian apa lagi ini masuk waktu magrib" ucap nya.
Shafia hanya menggangguk, ia tak mungkin menceritakan alasan nya kenapa ia masih di sini di saat waktu nya sholat.
"Apa pun masalah yang sedang kamu hadapi tetap lah bersabar, semua itu adalah ujian.
Tetaplah mendekat kan diri pada sang Pencipta jangan malah menjauhi nya.
Ucap nya Seakan tau isi hati Shafia saat ini.
Shafia terpaku mendengar nasehat Gus Faizal.
\**Terkadang, ujian hidup hanyalah tantangan untuk melihat sejauh mana kita mampu bertahan*\*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih